• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL a. Manajemen Risiko Modal

Dalam dokumen PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL (Halaman 77-80)

Dolar Amerika Serikat

41. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL a. Manajemen Risiko Modal

Grup mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perusahaan terdiri dari pinjaman (Catatan 20 dan 21) yang saling hapus dengan kas dan setara kas (Catatan 5), deposito yang dibatasi penggunaannya (Catatan 6) dan ekuitas pemegang saham induk dan kepentingan nonpengendali. Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan review struktur permodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.

b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

Dalam aktivitas usahanya sehari-hari Grup dihadapkan pada berbagai risiko. Risiko utama yang dihadapi Grup yang timbul dari instrumen keuangan adalah risiko pasar (yaitu tingkat suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang asing), risiko kredit, dan risiko likuiditas. Fungsi utama dari manajemen risiko Grup adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola posisi risiko sesuai dengan kebijakan dan tata cara Grup. Grup secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di pasar, produk dan praktek pasar terbaik.

Liabilitas keuangan utama Grup adalah berupa utang dan pinjaman. Tujuan utama dari utang dan pinjaman ini adalah untuk membiayai perolehan, renovasi dan pengembangan portofolio aset Grup. Grup tidak melakukan transaksi derivatif. Grup memiliki kas dan deposito jangka pendek, piutang usaha dan lain-lain, utang usaha dan lain-lain dan beban akrual yang timbul dari kegiatan usahanya.

i. Risiko pasar

Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Grup dipengaruhi oleh risiko pasar, terutama risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga seperti yang dijelaskan dibawah ini.

ii. Manajemen risiko mata uang asing

Risiko mata uang asing adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dari nilai tukar mata uang asing. Pengaruh dari risiko perubahan nilai tukar mata uang asing terutama berasal dari aktivitas usaha Grup (ketika pendapatan dan beban terjadi dalam dalam uang yang berbeda dari mata uang fungsional Grup) dan pinjaman dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Pengaruh fluktuasi nilai tukar atas Grup berasal dari nilai tukar antara Dolar Amerika Serikat dan Rupiah. Bagian signifikan dari risiko nilai tukar mata uang asing berasal dari pinjaman dalam Dolar Amerika Serikat yang diperoleh dari kreditur dalam negeri dan luar negeri. Sebagian kegiatan usaha Grup telah memiliki nilai lindung secara alamiah (natural hedge) melalui pendapatan dalam Dolar Amerika Serikat, khususnya di bisnis hotel dan penyewaan properti komersial. Selain itu, Grup juga memonitor secara ketat fluktuasi dari nilai tukar mata uang asing sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

pada waktu yang tepat. Manajemen tidak menganggap perlu untuk melakukan transaksi forward/swap mata uang asing saat ini.

Sebagian besar transaksi Grup berdenominasi dalam mata uang Rupiah.

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas Grup terhadap peningkatan dan penurunan Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat sebesar 3,95% dan 3,74% masing-masing pada tahun 2015 dan 2014. 3,95% dan 3,74% adalah tingkat sensitivitas yang digunakan ketika melaporkan secara internal risiko mata uang asing kepada karyawan kunci, dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada nilai tukar valuta asing masing-masing pada tahun 2015 dan 2014. Analisis sensitivitas hanya mencakup item mata uang asing moneter yang ada dan menyesuaikan translasinya pada akhir periode untuk perubahan 3,95% dan 3,74% masing-masing pada tahun 2015 dan 2014, dalam nilai tukar mata uang asing. Analisis sensitivitas meliputi pinjaman dalam dan luar negeri dimana denominasi pinjaman adalah dalam mata uang selain mata uang fungsional dari pemberi pinjaman atau peminjam. Jumlah positif di bawah ini menunjukkan peningkatan laba atau ekuitas dimana Rupiah menguat 3,95% dan 3,74% masing-masing pada tahun 2015 dan 2014, terhadap mata uang yang relevan. Untuk pelemahan 3,95% dan 3,74% masing-masing pada tahun 2015 dan 2014, dari Rupiah terhadap mata uang yang relevan, akan ada dampak yang dapat dibandingkan pada laba dimana saldo akan menjadi negatif.

Persentase Efek terhadap

kenaikan laba sebelum

2015 (penurunan) pajak

Rp

Dolar Amerika Serikat 3,95% 3.817.616.664

(3,95%) (3.817.616.664)

Persentase Efek terhadap

kenaikan laba sebelum

2014 (penurunan) pajak

Rp

Dolar Amerika Serikat 3,74% 2.496.078.979

(3,74%) (2.496.078.979)

Hal ini terutama disebabkan oleh eksposur terhadap saldo kas dan setara kas, piutang dan utang Grup dalam mata uang Dolar Amerika Serikat pada akhir periode pelaporan.

