• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Riduwan (2013: 78) instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Jumlah instrumen penelitian bergantung pada jumlah variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu angket dan lembar observasi.

3.6.1 Angket atau Kuesioner

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan ialah angket atau kuisioner dan lembar observasi. Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas. Maka instrumennya angket ada dua yaitu untuk mengukur kecerdasan emosional dan pengelolaan kelas.

1) Kecerdasan Emosional (X)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional menggunakan angket yang disusun berdasarkan indikator yang dijelaskan dalam definisi operasional dan berdasarkan teori kecerdasan emosi yang ditemukan Daniel Goleman. Perumusan pertanyaan dikembangkan berdasarkan indikator kecerdasan emosional. Angket atau kuesioner dikembangkan atas dasar kecakapan pribadi dan sosial. Variabel kecerdasan emosional mengacu pada indikator yang yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Indikator Variabel Kecerdasan Emosional (X)

Variabel Indikator Kecerdasan emosi Kesadaran diri Pengaturan diri Motivasi Empati Keterampilan sosial 2) Pengelolaan Kelas

Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengelolaan kelas menggunakan angket yang disusun oleh peneliti sendiri. Perumusan pertanyaan dikembangkan berdasarkan indikator yang dijelaskan dalam definisi operasional.

Variabel pengelolaan kelas mengacu pada indikator yang yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Indikator Variabel Pengelolaan kelas (Y)

Variabel Indikator

Pengelolaan Kelas

Penggunaan prinsip-prinsip pengelolaan kelas

Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal

Pengendalian kondisi belajar yang optimal

Angket yang dibuat menggunakan skala Likert yang dimodifikasi oleh peneliti yang terdiri dari empat jawaban dengan skala penilaian selalu (skor 4), sering (skor 3), kadang-kadang (skor 2), dan tidak pernah (skor 1) untuk jawaban positif. Sedangkan untuk jawaban negatif dengan skala penilaian selalu (skor 1), sering (skor 2), kadang-kadang (skor 3) dan tidak pernah (skor 4).

Pembuatan angket terlebih dahulu dengan menentukan indikator yang kemudian dirumuskan ke dalam kisi-kisi angket uji coba. Dalam penelitian ini terdiri dari kisi-kisi angket uji coba kecerdasan emosional (lampiran 4 halaman 121) dan kisi-kisi angket pengelolaan kelas (lampiran 5 halaman 123). Setelah kisi-kisi dibuat selanjutnya menyusun angket yang akan digunakan, yaitu angket kecerdasan emosional dan angket pengelolaan kelas (lampiran 6 halaman 125). Angket yang telah disusun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan karena angket yang telah disusun belum merupakan angket yang valid dan reliabel. Uji coba angket ini diberikan kepada 25 guru di luar populasi, namun masih dalam satu kecamatan. Hal ini dilakukan karena tidak mencukupi jika

sampel uji coba diambil di dalam populasi (lampiran 3 halaman 120). Sesuai dengan Arikunto (2010: 253) yang mengatakan bahwa apabila dimungkinkan sebaiknya subjek uji coba memang diambil dari populasi yang akan dikenai penelitian. Namun, apabila jumlahnya hanya sedikit, maka boleh mengambil dari luar populasi dengan syarat ciri-ciri populasi lain hampir sama dengan ciri-ciri

populasi yang akan diselidiki”. Dalam instrumen penelitian persyaratan yang

harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian minimal ada dua macam, yaitu validitas dan reliabilitas.

3.6.1.1Validitas Instrumen

Validitas merupakan merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto 2010: 211).

Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak (Priyatno 2010: 90). Untuk mengetahui validitas angket maka angket harus diuji coba terlebih dahulu. Sebelum diuji cobakan, angket yang telah tersusun harus melalui uji validitas konstruk. Riduwan (2010: 97) menyatakan bahwa “untuk menguji

validitas konstruksi dapat digunakan pendapat ahli”. Ahli pada penelitian ini yaitu Drs. Suhardi, M.Pd. dengan melihat kesesuaian instrumen dengan kisi-kisi, tujuan dan teori yang digunakan. Setelah angket divalidasi oleh ahli melalui validitas konstruk kemudian angket diujicobakan.

