• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

J. Uji Instrumen

Instrumen yang baik (baik tes maupun non tes) harus valid dan reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur

1. Pengujian Validitas Instrumen

a) Untuk instrumen lembar observasi dan wawancara Pengujian Validitas Konstrak (contruct validity)

Dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli diminta pendapatnya tentang isntrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total.53

Pada lembar observasi dilakukan validitas konstrak kepada Dosen pembimbing dan guru pamong untuk dimintai penilaiannya terhadap bentuk lembar observasi yang telah dibuat peneliti. Baik pada lembar observasi aktivitas peneliti yang di isi oleh guru pamong ataupun lembar observasi aktivitas siswa yang di isi oleh peneliti sendiri.

Validitas Konstrak pada pedoman wawancara dilakukan kepada dosen pembimbing yang digunakan untuk mewawancarai guru pamong dan beberapa siswa terpilih untuk dimintai pendapatnya dari terlaksananya metode point counterpoint ini.

53

43

b) Untuk instrumen tes (pretest dan posttest) digunakan rumus Ypb. Rumus Ypb:

Dimana :

= koefisien korelasi biserial

= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

= rerata skor total

= standar deviasi dari skor total proporsi = proporsi siswa yang menjawab benar

= proporsi siswa yang menjawab salah 54

Jika harga r hitung lebih besar dari pada harga r tabel untuk taraf signifikansi 5%. sehingga harga r hitung adalah signifikan. Ini berarti bahwa butir soal adalah valid dan dapat digunakan lebih lanjut. Pada penilitian ini peneliti menggunakan media microsoft Excel untuk pengolahan data validitas soal.

Responden yang dipilih untuk mengisi soal sebelum diseleksi kevaliditasannya adalah siswa kelas XII IPS SMAN 4 Depok dengan jumlah responden 30 orang. Pemilihan responden kepada siswa kelas XII IPS SMAN 4 Depok dikarenakan responden telah berada di tingkatan yang lebih tinggi dari subjek yang di teliti yaitu siswa kelas XI IPS SMAN 4 Depok. Sehingga responden sudah mempelajari materi-materi yang ada didalam soal.

54

c) Pengujian Validitas Isi (content validity)

Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.55 Pada instrumen tes juga dilakukan uji validitas isi dengan mehubungkan soal-soal dengan materi pelajaran yang akan di pelajari. Sehingga soal-soal yang diberikan sesuai dengan materi pelajaran yang akan dipelajari.

2. Reliabilitas Instrumen

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf keprcayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau seandainya hasil berubah-ubah, perubahan tersebut dapat dikatakan tidak berarti.56

Untuk instrumen tes digunakan rumus Metode K-R 20. Rumus K-R 20:

Dimana:

= Reliabilitas tes secara keseluruhan

p = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

∑ = Jumlah hasil perkalian antara p dan q = banyaknya item

= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)57 55 Ibid., h. 82. 56 Ibid., h. 100. 57 Ibid., h. 115.

45

Cara membelah butir soal dengan cara membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belah ganjil-genap. Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel untuk pengolahan data reliabilitas soal.

3. Daya Beda Instrumen

Sebelum melakukan tes, alangkah baiknya soal tersebut diujicobakan terlabih dahulu, agar soal tes yang digunakan bisa berkualitas. Setelah soal tes diujicobakan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis butir soal tes untuk mengukur sejauh mana soal tes itu mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah, pembeda ini disebut juga daya beda.

Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks deskriminasi disingkat D (d besar), angka yang digunakan dalam daya beda berkisar 0,00 sampai 1,00. Hanya pada daya pembeda ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks deskriminatif digunakan jika

sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas tastee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai. Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda, yaitu:

-1,00 0,00 1,00

Daya pembeda daya pembeda daya pembeda negatif rendah tinggi (positif)58

Pengukuran daya beda yang dilakukan peneliti terlebih dahulu mengelompokkan peserta tes (testee) kedalam dua kelompok yaitu kelompok atas (siswa yang berkemampuan tinggi) dan kelompok bawah (siswa yang berkemampuan rendah).

pengukuran daya beda bisa menggunakan rumus :

58

Keterangan: :

Dimana:

J = jumlah peserta

JA = banyaknya peserta kelompokm atas JB = banyaknya peseta kelompok bawah

BA = banyaknya jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar59

Klasifikasi daya pembeda: 60

D : 0,00 - 0,20 : jelek D : 0,21 - 0,40 : cukup D: 0,41 - 0,70 : baik D : 0,71 - 1,00 : baik sekali

Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel untuk pengolahan data daya pembeda soal.

4. Uji Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. 0,0 1,0 59 Ibid., h. 229. 60 Ibid., h. 232.

47

Sukar mudah

Didalam indeks istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbil P (p besar), singkatan dari kata “proporsi”. Dengan demikian maka

soal dengan P=0,70 lebih mudah dibandingkan dengan P=0,20. Rumus mencari P adalah: P=

Dimana:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes61

Menurut ketentuan yang diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

 Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang

 Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah62

Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel untuk pengolahan data daya pembeda soal.

Dokumen terkait