• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasian

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014

(Diaudit) dan untuk periode tiga bulan yang berakhir

pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk.

DAN ENTITAS ANAK

(2)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal

31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

Daftar Isi

Halaman Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian... 1-3 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan

Komprehensif Lain Konsolidasian ... 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian ... 5 Laporan Arus Kas Konsolidasian... 6 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian... 7-78

(3)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 31 Maret 2015 31 Desember 2014

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 5 1.108.865.000.734 1.100.341.952.590

Deposito yang dibatasi penggunaannya 6 14.867.479.587 15.716.073.656

Piutang usaha - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai

sebesar Rp 807.100.257 pada 31 Maret 2015

dan Rp 817.255.752 pada 31 Desember 2014 7 106.945.409.368 117.325.936.147

Piutang lain-lain 8.665.238.888 11.043.497.124

Persediaan 8 9.641.893.846 10.449.686.561

Aset real estat 11 174.967.734.940 188.610.649.768

Pajak dibayar dimuka 9 12.735.998.942 13.003.703.873

Biaya dibayar dimuka dan uang muka 39.429.114.735 18.392.284.729

JUMLAH ASET LANCAR 1.476.117.871.040 1.474.883.784.448

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan - bersih 31 7.952.774.492 7.952.774.492

Investasi pada entitas asosiasi 10 4.035.564.745 4.118.457.771

Uang muka pembelian aset 12 232.274.554.925 228.617.539.925

Aset real estat 11 424.008.452.273 409.699.435.866

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 1.264.752.180.591 pada 31 Maret 2015 dan Rp1.248.110.661.993

pada 31 Desember 2014 13 757.074.591.578 761.344.624.264

Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 291.384.295.790 pada 31 Maret 2015 dan Rp 287.704.256.620

pada 31 Desember 2014 14 655.128.948.788 655.354.128.113

Sewa dibayar dimuka dan aset tak berwujud 15 11.961.022.584 12.435.276.850

Aset tidak lancar lainnya 24.182.349.103 21.380.642.234

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 2.116.618.258.488 2.100.902.879.515

JUMLAH ASET 3.592.736.129.528 3.575.786.663.963

(4)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 31 Maret 2015 31 Desember 2014

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman jangka pendek 21 63.366.800.000 60.956.000.000

Utang usaha kepada pihak ketiga 16 24.267.311.632 24.091.407.200

Utang lain-lain 82.953.005.649 84.820.765.480

Utang pajak 17 24.100.193.549 28.987.106.213

Beban akrual 18 67.438.503.598 80.315.065.634

Liabilitas jangka panjang dan lainnya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Jaminan dan uang muka diterima 19 101.006.816.101 133.394.195.805

Pinjaman dari kreditur dalam

negeri dan luar negeri 21 99.414.356.284 109.130.182.184

Pendapatan yang ditangguhkan 22 99.746.671.167 97.872.361.951

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 562.293.657.980 619.567.084.467

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Pinjaman dari pihak yang berelasi 20,35 15.105.632.758 14.798.132.758

Liabilitas pajak tangguhan-bersih 31 9.142.437.642 9.142.437.642

Liabilitas diestimasi atas pembangunan

prasarana dan fasilitas umum 23 5.195.801.574 5.195.801.574

Liabilitas jangka panjang dan lainnya, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Jaminan dan uang muka diterima 19 30.847.908.562 30.470.661.232

Pinjaman dari kreditur dalam negeri

dan luar negeri 21 515.665.354.073 496.572.705.285

Pendapatan yang ditangguhkan 22 12.790.967.405 12.790.967.405

Liabilitas diestimasi atas manfaat karyawan 34 79.499.684.984 79.499.684.984

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 668.247.786.998 648.470.390.880

JUMLAH LIABILITAS 1.230.541.444.978 1.268.037.475.347

(5)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 31 Maret 2015 31 Desember 2014

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 3.430.400.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

2.318.736.000 saham 25 1.159.368.000.000 1.159.368.000.000

Tambahan modal disetor 26 (361.197.102.827) (361.197.102.827)

Saldo laba

Ditentukan penggunaannya 5.600.000.000 5.600.000.000

Belum ditentukan penggunaannya 989.918.714.273 939.273.523.991

Komponen ekuitas lainnya

Bagian atas perubahan lainnya dari ekuitas

entitas anak 27 19.791.580.510 19.791.580.510

EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN

KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 1.813.481.191.956 1.762.836.001.674

KEPENTINGAN NONPENGENDALI 24 548.713.492.594 544.913.186.942

JUMLAH EKUITAS 2.362.194.684.550 2.307.749.188.616

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3.592.736.129.528 3.575.786.663.963

(6)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal

31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 31 Maret 2015 31 Maret 2014

