• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Disusun Oleh: HARRY CHRYSTIAN PURBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Disusun Oleh: HARRY CHRYSTIAN PURBA"

Copied!
234
0
0

Teks penuh

(1)

KONSUMEN DAN PROMOSI TERHADAP PENGGUNAAN CRYPTOCURRENCY SEBAGAI INSTRUMEN INVESTASI

(Studi Pada Konsumen PT Indodax Nasional Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

HARRY CHRYSTIAN PURBA 170907067

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)
(5)

i

PENGGUNAAN, PENGETAHUAN KONSUMEN DAN PROMOSI TERHADAP PENGGUNAAN CRYPTOCURRENCY SEBAGAI INSTRUMEN INVESTASI (Studi Pada Konsumen PT Indodax Nasional

Indonesia)

Nama : Harry Chrystian Purba

NIM : 170907067

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Perkembangan teknologi menyebabkan banyak inovasi yang tercipta seperti cryptocurrency pada awalnya dibuat untuk menggantikan uang konvensional pada akhirnya banyak negara yang sekarang lebih memilih menjadikannya sebagai aset digital termasuk Indonesia menjadikanya sebagai instrumen investasi

Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia. Pengaruh antara variabel independen dan dependen di penelitian ini diuji secara parsial dan secara simultan. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan eksplanatory research.

Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik purposive sampling dengan 115 responden sebagai sampel. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner melalui google form sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan uji hipotesis

Hasil penelitian menunjukkan variabel persepsi manfaat (X1), persepsi kemudahan penggunaan (X2), pengetahuan konsumen (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi.

Sementara itu variabel promosi (X4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi namun, variabel persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi simultan memengaruhi penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi (Y). Uji koefisien determinasi dengan nilai R sebesar 0,757. Melalui nilai adjusted R square juga diketahui bahwa variabel persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi berkontribusi sebesar 55,7%, terhadap variabel penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi sedangkan sisanya sebesar 44,3%, dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Kata kunci: Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Pengetahuan Konsumen, Promosi, Investasi, Cryptocurrency dan Indodax

(6)

ii

ABSTRACT

INFLUENCE OF PERCEPTION OF BENEFITS, PERCEPTION EASE OF USE, CONSUMER KNOWLEDGE AND PROMOTION ON THE USE OF

CRYPTOCURRENCY AS INVESTMENT INSTRUMENT (Study on Consumers of PT Indodax Nasional Indonesia)

Name : Harry Chrystian Purba

Student Registration Number : 170907067

Program : Business Admisnistration

Faculty : Social Science and Political Science Advisor : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si

Technological developments have caused many innovations to be created, such as cryptocurrency, which was originally created to replace conventional money, in the end many countries now prefer to make it a digital asset including Indonesia as an investment instrument

This study aims to analyze how the effect of perceived benefits, perceived ease of use, consumer knowledge and promotion of the use of cryptocurrency as an investment instrument on consumers of PT Indodax Nasional Indonesia. The influence between the independent and dependent variables in this study was tested partially and simultaneously.

The form of research used in this research is quantitative research with an eksplanatory research. Sampling was done through purposive sampling technique with 115 respondents as samples. Primary data was obtained by distributing questionnaires through google form while secondary data was obtained through literature study. The data analysis method used is validity test, reliability test, classical assumption test, multiple linear regression analysis, and hypothesis testing.

The results showed that the variables of perceived benefits (X1), perceived ease of use (X2), consumer knowledge (X3) had a significant effect on the use of cryptocurrency as an investment instrument. Meanwhile, the promotion variable (X4) does not significantly influence the use of cryptocurrency as an investment instrument, however, the variables of perceived benefits, perceived ease of use, consumer knowledge and simultaneous promotion affect the use of cryptocurrency as an investment instrument (Y). Test the coefficient of determination with an R value of 0.757. Through the adjusted R square value, it is also known that the perceived benefits variable, perceived ease of use, product knowledge and promotion contributes 55.7% to the variable using cryptocurrency as an investment instrument, while the remaining 44.3% is influenced by other variables not discussed in this study.

Keywords: Perceived Benefits, Perceived Ease of Use, Consumer Knowledge, Promotion, Investment, Cryptocurrency and Indodax

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Pengetahuan Konsumen (Studi Pada Konsumen PT Indodax Nasional Indonesia)”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus rasa hormat dan terima kasih yang dalam penulis ucapkan kepada keluarga penulis, yaitu Mamak saya tercinta Amna Helida Sinaga, dan tentunya mengingat jasa almarhum Bapak saya Bintoro Purba beserta adik penulis Baginda dan Marshal, terima kasih atas segala kasih sayang, doa, restu, didikan, arahan dan semangat. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, yaitu:

1. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, tenaga, kritik dan sarannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(8)

iv

4. Ibu Ainun Mardhiyah, S.AB, M.AB selaku dosen penguji yang telah banyak membantu penulis dengan memberikan kritik dan saran sehingga dapat menyempurnakan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar/pegawai Prodi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang selama ini telah memberikan ilmu yang berharga sehingga penulis bisa sampai pada tahap ini.

6. Sahabat dalam beragam petualangan hidup. Panges, Raymond, Benny, Dony, Aiman, Audri beserta anggota grup kawan Ngopi Sejiwa lainnya.

7. Kak Wulan Nabila Ardin S.AB yang berkenan membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan satu jurusan S1 Ilmu Administrasi Bisnis stambuk 2017 dan teman seperbimbingan skripsi yang telah saling membantu.

9. “Last but not least, I wanna thank me for believing in me, I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me, for never quitting”

Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat dan memberikan wawasan tambahan bagi semua pihak yang membaca atau menjadikan skripsi ini sebagai bahan referensi di penelitian selanjutnya.

Medan, 20 Juli 2021 Penulis

Harry Chrystian Purba 170907067

(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI ... 9

2.1 Persepsi Manfaat ... 9

2.1.1 Definisi Persepsi Manfaat ... 9

2.1.2 Dimensi Persepsi Manfaat ... 10

2.1.3 Indikator Persepsi Manfaat ... 11

2.2 Persepsi Kemudahan Penggunaan ... 11

2.2.1 Definisi Persepsi Kemudahan Penggunaan ... 11

2.2.2 Dimensi Persepsi Kemudahan Penggunaan ... 12

2.2.3 Indikator Persepsi Kemudahan Penggunaan ... 13

2.3 Pengetahuan Konsumen ... 13

2.3.1 Definisi Pengetahuan Konsumen ... 13

2.3.2 Kategori Pengetahuan Konsumen ... 13

2.3.3 Indikator Pengetahuan Konsumen ... 14

2.4 Promosi ... 18

2.4.1 Pengertian Promosi ... 18

2.4.2 Tujuan Promosi ... 19

2.4.3 Indikator Promosi ... 20

2.4.4 Lingkungan Promosi ... 27

2.5 Cryptocurrency ... 28

2.5.1 Pengertian Cryptocurrency ... 28

2.5.2 Teknologi Cryptocurrency ... 30

2.5.3 Keuntungan Investasi di Cryptocurrency ... 30

2.5.4 Risiko Investasi di Cryptocurrency ... 34

2.6 Instrumen Investasi ... 37

2.6.1 Pengertian Instrumen Investasi ... 37

2.6.2 Keputusan Investasi ... 38

2.6.3 Indikator Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi ... 40

2.7 Penelitian Terdahulu ... 42

2.8 Kerangka Berpikir ... 45

(10)

vi

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Bentuk Penelitian ... 47

3.2 Lokasi Penelitian ... 47

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 50

3.5 Hipotesis Penelitian ... 51

3.6 Definisi Konsep ... 52

3.7 Definisi Operasional ... 54

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.9 Skala Pengukuran Variabel ... 56

