METODE PENELITIAN
E. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa angket (kuesioner). Kuesioner merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang dibuat adalah angket yang mengungkap perilaku agresif peserta didik kelas V SD Negeri Leuwi Anyar Bandung. Angket tersebut dikembangkan dari bentuk-bentuk perilaku agresif yang diungkapkan oleh Schneider. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan-pernyataan tertutup. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan
jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.
2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkapkan perilaku agresif peserta didik peserta didik di sekolah dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian merujuk pada pendapat Schneider. Kisi-kisi instrumen sebelum judgement tersaji pada Tabel berikut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrument Perilaku Agresif
No. Aspek Indikator Pernyataan (-) Jumlah
1. Self Assertion
(suka menonjolkan diri atau membenarkan diri)
Membicarakan kelebihan diri sendiri
1, 2 2
Memiliki keinginan untuk berhasil tanpa usaha
3, 4, 5 3
2. Possesion (memiliki)
Suka menuntut semua barang seperti semua mainan adalah miliknya
6, 7 2 2
Merampas atau merenggut dengan kasar mainan atau sesuatu kepunyaannya bila diambil orang lain,
8, 9 2
Menyembunyikan barangnya dari orang lain
10, 11 2
3. Teasing
(suka mengganggu)
Suka mengejek dengan kata-kata yang tajam.
12, 13 2
4. Dominance (suka menguasai)
Menguasai orang lain 14, 15, 16 3 Tidak mau dilawan atau
ditantang baik pendapat maupun perintahnya.
No. Aspek Indikator Pernyataan (-) Jumlah
5. Bullying
(suka menggertak)
Memandang dengan marah 20, 21 2
6. Open Hostility and Attact (permusuhan terbuka dan pertengkaran)
Suka berkelahi 22, 23, 24 3
Menyepak 25, 26 2
Menggebrak meja 27 1
7. Violence and Destruction (bengis dan merusak)
Merusak fasilitas umum 28, 29 2
8. Revenge (balas dendam)
Melukai melalui kata-kata kasar atau dengan melukai psikisnya
30, 31, 32 3 3
9. Brutality and Sadistic Fury
(kekerasan dan marah yang sadis)
Ingin memukul korban sampai parah
33, 34 2 2
Jumlah 34 34
3. Skoring
Angket dikembangkan dalam bentuk force choice, yaitu berisi pernyataan
yang bersifat positif dan negatif dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”.
Peserta didik diberi sejumlah pernyataan kemudian menjawab setiap pernyataan
dengan cara memberi tanda silang pada kolom “Ya” untuk jawaban yang sesuai
dengan keadaan diri peserta didik atau kolom “Tidak” untuk jawaban yang tidak
sesuai dengan keadaan diri peserta didik. Format penilaian angket dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Format Penilaian Angket
Pernyataan Ya Tidak
4. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan cara menimbang (judgement) pada setiap butir pernyataan yang telah dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan angket dari segi bahasa, materi, maupun konstruk. Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yakni dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penilaian oleh dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukan revisi pada item tersebut. Hasil judgement dari tiga pakar tersebut dijadikan bahan untuk menyempunakan angket sehingga layak diberikan kepada responden (Peserta didik kelas V SD Negeri Leuwi Anyar Bandung).
5. Uji Keterbacaan
Sebelum instrumen diuji validitas, instrumen tersebut di uji keterbacaan kepada sampel setara di sekolah lain. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengukur sejauh mana instrument tersebut dapat dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik kelas V SD Negeri Leuwi Anyar Bandung 2013/2014.
6. Uji Validitas
Uji validitas alat pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2011: 121). Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006: 158). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Point Biseral Correlation.
√
(Sudijono, 2008: 185)
Keterangan:
= koefisensi biserial
= mean butir yang menjawab benar = mean skor total
= simpangan baku total
= proposi yang menjawab benar
Untuk melihat signifikasninya digunakan Uji-t dengan rumus :
√ √
(Sudijono, 2008: 195)
Keterangan:
t = nilai t hitung
r = koefesien hasil r hitung n = jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2). Kriteria yang digunakan adalah item yang memiliki dinyatakan sebagai item yang valid dan apabila dinyatakan invalid.
7. Uji Reliabilitas
Reliabilitas intrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek. Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (2006: 221) bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Menurut Sukardi (2008: 127), reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Adapun rumus yang digunakan dalam metod Kuder-Richardson sebagai berikut :
(Sudijono, 2008: 253)
Keterangan :
= Koefisien reliabilitas tes n = Jumlah item
= Varians skor total
= Proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan
= Proporsi testee yang menjawab dengan salah butir item yang bersangkutan
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 20. Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas sebagai berikut.
