• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena soasial maupun alam (Sugiyono, 2013, hal. 102). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan tes. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa.

Tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat yang lain digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.(Anas,2006:57).

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi tes yang dilakukan berupa tes formatif, yaitu tes yang dilakukan setelah proses kegiatan belajar mengajar. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk objektif (pilihan ganda). Tes yang diberikan yaitu berupa soal-soal pada pelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan lingkaran.

Sebelum digunakan pada kelas sampel tes tersebut terlebih dahulu diuji cobakan. Dari hasil uji coba tersebut dilakukan analisis berupa validitas, reliabilitas soal, indek kesukaran, atau proporsi (P) dan daya pembeda.

1) Validitas soal

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang diukur kevalidan soal yang diukur dalam penelitian ini adalah kevalidan dari segi validitas isi. (Anas Sudijono,2006:164).

Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisaan, penelusuran, dan pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Penyusunan hasil tes soal belajar sesuai dengan materi yang ada dalam kurikulum di Madrasah Tsanawiyah Riyadhussolihin Desa Jernih Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Penyusunan tes hasil belajar dikonsultasikan dengan guru bidang studi matematika di Madrasah Tsanawiyah Riyadhussolihin .

Soal tes hasil belajar dalam penelitian ini yang diberikan berupa soal objektif, sehingga dalam perhitungan validitas soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus kolerasi point biserial, yakni :

Keterangan :

= mean ( nilai rata-rata hitungan) skor yang dicapai peserta tes yang menjawab betul, yang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan .

= mean skor total

= standar deviasi dari skor total

P = proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir item yang sedang diuji validitasnya.(Anas Sudijono,2006:185)

Selanjutnya nilai diinterpretasikan pada “r” product moment dengan terlebih dahulu mencari nilai df-nya, dengan ketentuan df = N-2.

Dengan demikian diperoleh pada taraf signifikan 5% dan pada taraf signifikan 1%. Berdasarkan nilai tersebut, diketahui validitas tidaknya soal apabila .

2) Reliabilitas Soal

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik.(Arikunti,2006:154).

Uji reliabilitas yang digunakan adalah formula sperman-brown.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik dengan rumus yaitu :

=

Dimana :

= reliabilitas tes secara keseluruhan

= koefisien product moment antara separuh (1/2) tes (belahan) dengan separuh(1/2) dari tes (belahan II) dari tes tersebut.

1 & 2 = bilangan constant

Untuk mengetahui besarnya atau

atau dapat digunakan rumus sebagai berikut :

atau

atau = ( )( )

√* ( ) + * ( ) +

Dimana :

N = jumlah subjek(sampel atau testee)

X = skor-skor hasil tes pada separuh belahan pertama Y = skor-skor hasil tes pada separuh belahan kedua

Pemberian interprestasi terhadap koefisien reliabilitas tes ( ) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut :

1. Apabila sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)

2. Apabila lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabiliatas yang tinggi (un-reliable)

3) Indeks kesukaran atau proporsi (p)

Untuk menghitung taraf kesukaran (difficult level) soal dari suatu tes digunakan rumus sebagai berikut :

P =

Keterangan :

P = indeks taraf kesukaran yang dicari

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa (suharsimi arikunto,2006:210)

Untuk ketentuan yang sering diikuti indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut :

- Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah sukar - Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah sedang - Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah mudah 4) Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu hal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai atau tidak pandai (berkemampuan rendah).

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya bedanya) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00 (Suharsimi Arikunto,2006:211).

D = - = - Dimana :

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

= banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda :

D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)

D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory)

D : 0,40 – 0,70 : baik (good) D : 0,70 – 1,00 : bagus (excellent).

1) Hasil belajar matematika a) Definisi Konseptual

hasil belajar adalah suatu hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang berupa angka-angka.

b) Definisi operasional

Hasil belajar matematika dalam penelitian ini diperoleh melalui tes tertulis pada pertemuan ketiga setelah materi lingkaran selesai dipelajari.

Pada pertemuan ini siswa diberi waktu 80 menit untuk menyelesaikan soal tes hasil belajar matematika terkait materi lingkaran. Siswa tidak diperkenankan berdiskusi dan membuka buku yang berkaitan dengan matematika saat menyelesaikan tes. Skor hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa dalam menjawab semua instrument sesuai dengan indikator yang telah diberikan oleh guru.

2) Penerapan model reciprocal teaching 1) Definisi konseptual

Reciprocal Teaching merupakan strategi dalam pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mandiri siswa, sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika

2) Definisi operasional

Adapun penerapan dalam pembelajaran matematika yaitu : a. Klarifikasi

b. Prediksi c. Bertanya

d. Membuat rangkuman

langkah-langkah model pembelajaran Reciprocal Teaching :

11) Guru menjelaskan konsep matematika yang sesuai dengan topik yang diajarkan yakni lingkaran

12) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan

13) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menyusun soal latihan sesuai materi yang diajarkan dan menyelesaikan

14) Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat dan menyelesaikan latihan

15) Beberapa siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan siswa lain menanggapinya

16) Guru memandu diskusi siswa

17) Guru meminta beberapa siswa untuk mengulangi atau menjelaskan kembali titik teka materi yang telah diberikan sebagai pengetahuan yang telah diperoleh

18) Guru meminta siswa memprediksi soal yang lebih sulit dari soal yang telah diberikan sebelumnya dan beberapa diantara siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan soal yang telah dibuatnya sedangkan siswa lain memberi tanggapan

19) Guru bersama siswa merangkum hasil pembahasan. Guru memberi evaluasi seperti penugasan untuk dikerjakan dirumah.

3) Kisi-kisi instrumen

Tabel 3.2 : kisi-kisi soal Kompetensi

Dasar Indikator No. Item Soal Jumlah

 Menentuka n unsur dan bagian lingkaran

 Menghitun

 Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan unsur-unsur lingkaran

 Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan bagian-bagian lingkaran

 Menentukan nilai phi

1, 3,

4,5

2

2

2

1

g keliling dan luas lingkaran

 Menghitung keliling dan luas lingkaran

6, 7, 8, 9, 10,11,12,13,14 ,15,16,17,18,1 9,20

15

Jumlah 20

Tabel 3.3

Rubrik Penilaian Hasil Belajar Matematika Soal No Klasifikasi Skor

1 Mudah 3

2 Mudah 3

3 Mudah 3

4 Mudah 3

5 Mudah 3

6 Sedang 5

7 Sedang 5

8 sedang 5

9 Sedang 5

10 Sedang 5

11 Sedang 5

12 Sedang 5

13 Sedang 5

14 Sedang 5

15 Sedang 5

16 Sulit 7

17 Sulit 7

18 Sulit 7

19 Sulit 7

20 sulit 7

Jumlah skor 100

4) Validasi Instrument

Uji validasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Validitas kontruk disusun berdasarkan terori yang relavan dengan cara berkonsultasi dengan ahli yang disebut validator.

“validitas konstruk adalah uji validitas dengan meminta pendapat para ahli tentang instrument yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrument dapat digunakan tanpa perbaikan, dan mungkin dirombak total”. (Sugiyono, 2014, hal. 125)

Setelah uji validitas konstruk dilaksanakan selanjutnya diteruskan ke uji coba nstrument, instrument tersebut di uji cobakan kepada sampel yang telah diambil dari populasi.

Dokumen terkait