• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat Dan Kepercayaan Konsumen Dalam Bertransaksi Terhadap Pengaplikasian Layanan Jasa Mobile Banking (Studi Kasus Di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat Dan Kepercayaan Konsumen Dalam Bertransaksi Terhadap Pengaplikasian Layanan Jasa Mobile Banking (Studi Kasus Di Kota Medan)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kemampuan sumber daya manusia yang sangat inovatif dan

kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

tinggi. Perkembangan teknologi informasi yang pesat pada dekade terakhir ini,

oleh sementara pihak telah dinilai sebagai perubahan di bidang teknologi dan

informasi. Perubahan teknologi tidak hanya ditunjukkan dari berbagai macam

perangkat keras yang dikembangkan, namun yang menjadi hal utama adalah

peningkatan kecanggihan perangkat lunak sebagai media komunikasi dan

penyampaian informasi yang cepat, efektif, dan efisien tanpa batas.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat, telah mempengaruhi

perkembangan aktivitas baik ekonomi maupun sosial masyarakat, termasuk

aktivitas dan transaksi keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu bidang yang mengikuti perkembangan teknologi informasi ini adalah

industri perbankan dan organisasi bisnis. Pada dunia bisnis, perubahan tersebut

dilakukan agar tujuan organisasi dapat berjalan dengan baik dan bahkan dapat

meningkatkan prestasi bisnisnya (Mulyadi, 1999). Saat ini bank-bank di Indonesia

baik bank pemerintah maupun swasta, berlomba-lomba menawarkan produk

mereka yang fungsinya untuk mendukung berbagai kegiatan industri perbankan

dengan konsumen atau nasabah. Hal ini dikarenakan, informasi tersebut sangat

(2)

digunakan oleh dunia perbankan bertujuan untuk mempermudah nasabah ataupun

pihak bank dalam melakukan pekerjaannya.

Bank sebagai tempat penyedia layanan usaha jasa perbankan selain

mengutamakan profesionalisme dalam pelayanan kepada masyarakat sebagai

nasabah, juga harus mengutamakan kepercayaan, karena dapat dikatakan bahwa

industri perbankan merupakan industri yang menjual kepercayaan kepada

masyarakat sebagai nasabahnya dan bank mempunyai peranan yang strategis

dalam melayani nasabah atau konsumennya. Masyarakat sebagai konsumen atau

pangsa pasar yang dituju oleh industri perbankan memiliki berbagai pertimbangan

dalam memilih usaha jasa perbankan yang akan digunakannya, hal tersebut dapat

dilihat dari kemudahan serta tingkat kenyamanannya.

Ada beberapa faktor yang menjadi alasan, mengapa calon nasabah

menyimpan uang di bank pilihannya. Mulai dari kedekatan lokasi (kantor pusat

atau kantor cabang), layanan yang memuaskan, tingkat keamanan, fasilitas

kemudahan bertransaksi, fleksibilitas, efisiensi dan kesederhanaan. Namun, yang

paling menarik untuk diperhatikan adalah faktor fasilitas kemudahan dalam

bertransaksi. Dalam rangka melakukan perluasan saluran distribusi (distribution

channel), bank perlu memikirkan diversifikasi layanan. Pelayanan-pelayanan

seperti mengecek saldo rekening, transfer rekenening dan antar rekening,

pembayaran tagihan dan sebagainya tidak lagi harus dilakukan dengan

mengunjungi bank.

Untuk mewujudkan layanan di atas bank-bank sudah menerapkan electronic

(3)

teknologi dan jaman telah mengubah kebiasaan pelanggan (customer behavior).

Nasabah atau pelanggan kini membutuhkan layanan-layanan lainnya yang lebih

memudahkan mereka dalam bertransaksi yang dapat dilakukan dari berbagai

tempat dan menjangkau dimanapun mereka berada.

Metode konvensional yang sudah diterapkan dalam perbankan sampai saat

ini adalah nasabah datang ke bank untuk melakukan berbagai macam transaksi,

baik itu penyetoran dana, transfer antar rekening ataupun transaksi lainnya.

Misalnya, nasabah ingin melakukan transfer antar bank yang sama, umumnya

nasabah datang ke bank terdekat, lalu mengisi form yang bertuliskan transfer dan

kemudian mengantri di barisan. Dengan metode seperti ini dirasakan kurang

efisien karena waktu yang tersita cukup banyak, mulai dari pengisian form,

mengantri dan kemudian waktu bagi Teller untuk mengecek dan memastikan

nomor rekening yang tertera di form benar atau tidak. Dengan alasan itulah maka

bank menawarkan layanan yang diprediksi dapat mengurangi kerumitan dan

ketidakpastian metode manual yang sudah lama diterapkan.

