• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

E. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrumen. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan representasi visual matematis berbentuk uraian yang berjumlah 6 butir soal. Sebelum instrumen digunakan pada penelitian, terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, selain itu juga untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.

Instrumen tes ini diujicobakan kepada siswa kelas XII Akuntansi karena sudah mendapatkan materi statistika sebelumnya, dan dipilih kelas XII Ak 2 yang berjumlah 42 siswa sebagai kelas uji coba instrumen tes. Setelah instrumen diuji coba maka didapat data hasil kemampuan representasi visual matematis, berikut analisis instrumennya:

1. Validitas Instrumen

Sebuah tes disebut valid bila tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, untuk menghitung koefisien validitas menggunakan rumus korelasi

product moment sebagai berikut:4

 

2 2



2

 

2

    Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:

rxy =Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Banyaknya peserta tes

4

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. ke-9, h. 72

28 X = Skor tiap butir soal

Y = Skor total tiap siswa

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka harus mengetahui hasil perhitungan � dibandingkan � �� product moment pada �= 0,05. Kriteria pengujian validitasnya adalah :

Jika ���, maka soal tersebut valid Jika � <� ��, maka soal tersebut tidak valid

Jika ada soal yang tidak valid maka soal tersebut tidak akan digunakan dalam post test atau dilakukan penghilangan soal. Selanjutnya soal-soal yang valid akan mendapat analisis butir soal untuk menyeleksi lagi mana soal yang baik untuk dipilih.

Setelah dilakukan uji validitas instrumen dengan membandingkan hasil perhitungan dengan r �� pada taraf signifikan 5% dari 6 butir soal yang diujicobakan kepada 42 siswa diperoleh bahwa semuanya dinyatakan valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg. Untuk menentukan reliabilitas instrumen tes kemampuan representasi visual matematis dalam bentuk uraian digunakan rumus Koefisien Alpha (Alpha Cronbach), yaitu:5

11

=

�−1

1−

�� 2 � 2 dengan

2

=

� 2 � 2 � � Keterangan:

�11 = Koefisien reliabilitas instrumen � = Banyaknya butir soal yang valid

��2 = Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal

�2 = Varians skor total � = Skor tiap soal

5

29 Tabel 3.2

Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal Kisaran Koefisien Reliabilitas Tafsiran

0,00 <�11 ≤0,20 Reliabilitas Sangat Rendah

0,20 <�11 ≤0,40 Reliabilitas Rendah 0,40 <�11 ≤0,60 Reliabilitas Cukup

0,60 <�11 ≤0,80 Reliabilitas Tinggi 0,80 <�11 ≤1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen, dari 6 butir soal yang sudah valid diperoleh nilai sebesar 0.763. Jika dilihat dari kriteria reliabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika digunakan.

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar, sedang, dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Rumus untuk mengukur tingkat kesukaran soal, yaitu6:

Keterangan:

� = Indeks kesukaran

= Jumlah skor siswa yang menjawab benar pada setiap item

� = Jumlah skor maksimum seluruh siswa pada tiap item soal Tabel 3.3

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Kisaran Indeks Kesukaran Interpretasi 0,00 <� ≤0,30 Soal Sukar 0,30 <� ≤0,70 Soal Sedang 0,70 <� ≤1,00 Soal Mudah 6 Ibid., h. 208 �= �

30

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran, dari 6 butir soal yang diujikan, 4 soal dikategorikan soal sedang, dan 2 soal dikategorikan soal mudah.

4. Daya Pembeda

Suatu alat tes yang baik harus bisa membedakan mana yang siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Rumus untuk menghitung daya pembeda butir soal7 :

=

=� − �

Keterangan:

�� = Indeks daya pembeda suatu butir soal

= Jumlah skor siswa kelompok atas yang menjawab benar = Jumlah skor siswa kelompok bawah yang menjawab benar = Jumlah skor maksimum siswa kelompok atas

= Jumlah skor maksimum siswa kelompok bawah

� = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar

� = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.4

Klasifikasi Daya Pembeda

Kisaran Indeks Daya Pembeda Tafsiran �� ≤0,00 Sangat Jelek 0,00 <� ≤ 0,20 Jelek 0,20 <� ≤ 0,40 Cukup

0,40<�0,70 Baik

0,70<�1,00 Sangat Baik

Dari hasil perhitungan daya pembeda soal dari 6 butir soal yang diujikan, diperoleh 1 butir soal dengan kriteria sangat baik, 1 butir soal lagi dengan kriteria baik, 2 butir soal dengan kriteria cukup, dan 2 butir soal lainnya dengan kriteria jelek.

7

31

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dibuat rekapitulasi analisis butir soal, sebagai berikut:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen

No. Soal Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

1 Valid Mudah Cukup Digunakan

2 Valid Sedang Sangat Baik Digunakan

3 Valid Sedang Jelek Digunakan

4 Valid Sedang Baik Digunakan

5 Valid Sedang Jelek Digunakan

6 Valid Mudah Cukup Digunakan

Reliabilitas 0.763

Berdasarkan kesimpulan hasil uji validitas tersebut penulis memutuskan semua butir soal akan digunakan dalam tes yang dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol pada akhir penelitian, berikut adalah tabel kisi-kisi instrumen tes kemampuan representasi visual matematis siswa yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Representasi Visual Matematis Indikator Kemampuan Representasi Visual

Matematis

Nomor Butir

Jumlah Butir Soal Menginterpretasikan tabel, diagram garis, diagram

batang, atau diagram lingkaran untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ukuran pemusatan data untuk data tunggal

3, 4, 5, 6 4

Menginterpretasikan tabel, diagram garis, diagram batang, atau diagram lingkaran untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ukuran pemusatan data untuk data kelompok

1, 2 2

32

Sedangkan untuk memperoleh data yang spesifik mengenai kemampuan representasi visual matematis diperlukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Kriteria penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman penskoran yang dimodifikasi dari Cai, Lane, dan Jacabcsin, yaitu:

Tabel 3.7

Pedoman Penskoran Kemampuan Representasi Visual Matematis Materi Statistika

Skor Kriteria

0 Tidak ada jawaban

1 Menggambarkan atau menginterpretasikan tabel atau diagram akan tetapi masih salah

2 Menggambarkan atau menginterpretasikan tabel atau diagram tetapi masih kurang lengkap

3 Menggambarkan atau menginterpretasikan tabel atau diagram secara lengkap tetapi salah dalam mendapatkan solusi

4 Menggambarkan atau menginterpretasikan tabel atau diagram secara lengkap, sistematis, dan mendapatkan solusi yang benar

Dokumen terkait