• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2009: 102). Untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.5.1 Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.5.1.1Silabus

Penyusunan silabus mengacu pada KTSP. Silabus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

3.5.1.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian berupa tes dan non tes. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik digunakan tes akhir (post-test) sedangkan untuk kemandirian belajar peserta didik menggunakan skala sikap.

3.5.2.1Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

3.5.2.1.1 Bentuk Tes

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk uraian pada materi segiempat dengan batasan materi luas dan keliling persegi panjang dan persegi.

3.5.2.1.2 Penyusunan Perangkat Tes

Adapun dalam penyusunan perangkat tes, peneliti berpedoman pada langkah-langakah berikut.

1) Menentukan tujuan tes.

Dalam penelitian ini, tujuan tes yang dilakukan adalah untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

2) Menentukan ruang lingkup tes

Ruang lingkup tes ini adalah materi luas dan keliling persegi panjang dan persegi pada kelas VII SMP Negeri 41 Semarang.

3) Menentukan tipe soal yang digunakan.

Tipe soal yang akan digunakan yaitu soal uraian. Sebab dengan soal bentuk uraian kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat dilihat melalui langkah peserta didik mengerjakan soal yang meliputi soal pemecahan masalah.

4) Menentukan banyaknya soal.

5) Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan soal. 6) Membuat kisi-kisi soal.

8) Membuat butir soal

9) Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran

10) Mengujicobakan instrumen pada kelas uji coba yang telah ditentukan.

11) Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.

12) Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah dilakukan.

3.5.2.1.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah

Tes kemampuan pemecahan masalah ini dibatasi pada kemampuan menyelesaikan masalah dengan langkah pemecahan masalah Polya sesuai dengan pedoman penskoran tes oleh Wardhani (2010: 29) yang disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek yang dinilai dan rubrik penilaian Skor a. Memahami masalah

1) Benar

2) Salah atau tidak ada jawaban

1 0 b. Rencana strategi pemecahan masalah

1) Runtut dan benar

2) Hampir runtut dan benar 3) Tidak runtut atau salah 4) Tidak membuat

3 2 1 0 c. Proses melaksanakan strategi pemecahan masalah

1) Benar

2) Hampir benar

3) Yang benar dan salah seimbang 4) Sebagian kecil benar

5) Salah 6) Tidak menghitung 5 4 3 2 1 0 d. Menuliskan jawaban dari permasalahan

1) Benar

2) Salah atau tidak ada

1 0 Skor minimal = 0, skor maksimal = 10

3.5.2.2 Instrumen Non Tes

3.5.2.2.1 Skala Kemandirian Belajar

Skala kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong skala sikap. Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden apakah pernyataan itu diterima ataukah ditolak melalui rentangan tertentu (skala bertingkat). Pernyataan yang diajukan terdiri dari pernyataan mendukung (favourable) dan pernyataan tidak mendukung (unfauvorable).

Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala ini pernyataan-pernyataan yang diajukan dinilai oleh responden dengan memilih satu jawaban yang disediakan yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skala kemandirian belajar peserta didik ini terdiri dari 20 butir pernyataan yang dibagi menjadi pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Pedoman penskoran skala kemandirian belajar peserta didik menggunakan skala Likert sebagai mana terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Skala Kemandirian Belajar

Kategori Pilihan jawaban

Positif Negatif

Sangat sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak sesuai 2 3

Sangat tidak sesuai 1 4

Penyusunan skala kemandirian belajar peserta didik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan butir pernyataan mengenai kemandirian belajar peserta didik terhadap pembelajaran matematika.

2) Menentukan banyaknya butir pernyataan.

3) Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan skala kemandirian.

4) Masing-masing butir skala kemandirian dikelompokan sesuai dengan aspek yang diamati.

5) Menghitung jumlah skor tiap-tiap butir pernyataan sesuai dengan aspek-aspek yang diamati.

6) Dari jumlah skor yang diperoleh pada setiap aspek selanjutnya dihitung nilai kemandirian belajar peserta didik dengan cara sebagai berikut.

Persentase kemandirian belajar (k) =

7) Persentase kemandirian belajar peserta didik yang diperoleh selanjutnya dapat dikategorikan ke dalam empat kategori. Kriteria persentase skor untuk skala kemandirian belajar peserta didik ditetapkan seperti pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kriteria Persentase Skor Skala Kemandirian Belajar Peserta Didik Persentase Skor Kemandirian

Belajar Kategori

81,25% k 100% Baik

62,5% k 81,25% Cukup baik 43,75% k 62,5% Kurang baik

25% k 43,75% Tidak baik 3.5.2.2.2 Lembar Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik

Lembar observasi kemandirian belajar peserta didik digunakan untuk mengukur kemandirian belajar peserta didik secara individual. Ada tiga aspek kemandirian belajar yang dinilai, yaitu rasa percaya diri, inisiatif, dan

tanggungjawab. Penilaian dilakukan dengan cara memberi skor pada setiap indikator disetiap pembelajaran. Pengisian lembar pengamatan dilakukan dengan meminta dua orang pengamat sebagai penilainya.

Persentase kemandirian dihitung pada dua pertemuan terakhir untuk mengetahui perkembangan kemandirian peserta didik dalam megikuti pembelajaran matematika. Selanjutnya persentase tersebut dirata-rata untuk mengetahui persentase kemandirian peserta didik secara klasikal dalam mengikuti pembelajaran matematika. Persentase kemandirian belajar dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Persentase kemandirian belajar (k) =

Untuk kriteria hasil observasi kemandirian belajar peserta didik adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kriteria Hasil Observasi Kemandirian Belajar Peserta Didik Persentase Skor Kemandirian

Belajar Kriteria Kemandirian Belajar 77,76% k 100% Baik 55,53% k 77,76% Cukup baik 33,33% k 55,53% Kurang baik

Dokumen terkait