Aset dan liabilitas moneter yang signifikan dari Grup dalam mata Dolar Amerika Serikat pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 disajikan pada Catatan 39.

iii. Manajemen risiko tingkat bunga

Risiko tingkat suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Pengaruh dari risiko perubahan suku bunga pasar terutama berhubungan dengan pinjaman jangka pendek dan panjang dari Grup yang dikenakan suku bunga mengambang. Grup memonitor secara ketat fluktuasi suku bunga pasar dan ekspektasi pasar sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup secara tepat waktu. Manajemen tidak menganggap perlunya melakukan swap suku bunga pada saat ini.

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Eksposur Grup terhadap suku bunga dalam aset keuangan dan liabilitas keuangan dirinci dalam bagian manajemen risiko likuiditas pada catatan ini.

Analisis sensitivitas suku bunga

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas perubahan yang wajar dari tingkat suku bunga atas pinjaman yang dikenakan suku bunga mengambang pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 dimana semua variabel lain dianggap konstan, terhadap laba sebelum beban pajak konsolidasian untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Maret 2015 dan 2014:

Persentase Efek terhadap

kenaikan laba sebelum

2015 (penurunan) pajak

Rp

Mata uang pinjaman

Rupiah 10,64% 1.623.993.326

(10,64%) (1.623.993.326)

Dolar Amerika Serikat 26,92% 6.171.052.957

(26,92%) (6.171.052.957)

Persentase Efek terhadap

kenaikan laba sebelum

2014 (penurunan) pajak

Rp

Mata uang pinjaman

Rupiah 11,11% 1.341.573.534

(11,11%) (1.341.573.534)

Dolar Amerika Serikat 30,77% 5.256.323.323

(30,77%) (5.256.323.323)

Jumlah negatif di atas menunjukkan penurunan laba sebelum pajak dimana suku bunga meningkat sebesar 10,64% dan 11,11% untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah masing-masing pada tahun 2015 dan 2014, dan masing-masing-masing-masing 26,92% dan 30,77% untuk pinjaman dalam mata Dolar Amerika Serikat masing-masing pada tahun 2015 dan 2014 dan sebaliknya jumlah positif menunjukkan peningkatkan laba sebelum pajak saat suku bunga menurun sebesar masing-masing persentase dalam mata uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di atas.

iv. Manajemen risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan Grup gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Grup. Risiko kredit terutama berasal dari piutang usaha yang diberikan kepada pelanggan dari penjualan dan pendapatan usaha hotel, real estat, unit apartemen dengan hak strata dan sewa ruang perkantoran dan pusat ritel.

Risiko kredit pelanggan dikelola oleh masing-masing unit usaha sesuai dengan kebijakan, prosedur dan pengendalian dari Grup yang berhubungan dengan pengelolaan risiko kredit pelanggan. Manajemen risiko kredit antara lain dilakukan dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam proses pemilihan pelanggan baru di semua segmen usaha atau bersifat selektif, meminta pelanggan untuk membayar uang jaminan di muka seperti di segmen penyewaan ruangan kantor dan pusat ritel, meminta jaminan pembayaran dari para agen perjalanan dan juga untuk pemesanan kamar dalam jumlah besar untuk segmen hotel, sedangkan di segmen real estat, akta jual beli dengan pembeli hanya ditandatangani setelah pembayaran penuh diterima. Grup melakukan monitor secara teratur atas saldo piutang pelanggan.

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Maksimum risiko kredit yang dihadapi oleh Grup kurang lebih sebesar nilai tercatat neto sebagaimana ditunjukkan dalam Catatan 7. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha.

Sehubungan dengan risiko kredit yang timbul dari aset keuangan lainnya yang mencakup kas dan setara kas serta deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, risiko kredit yang dihadapi timbul karena wanprestasi dari counterparty. Grup memiliki kebijakan untuk tidak menempatkan investasi pada instrumen yang memiliki risiko kredit tinggi dan hanya menempatkan investasinya pada bank-bank dengan peringkat kredit yang tinggi. Nilai maksimal eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana ditunjukkan pada Catatan 5, 6 dan 7.

v. Manajemen risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Grup tidak bisa memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan yang ketat atas arus kas masuk (cash-in) dan kas keluar (cash-out) untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo diperoleh dari penjualan kepada pelanggan.

c. Nilai wajar instrumen keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Direksi menganggap bahwa nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya.

Grup tidak mempunyai instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar setelah pengakuan awal. 42. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KONSOLIDASIAN

Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian dari halaman 1 sampai 78 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 27 April 2015.

Dalam dokumen PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL (Halaman 77-80)

Dokumen terkait