PENJUALAN DAN PENDAPATAN USAHA 28 281.951.693.362 298.800.154.752

BEBAN POKOK PENJUALAN DAN

BEBAN LANGSUNG 29 98.835.693.126 103.243.885.722 LABA BRUTO 183.116.000.236 195.556.269.030 BEBAN USAHA 30 116.363.358.720 111.377.269.460 LABA USAHA 66.752.641.516 84.178.999.570 Beban keuangan 21 (10.171.017.470) (10.267.729.797)

Rugi selisih kurs - bersih (4.964.821.399) 7.164.445.301

Laba penjualan aset tetap 29.150.000 123.302.664

Pendapatan bunga 5,6 13.231.001.538 12.417.621.502

Bagian laba (rugi) bersih entitas asosiasi 10 (82.893.079) (81.527.963)

Kerugian lain-lain - bersih (1.670.295.818) (1.305.308.925)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 63.123.765.288 92.229.802.352

Beban Pajak - bersih 31 (8.678.269.354) (7.760.953.002)

LABA BERSIH PERIODE BERJALAN 54.445.495.934 84.468.849.350

Pendapatan Komprehensif Lain yang Direklasifikasi

pada Laba Rugi Periode Mendatang - -

Pendapatan Komprehensif Lain Periode Berjalan

setelah Pajak - -

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

PERIODE BERJALAN 54.445.495.934 84.468.849.350

Laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik Entitas Induk 50.645.190.282 58.496.413.396

Kepentingan nonpengendali 24 3.800.305.652 25.972.435.954

Laba bersih periode berjalan 54.445.495.934 84.468.849.350

Jumlah Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik Entitas Induk 50.645.190.282 58.496.413.396

Kepentingan nonpengendali 24 3.800.305.652 25.972.435.954

Jumlah Laba Komprehensif 54.445.495.934 84.468.849.350

LABA PER SAHAM DASAR 32 22 25

(7)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN

Periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Komponen ekuitas lainnya

Saldo laba Bagian atas Selisih nilai

perubahan transaksi

Modal Tambahan Ditentukan Belum ditentukan lainnya dari restrukturisasi entitas Kepentingan Jumlah

saham modal disetor penggunaannya penggunaannya ekuitas entitas anak sepengendali Jumlah nonpengendali Ekuitas

Saldo per 1 Januari 2015 1.159.368.000.000 (361.197.102.827) 5.600.000.000 939.273.523.991 19.791.580.510 - 1.762.836.001.674 544.913.186.942 2.307.749.188.616

Jumlah Laba komprehensif periode

1 Januari – 31 Maret 2015 - - - 50.645.190.282 - - 50.645.190.282 3.800.305.652 54.445.495.934

Saldo per 31 Maret 2015 1.159.368.000.000 (361.197.102.827) 5.600.000.000 989.918.714.273 19.791.580.510 - 1.813.481.191.956 548.713.492.594 2.362.194.684.550

Komponen ekuitas lainnya

Saldo laba Bagian atas Selisih nilai

perubahan transaksi

Modal Tambahan Ditentukan Belum ditentukan lainnya dari restrukturisasi entitas Kepentingan Jumlah

saham modal disetor penggunaannya penggunaannya ekuitas entitas anak sepengendali Jumlah nonpengendali Ekuitas

Saldo per 1 Januari 2014 1.159.368.000.000 (361.197.102.827) 4.600.000.000 716.899.401.657 19.791.580.510 - 1.539.461.879.340 496.534.018.708 2.035.995.898.048

Jumlah Laba komprehensif periode

1 Januari - 31 Maret 2014 - - - 58.496.413.396 - - 58.496.413.396 25.972.435.954 84.468.849.350

(8)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

Periode tiga bulan yang berakhir pada Tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

31 Maret 2015 31 Maret 2014

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 310.622.258.574 334.531.370.128

Pembayaran kas kepada:

Pemasok dan pihak ketiga (173.142.130.923) (169.197.913.352)

Direksi dan karyawan (57.161.869.493) (57.703.191.829)

Kas dihasilkan dari operasi 80.318.258.158 107.630.264.947

Penerimaan bunga 13.946.036.214 12.292.505.739

Pembayaran beban bunga (7.829.909.444) (5.866.897.473)

Pembayaran pajak pembangunan daerah (18.996.983.134) (18.589.683.573)

Pembayaran pajak penghasilan dan

pajak lain-lain (23.022.237.555) (26.567.940.163)

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 44.415.164.239 68.898.249.477

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap dan properti investasi (32.379.111.997) (20.243.617.281)

Hasil penjualan aset tetap dan properti investasi 2.700.000 4.500.000

Penurunan bersih deposito yang dibatasi

penggunannya 848.594.069 626.585.353

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (31.527.817.928) (19.612.531.928)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan pinjaman dari kreditur dalam negeri

dan luar negeri 11.000.000.000 -

Pembayaran hutang kepada kreditur

dalam negeri dan luar negeri (24.569.144.188) (2.672.318.869)

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan (13.569.144.188) (2.672.318.869)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (681.797.877) 46.613.398.680