Dengan adanya bantuan teknologi, akses informasi dan transaksi dapat

dilakukan setiap nasabah tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Penyediaan

fasilitas kartu plastik baik Debit maupun Credit Card atau ATM (Automatic

Teller Machine) card merupakan contoh-contoh perkembangan teknologi untuk

meningkatkan pelayanan bank kepada nasabahnya. Namun, penyediaan fasilitas

tersebut di rasa kurang memuaskan para nasabah. Seiring dengan adanya

perubahan dan tujuan tersebut, dunia perbankan mulai menerapkan teknologi

(4)

menghubungkan bank dengan nasabahnya dengan cara mengadopsi teknologi

informasi yang canggih, seperti teknologi melalui penggunaan internet dan

menggunakan media perangkat seluler. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut

kemudian menjadi suatu kebutuhan untuk mendukung perkembangan bisnis di

sektor perbankan agar semakin kompetitif. Pemanfaatan teknologi yang tepat

harus diperhatikan agar dapat meminimalkan resiko operasional sehingga

perbankan dapat mampu beroperasi lebih efisien dan dapat meningkatkan

kepercayaan kepada nasabahnya.

Media yang dapat digunakan untuk mengakses informasi melalui internet

salah satunya adalah dengan menghubungkan komputer atau handphone melalui

jaringan. Perkembangan kearah selanjutnya yang memungkinkan pengguna

(konsumen) lebih mudah dalam melakukan transaksi dengan cepat, dimana saja

dan kapan saja oleh pemakai akhir secara personal atau individual adalah

perubahan pada perangkat ini yang semakin portable, seperti penggunaan laptop

atau notebook, ponsel HSPDA dengan kelengkapan multimedianya, ataupun

BlackBerry yang meluncurkan seri terbaru Personal Digital Assistance

(PDA-nya) yang dilengkapi dengan Wi-Fi yang dikenal sebagai istilah komputer dalam

genggaman. Semakin berkembangnya teknologi ini, maka semakin memudahkan

kegiatan atau aktivitas manusia dalam mencapai kemudahan mendapatkan

informasi, hal ini sangat diperlukan bagi dunia perbankan dalam berhubungan

dengan nasabahnya.

Sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi informasi dan

(5)

internet atau biasa disebut dengan internet banking sebagai antisipasi terhadap

kebutuhan nasabah. Dalam transaksi ekonomi terdapat interaksi antara penjual

dan pembeli untuk memperkuat hubungan jangka panjang antara penjual dan

pembeli begitu juga dalam interaksi internet banking, pihak bank berusaha untuk

membangun dan menjaga hubungan atau ikatan jangka panjang dengan

nasabahnya. Dalam internet banking, adanya pemisahan secara fisik antara bank

dengan konsumennya dan tidak adanya interaksi secara fisik antara konsumen

dengan karyawanbank dalam internet banking menyebabkan situasi yang unik,

sehingga kepercayaan dari konsumen adalah yang terpenting bagi bank

(Mukherjee dan Nath 2003).

Berbagai penawaran produk jasa yang dikeluarkan oleh bank sebagai

turunan dari jasa internet banking dalam kemudahan akses bank dengan nasabah,

salah satunya adalah dengan menggunakan mobile banking. Layanan jasa mobile

banking mulai diperkenalkan industri perbankan saat ini digunakan agar industri

ini tetap bertahan serta menawarkan nilai tambah akan kemudahan teknologi

kepada konsumen, inovasi dalam pelayanan jasa, dan untuk menarik customer

baru untuk berhubungan dalam suatu komunitas sosial.

Promosi mobile banking akan memberikan pengaruh secara langsung pada

adopsi yang dilakukan konsumen terhadap teknologi. Mobile banking atau biasa

disebut dengan m-Banking merupakan suatu layanan perbankan yang diberikan

pihak bank untuk mendukung kelancaran dan kemudahan pada kegiatan

perbankan, serta keefektifan dan keefisienan nasabah untuk melakukan berbagai

(6)

untuk melakukan mobile banking adalah telepon seluler atau handphone. Dengan

adanya fasilitas ini, maka setiap orang yang memiliki ponsel dapat dengan mudah

melakukan transaksi apapun dimana saja dan kapan saja tanpa harus terkoneksi

dengan internet. Bank-bank di Indonesia mulai beramai-ramai menyediakan

fasilitas berbasis online seperti internet banking dan mobile banking untuk

memberikan kepuasan kapada nasabah dan meningkatkan jumlah nasabah.

Mobile dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan

berpindah-pindah tanpa ada hambatan apapun. M-banking merupakan suatu layanan jasa

perbankan yang dapat diakses tanpa batasan seperti ruang, waktu, ataupun jarak

yang selama ini menjadi hambatan bagi kebanyakan nasabah dalam bertransaksi.