3.10 Teknik Analisis Data ... 57

3.10.1 Uji Instrumen ... 57

3.10.1.1 Uji Validitas ... 58

3.10.1.2 Uji Reliabilitas ... 59

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 59

3.10.2.1 Uji Normalitas ... 59

3.10.2.2 Uji Multikolinearitas ... 60

3.10.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 61

3.11 Analisis Regresi Linear Berganda ... 61

3.12 Uji Hipotesis ... 61

3.12.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 61

3.12.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 62

3.12.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 65

4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 65

4.1.1 Profil Singkat Indodax ... 65

4.2 Penyajian Data ... 66

4.2.1 Deskripsi Identitas Responden ... 66

4.2.2 Variabel Persepsi Manfaat (X1) ... 70

4.2.3 Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan (X2) ... 76

4.2.4 Variabel Pengetahuan Konsumen (X3)... 80

4.2.5 Variabel Promosi (X4) ... 85

4.2.6 Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi (Y) ... 93

4.3 Metode Analisis Data ... 101

4.3.1Uji Instrumen ... 101

4.3.1.1Uji Validitas ... 101

4.3.1.2Uji Reliabilitas ... 108

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 111

4.4.1 Uji Normalitas ... 111

4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 114

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 116

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 117

4.6 Pengujian Hipotesis ... 120

4.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 120

4.6.2 Uji Simultan (Uji F) ... 122

4.6.3 Koefisien Determinasi (Uji R2) ... 124

(11)

vii

4.7 Pembahasan ... 125

4.7.1 Pengaruh Persepsi Manfaat Terhadap Pemggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi ... 125

4.7.2 Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi .... 128

4.7.3 Pengaruh Pengetahuan Konsumen Terhadap Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi ... 131

4.7.4 Pengaruh Promosi Terhadap Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi ... 133

4.7.5 Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Pemggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi ... 137

BAB V PENUTUP ... 139

5.1Simpulan ... 139

5.2Saran ... 140 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Kota Tempat Tinggal ... 66

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 67

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 68

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 68

Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan ... 69

Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Indodax membuat transaksi investasi cryptocurrency saya lebih mudah ... 70

Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Mengisi deposit dana di Indodax mudah dilakukan ... 71

Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Menggunakan layanan Indodax mempercepat transaksi pembelian cryptocurrency yang saya lakukan ... 72

Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Kecepatan transaksi di Indodax sudah stabil ... 72

Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Saya merasa setelah menggunakan layanan Indodax keuntungan saya meningkat ketika menyelesaikan transaksi pembelian cryptocurrency ... 73

Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Saya merasa pengisian deposit di Indodax melalui Alfamart lebih menguntungkan karena mendapat beragam kemudahan dan keuntungan jika menjadi member Alfamart ... 74

Tabel 4.13 Jawaban Responden Tentang Saya merasa menggunakan layanan Indodax meningkatkan efisiensi dalam berinvestasi di instrument cryptocurrency ... 75

Tabel 4.14 Jawaban Responden Tentang Perawatan layanan Indodax membuat kegiatan berinvestasi cryptocurrency semakin efisien ... 75

Tabel 4.15 Jawaban Responden Tentang Mempelajari penggunaan layanan Indodax sangat mudah bagi saya... 76

Tabel 4.16 Jawaban Responden Tentang Saya merasa sangat dibantu untuk memakai layanan berinvestasi cryptocurrency di Indodax ... 77

Tabel 4.17 Jawaban Responden Tentang Saya merasa aplikasi/software Indodax mudah untuk didapatkan ... 77

Tabel 4.18 Jawaban Responden Tentang Layanan Indodax untuk berinvestasi cryptocurrency dapat dipakai pada platform teknologi di smartphone maupun personal computer ... 78

Tabel 4.19 Jawaban Responden Tentang Saya merasa dalam pengoperasian navigator layanan Indodax mudah untuk dilakukan ... 79

(13)

ix

Tabel 4.20 Jawaban Responden Tentang Tutorial pemakaiaan aplikasi Indodax memudahkan saya untuk melakukan transaksi investasi di cryptocurrency ... 79 Tabel 4.21 Jawaban Responden Tentang Sebelum berinvestasi

cryptocurrency saya harus mengenal cryptocurrency, jenis- jenis cryptocurrency dan resiko berinvestasi ... 81 Tabel 4.22 Jawaban Responden Tentang Cryptocurrency yang dijual di

Indodax sangat mendukung proses investasi saya ... 81 Tabel 4.23 Jawaban Responden Tentang Tutorial pembelian

cryptocurrency di Indodax membantu saya untuk mengetahui cara membeli cryptocurrency di Indodax ... 82 Tabel 4.24 Jawaban Responden Tentang Indodax selalu up to date

memberikan saran untuk waktu yang tepat untuk membeli cryptocurrency ... 83 Tabel 4.25 Jawaban Responden Tentang Saya merasa sudah mahir

menggunakan layanan Indodax ... 83 Tabel 4.26 Jawaban Responden Tentang Kesalahan teknis dalam

bertransaksi di Indodax jarang saya alami ... 84 Tabel 4.27 Jawaban Responden Tentang Saya merasa ketika melihat iklan

Indodax membuat saya jadi lebih tertarik lagi untuk berinvestasi di cryptocurrency ... 85 Tabel 4.28 Jawaban Responden Tentang Indodax memberikan informasi

secara berkelanjutan ... 86 Tabel 4.29 Jawaban Responden Tentang Admin Indodax secara aktif

memberikan edukasi dan informasi terkait cryptocurrency melalui sosial media ... 86 Tabel 4.30 Jawaban Responden Tentang Email dari Indodax tentang

kegiatan berinvestasi cryptocurrency menjadi pemicu untuk mengikuti kegiatannya ... 87 Tabel 4.31 Jawaban Responden Tentang Tawaran cashback dari Indodax

ketika melakukan investasi cryptocurrency sangat menguntungkan saya ... 88 Tabel 4.32 Jawaban Responden Tentang Kontes investasi cryptocurrency

di Indodax yang sudah dilaksanakan sesuai dengan harapan saya ... 88 Tabel 4.33 Jawaban Responden Tentang Saya merasa seminar

berinvestasi cryptocurrency gratis dari Indodax tentang berinvestasi cryptocurrency membantu saya untuk lebih paham tentang cryptocurrency ... 89 Tabel 4.34 Jawaban Responden Tentang Saya sering melihat iklan

Indodax di berbagai platform sosial media ... 90 Tabel 4.35 Jawaban Responden Tentang Saya berinvestasi

cryptocurrency dengan memakasimalkan informasi yang diberikan Indodax... 91 Tabel 4.36 Jawaban Responden Tentang Saya menjadi tertarik

berinvestasi karena adanya pemberitahuan berkelanjutan tentang berinvestasi cryptocurrency dari Indodax ... 91

(14)

x

Tabel 4.37 Jawaban Responden Tentang Saya berinvestasi cryptocurrency untuk mendapatkan keuntungan selisih harga

(capital gain)... 93

Tabel 4.38 Jawaban Responden Tentang Saya berinvestasi cryptocurrency untuk diversifikasi asset ... 93

Tabel 4.39 Jawaban Responden Tentang Saya berinvestasi cryptocurrency karena sudah memahami resiko berinvestasi ... 94

Tabel 4.40 Jawaban Responden Tentang Saya akan berinvestasi cryptocurrency karena sudah memahami beban transaksi berinvestasi di Indodax ... 94