PENGARUH PERUBAHAN KURS

KAS DAN SETARA KAS 9.204.846.021 (16.348.537.121)

SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 1.100.341.952.590 1.063.037.430.101

SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 1.108.865.000.734 1.093.302.291.660

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

(9)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan di Negara Republik Indonesia dalam rangka undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 juncto Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan berdasarkan Akta pendirian No. 4 tanggal 2 Juli 1975 dari Notaris Imas Fatimah, S.H., sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 15 tanggal 11 September 1975, dari notaris yang sama. Akta pendirian beserta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/126/17 tanggal 15 Maret 1976 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 23 tanggal 19 Maret 1976, Tambahan No. 204. Anggaran Dasar telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu, terakhir dengan Akta Notaris No. 3 tanggal 3 Mei 2010 dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., notaris pengganti Sutjipto, S.H., M.Kn., mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tentang tugas dan wewenang Direksi. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.10-19910 tanggal 5 Agustus 2010.

Perusahaan berdomisili di Jakarta Selatan dengan kantor pusatnya beralamat di Setiabudi 2 Building, Jalan H.R. Rasuna Said Kav 62, Jakarta 12920.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang pemilikan, pengelolaan, penyewaan dan penjualan, perkantoran, perhotelan, rumah bandar, real estat, pusat perbelanjaan dan apartemen, baik dilakukan sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain. Perusahaan mulai melakukan kegiatan komersial sejak tahun 1977.

Entitas induk langsung dan entitas induk terakhir (ultimate parent) dari Perusahaan dan Entitas Anak adalah PT Jan Darmadi Investindo. Jumlah karyawan Perusahaan dan Entitas Anak masing-masing pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebanyak 1.610 dan 1.626 karyawan tetap (tidak diaudit).

Berdasarkan Akta No.147 tanggal 31 Oktober 2014, dibuat dihadapan Mala Mukti, S.H., LL.M., notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-39177.40.22.2014 tanggal 4 Nopember 2014, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris Presiden Komisaris/

Komisaris Independen : Paul Capelle

Komisaris : Fred Perry Martono

Paul Wirawan Karmadi

Komisaris Independen : John Stuart Anderson Slack

Gunawan Tenggarahardja

Direksi

Presiden Direktur : Jefri Darmadi

Wakil Presiden Direktur : Purwo Hari Prawiro

Direktur : Lim Merry

Lie Erfurt Chandra Putra Asali

Margiman

(10)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Komite Audit

Ketua : John Stuart Anderson Slack

Anggota : Aat Sugandiat

Maruhum Silaen

b. Entitas Anak dan Ventura Bersama i. Entitas Anak

Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham investasi saham pada Entitas Anak sebagai berikut:

Jumlah aset

sebelum eliminasi

Tahun (dalam jutaan Rupiah)

Persentase operasi

Entitas Anak Domisili Jenis usaha pemilikan komersial 31 Mar 2015 31 Des 2014

PT Puri Prima Development (PPD) Jakarta Properti 99,99% *) 40.359 40.186 PT Hotel Investama Realty (HIR) Jakarta Perhotelan 99,97% 2014 168.784 162.822 dan Entitas Anak (PT Bumi

Kelola Selaras atau BKS dan PT Bangun Hotel Nusantara atau BHN dan Entitas Anak - PT Hotel Kemang Realty atau HKR dan PT Hotel Yogya Realty atau HYR)

PT Hotel Cikini Realty (HCR) Jakarta Perhotelan dan 99,58% 2008 39.060 40.029

penyewaan pusat

ritel

PT Permata Hijau (PH) Jakarta Real estat 79,80% 1970 35.604 35.461 PT Metropolitan Realty International Jakarta Perhotelan 75,00% 1971 108.149 135.543 (MRI) dan Entitas Anak

(PT Hotel Pekalongan Realty atau HPR *)

PT Bali Nusadewata Village (BNV) Bali Penyewaan pusat 75,00% 1992 107.663 100.637

ritel

PT Skyline Building (SB) Jakarta Gedung perkantoran 65,00% 1976 115.291 108.175

PT Antilope Madju (AM) Jakarta Real estat 60,00% 1980 1.125.871 1.122.144 dan Entitas Anak dan dan perhotelan

(PT Copylas Indonesia atau CI Yogyakarta dan PT Darsana Tempa

Internasional atau DTI *)

PT Wynncor Bali (WB) Bali Perhotelan 60,00% 1973 712.512 695.553

*) Belum beroperasi komersial

Perusahaan dan AM meningkatkan kontribusi sahamnya di HIR dengan jumlah sebesar Rp 42.970.000.000 pada bulan September 2014, yang digunakan untuk mendanai proyek yang sedang berlangsung di HIR dan entitas anaknya.

ii. Ventura Bersama

Pada tanggal 30 Juni 2010, Perusahaan dan pihak berelasi, PT Rasuna Setiabudi Raya, menandatangani perjanjian kerjasama untuk membangun proyek apartemen baru dengan nama produk Setiabudi SkyGarden pada tanah tersebut (Catatan 37).

