• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas instrumen penelitian pada penelitian kuantitatif berkenaan dengan validitas, reliabelitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuisioner. Sedangkan untuk penelitian kualitatif yang menjadi instrumennya atau alat penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Menurut sugiyono (2010: 305- 306), peneliti kualiatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti, lembar observasi gaya belajar siswa beserta rubiknya, soal tes kemampuankomunikasi matematis, dan pedoman wawancara.

3.4.1 Peneliti

Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap

focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. Menurut Nasution sebagaimana dikuti oleh Sugiyono (2010: 224), peneliti sebagai instrument utama memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) peneliti sebagai alat yang peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan; (2) peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan; (3) tiap situasi merupakan keseluruhan; (4) suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata; (5) peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh; (6) hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan; (7) dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diperhatikan.

3.4.2 Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat pada lampiran 15, lampiran17, lampiran19 dan lampiran 21 , Lembar Kerja Siswa (LKS) terdapat pada lampiran 15.2, lampiran 17.2, lampiran 19.2, dan lampiran 21.2, dan penggalan silabus terdapat pada lampiran 14, lampiran 16, lampiran 18, dan lampiran 20. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dirancang dengan memperhatikan langkah-langakah model pembelajaran resource based learning dan indikator kemampuan komunikasi matematis.

Pembelajaran dilakukan secara langsung oleh peneliti sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa. Pembelajaran berlangsung

selama 4 kali pertemuan. Kompetensi dasar yang diambil adalah menghitung luas permukaan dan menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas. Pada pembelajaran pertama akan disampaikan tentang konsep luas permukaan kubus dan balok, pembelajaran kedua tentang permasalahan sehari-hari terkait luas permukaan kubus dan balok, pembelajaran ketiga tentang konsep volume kubus dan balok, dan pembelajaran keempat tentang masalah dalam kehidupan sehari-hari terkait volume kubus dan balok.

3.4.3 Angket Penggolongan Gaya Belajar

Instrumen penggolongan gaya belajar dalam penelitian ini berupa angket. Lembar angket ini bertujuan untuk memperoleh data gaya belajar siswa. Instrumen ini berdasarkan buku Quantum Learning karangan Deporter & Hernacki. Angket penggolongan gaya belajar akan diberikan pada siswa di awal pembelajaran. Menurut Gilakjani (2012: 109), ketika seorang guru tahu gaya belajar siswa lebih awal, mereka dapat membimbing siswa dalam mengambil tanggungjawab saat pembelajaran. Sehingga diharapkan guru dapat memberikan perlakuan yang sesuai dengan gaya belajar siswa saat pembelajaran, yang nantinya dapat membuat siswa memahami pembelajaran dan kemudian mereka mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Angket ini terdiri dari 30 butir soal. Sebelum digunakan, angket penggolongan gaya belajar ini divalidasi oleh yang ahli dalam bidang tersebut, yaitu Ibu Fatma Kusuma Mahanani, S.Psi, M.Psi, Psi. Saran dan komentar dijadikan peneliti untuk memperbaiki instrumen penelitian agar menjadi lebih baik lagi. Hasil penilaian angket gaya belajar yang telah dibuat peneliti adalah instrument dapat

digunakan tetapi perlu sedikit revisi. Hasil validasi angket gaya belajar dimuat pada lampiran 6.

Instrumen penggolongan gaya belajar ini berupa angket yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Tiap butir pertanyaan terdiri dari tiga pilihan jawaban. Ketiga jawaban tersebut mewakili ciri-ciri dari salah satu gaya belajar. Tugas siswa dalam penggolongan gaya belajar ini adalah memilih salah satu dari tiga pilihan jawaban yang tersedia pada masing-masing butir pertanyan. Menurut Gilakjani (2012: 109), kriteria penskoran angket gaya belajar dapat dilakukan oleh peneliti sendiri. Berdasarkan hal tersebut kriterian penskoran angket gaya belajar seperti berikut.

(1) Jika skor gaya belajar visual (V) merupakan skor tertinggi ( V>A dan V>K) maka siswa tersebut tergolong tipe gaya belajar visual.

(2) Jika skor gaya belajar auditorial (A) merupakan skor tertinggi ( A>V dan A>K) maka siswa tersebut tergolong tipe gaya belajar visual.

(3) Jika skor gaya belajar visual (K) merupakan skor tertinggi ( K>A dan K>A). 3.4.4 Lembar Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Instrumen tes kemampuan komunikasi matematis digunakan dalam tes akhir. Tes akhir digunakan untuk melihat kemampuan komunikasi matematis apakah siswa yang diajar dengan model resource based learning mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan atau tidak.

Instrumen tes pada penelitian ini berupa soal tes kemampuan komunikasi matematis yang berbentuk uraian dapat dilihat pada lampiran 24. Tes bentuk uraian dipilih karena peneliti dapat melihat proses berpikir siswa, pemahaman siswa terhadap masalah, langkah-langkah pengerjaan, langkah-langkah komunikasi

matematis, serta ketelitian siswa. Indikator kemampuan komunikasi matematis yang dibuat peneliti dalam penelitian ini mengacu pada indikator dari Sumarmo dan NCTM (2000).

Terlebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi sebelum membuat soal tes kemampuan komunikasi matematis, kemudian kisi-kisi soal tes dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru matematika di sekolah untuk mengetahui validitas teoritik dari instrumen yang akan dibuat. Sebelum tes diujikan pada kelas penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba soal tes kepada kelas uji coba. Soal tes uji coba kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada lampiran 9. Setelah soal diuji coba di tentukan mana yang valid dan akan digunakan selanjutnya dilakukan revisi maka instrumen dapat diberikan kepada kelas penelitian.

3.4.5 Pedoman Wawancara

Wawancara pada penelitian ini bersifat terstruktur untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa. Menurut Sugiyono (2010: 197), wawancara terstruktur yaitu wawancara dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dalam pengumpulan datanya. Pengumpulan datanya hanya garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Tujuan peneliti dalam menggunakan wawancara terstruktur yaitu agar subjek dapat mengemukakan pendapat dan ide-idenya dengan jawaban yang telah mereka tuliskan. pedomaan wawancara dapat dilihat pada lampiran 31.

Dokumen terkait