Tabel 4.41 Jawaban Responden Tentang Saya lebih memilih berinvestasi cryptocurrency untuk jangka waktu diatas 5 tahun... 95

Tabel 4.42 Jawaban Responden Tentang Berinvestasi cryptocurrency saya lakukan dengan menganalisa pergerakan index pasar cryptocurrency ... 96

Tabel 4.43 Jawaban Responden Tentang Saya berinvestasi cryptocurrency dengan memakai pengetahuan dari event (seminar dan pelatihan) Indodax ... 97

Tabel 4.44 Jawaban Responden Tentang Saya membeli cryptocurrency sesuai dengan analisa saya sendiri tanpa harus melihat analisa dari orang lain ... 97

Tabel 4.45 Jawaban Responden Tentang Saya mengevaluasi cryptocurrency yang saya beli berdasarkan informasi dari Indodax ... 98

Tabel 4.46 Jawaban Responden Tentang Saya merasa mengevaluasi cryptocurrency yang saya beli berdasarkan pengetahuan mendalam mengenai cryptocurrency tersebut yang saya lakukan tanpa intervensi siapapun itu sangat penting ... 99

Tabel 4.47 Uji Validitas Persepsi Manfaat (X1) ... 101

Tabel 4.48 Uji Validitas Persepsi Kemudahan Penggunaan (X2) ... 102

Tabel 4.49 Uji Validitas Pengetahuan Konsumen (X3) ... 103

Tabel 4.50 Uji Validitas Promosi (X4) ... 104

Tabel 4.51 Uji Validitas Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi (Y) ... 106

Tabel 4.52 Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Manfaat (X1) ... 108

Tabel 4.53 Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan (X2) ... 109

Tabel 4.54 Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan Konsumen (X3) ... 110

Tabel 4.55 Uji Reliabilitas Variabel Promosi (X4) ... 110

Tabel 4.56 Uji Reliabilitas Variabel Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi (Y) ... 111

Tabel 4.57 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 112

Tabel 4.58 Hasil Uji Multikolinearitas ... 115

Tabel 4.59 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 118

Tabel 4.60 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 120

Tabel 4.61 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 123

Tabel 4.62 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ... 124

(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Data Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar Cryptocurrency ... 2

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 46

Gambar 4.1 Logo Indodax ... 65

Gambar 4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 113

Gambar 4.3 Grafik P-Plot ... 114

Gambar 4.4 Uji Heteroskedastitas... 114

Gambar 4.5 Perawatan layanan Indodax ... 126

Gambar 4.6 Aplikasi Layanan Indodax ... 129

Gambar 4.7 Tutorial Pemakaiaan Layanan Indodax ... 131

Gambar 4.8 Webinar Indodax ... 134

Gambar 4.9 Kontes Indodax ... 135

(16)

1 1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia investasi di masyarakat pada belakangan ini mengalami peningkatan pesat dalam pertumbuhan jumlah investor. Semakin beragam pula kegiatan investasi yang dilakukan oleh setiap masyarakat. Hal ini menjadi peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan keuntungan secara finansial.

Cryptocurrency juga menjadi salah satu instrumen investasi yang mulai digemari oleh masyarakat. Pada awalnya cryptocurrency ditemukan oleh oleh seseorang atau sekelompok orang yang menggunakan nama alias Satoshi Nakamoto dengan nama cryptocurrency yaitu bitcoin. Bitcoin tergolong juga mata uang kripto (cryptocurrency) yaitu jenis mata uang yang beredar tanpa diatur oleh bank sentral tertentu, tidak dibekingi emas, dan tidak pula dinaungi oleh negara tertentu peredaran dan penggunaannya melalui media dan jaringan internet.

Proses pembuatan cryptocurrency ini menjadi sangat menarik karena mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini menjadi perhatian masyarakat luas untuk membeli cryptocurrency, seiring berjalannya waktu semakin banyak jenis cryptocurrency yang diciptakan. Dengan dasar pembuatan yang sama berbasis blockchain dengan memanfaatkan perkembagan teknologi. Perkembangan dari cryptocurrency di dunia sudah sangat pesat. Dengan berangkat dari tujuan awal pembuatan cryptocurrency sebagai pengganti mata uang konvensional. Dengan keterbukaan pencatatan transaksi keuangan secara digital dengan memakai sistem teknologi blockchain.

(17)

Cryptocurrency tidak memiliki bentuk fisik tapi hanya terdapat didalam suatu akun elektronik berupa dompet elektronik (e-wallet). Cryptocurrency tidak tergantung pada nilai tukar mata uang dunia nyata, nilai tukarnya bergantung pada penawaran dan permintaan di pasar.

Gambar 1.1

Data Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar Cryptocurrency

Sumber: Tradingview.com (2021)

Dari data berdasarkan Gambar1.1 menunjukkan pertumbuhan pasar cryptocurrency di dunia yang sangat pesat dari tahun 2017 yang hanya berkapitalisasi sebesar 69 milyar dollar Amerika Serikat dan tumbuh hingga mencapai 1,75 triliun dollar Amerika Serikat pada tahun 2021 di bulan April.

(18)

Dengan perkembangan yang signifikan ini menyebabkan banyak masyarakat yang menjadikan cryptocurrency sebagai instrumen investasi.

Negara yang melegalkan cryptocurrency oleh Negara Jepang pada tahun 2016 Jepang telah mengesahkan Undang-undang tentang Mata uang Virtual oleh Badan Layanan Keuangan Jepang yakni Japan Payment Services Act. Sejak dikenal dan berkembang di Indonesia pada tahun 2013, Bank Indonesia selaku pengendali sistem moneter di Indonesia mengeluarkan himbauan pada tanggal 6 November 2014, Bank Indonesia memberikan himbauan resmi yang menyatakan bahwa cryptocurrency tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran di Indonesia. Bank Indonesia memberikan himbauan melalui siaran pers nomor 20/4/DKom pada tanggal 13 Januari 2018. Peringatan dan himbauan tersebut telah menutup kemungkinan cryptocurrency dapat dianggap sebagai mata uang di Indonesia

Hal ini tidak mempengaruhi para penggunanya untuk meninggalkan cryptocurrency. Hingga pada tanggal 14 April 2021 merupakan puncak dari kenaikan harga Bitcoin yang mencapai 934 juta rupiah per bitcoin. Pandemi Covid- 19 membuat beberapa sektor perusahaan macet cukup lama. Banyak karyawan yang di PHK dan perusahaan terpaksa tutup tikar. Selain protokol kesehatan, ada kebiasaan masyarakat yang turut berubah yakni, malah membuat masyarakat beramai-ramai mencoba investasi aset kripto atau cryptocurrency. Pada tahun 2020 tercatat oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia bahwa ada 4 juta orang investor cryptocurrency, sampai dengan Mei 2021 jumlah investor cryptocurrency sudah tumbuh lebih dari 50% menjadi 6,5 juta orang investor di Indonesia dengan jumlah transaksi sebesar Rp 65 triliun di tahun 2020 pada bulan Mei tahun 2021 sudah tumbuh 5 kali lipat menjadi Rp 370 triliun. Sementara Cryptocurrency

(19)

sebagai digital aset dalam fungsinya sebagai komoditas juga berkaitan dengan keputusan-keputusan BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) mengingat cryptocurrency telah ditetapkan sebagai salah satu objek yang dapat diperdagangkan dalam bursa berjangka berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2018 tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Aset Kripto atau Crypto Asset.