(11)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Tabel berikut menyajikan ringkasan informasi keuangan yang terkait dengan bagian partisipasi Grup dalam posisi keuangan dan hasil usaha dari Ventura Bersama:

31 Maret 2015 31 Desember 2014

Aset lancar 135.719.662.395 181.312.505987

Aset tidak lancar 70.694.181 80.543.324

Liabilitas jangka pendek 56.478.881.674 99.802.800.820

Liabilitas jangka panjang 263.496.804 1.024.680.950

31 Maret 2015 31 Maret 2014

Jumlah pendapatan tahun berjalan 47.875.260.186 36.807.575.184

Beban pokok penjualan 28.369.390.700 21.771.344.095

Beban usaha 1.481.204.460

1.222.842.687

Pendapatan lain-lain 1.460.940.979 1.884.801.158

Beban pajak (2.393.763.010) 1.840.378.759

c. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 12 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan suratnya No. F-2866/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum atas saham perdana Perusahaan sejumlah 50.000.000 saham kepada masyarakat. Pada tanggal 12 Januari 1998, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia bersama-sama dengan 486.000.000 saham pendiri, atau keseluruhannya 536.000.000 saham.

Pada tanggal 14 November 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-2460/PM/2002 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue) dengan jumlah keseluruhan sebanyak 1.782.736.000 saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Desember 2002.

d. Proyek-proyek Grup

Proyek-proyek Grup ini diringkas sebagai berikut pada tanggal 31 Maret 2015:

Entitas Nama proyek Keterangan

Perusahaan - Setiabudi One Penyewaan pusat ritel

- Setiabudi 2 Building Gedung perkantoran

- Setiabudi Atrium Gedung perkantoran

- Setiabudi Residences Unit apartemen

- Setiabudi SkyGarden Unit apartemen dalam konstruksi

(Catatan 37)

- Ibis Budget Jakarta Menteng Perhotelan dan Penyewaan pusat ritel

- Mercure Resort Sanur Perhotelan

PT Metropolitan Realty International Mercure Convention Center Perhotelan

dan Entitas Anak

(PT Hotel Pekalongan Realty atau HPR*)

PT Hotel Cikini Realty (HCR) Ibis Budget Jakarta Cikini Perhotelan dan penyewaan pusat ritel

(12)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Entitas Nama proyek Keterangan

PT Bali Nusadewata Village (BNV) Bali Collection Penyewaan pusat ritel

PT Skyline Building (SB) Menara Cakrawala Gedung perkantoran

PT Wynncor Bali (WB) - Bali Hyatt Perhotelan

- Grand Hyatt Bali Perhotelan

PT Antilope Madju (AM) dan - Hyatt Regency Perhotelan

Entitas Anak (PT Copylas Indonesia Yogyakarta

atau CI dan PT Darsana Tempa

Internasional atau DTI*) - Hyarta Residence Penjualan kavling tanah dan bangunan

- Puri Botanical Residence Penjualan kavling tanah dan bangunan PT Hotel Investama Realty (HIR) dan

dan Entitas Anak (PT Bumi Kelola Selaras atau BKS dan PT Bangun Hotel Nusantara atau BHN dan

Entitas Anak PT Hotel Kemang Realty Pop! Hotel Kemang, Jakarta Perhotelan

atau HKR dan PT Hotel Yogya Realty Pop! Gandekan Lor, Perhotelan

atau HYR) Yogyakarta

*Belum beroperasi komersial

PT Wynncor Bali telah memulai penutupan sementara atas Hotel Bali Hyatt untuk melakukan proses renovasi yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2016 (Catatan 13 dan 37).

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)

Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015 adalah:

 PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan

Amandemen terhadap PSAK 1 memperkenalkan terminologi baru untuk laporan laba rugi komprehensif. Berdasarkan amandemen terhadap PSAK 1, laporan laba rugi komprehensif telah diubah namanya menjadi laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Amandemen terhadap PSAK 1 mempertahankan opsi untuk menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain baik sebagai suatu laporan tunggal atau disajikan dalam dua laporan terpisah tetapi berturut-turut. Namun, amandemen terhadap PSAK 1, mengharuskan tambahan pengungkapan dalam bagian penghasilan komprehensif lain dimana pos-pos dari penghasilan komprehensif lain dikelompokan menjadi dua kategori : (1) Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (2) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

 PSAK 4 (revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri

PSAK 4 (revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” telah dirubah namanya menjadi PSAK 4 (revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri” yang menjadi suatu standar yang mengatur laporan keuangan tersendiri. Panduan yang telah ada untuk laporan keuangan tersendiri tetap tidak diubah.

(13)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

 PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama

PSAK 15 (revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi” telah diubah namanya menjadi PSAK 15 (revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Ruang lingkup standar revisi diperluas untuk mencakup entitas yang merupakan investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee.

 PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja

Amandemen terhadap PSAK 24 atas akuntansi program imbalan pasti dan pesangon. Perubahan paling siginifikan terkait akuntansi atas perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan aset program. Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar aset program ketika amandemen terjadi, dan karenanya menghapus pendekatan koridor yang diijinkan berdasarkan PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya jasa lalu. Amandemen tersebut mesyaratkan seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui penghasilan komprehensif lain agar supaya aset atau liabilitas pensiun bersih diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian mencerminkan jumlah keseluruhan dari defisit atau surplus program.

 PSAK 46, Pajak Penghasilan

Amandemen terhadap PSAK 46: (1) menghilangkan pengaturan tentang pajak final yang sebelumnya termasuk dalam ruang lingkup standar, dan (2) menetapkan praduga (rebuttable presumption) bahwa jumlah tercatat properti investasi yang diukur menggunakan model nilai wajar dalam PSAK 13, Properti Investasi akan dipulihkan sepenuhnya melalui penjualan. Berdasarkan amandemen tersebut, kecuali praduga ini dapat dibantah (presumption is rebutted), pengukuran liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan yang disyaratkan untuk mencerminkan konsekuensi pajak dari pemulihan jumlah tercatat properti investasi melalui penjualan. Praduga penjualan ini dapat dibantah (presumption is rebutted) jika properti investasi dapat disusutkan dan investasi properti dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan mengkonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomis atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan.

 PSAK 48, Penurunan nilai Aset

PSAK 48 telah diubah untuk memasukkan persyaratan dari PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar.

 PSAK 50, Instrumen Keuangan : Penyajian

Amandemen terhadap PSAK 50 mengklarifikasi penerapan tentang persyaratan saling hapus. Secara khusus, amandemen tersebut mengklarifikasi arti dari “saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus” dan “realisasi dan penyelesaian secara simultan”. Amandemen tersebut juga mengklarifikasi bahwa pajak penghasilan yang terkait distribusi kepada pemegang ekuitas dan biaya transaksi dicatat sesuai dengan PSAK 46.

 PSAK 55, Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

Amandemen terhadap PSAK 55 memberikan panduan persyaratan untuk menghentikan akuntasi lindung nilai ketika derivatif ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dinovasi berdasarkan keadaan tertentu. Amandemen tersebut juga mengklarifikasi bahwa setiap

(14)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

perubahan nilai wajar derivatif yang ditetapkan sebagai suatu instrumen lindung nilai akibat dari novasi termasuk dalam penilaian dan pengukuran dari efektivitas lindung nilai. Selanjutnya, amandemen tersebut mengklarifikasi akuntasi dari derivatif melekat dalam hal

reklasifikasi aset keuangan keluar dari kategori nilai wajar melalui laba rugi – lihat

pembahasan dalam ISAK 26.

Standar ini juga diubah untuk memasukkan persyaratan dari PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar.

 PSAK 60, Instrumen Keuangan : Pengungkapan

Amandemen terhadap PSAK 60 menambah persyaratan pengungkapan transaksi termasuk pengalihan aset keuangan. Amandemen ini dimaksudkan untuk memberikan transparansi yang lebih besar terkait eksposur risiko jika aset keuangan dialihkan tetapi entitas yang mengalihkan tetap memilih keterlibatan berkelanjutan atas aset tersebut. Amandemen tersebut juga mensyaratkan pengungkapan jika aset keuangan dialihkan tidak merata sepanjang periode. Selanjutnya, entitas disyaratkan untuk mengungkapkan tentang hak saling hapus dan pengaturan terkait (sebagai contoh persyaratan penyerahan jaminan) untuk instrumen keuangan berdasarkan perjanjian menyelesaikan secara neto yang dapat dipaksakan dan perjanjian serupa.

 PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian

PSAK 65 menggantikan bagian dari PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri, yang mengatur dengan laporan keuangan konsolidasian, dan ISAK 7, Konsolidasian – Entitas Bertujuan Khusus.

Berdasarkan PSAK 65, terdapat hanya satu dasar untuk konsolidasian bagi seluruh entitas, dan dasarnya adalah pengendalian. Definisi pengendalian yang lebih tegas dan diperluas termasuk tiga elemen: (a) kekuasaan atas investee; (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasaan atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor. PSAK 65 juga menambahkan pedoman penerapan untuk membantu dalam penilaian apakah investor mengendalikan investee dalam skenario yang kompleks.

PSAK 65 mensyaratkan investor menilai kembali apakah investor tersebut mempunyai pengendalian atas investee pada saat ketentuan transisi, dan mensyaratkan penerapan pernyataan ini secara retrospektif.