Transaksi yang dimaksud disini adalah transaksi dalam bentuk non tunai seperti,

pembayaran tagihan telepon, listrik, air, kartu kredit, transfer antar rekening, cek

saldo, informasi suku bunga dan lain-lain. Fasilitas-fasilitas dari layanan

m-Banking pun sangat beragam mulai dari transfer dana antar-rekening dan bank

lain, informasi saldo dan mutasi rekening koran, informasi suku bunga tabungan,

deposito, kredit dan kurs valuta asing. Umumnya mobile banking menyediakan

fasilitas yang hampir sama dengan ATM (Automatic Teller Machine) kecuali

pengambilan uang tunai. Cabang produk dari mobile banking adalah phone

banking dan sms banking.

Di Indonesia layanan jasa mobile banking bukan suatu hal yang asing lagi,

melainkan bagian dari inovasi perbankan dalam mengikuti persaingan dunia

bisnis global secara kompetitif. Penggunaan jaringan seluler untuk kepentingan

(7)

identitas pengguna lebih jelas dan satu nomor ponsel hanya digunakan oleh satu

orang saja. Maka di Indonesia layanan jasa mobile banking ini mempunyai

pengaruh besar dalam mendukung setiap aktivitas perekonomian (Waspada,

2008).

Masyarakat mungkin akan merasa puas melakukan transaksi melalui ATM,

karena mesin ini dirasa cukup memberikan solusi bertransaksi tanpa harus

mengantri. Tetapi tidak dapat dipungkiri, belakangan terakhir ini melakukan

transaksi di ATM tidak ada bedanya dengan melakukan transaksi di bank itu

sendiri. Dari mulai ramai, harus mengantri, dan mesin ATM yang rusak. Wajar

saja jika suatu saat kehadiran m-Banking dapat mengalahkan ATM. Selain tidak

perlu mengantri dan mengkhawatirkan adanya kerusakan pada mesin ATM,

m-Banking dapat dilakukan tanpa adanya batasan secara cepat dan tepat. M-banking

sangat tepat diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai aktivitas yang padat,

sibuk atau akibat tidak adanya pilihan lain. Kini di Indonesia tiga komponen dari

m-banking sama popularnya dan memiliki pasarnya masing-masing. Untuk

kalangan perbankan nasional pun tidak mau ketinggalan unjuk gigi untuk

melengkapi layanan m-Banking di banknya masing-masing.

Kota Medan merupakan salah satu tujuan pengembangan sistem teknologi

informasi perbankan yang dapat dikatakan mempunyai hasil yang cukup bagus

dalam pengaplikasian layanan jasa m-Banking. Seperti BCA dengan m-BCA,

Mandiri dengan Internet Banking, Bank Permata dengan Permata Bank

mobile-banking. Penggunaan mobile banking dinilai menghasilkan dampak yang

(8)

Roy Suryo, yang dikutip dari situsm-Banking

relatif aman karena memakai sistem pengamanan berlapis, yakni dari provider

telekomunikasi, serta dari jaringan sistem perbankan yang bersangkutan. Sehingga

nasabah tidak perlu khawatir dalam penggunaan m-Banking. Tetapi dalam

kenyataannya masyarakat masih belum percaya sepenuhnya terhadap penggunaan

mobile banking, terdapat faktor kepercayaan yang tidak terlalu kuat. Karena

terdapat keluhan mengenai ketidakpastian provider dan bank dalam mengelola

transaksi akibatnya transaksi yang dilakukan gagal

Karena terlalu banyak informasi pribadi yang harus diberikan dalam penggunaan

m-banking, maka terlalu tinggi kemungkinan untuk menolak pegadopsian

m-banking sehingga konsumen tidak dapat memaksimalkan manfaat dari

penggunaan m-banking itu sendiri.

Dalam menggunakan mobile banking juga diperlukan keahlian untuk

menggunakan teknologi ini. Jika tingkat kesulitan dalam mempelajari penggunaan

mobile banking dirasa cukup tinggi, maka masyarakat akan malas untuk

menggunakan teknologi ini dan berdampak pada penerimaan mobile banking.

Selain beberapa faktor diatas, mungkin masih ada faktor lain yang juga

mempengaruhi penerimaan mobile banking. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian ini untuk mengetahui faktor apa-apa saja yang mempengaruhi

penerimaan mobile banking.

Penelitian terdahulu menguji tentang electronic commerce atau sering

disebut e-commerce yang dilakukan oleh Donna Weaver McCloskey (2006) yang

(9)

(online shopping). Dan mobile banking merupakan hasil dari produk atau layanan

jasa yang dikeluarkan perusahaan perbankan, dalam hal ini yaitu produk.