Diterangkan juga di Peraturan No. 5 tahun 2019 tentang ketentuan teknis penyelenggaraan pasar fisik aset kripto (crypto asset) di bursa berjangka yang diterbitkan. Dalam aturan ini dinyatakan aset kripto (crypto asset) yang selanjutnya disebut aset kripto adalah komoditi tidak berwujud yang berbentuk digital aset, menggunakan kriptografi, jaringan peer-to-peer, dan buku besar yang terdistribusi, untuk mengatur penciptaan unit baru, memverifikasi transaksi, dan mengamankan transaksi tanpa campur tangan pihak lain. Sementara pedagang fisik aset kripto adalah pihak yang telah memperoleh persetujuan dari kepala BAPPEBTI untuk melakukan transaksi aset kripto baik atas nama diri sendiri, dan/atau memfasilitasi transaksi pelanggan aset kripto. Pelanggan aset kripto adalah pihak yang menggunakan jasa pedagang aset kripto untuk membeli atau menjual aset kripto yang diperdagangkan di pasar fisik aset kripto.

Dengan memperlakukan cryptocurrency sebagai digital aset maka diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu instrumen investasi. Ditengah- tengah belum disetujuinya cryptocurrency sebagai alat pembayaran oleh pemerintah di Indonesia. Dalam menggunakan cryptocurrency sebagai instrumen investasi perlu juga melihat hal yang ditawarkan oleh perusahaan penyedia jual beli aset digital cryptocurrency seperti manfaat, kemudahan penggunaan, pengetahuan

(20)

konsumen dan promosi. Ditengah-tengah banyak perusahaan sejenis yang belum memperoleh legalitas di Indonesia dan Indodax menjadi perusahaan jual beli aset cryptocurrency yang bekerja secara legal dengan terdaftar di BAPEBTI. Sehingga menimbulkan ketertarikan saya untuk meneliti kosumen PT Indodax Nasional Indonesia, maka dipilih Konsumen PT Indodax Nasional Indonesia sebagai objek penelitian.

Melalui penelitian ini, peneliti ingin mempelajari pengaruh dari persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi, namun sekaligus melakukan evaluasi terhadap hal yang didapatkan oleh konsumen PT Indodax Nasional Indonesia dengan melihat pengaruh dari persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi yang didapatkan oleh konsumen sebagai pelayanan yang diberikan PT Indodax Nasional Indonesia. Diharapkan PT Indodax Nasional Indonesia sebagai perusahaan exchange cryptocurrency yang berasal dari Indonesia dapat terus berkembang.

Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian terhadap konsumen PT Indodax Nasional Indonesia yang bertempat tinggal di 10 kota di Indonesia yaitu Medan, Pekanbaru, Jakarta, Semarang, Pontianak, Samarinda, Manado, Makassar, Denpasar dan Sorong. Dengan mempertimbangkan bahwa kota-kota tersebut menjadi representasi dari pulau-pulau terbesar di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Bali. Judul penelitian ini adalah Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Pengetahuan Konsumen Dan Promosi Terhadap Penggunaan Cryptocurrency Sebagai Instrumen Investasi (Studi Pada Konsumen PT Indodax Nasional Indonesia)

(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh persepsi manfaat terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia ? 2. Bagaimana pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap penggunaan

cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia ?

3. Bagaimana pengaruh pengetahuan konsumen terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia ?

4. Bagaimana pengaruh promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia ?

5. Bagaimana pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh persepsi manfaat terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia

2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia

(22)

3. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh pengetahuan konsumen terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia

4. Untuk menganalisi bagaimana pengaruh promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia

5. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pengetahuan konsumen dan promosi terhadap penggunaan cryptocurrency sebagai instrumen investasi pada konsumen PT Indodax Nasional Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian dilakukan guna memperoleh manfaat yang berguna bagi seluruh pihak-pihak yang bersangkutan. Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, menerapkan, meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori yang didapat selama proses perkuliahan.

Penulis juga ingin menambah pengetahuan tentang pengaruh manfaat kemudahan, pengetahuan konsumen dan promosi ke konsumen

2. Bagi PT Indodax Nasional Indonesia

Penelitian ini dapat memberikan pengidentifikasian pengaruh yang sangat berpotensi untuk memuaskan konsumen dari PT Indodax Nasional Indonesia.

(23)

Sehingga dapat dijadikan salah satu masukan untuk perencanaan operasional bisnis terkhusus di bidang pelayanan konsumen.

3. Bagi Program Studi Administrasi Bisnis

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi program studi dan memberikan informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/mahasiswi dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah tentang cryptocurrency dan mengembangkan di masa yang akan datang atau ingin menjadikan penelitian lebih lanjut.

(24)

9 2.1 Persepsi Manfaat

2.1.1 Definisi Persepsi Manfaat

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008), persepsi didefinisikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Individu bertindak berdasarkan pada persepsinya tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut akurat atau tidak akurat dalam menggambarkan kenyataan.

Menurut Davis dalam (Ahmad dan Pambudi, 2014:4) persepsi kebermanfaatan merupakan suatu pemikiran mengenai penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memberikan keuntungan bagi penggunanya. Dengan demikian, jika seseorang merasa bahwa dengan menggunakan teknologi informasi dapat mendatangkan manfaat baik itu dapat berupa peningkatan kinerja atau keuntungan bagi dirinya, maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa bahwa dengan menggunakan teknologi informasi kurang bermanfaat maka dia tidak akan menggunakannya.

Menurut Jogiyanto (Ahmad dan Pambudi, 2014:4) yang dimaksud manfaat yang dirasakan atau Perceived Usefulness adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.

Selanjutnya Menurut Perkins dan Annan (2013:11) mendefinisikan persepsi manfaat adalah mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan.

(25)

Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa persepsi manfaat (Perceived Usefulness) adalah suatu tingkatan dimana seseorang mempercayai bahwa penggunaan sebuah sistem akan mampu meningkatkan kinerja, menambah tingkat produktivitas dan efektivitas.

2.1.2 Dimensi Persepsi Manfaat

Menurut Jogiyanto (Wibowo, Rosmauli, dan Suhud, 2015:444) menyatakan bahwa terdapat empat item dimensi dari persepsi manfaat:

1. Produktivitas (Productivity)

Suatu kondisi dimana dalam penggunaan sistem baru akan memberikan peningkatan pada poduktivitas suatu usaha di bandingkn dengan sebelum penggunaan sesuatu yang baru.

2. Kinerja Pekerjaan atau efektivitas (Job performance or effectiveness) Suatu keadaan dimana pelaku usaha akan mengalami peningkatan kinerja pekerjaan dan usahanya menjadi lebih efektiv setelah menggunakan suatu sistem yang baru.

3. Pentingnya bagi tugas (Importance to job)

Sesuatu yang baru akan menjadi yang bermanfaat bagi penggunanya apabila dalam penggunaan sistem baru menjadi penting untuk berjalannya suatu usaha.

4. Kebermanfaatan secara keseluruhan (Overall usefulness)

Merupakan suatu kondisi dimana dalam penggunaan suatu sistem yang baru akan memberikan dampak yang positif pada perkembangan suatu usaha yang dijalani.

(26)

2.1.3 Indikator Persepsi Manfaat

Menurut Yang et al., (Yogananda dan Dirgantara, 2017:4) menyatakan bahwa persepsi manfaat terdiri dari empat indikator, yaitu:

1. Mempermudah transaksi.

Merupakan suatu kondisi dimana kegiatan jual beli yang dilakukan lebih mudah dari biasanya.

2. Mempercepat transaksi

Merupakan suatu kondisi dimana proses jual beli dapat dilakukan dengan waktu yang lebih cepat dari sebelumnya.

3. Memberikan keuntungan tambahan saat menyelesaikan transaksi

Merupakan suatu kondisi dimana dengan menggunakan sesuatu yang baru akan memberikan keuntungan yang lebih banyak setelah melakukan jual beli.