 PSAK 66, Pengaturan Bersama

PSAK 66 menggantikan PSAK 12, Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. PSAK 66 mengatur bagaimana suatu pengaturan bersama harus diklasifikasikan dimana dua atau lebih pihak mempunyai pengendalian bersama. Berdasarkan PSAK 66, pengaturan bersama diklasifikasikan sebagai operasi bersama atau pengendalian bersama, tergantung pada hak dan kewajiban dari pihak-pihak dalam perjanjian. Berdasarkan PSAK 12, terdapat tiga jenis pengaturan bersama: pengendalian bersama entitas, pengendalian bersama aset dan pengendalian bersama operasi.

Pilihan kebijakan akuntansi metode konsolidasi proposional yang ada untuk pengendalian bersama entitas telah dihapuskan. Ventura bersama berdasarkan PSAK 66 disyaratkan untuk dicatat dengan menggunakan akuntasi metode ekuitas, dimana pengendalian bersama entitas

(15)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

berdasarkan PSAK 12 dapat dicatat dengan menggunakan akuntasi metode ekuitas atau metode konsolidasi proporsional.

Ketentuan transisi PSAK 66 mensyaratkan entitas untuk menerapkan standar pada awal permulaan dari periode sajian terawal pada saat penerapan.

 PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain

PSAK 67 berlaku untuk entitas yang mempunyai kepentingan dalam entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi atau entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi. Standar tersebut menetapkan tujuan pengungkapan dan menentukan pengungkapan minimum yang entitas harus berikan untuk memenuhi tujuan tersebut. Tujuan PSAK 67 adalah bahwa entitas harus mengungkapkan informasi yang membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan risiko yang terkait dengan kepentingannya dalam entitas lain dan dampak dari kepentingan tersebut terhadap laporan keuangannya.

 PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar

PSAK 68 menetapkan acuan tunggal atas pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar. Standar tersebut tidak mengubah persyaratan mengenai pos-pos yang harus diukur atau diungkapkan pada nilai wajar.

PSAK 68 mendefinisikan nilai wajar, menetapkan suatu kerangka dasar atas pengukuran nilai wajar, dan mensyaratkan pengungkapan tentang pengukuran nilai wajar. Ruang Lingkup PSAK 68 adalah luas; Standar tersebut berlaku baik pada pos-pos instrumen non-keuangan ketika PSAK lain mensyaratkan atau mengijinkan pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar, kecuali kondisi tertentu. Pada umumnya persyaratan pengungkapan dalam PSAK 68 adalah lebih luas dari pada standar yang diharuskan saat ini. Contohnya, pengungkapan secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan hirarki nilai wajar dalam tiga level yang saat ini diharuskan untuk istrumen keuangan berdasarkan PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan akan diperluas oleh PSAK 68 yang mencakup seluruh aset dan liabilitas dalam ruang lingkupnya.

PSAK 68 diterapkan secara prospektif; persyaratan pengungkapan ini tidak perlu diterapkan dalam informasi komparatif yang disediakan untuk periode sebelum penerapan awal standar ini.

 ISAK 26, Penilaian Kembali Derivatif Melekat

Amandemen terhadap ISAK 26 mengklarifikasi akuntansi derivatif melekat dalam hal reklasifikasi aset keuangan keluar dari kategori nilai wajar melalui laba rugi.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

(16)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

b. Dasar Penyusunan

Dasar penyusunan laporan keuangan Grup konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

c. Dasar Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Definisi pengendalian yang lebih tegas dan diperluas termasuk tiga elemen: (a) kekuasaan atas investee; (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasaan atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor.

Hasil entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan.

Jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Grup.

Seluruh transaksi intra Grup, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian. Kepentingan nonpengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Kepentingan nonpengendali pemegang saham awalnya diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi pemilikan kepentingan nonpengendali dari nilai wajar aset neto yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dilakukan pada akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, jumlah tercatat kepentingan nonpengendali adalah jumlah kepemilikan pada pengakuan awal ditambah bagian kepentingan nonpengendali dari perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Grup pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan Grup dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan nonpengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.

Ketika Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak, keuntungan dan kerugian diakui didalam laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i) keseluruhan nilai wajar yang diterima dan nilai wajar dari setiap sisa investasi dan (ii) nilai tercatat sebelumnya dari aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari entitas anak dan setiap kepentingan nonpengendali. Ketika aset dari entitas anak dinyatakan sebesar nilai revaluasi atau nilai wajar dan akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas, jumlah yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi ekuitas dicatat

(17)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

seolah-olah Grup telah melepas secara langsung aset yang relevan (yaitu direklasifikasi ke laba rugi atau ditransfer langsung ke saldo laba sebagaimana ditentukan oleh PSAK yang berlaku). Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau, jika sesuai, biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas.

d. Kombinasi Bisnis

Akuisisi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh Grup, liabilitas yang diakui oleh Grup kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dalam pertukaran pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui di dalam laba rugi pada saat terjadinya.

Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih diakui pada nilai wajar kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu yang diukur sesuai dengan standar yang relevan.

Kepentingan non pengendali diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.