Data uji coba angket kemudian ditabulasikan untuk memperoleh skor guna menghitung hasil uji coba (lampiran 11 dan 12 halaman 148-150). Dalam perhitungan validitas hasil uji coba peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Langkah-langkah pengujian validitas angket menurut Priyatno (2010: 118-9) yaitu klik Analyze – Correlate – Bivariate. Pada kotak Bivariate Correlations semua variabel dimasukkan ke kotak Variables. Pada Correlations Coefisien pilih Pearson dan pada Test of Significance pilih two-tailed dan centang Flat Significance Correlations kemudian Ok.Output perhitungan uji validitas terdapat pada lampiran 13 dan 14 halaman 151-154.

Dalam pengujian validitas item angket uji coba, diketahui n=25 maka r tabel pada taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,396. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika rhitung rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan valid. Namun, jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan tidak valid (Priyatno 2010: 91).

Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 20, untuk variabel kecerdasan emosional dari 65 soal uji coba diperoleh soal yang valid sebanyak 29 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 36 butir. Sedangkan untuk

variabel pengelolaan kelas dari 50 soal uji coba diperoleh soal yang valid 21 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 29 butir. Rekapitulasi uji validitas soal uji coba angket dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16 halaman 157-159. Simpulan nomor butir soal yang valid dan tidak valid bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional Butir

Soal Valid Tidak Valid

No 2,5,6,10,16,17,22,26,27,28,29, 31,32,33,34,35,36,38,39,40,44, 46,47,48,51,52,56,63,dan 64. 1,3,4,7,8,9,11,12,13,14,15,18,19 ,20,21,23,24,25,30,37,41,42,43, 45,49,50,53,54,55,57,58,59,60, 61,62,dan 65. Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Pengelolaan Kelas Butir

Soal Valid Tidak Valid

No 2,3,4,7,9,13,14,19,20,22,25,26, 29,30,37,38,40,44,46,48,dan 49. 1,5,6,8,10,11,12,15,16,17,18,21, 23,24,27,28,31,32,33,34,35, 36,39,41,42,43,45,47,dan 50. Sumber : Hasil Pengolahan Data Program SPSS 20

3.6.1.2Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 2010: 221). Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno 2010: 97).

Untuk menguji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 20. Langkah-langkah uji reliabilitas yaitu pilih Analyze – Scale –

Reliability Analysis. Pada kotak dialog Reliability Analysis, item-item yang valid dimasukkan pada kotak items. Selanjutnya pada statistics pada bagian Descriptive for pilih Scale if Item Deleted kemudian Continue, pada Model pilih Alpha lalu Ok.

Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2010: 98) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Pada variabel kecerdasan emosional dari 29 item yang valid didapatkan

Cronbach’s Alpha sebesar 0,933. Dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini lolos uji reliabel, karena dapat dibuktikan dengan (0,933> 0,6). Sedangkan pada variabel pengelolaan kelas dari 21 item yang valid didapatkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,906. Dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini lolos uji reliabel, karena dapat dibuktikan dengan (0,906> 0,6). Dengan demikian 50 item pernyataan yang telah valid dan reliabel digunakan sebagai instrumen penelitian dalam penelitian ini. Hasil uji reliabilitas pernyataan angket dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18 halaman 160-162. Selanjutnya dibuat kisi-kisi instrumen penelitian (lampiran 8 dan 9 halaman 139-141) dan angket sebagai instrumen penelitian (lampiran 10 halaman 143).

3.6.2 Lembar Observasi

Sugiyono (2010: 205) menjelaskan ”pedoman wawancara terstruktur, atau angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan

observasi”. Dalam pembuatan lembar obsevasi, langkah awal yang harus

165-167). Lembar observasi yang digunakan berupa angket penelitian yang diisi peneliti sesuai dengan pengamatan yang dilakukan (lampiran 22 halaman 170).

Pada penelitian ini, jumlah pernyataan pada lembar observasi terdiri atas 18 item pernyataan variabel kecerdasan emosional dan 21 item pernyataan variabel pengelolaan kelas. Pernyataan yang muncul yaitu diambil dari item pernyataan angket yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Lembar observasi ini diisi oleh peneliti sesuai dengan pengamatan yang dilakukan. Setelah melakukan observasi, data observasi ditabulasikan agar memperoleh skor sehingga dapat diinterpretasikan. Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan kesahihan angket yang digunakan dalam penelitian.

Dokumen terkait