4. Meningkatkan efisiensi dalam melakukan transaksi

Merupakan suatu kondisi dimana dengan menggunakan sesuatu yang baru dalam melakukan jual beli maka akan meningkatkan efisiensi saat melakukan transaksi sehingga dapat meningkatkan kinerja dari usaha.

2.2 Persepsi Kemudahan Penggunaan

2.2.1 Definisi Persepsi Kemudahan Penggunaan

Menurut Nurrahmanto (2015:24) konsep kemudahan penggunaan menunjukkan tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan sistem informasi adalah mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras dari pemakainya untuk dapat menggunakannya. Ketika sistem informasi mudah digunakan, maka pengguna akan cenderung untuk menggunakan sistem informasi tersebut.

Sedangkan menurut pendapat Tjini dan Baridwan (2011:6) Persepsi kemudahan

(27)

(perceived ease of use) merupakan kepercayaan seseorang dimana dalam menggunakan suatu teknologi dapat dengan mudah digunakan dan dipahami.

Menurut Hadi dan Novi (2015:60), persepsi kemudahan memberikian indikasi bahwa suatu system dirancang bukan untuk menyulitkan pemakainya, tetapi justru mempermudah seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan kata lain, seseorang yang menggunakan sistem akan bekerja lebih mudah dibandingkan dengan seseorang yang tidak menggunakan sistem atau bekerja manual.

2.2.2 Dimensi Persepsi Kemudahan Penggunaan

Menurut Sun dan Zhang (Wibowo, Rosmauli, dan Suhud, 2015:444) menyatakan bahwa terdapat empat item dimensi persepsi kemudahan penggunaan:

1. Mudah untuk dipelajari (ease to learn)

Suatu kondisi dimana pelaku usaha percaya bahwa penggunaan sistem baru yang baru dapat dengan mudah untuk dipelajari.

2. Mudah digunakan (ease to use)

Suatu kondisi dimana pelaku usaha percaya bahwa penggunaan sistem baru yang baru mudah untuk digunakan.

3. Jelas dan mudah dimengerti (clear and understandable)

Suatu kondisi dimana pelaku usaha percaya bahwa sistem yang baru mudah untuk dimengerti.

4. Menjadi terampil (become skillful)

Suatu kondisi dimana pelaku usaha percaya bahwa dengan menggunakan sistem baru akan menjadi individu yang terampil dalam penggunaan teknologi.

(28)

2.2.3 Indikator Persepsi Kemudahan Penggunaan

Menurut Jimenez et al., (Yogananda dan Dirgantara, 2017:4) menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan terdiri dari tiga indikator, yaitu:

1. Mudah untuk dipelajari

Merupakan kondisi dimana kemudahan yang dirasakan bahwa suatu sistem yang baru mudah untuk diperlajari.

2. Mudah untuk didapatkan

Merupakan suatu kondisi dimana sistem baru yang akan digunakan mudah untuk diperoleh.

3. Mudah untuk dioperasikan

Merupakan kondisi dimana sistem baru yang akan digunakan akan mudah dalam pengoperasiannya.

2.3 Pengetahuan Konsumen

2.3.1 Definisi Pengetahuan Konsumen

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (Firmansyah, 2018:64) pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

Menurut Surahmat dan Astini (2017:183) pengetahuan konsumen adalah pengetahuan suatu produk oleh konsumen sangat penting dalam proses pengambilan keputusan.

2.3.2 Kategori Pengetahuan Konsumen

(29)

Mowen dan Minor (Firmansyah, 2018:64) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori:

1. Pengetahuan Objektif (Objective knowledge)

Pengetahuan Objektif adalah informasi yang benar mengenai kelas produk yang disimpan di dalam memori jangka panjang konsumen.

2. Pengetahuan Subjektif (Subjective knowledge)

Pengetahuan Subjektif merupakan persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang dia ketahui mengenai kelas produk .

3. Informasi mengenai pengetahuan lainnya.

Konsumen mungkin juga memiliki informasi mengenai pengetahuan berbagai hal lainnya.

2.3.3 Indikator Pengetahuan Konsumen

Menurut Firmansyah (2018:65) pengetahuan konsumen terbagi menjadi tiga (3) jenis, yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian dan pengetahuan pemakaiaan yang dapat dijadikan indikator pengetahuan konsumen. Untuk lebih jelasnya ketiga jenis pengetahuan konsumen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengetahuan produk

Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan produk di sini dapat meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Konsumen akan merasakan dua jenis manfaat setelah mengkonsumsi suatu produk, yaitu manfaat fungsional (functional consequences) dan manfaat psikososial (psychocosial consequences).

(30)

Manfaat suatu produk dapat dijadikan dasar untuk melakukan segmentasi pasar, disebut benefit segmentation. Manfaat negatif yang dirasakan oleh konsumen disebut juga sebagai resiko yang akan didapat oleh konsumen akibat mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu produk. Pengetahuan tentang manfaat apa yang diketahui oleh konsumen atau yang dicari oleh konsumen dari suatu produk memberikan implikasi penting bagi strategi pemasaran.

2. Pengetahuan Pembelian

Pengetahuan pembelian meliputi berbagai informasi yang diproses oleh konsumen untuk memperoleh suatu produk. Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang di mana membeli produk dan kapan akan membelinya. Pengetahuan Pembelian (Purchase knowledge) mencakupi bermacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan perolehan produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi. Berikut uraiaan dari dimensi pengetahuan pembelian:

a. Dimana Membeli

Masalah mendasar yang harus diselesaikan oleh konsumen selama pengambilan keputusan adalah dimana mereka harus membeli suatu produk. Banyak produk dapat diperolah melalui saluran yang sangat berbeda. Karena saluran yang ada mungkin terdiri dari banyak pesaing, konsumen harus memutuskan lebih jauh mana saluran yang harus dikunjungi. Keputusan dimana membeli ditentukan sebagian besar oleh

(31)

pengetahuan pembelian. Pengetahuan pembelian mencakup informasi yang dimiliki konsumen mengenai lokasi produk dimana pengetahuan ini dapat mempengaruhi perilaku pembelian. Bila konsumen tidak akrab dengan sebuah toko, mereka harus lebih mengandalkan informasi di dalam toko dan peraga untuk mengidentifikasi lokasi produk.

Pengolahan stimulus dalam toko yang meningkat mungkin mengaktifkan kebutuhan atau keinginan yang sebelumnya tidak dikenali, sehingga menghasilkan pembelian yang tidak direncanakan.

b. Kapan Membeli

Kepercayaan konsumen mengenai kapan membeli adalah satu lagi komponen yang relevan dari pengetahuan pembelian. Konsumen yang mengetahui bahwa suatu produk secaratradisional dijual selama waktu tertentu mungkin menunda pembelian hingga waktu seperti ini tiba.

Pengetahuan mengenai kapan harus membeli dapat menjadi faktor penentu yang sangat penting dari perilaku pembelian untuk inovasi baru. Banyak konsumen tidak akan langsung membeli produk baru karena mereka percaya bahwa harga mungkin turun dengan berlalunya waktu.

c. Bagaimana Membeli

Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.

(32)

3. Pengetahuan Pemakaian

Pengetahuan pemakaian (usage knowledge) menggambarkan kategori ketiga dari pengetahuan konsumen. Pengetahuan pemakaian mencakup informasi yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan untuk menggunakan produk tersebut.