Bila imbalan yang dialihkan oleh Grup dalam suatu kombinasi bisnis termasuk aset atau liabilitas yang berasal dari pengaturan imbalan kontinjen (contingent consideration arrangement), imbalan kontinjen tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan termasuk sebagai bagian dari imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis. Perubahan dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran disesuaikan secara retrospektif, dengan penyesuaian terkait terhadap goodwill. Penyesuaian periode pengukuran adalah penyesuaian yang berasal dari informasi tambahan yang diperoleh selama periode pengukuran (yang tidak melebihi satu tahun sejak tanggal akuisisi) tentang fakta-fakta dan kondisi yang ada pada tanggal akuisisi.

Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang tidak memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran tergantung pada bagaimana imbalan kontinjen tersebut diklasifikasikan. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali pada tanggal sesudah tanggal pelaporan dan penyelesaian selanjutnya dicatat dalam ekuitas. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas diukur setelah tanggal pelaporan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan dengan mengakui keuntungan atau kerugian terkait dalam laba rugi atau dalam pendapatan komprehensif lain (OCI).

Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara bertahap, kepemilikan terdahulu Grup atas pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi dan keuntungan atau kerugian nya, jika ada, diakui dalam laba rugi. Jumlah yang berasal dari kepemilikan sebelum tanggal akuisisi yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi dimana perlakuan tersebut akan sesuai jika kepemilikannya dilepas/dijual.

Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Grup melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru

(18)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.

Transaksi kombinasi bisnis antara entitas sepengendali yang berada di bawah pengendalian yang sama dan merubah perlakuan akuntansi untuk selisih antara harga pengalihan dan aset neto yang diperoleh (yaitu disajikan dalam ekuitas sebagai Tambahan Modal Disetor dan tidak diakui ke laba rugi).

e. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan tersendiri dari masing-masing entitas dalam Grup, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsionalnya). Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi.

f. Transaksi Pihak-pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Grup (entitas pelapor):

a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau

iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari Grup yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lainnya).

ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu Grup, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.

(19)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

g. Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan Grup diklasifikasikan sebagai berikut:

 Nilai wajar melalui laba rugi

 Dimiliki hingga jatuh tempo

 Tersedia untuk dijual

 Pinjaman yang diberikan dan piutang

Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.

Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:

 diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau

 pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang

dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau

 merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai

instrumen lindung nilai.

Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal jika:

 penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi

pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

 kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya

dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang Grup disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi), misalnya direksi dan CEO.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.

Dimiliki hingga jatuh tempo

Grup mempunyai wesel tagih yang dikeluarkan oleh entitas asosiasi yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo karena Grup memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki wesel tersebut hingga jatuh tempo. Wesel tagih diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai, dengan pengakuan pendapatan diakui berdasarkan metode hasil efektif.

Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)

Obligasi dan saham milik Grup yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasikan sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar.

(20)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi revaluasi investasi AFS di ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laba rugi. Jika investasi dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakumulasi pada revaluasi investasi AFS, direklas ke laba rugi.

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak tercatat di bursa yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal diklasifikasikan sebagai AFS, diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.

Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Grup untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Deposito bank, piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah

ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang

diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.

Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.

Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang dalam nilai wajar dari instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif terjadinya penurunan nilai.

Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

 kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

 pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau

(21)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

 terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan

reorganisasi keuangan.

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat imbal hasil yang berlaku di pasar untuk aset keuangan yang serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang jumlah tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun cadangan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadangan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun cadangan. Perubahan jumlah tercatat akun cadangan piutang diakui dalam laba rugi.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi.

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dibalik melalui laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dibalik melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

(22)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan jumlah pembayaran dan piutang yang diterima dan keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi.

Penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian saja (misalnya ketika Grup masih memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Grup mengalokasikan jumlah tercatat sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah dari pembayaran yang diterima untuk bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif kedua bagian tersebut. h. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Grup diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Grup setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Pembelian kembali instrumen ekuitas Perusahaan (saham treasuri) diakui dan dikurangkan secara langsung dari ekuitas. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalan instrumen ekuitas Perusahaan tersebut tidak diakui dalam laba rugi. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL)

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL pada saat liabilitas keuangan baik dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada FVTPL.

Liabilitas Keuangan dimiliki untuk diperdagangkan jika:

 diperoleh terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau

 pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang

dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau

 merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Liabilitas keuangan selain liabilitas keuangan yang diperdagangkan dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal jika:

 mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan pengakuan

(23)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

 kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya

dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas (sebagaimana didefenisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi), misalnya direksi dan CEO.

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup setiap bunga yang dibayar dari liabilitas keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara yang dijelaskan dalam Catatan 40.