Penelitian terdahulu tentang pengadopsian layanan mobile banking juga

telah banyak digunakan di antaranya penelitian oleh Diana (2006). Penelitian

tersebut menguji beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam

menggunakan mobile banking apabila dilihat dari sudut pandang konsumen.

Teori perilaku juga banyak digunakan sebagai dasar untuk mengkaji proses

adopsi teknologi informasi oleh pengguna akhir (end users), diantaranya adalah

Theory of Reason Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB),

Task-Technology Fit Theory dan Task-Technology Acceptance Model (TAM), dan model

atau teori yang paling mutakhir adalah Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology (UTAUT), yang dikemukakan pertama kali oleh Venkantesh (2003).

Model TAM yang dikembangkan oleh Davis F.D (1989) merupakan salah

satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian karena model ini lebih

sederhana dan mudah diterapkan (Igbaria, 1994). TAM juga dikembangkan untuk

menjelaskan perilaku penggunaan mobile atau handphone. Tujuan dari TAM

adalah untuk menyediakan sebuah penjelasan secara umum mengenai hal–hal

yang menentukan penerimaan teknologi dan TAM diharapkan mampu

menjelaskan perilaku pengguna dalam rentang yang lebar pada pengguna akhir

(end users) dan populasi pengguna. Penelitian ini juga menggunakan TAM

sebagai model dasar.

Penulis tertarik meneliti pengaruh pentingnya faktor kemudahan

(10)

mobile banking, karena di kota medan sudah mulai menerapkan pelayanan jasa

mobile banking.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka penelitian ini akan mengambil

judul “Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat Dan Kepercayaan Konsumen Dalam Bertransaksi Terhadap Pengaplikasian Layanan Jasa Mobile Banking Studi Kasus Di Kota Medan”

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap

pengaplikasian layanan jasa mobile banking?

2. Apakah persepsi manfaat berpengaruh terhadap pengaplikasian layanan

jasa mobile banking?

3. Apakah persepsi kepercayaan berpengaruh terhadap pengaplikasian

layanan jasa mobile banking?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah faktor faktor persepsi

kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan kepercayaan konsumen

berpengaruh terhadap pengaplikasian layanan jasa mobile banking.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Pihak Bank sebagai penyedia layanan jasa mobile banking, hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat secara

langsung ataupun tidak langsung bagi manajemen bank mengenai

(11)

mengadopsi pengaplikasian layanan jasa mobile banking dalam

bertransaksi sehingga dapat menjadi bahan kebijakan dan pertimbangan

dalam upaya meningkatkan kinerja bank, meningkatkan pelayanan jasa

mobile banking, dan meningkatkan kualitas pangsa pasarnya dalam dunia

globalisasi seperti saat ini dengan era serba teknologi.

2. Pihak Nasabah sebagai konsumen, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi nasabah bank untuk dapat memaksimalkan dalam

menggunakan layanan jasa mobile banking termasuk produk-produk lain

yang ditawarkan oleh bank kepada para nasabah. Kemudian bagi para

nasabah yang belum dapat atau belum pernah menggunakan layanan jasa

mobile banking, agar dapat mengetahui kegunaan serta fungsi dari

aplikasi layanan jasa mobile banking tersebut.

3. Penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan

untuk menambah, membandingkan serta menerapkan langsung ilmu yang

didapat di masa perkuliahan agar bisa nantinya diaplikasikan langsung

pada praktik lapangan khususnya ke dalam dunia bisnis.

4. Pihak Lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan pengetahuan khususnya di bidang teknologi pada layanan jasa mobile

banking. Nantinya dapat bermanfaat dan berguna bagi penelitian

selanjutnya serta menambah referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perumusan konsep pengembangan wilayah tetap mengacu pada tujuan, sasaran serta arah pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam rencana

Penerapan sistem aplikasi ini dapat membantu kegiatan perencanaan bahan baku untuk proses produksi dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat memproduksi dengan efektif dan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Permasalahan yang dihadapi PT.WIHARTA KARYA AGUNG GRESIK adalah sering mengalami keterlambatan dalam penyelesaian pemesanan terutama pada produk “Bale Cover” dikarenakan

Seluruh kegiatan dan proyeksi pembiayaan tahunan program CSR disusun secara komprehensif pada setiap akhir tahun dan diajukan oleh Yayasan Danamon Peduli untuk persetujuan

Materi pada buku teks pelajaran fikih kelas III Kurikulum 2013 Jenjang Madrasah Ibtidaiyah kelas III terbitan Tiga Serangkai semester ganjil, sebagai berikut :

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan dua variabel bebas, yaitu persepsi tentang kemampuan guru mengelola pembelajaran (X 1 ) dan

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chaterina Melina Taurisa, Intan Ratnawati Erlin (2012) yang berjudul Analisis Pengaruh