Pengetahuan pemakaian konsumen penting karena beberapa alasan. Pertama, konsumen tentu saja lebih kecil kemungkinannya membeli suatu produk bila mereka tidak memiliki informasi yang cukup mengenai bagaimana menggunakan produk tersebut. Upaya pemasaran yang dirancang untuk mendidik konsumen tentang bagaimana menggunakan produk pun dibutuhkan. Penghalang serupa bagi pembelian terjadi bila konsumen memiliki informasi yang tidak lengkap mengenai cara-cara yang berbeda atau situasi dimana suatu produk dapat digunakan. Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi kepada konsumen, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Kesalahan yang dilakukan oleh konsumen dalam menggunakan suatu produk akan menyebabkan produksi tidak berfungsi dangan baik. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk.

Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting untuk diketahui konsumen.

(33)

2.4 Promosi

2.4.1 Pengertian Promosi

Menurut Hermawan (Fitriana dan Utami, 2017:8), promosi adalah salah satu komponen prioritas dari ketiga kegiatan pemasaran yang memberitahukan kepada konsumen bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang menggoda konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian. Sedangkan menurut Tjiptono (2010:219), promosi adalah suatu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Ginting (2012:10), promosi adalah semua kegiatan perusahaan produsen untuk meningkatkan mutu produknya dan membujuk atau merayu konsumen agar membeli produknya.

Sedangkan menurut Lupiyoadi (Fitriana dan Utami, 2017:8), promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Menurut Elliot, Rundle-Theile, Waller (Widyastuti, 2017:94), promosi adalah “The marketing activities that make potential customers, partners, and society aware of and attracted to the business’s offering’s”. Kegiatan Pemasaran yang dapat membentuk konsumen yang potensial, rekan kerja, dan kesadaran, serta ketertarikan masyarakat

(34)

pada bisnis yang ditawarkan. Menurut Firmansyah (2018:200), promosi sebagai upaya memperkenalkan produk dan jasa agar bisa dikenal dan diterima publik.

2.4.2 Tujuan Promosi

Tujuan utama promosi menurut Shinta (2011:121), adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Tujuan secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

1. Menginformasikan yaitu berupa:

a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu pruduk baru c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

d. Menjelaskan cara kerja suatu produk

e. Menginformasikan jasa–jasa yang disediakan oleh perusahaan f. Meluruskan kesan yang salah

g. Mengurangi kekhawatiran dan ketakutan pembeli h. Membangun citra perusahaan

2. Membujuk pelanggan sasaran, yaitu untuk:

a. Membentuk pilihan merk

b. Mengalihkan pilihan ke merk tertentu

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga 3. Mengingatkan, yang terdiri dari :

(35)

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat

b. Mengingatkan pembeli akan tempat–tempat yang menjual produk perusahaan.

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan

Menurut Shinta (2011:122), sedangkan jika ditinjau secara ilmiah ekonomi, maka tujuan dari promosi adalah untuk menggeser kurva permintaan akan produk ke kana dan membuat permintaan menjadi inelasitas (dalam kasus harga naik) dan elastis (dalam kasus harga turun). Namun secara ringkas promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.

2.4.3 Indikator Promosi

Menurut Firmansyah (2018:201), bauran promosi (promotion mix) yang ingin dikelola secara strategis oleh para pemasar agar dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli yang dapat dijadikan sebagai indikator promosi, sebagai berikut:

1. Advertising (Iklan)

Advertising adalah penyajian informasi non personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu.

Bentuk promosi non personal ini dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian ada beberapa tujuan periklanan yaitu sebagai berikut:

(36)

a. Iklan yang bersifat memberikan informasi (Informative Advertising) b. Iklan membujuk (Persuasive Advertising)

c. Iklan pengingat (Reminder Advertising) d. Iklan pemantapan (Reinforcement Advertising)

Dalam praktiknya, iklan dianggap sebagai manajemen (image management), karena dapat menciptakan dan memelihara citra dalam benak konsumen.

Walaupun pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuan yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media, antara lain televisi, radio, cetakan (majalah, surat kabar), papan billboard, papan tanda, dan macam-macam media lain, seperti balon udara atau baju kaus. Oleh karena itu, adalah suatu tantangan yang besar bagi pemasar untuk mengembangkan pesan dalam iklan dan memilih media yang dapat mengekspos konsumen, menangkap perhatian mereka, dan menciptakan pemahaman yang tepat.

2. Personal Selling (Penjualan Personal)

Menurut Firmansyah (2018:202), promosi personal selling melibatkan interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dengan seorang salesman (wiraniaga). Menurut Firmansyah (2018:203), penjualan personal (personal selling) mempunyai beberapa sifat atau ciri khas tertentu yaitu:

a. Tatap muka secara perorangan (convertation), yaitu penjualan seseorang mencakup hubungan yang hidup langsung dan bersifat timbal balik antara dua orang atau lebih.

b. Pemupukan (cultivation), yaitu penjualan perorangan memungkinkan timbulnya berbagai macam hubungan yang erat. Seseorang wiraniaga

(37)

yang efektif biasanya mengingat-ingat minat dari konsumennya, jika mereka menghendaki hubungan yang langgeng.

c. Tanggap balik (respons), yaitu penjualan perorangan yang menjadikan pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh seorang wiraniaga. Dengan ini diharapkan konsumen akan memberikan tanggapannya.

3. Sales Promotions (Promosi Penjualan)

Menurut Firmansyah (2018:204), promosi penjualan adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.

Menurut Kotler (Firmansyah, 2018:204) menyatakan alat-alat sales promotion terdiri dari:

a. Sampel

Sejumlah kecil produk yang ditawarkan kepada konsumen untuk dicoba.

b. Kupon

Sertifikat yang memberi pembeli potongan harga untuk pembelian produk tertentu.

c. Tawaran pengembalian uang (rabat)

Tawaran untuk mengembalikan sebagian uang pembelian suatu produk kepada konsumen yang mengirimkan bukti pembelian‖ ke perusahaan.

d. Paket harga (transaksi potongan harga/diskon)

Menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga biasa suatu produk.

e. Premium (hadiah pemberian)

(38)

Barang yang ditawarkan secara cuma-cuma atau dengan harga sangat miring sebagai insentif untuk membeli suatu produk

f. Program frekuensi

Program yang memberikan imbalan yang terkait dengan frekuensi dan intensif konsumen membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.

g. Kontes, undian, dan permainan

Kegiatan promosi yang memberikan konsumen peluang untuk memenangkan sesuatu seperti uang tunai, perjalanan atau barang entah dengan keberuntungan atau dengan usaha ekstra.

h. Imbalan berlangganan

Uang tunai atau hadiah lain yang ditawarkan bagi penggunaan suatu produk atau jasa perusahaan.

i. Pengujian gratis

Mengundang calon pembeli menguji-coba produk tanpa biaya dengan harapan mereka akan membeli.

j. Garansi produk

Janji eksplisit atau implisit penjual bahwa produk tersebut akan bekerja sebagaimana telah ditentukan.

k. Promosi bersama

Dua atau lebih merek perusahaan bekerja sama dengan kupon, pengembalian uang, dan kontes untuk meningkatkan daya tarik.

l. Promosi silang

Menggunakan suatu merek untuk mengiklankan merek lain yang tidak bersaing.

(39)

m. Point of purchase

Display atau peragaan yang berlangsung ditempat pembayaran atau penjualan.

4. Public Relation (Publisitas)

Menurut Firmansyah (2018:206), publisitas adalah bentuk-bentuk komunikasi dan informasi tentang perusahaan, produk, atau merek pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran. Menurut Firmansyah (2018:206) program public relation antara lain yaitu:

a. Publikasi b. Events

c. Hubungan dengan investor d. Exhibitions/ pameran

e. Mensponsori beberapa acara.