Tabel 3.4
Interprestasi Koefisien Reliabilitas
Interprestasi 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Cukup 0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi (Arikunto, 2006: 196)
Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan dari ke-34 butir item, menunjukkan koefisien reliabilitas (konsistensi internal) instrumen perilaku agresif sebesar 0.811. Artinya, tingkat korelasi dan derajat keterandalan instrumen perilaku agresif peserta didik berada pada kategori sangat tinggi.
F. Pengembangan dan Pelaksanaan Program
1. Pengembangan Program
Dalam rangka menghasilkan program bimbingan untuk mereduksi perilaku agresif anak melalui teknik finger painting yang layak dilaksanakan, maka disusun tahapan kegiatan sebagai berikut;
a. Tahap awal mengambil need assesment siswa terhadap perilaku agresif diungkap melalui angket perilaku agresif yang disebarkan kepada seluruh siswa.
b. Tahap pengkajian hasil need assesment yang diperoleh dari hasil angket dijadikan bahan masukan pengembangan program.
c. Tahap pengembangan program bimbingan untuk mereduksi perilaku agresif anak melalui teknik finger painting. Berdasarkan kajian terhadap data hasil angket dan
teori mengenai perilaku agresif anak, maka dikembangkan sebuah program finger painting.
d. Tahap judgement program. Untuk mengkaji kelayakan sebuah program adalah dilakukan judgement program kepada pakar atau ahli bimbingan dan konseling di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Judgement atau validasi program tersebut bertujuan untuk memperoleh rumusan program finger painting yang layak untuk dilaksanakan di kelas baik dari sisi bahasa, isi maupun konstruk. Dengan demikian diperoleh saran-saran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan program, sehingga tersusunlah bimbingan untuk mereduksi perilaku agresif anak melalui teknik finger painting. Uji coba lapangan. Kegiatan uji coba yang berbentuk penelitian pra-eksperimen (one group pre test-post test) melibatkan siswa yang menjadi konseli yaitu siswa yang skor rata-rata agresifnya rendah yaitu dalam rentang 0-32,99 dan melibatkan sampel penelitian dengan skor rata-rata perilaku agresif tinggi yaitu dalam rentang 67,00-100,00. Pelatihan finger painting dilakukan selama 4 sesi dengan 10 materi pada bulan April-Mei.
e. Analisis dan revisi program. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program bimbingan untuk mereduksi perilaku agresif anak melalui teknik finger painting Revisi program dilakukan atas hasil analisis pada uji coba yaitu dampak dan reaksi siswa selama proses bimbingan kelompok, sehingga terwujud program akhir finger painting yang mampu mereduksi perilaku agresif siswa.
2. Pelaksanaan Program
Gambaran setiap sesi intervensi program bimbingan untuk mereduksi perilaku agresif anak melalui teknik finger painting adalah sebagai berikut:
Sesi 1
Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat mengikuti aturan-aturan yang berlaku di sekolah, mengenal norma dalam berinteraksi dengan teman sebaya, serta meningkatkan rasa empati terhadap teman sebaya yang ditandai dengan
kesediaan untuk mengikuti seluruh sesi intervensi. Sesi ini berjudul “Merebut
Bendera’’. Layanan ini menggunakan alat melukis dan pilihan gambar bendera negara melalui teknik finger painting dan diakhiri dengan mengisi jurnal kegiatan bimbingan.
Sesi 2
Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat dapat meningkatkan kemampuan untuk menahan emosi dan mengenal norma-norma dalam berinteraksi dengan teman yang ditandai dengan kesediaan untuk mengikuti
seluruh sesi intervensi. Sesi ini berjudul “Patuhilah Perintah”. Layanan ini menggunakan alat melukis melalui teknik finger painting dan diakhiri dengan mengisi jurnal kegiatan bimbingan.
Sesi 3
Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan untuk membina hubungan yang positif yang ditandai dengan kesediaan untuk
mengikuti seluruh sesi intervensi. Sesi ini berjudul “Bangun Datar”. Layanan ini menggunakan alat melukis melalui teknik finger painting dan diakhiri dengan mengisi jurnal kegiatan bimbingan.
Sesi 4
Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat mengembangkan cara pengendalian diri untuk tidak melukai teman, mempertunjukkan cara-cara mengkomunikasikan perasaan dengan tepat serta memahami perasaan diri dan orang lain. Sesi ini berjudul “Melukis Sesuai Keinginan”. Layanan ini menggunakan alat melukis melalui teknik finger painting dan diakhiri dengan mengisi jurnal kegiatan bimbingan.