Liabilitas Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Liabilitas keuangan meliputi utang usaha dan lainnya, wesel bayar, bank dan pinjaman lainnya, pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

i. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset dan liabilitas keuangan Grup saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:

 saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah

yang telah diakui tersebut; dan

 berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan

liabilitasnya secara simultan.

j. Kas dan Setara Kas serta Deposito Berjangka yang Dibatasi Penggunaannya

Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

Deposito berjangka dengan pembatasan penggunaanya dikelompokkan sebagai deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya.

k. Investasi Pada Entitas Asosiasi

Efektif 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No.15 (Revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Grup mempunyai pengaruh yang signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.

Penghasilan dan aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi

(24)

PT JAKARTA SETIABUDI INTERNASIONAL Tbk. DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) dan periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Grup atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Grup atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian dari Grup dan nilai investasi bersih dalam entitas asosiasi) diakui hanya sebatas bahwa Grup telah mempunyai kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atau melakukan pembayaran atas kewajiban entitas asosiasi.

Setiap kelebihan biaya perolehan investasi atas bagian Perusahaan atas nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen dari entitas asosiasi yang diakui pada tanggal akuisisi, diakui sebagai goodwill. Goodwill yang termasuk dalam jumlah tercatat investasi diuji penurunan nilai setiap tahun sebagai bagian dari investasi. Setiap kelebihan dari kepemilikan Perusahaan dari nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen atas biaya perolehan investasi, sesudah pengujian kembali segera diakui di dalam laporan laba rugi.

Persyaratan dalam PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, diterapkan untuk menentukan apakah perlu untuk mengakui setiap penurunan nilai sehubungan dengan investasi pada entitas asosiasi Grup. Jika perlu, jumlah tercatat investasi yang tersisa (termasuk goodwill) diuji penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset, sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan antara jumlah terpulihkan (mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual) dengan jumlah tercatatnya. Rugi penurunan nilai yang diakui pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada setiap aset yang membentuk bagian dari nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi. Setiap pembalikan dari penurunan nilai diakui sesuai dengan PSAK 48 sepanjang jumlah terpulihkan dari investasi tersebut kemudian meningkat.

Pada saat pelepasan suatu entitas asosiasi yang mengakibatkan Grup kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi, investasi yang tersisa diukur pada nilai wajar pada tanggal tersebut dan nilai wajarnya dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal sebagai suatu aset keuangan sesuai dengan PSAK 55. Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya atas entitas asosiasi diatribusikan ke sisa kepemilikan dan nilai wajar termasuk dalam penentuan keuntungan atau kerugian atas pelepasan entitas asosiasi. Selanjutnya, Grup memperhitungkan seluruh jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait dengan entitas asosiasi tersebut dengan menggunakan dasar yang sama dengan yang diperlukan jika entitas asosiasi telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas yang terkait. Oleh karena itu, jika keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain oleh entitas asosiasi akan direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset atau liabilitas yang terkait, maka Grup mereklasifikasi keuntungan atau kerugian dari ekuitas ke laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) sejak Grup kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi.

Ketika Grup melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian dieliminasi sebesar kepentingan mereka dalam entitas asosiasi.

l. Kepemilikan dalam Pengaturan Bersama

Efektif 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK No.66 (Revisi 2013), Pengaturan Bersama. Pengaturan bersama diklasifikasikan sebagai operasi bersama atau pengendalian bersama, tergantung pada hak dan kewajiban dari pihak-pihak dalam perjanjian.

Pengaturan bersama adalah perjanjian kontraktual dimana Grup dan pihak lain menjalankan aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama (yaitu keputusan kebijakan strategis

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan hukum yang diatur dalam peraturan perundang- undangan itu sendiri ada yang diatur secara eksplisit ada juga yang diatur secara implisit yakni akuisisi yang

Pertumbuhan tanaman karet di daerah dataran rendah dan dataran tinggi berbeda dalam karaktristik fisik seperti: jumlah cabang, berat kering daun, lingkar batang

Hubungan persenta ( Relationship with Adanya infeksi pada aka pada rizosfir menunjukkan crassicarpa yang ditanam gambut berasosiasi dengan mikoriza arbuskula (CMA).. K tanman

Pengumuman Pemilihan Pengadaan Barang dan Jasa untuk paket - paket kegiatan tersebut diatas akan dilaksanakan kemudian, sambil menunggu kesiapan Dokumen Pengadaan Barang

Peserta kompetisi Trisma Science Olympiad bidang Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan Geosains (Geografi dan Kebumian) adalah siswa SMP Negeri dan Swasta yang ada di

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang efektivitas agen pemasaran dan hasil apa dan sejauh mana

Tabungan kelompok bersama-sama dengan tabungan wajib mingguan (bersifat individual) dinamakan “dana kelompok”. Dana kelompok yang dapat dipinjam oleh kelompok atau individu

e. Setiap apparat negara kebal hukum e. +erikut pernyataan paling tepat berkaitan dengan upaya pemerintah dalam mewuudkan **. +erikut pernyataan paling tepat berkaitan dengan