Menurut Shinta (2011:131), dalam menyusun kapan dan bagaimana memanfaatkan publisitas produk, manajemen harus memutuskan hal–hal sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan publisitas

Publisitas akan memberikan dukungan yang besar pada kondisi sebagai berikut:

1) Pantas diberitakan

Produk dengan cerita–cerita menarik merupakan calon yang terbaik dalam publisitas.

2) Rangsangan bagi tenaga penjual (wiraniaga) dan penyalur.

(40)

Publisitas bisa sangat membantu kerja para wiraniaga dan antusiasme para penyalur. Cerita–cerita tentang produk baru sebelum di perdagangkan akan membantu para penyalur menjual produk–produk tersebut kepada pengecer.

3) Kebutuhan dan kredibilitas

Publisitas akan mampu meningkatkan kredibilitas dengan mengkomunikasikan pesan lewat konteks editoral.

4) Anggaran yang kecil

Biaya publisitas relative lebih sedikit dibandingkan dengan direct mail, dan periklanan melalui madia. Semakin perlu anggaran perusahaan untuk program promosi, semakin perlu perusahaan untuk memanfaatkan publisitas untuk memperoleh kepercayaan dan kesadaran masyarakat.

b. Memilih pesan dan wahana publisitas

Bila jumlah cerita kurang memadai, dalam publisitas bisa melakukan kegiatan–kegiatan yang pantas diberitakan dimana publisitas berusaha menciptakan berita, bukan mencari berita. Setiap kegiatan merupakan kesempatan untuk membuat serangkaian cerita yang ditujukan pada pembaca yang berbeda–beda. Bagi organisasi nirlaba, penciptaan kejadian merupakan keahlian penting dalam pencarian dana, misalnya melalui perayaan pesta ulang tahun dan malam dana.

c. Melaksanakan rencana publisitas

Salah satu aset penting ahli publisitas adalah hubungan pribadi mereka dengan beberapa editior media dan mengetahui apa yang mereka

(41)

inginkan. Ahli publisitas memerlukan kecermatan untuk perencanaan publisitas yang terinci dan untuk pemecahan masalah secara cepat apabila ada sesuatu yang tidak sesuai.

d. Mengevaluasi publisitas

Kontribusi publisitas sangat sulit untuk diukur karena biasanya dilaksanakan bersama dengan alat promosi yang lain. Apabila publisitas dilaksanakan sebelum pemakaian alat yang lain maka akan lebih mudah dalam evaluasinya. Adapun evaluasi dalam publisitas ini bisa dilihat dari penampilan, perubahan kesadaran/pemahaman/sikap, keuntungan dan penjualan.

5. Direct Marketing

Menurut Firmansyah (2018:207), direct marketing adalah sistem marketing dimana organisasi berkomunikasi secara langsung dengan target customer untuk menghasilkan respons atau transaksi. Menurut Firnansyah (2018:207) Direct marketing menggunakan bermacam-macam media, seperti direct mail, telemarketing, direct-response broadcasting, dll. Setiap media mempunyai beberapa fungsi, tapi pada dasarnya mengikuti dua pendekatan ini:

a. one-step approach, yaitu media digunakan secara langsung untuk memenuhi tujuan

b. two-step approach, yaitu menggunakan beberapa macam medium untuk mencapai tujuan.

Menurut Firnansyah (2018:207), direct marketing akan menghasilkan beberapa respons dari target konsumen yang dibidik, diantaranya adalah:

1. Inquiry

(42)

Sebuah respons dari target konsumen dengan memberikan informasi yang penting guna melakukan observasi dan atau eksperimen untuk menemukan solusi terhadap sebuah masalah.

2. Dukungan

Respon dalam bentuk dukungan yang diberikan oleh target konsumen terhadap produk dan layanan yang ditawarkan. Hal ini bisa juga sebagai apresiasi dari konsumen terhadap proses direct marketing yang kita terapkan.

3. Pembelian

Respon dari konsumen yang berminat dengan produk yang ditawarkan dan kemudian melakukan pembelian.

2.4.4 Lingkungan Promosi

Menurut Firmansyah (2018:209), lingkungan promosi merupakan semua rangsangan yang diasosiasikan dengan lingkungan fisik maupun sosial dimana konsumen mengalami strategi promosi dan beberapa di antaranya dapat mempengaruhi keberhasilan suatu promosi. Menurut Firmansyah (2018:210) ada dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi strategi periklanan dan promosi penjualan, antara lain:

1. Kekacauan Promosi (promotion clutter)

Jumlah promosi pemasaran sangat meningkat, sehingga keefektifan strategi promosi dapat dimentahkan oleh kekacauan promosi. Pengiklan merasa bahwa kekacauan disebabkan oleh banyaknya iklan yang ditayangkan pada saat jeda dan di antara pergantian program televisi sehingga dapat

(43)

mengurangi keefektifan komunikasi iklan. Kekacauan juga mempengaruhi strategi promosi jenis lainnya, khususnya promosi penjualan.

2. Tingkat Persaingan (level of competition)

Sebuah kategori produk, tingkat persaingan adalah aspek kunci lingkungan promosi. Sejalan dengan memanasnya persaingan, penggunaan promosi biasanya juga meningkat. Hal ini dilihat dari banyaknya jumlah promosi yang telah dicoba oleh perusahaan penerbangan dan telekomunikasi. Lebih dari itu, strategi promosi juga berubah sejalan dengan meningkatnya tekanan bersaing. Dalam lingkungan bersaing yang sangat ketat, promosi sering menjadi elemen kunci dalam mengembangkan bauran promosi yang rumit, yang memasukan pemberian kupon, hadiah dalam bungkus, pemberian premium, periklanan, penurunan harga, kontes, permainan, dan publisitas.

2.5 Cryptocurrency

2.5.1 Pengertian Cryptocurrency

Menurut Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Peraturan BAPPEBTI Nomor 5 tahun 2019 halaman 4) cryptocurrency/aset kripto adalah komoditi tidak berwujud yang berbentuk digital aset, menggunakan kriptografi, jaringan peer-to-peer, dan buku besar yang terdistribusi, untuk mengatur penciptaan unit baru, memverifikasi transaksi, dan mengamankan transaksi tanpa campur tangan pihak lain. Menurut Danial (2019:7), “a cryptocurrency is a new form of digital money. You can transfer your traditional, non-cryptocurrency money like the U.S. dollar digitally, but that’s not quite the same as how cryptocurrencies work”. Cryptocurrency adalah bentuk baru dari uang digital. Anda dapat

(44)

mentransfer uang tradisional non-cryptocurrency seperti dolar AS secara digital, tetapi itu tidak sama dengan cara kerja cryptocurrency.

Menurut Lee dan Low (2018:35), “Cryptocurrency is a Peer-to-Peer (P2P) programmable digital currency. It allows online payments to be sent directly from one party to another without going through an intermediary”. Cryptocurrency adalah mata uang digital Peer-to-Peer (P2P) yang dapat diprogram. Ini memungkinkan pembayaran online untuk dikirim langsung dari satu pihak ke pihak lain tanpa melalui perantara. Sedangkan menurut Billah (2019:4), “a cryptocurrency is costless, fastest and easiest digital currency business, creating an opportunity for all across the world into this economic environment”.

Cryptocurrency adalah bisnis mata uang digital tanpa biaya, tercepat dan termudah, menciptakan peluang bagi seluruh dunia ke dalam lingkungan ekonomi ini.

2.5.2 Teknologi Cryptocurrency

Menurut Billah (2019:4), cryptocurrency telah dikembangkan melalui teknologi blockchain dengan menggunakan SHA256, sebuah fungsi hash kriptografi sebagai bukti skema kerja. Ini adalah mata uang digital terdesentralisasi oleh jaringan peer-to-peer. Cryptocurrency melalui teknologi blockchain adalah waktu luang publik bersama virtual yang menjadi basis jaringan Internet. Semua transaksi terkonfirmasi terenkripsi dan dicatat di blockchain sebagai bukti transaksi.

Setiap transaksi adalah sebuah rantai dan terhubung satu sama lain sehingga memungkinkan dompet digital cryptocurrency dalam menghitung saldo yang dapat dihabiskan, dan transaksi baru dapat diverifikasi menjadi cryptocurrency yang berkembang yang sebenarnya dimiliki oleh pengguna.

(45)

2.5.3 Keuntungan Investasi di Cryptocurrency

Menurut Danial (2019:18), berikut keuntungan ketika melakukan investasi di instrumen cryptocurrency:

1. Diversifikasi dari Investasi Tradisional

Melakukan diversifikasi investasi dengan banyak cara. Dapat melakukan diversifikasi dengan aset keuangan yang berbeda, seperti saham, obligasi, valuta asing (forex), dan sebagainya. Melakukan diversifikasi berdasarkan industri, seperti teknologi, perawatan kesehatan, dan hiburan. Menambahkan cryptocurrency ke portofolio investasi pada dasarnya adalah salah satu cara untuk menyeimbangkan portofolio itu. Terutama karena industri cryptocurrency sangat berbeda dari yang tradisional, diversifikasi ini dapat meningkatkan potensi untuk memaksimalkan pertumbuhan portofolio. Salah satu alasan utama untuk potensi yang lebih tinggi ini adalah bahwa pasar mata uang kripto dapat bereaksi berbeda terhadap berbagai peristiwa global dan keuangan.

2. Mendapatkan Apresiasi Modal

Apresiasi modal mengacu pada kenaikan harga atau nilai cryptocurrency. Hal itu salah satu alasan banyak investor (dan noninvestor, dalam hal ini) ingin terjun ke kereta cryptocurrency. Pemilik awal Bitcoin pasti menunggu bertahun-tahun sebelum mereka melihat apresiasi modal apa pun. Lihatlah sejarah apresiasi modal untuk cryptocurrency dan diskusikan potensi pertumbuhannya sebagai alasan besar untuk mempertimbangkan berinvestasi di dalamnya. Dengan ekspektasi yang besar akan apresiasi modal dan potensi pertumbuhan yang besar, muncul ekspektasi yang besar akan kerugian modal.

(46)

3. Meningkatkan Potensi Pendapatan

Meskipun memperoleh apresiasi modal adalah salah satu fitur paling menarik dari investasi cryptocurrency. Dapat memanfaatkan beberapa cryptocurrency yang membayar sesuatu yang mirip dengan dividen di pasar saham. Pada tahun 2017, banyak platform mata uang kripto dengan cepat menyadari pentingnya pembayaran rutin untuk membuat investor senang. Tetapi pembayaran ini bisa sedikit berbeda dari dividen saham tradisional. Dapat menghasilkan pendapatan reguler dan pasif di pasar kripto dengan beberapa cara. Beberapa crypto pembayaran dividen paling populer di tahun 2018 adalah NEO, ARK, dan pertukaran cryptocurrency seperti Binance dan KuCoin.

4. Mendorong Pemberdayaan Ideologis

Blockchain adalah teknologi yang mendasari cryptocurrency, belum lagi salah satu perkembangan terobosan yang berpotensi merevolusi hampir setiap industri di dunia sepenuhnya. Blockchain dapat menawarkan lebih banyak lagi karena bertujuan untuk menyelesaikan banyak masalah ekonomi dan keuangan di dunia saat ini, dari menangani kelemahan ekonomi berbagi hingga perbankan yang tidak memiliki rekening bank dan yang tidak memiliki rekening bank. Berikut adalah beberapa jenis barang sosial yang datang melalui cryptocurrency dan teknologi blockchain:

a. Ekonomi masa depan

Platform ini jauh lebih terjangkau untuk digunakan dan memberikan transparansi yang sangat dibutuhkan. Mereka membatasi, dan terkadang benar-benar menghilangkan, kebutuhan akan perantara yang terpusat.

(47)

Pergeseran ini memungkinkan interaksi peer-to-peer sejati, menghilangkan biaya transaksi 20 hingga 30 persen yang datang dengan platform terpusat. Karena semua transaksi dicatat di blockchain, semua pengguna dapat mengaudit operasi jaringan. Pendekatan ini dimungkinkan karena sifat teknologi blockchain yang terdesentralisasi, yang pada akhirnya merupakan sarana bagi individu untuk mengoordinasikan aktivitas umum, untuk berinteraksi langsung satu sama lain, dan untuk mengatur diri mereka sendiri dengan cara yang lebih dapat dipercaya dan terdesentralisasi.

b. Kebebasan dari kendali pemerintah atas mata uang

Munculnya Bitcoin dan mata uang kripto lainnya sebagai kelas aset triliun dolar pada tahun 2017 didorong tanpa pengawasan dari bank sentral atau otoritas moneter yang menjamin kepercayaan atau perilaku pasar. Tidak seperti mata uang fiat seperti AS dolar dan euro, sebagian besar cryptocurrency tidak akan pernah tunduk pada pencetakan uang (secara resmi disebut pelonggaran kuantitatif) oleh bank sentral.

Sebagian besar cryptocurrency beroperasi di bawah suplai terkontrol, yang berarti tidak ada pencetakan uang. Faktanya, jaringan membatasi pasokan token bahkan dalam kasus di mana permintaan tinggi. Misalnya, pasokan Bitcoin akan berkurang dalam waktu dan akan mencapai angka akhirnya di suatu tempat sekitar tahun 2140. Semua mata uang kripto mengontrol pasokan token dengan jadwal yang tertulis dalam kode.

Jumlah uang beredar dari cryptocurrency di setiap momen tertentu di masa depan secara kasar dapat dihitung hari ini. Kurangnya kendali

Gambar

Gambar 2.2  Kerangka Berpikir  Sumber : Penulis (2021).  (X1) Persepsi Manfaat (X2) Persepsi Kemudahan Penggunaan (X3)  Pengetahuan Konsumen (X4) Promosi  (Y1) Penggunaan  Cryptocurrency  Sebagai Instrumen Investasi
Tabel 3.1  Definisi Operasional
Gambar 4.1  Logo Indodax
Tabel  4.14  diatas  menunjukkan  bahwa  sebanyak  71  responden  dengan  persentase 61,7% menjawab sangat setuju
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang bejudul “Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan dalam penggunaan, persepsi kepercayaan, persepsi resiko dan

Jurusan : Ekonomi Syariah / Ekonomi Islam Judul : Pengaruh Persepsi Kepercayaan, Persepsi Keamanan, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian Tiket

Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Manfaat, Kepercayaan, dan Pengetahuan Produk Terhadap Minat Menggunakan

judul “Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat Dan Kepercayaan Konsumen Dalam Bertransaksi Terhadap Pengaplikasian Layanan Jasa Mobile Banking Studi Kasus Di

Manfaat yang dirasakan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kepercayaan, persepsi biaya, dan persepsi privasi. Persepsi manfaat, Kemudahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi risiko terhadap minat masyarakat menggunakan

PENGARUH PERSEPSI MANFAAT, KEMUDAHAN, KEPERCAYAAN, DAN RISIKO TERHADAP MINAT PENGGUNAAN SISTEM PEMBAYARAN SHOPEE PAYLATER STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS