• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.2 Instrumen pengumpulan data hasil belajar .1Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara yang telah ditentukan (Arikunto, 2006:150).Tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif siswa pokok bahasan Sumber Daya Alam. Soal tes diujicobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba, yaitu kelas yang telah memperoleh pelajaran IPA pokok bahasan Sumber Daya Alam dalam hal ini kelas V SD N 3 Ketangirejo. Setelah soal tes dianalisis digunakan sebagai soal pre test dan post test. Soal tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

3.4.2.1.1 Tes essay

Tes essay digunakan untuk mengetahui tingkat keterbacaan teks bahan ajar sehingga diperoleh informasi bahwa bahan ajar buku cerita tersebut mudah dipahami atau tidak. Tes essay ini terdiri atas 25 butir soal yang merupakan soal yang terdapat pada buku cerita.

3.4.2.1.2 Tes Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi. Pengumpulan data dengan metode tes dilakukan pada pembelajaran sebelum (pre test) dan setelah (post test)menggunakan bahan ajar buku cerita. Sehingga dapat diketahui perbedaan hasil dalam pembelajaran dengan menggunakan buku cerita dan tanpa buku cerita. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa

yang meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Soal tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu bentuk objektif tipe pilihan ganda.

Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukurapa yang diinginkan (Arikunto, 2006:168).Validitasdalam penelitian ini adalah validitas isi soal. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi yang diberikan.

Hasil analisis nilai uji coba menunjukkan bahwa semua soal uji coba yang valid. Soal-soal valid tersebut belum tentu dapat dipakai sebagai soal post test, karena selain valid, soal yang dijadikan sebagai soal post test juga harus memenuhi kriteria indeks kesukaran, daya pembeda, dan juga relibilitas.

Taraf Indeks Kesukaran

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi kriteria validitas perlu juga dianalisis tingkat kesukarannya. Menurut Arikunto (2006:210) rumus analisis tingkat kesukaran soal adalah :

Keterangan :

= Indeks kesukaran

= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah IK A JB B JB B A B A JS JS JB JB IK   

= banyak siswa pada kelompok atas = banyak siswa pada kelompok bawah Kriteria :

P > 0,7 = sukar 0,3≤ P ≤ 0,7 = sedang P< 0,3 = mudah

Kriteria indeks kesukaran soal ada tiga berdasarkan harga indeks kesukaran soal. Kriteria-kriteria tersebut yaitu, sukar, sedang, dan mudah. Hasil dari perhitungan indeks kesukaran soal uji coba ditunjukkan pada tabel 3.2 sebagai berikut

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Kriteria

Indeks Kesukaran

Nomor Soal Jumlah

Butir Soal Sukar 3, 13 2 Sedang 1, 7, 10, 11, 12, 16, 17, 18, 19, 23, 24, 25, 27, 32, 33, 34, 36, 40 18 Mudah 2, 4, 5, 6, 8, 9, 14, 15, 20, 21, 22, 26, 28, 29, 30, 31, 35, 37, 38, 39 20 Jumlah 40 Reliabilitas

Reliabel adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sugiyono, 2006:273). Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat menunjukkan hasil yang relatif atau tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah

A

JS

B

subyek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Menurut Arikunto (2006:188) untuk mencari reliabilitas bentuk pilihan ganda menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r11 : reliabilitas instumen

k : banyaknya butir pertanyaan vt : varians total

p : proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsisubjek yang mendapat skor 1)

Berdasarkan analisis realibilitas soal pada Lampiran 6 diperoleh r11 sebesar 0,773. Hal ini menunjukkan instrumen bersifat sangat reliabel, sehingga instrumen ini layak digunakan dalam penelitian untuk mengukur hasil belajar kognitif. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara tes yang berkemampuan tinggi dengan tes yang berkemampuan rendah.

A B A JS JB JB DP   atau B B A JS JB JB DP   Keterangan: DP = Daya Pembeda

= Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas = Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah = Banyaknya siswa pada kelompok atas

= Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Kriteria indeks daya pembeba soal ada lima yaitu sangat jelek, jelek, cukup, baik, dan sangat baik. Kriteria daya pembeda ditunjukkan pada tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda

Inteval Kriteria 0,00 0,00< 0,20 0,20< 0,40 0,40< 0,70 0,70< 1,00 Sangat jelek jelek cukup baik sangat baik

Kriteria daya pembeda soal ada lima berdasarkan nilai daya pembeda soal tersebut. Kriteria-kriteria tersebut yaitu, tidak baik, jelek, cukup, baik, dan sangat baik. Jumlah butir soal dan nomor soal dengan kriteria tidak baik, jelek, cukup, baik, dan sangat baik dapat dilihat pada Tabel 3.4

A JB B JB A JS B JS DP DP DP DP DP

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba Kriteria

Daya Pembeda

Nomor Soal Jumlah

Butir Soal Sangat jelek 10 1 Jelek 1, 2, 3, 6, 8, 11, 13, 14, 20, 21, 23, 25, 30, 13 Cukup 4, 5, 7, 9, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 24 Baik 32, 33, 2 sangat baik Jumlah 40 3.4.2.2Non-tes 3.4.2.2.1 Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama siswa anggota sampel dan data nilai ulangan kelas IV SD Negeri 3 Ketangirejo dan SD Negeri 3 Latak. Data nilai digunakan untuk analisis tahap awal.

3.4.2.2.2 Angket

Bisa disebut juga kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006:151). Angket diberikan kepada siswa yang berasal dari kelompok eksperimen pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan buku cerita bermuatan kebencanaan, minat membaca dan sikap tanggap bencana terhadap Hasil

BelajarSiswa Kelas IV SD Negeri 3 Ketanggirejo dan SD Negeri 3 Latak pada Materi Pokok Sumber Daya Alam. Hasil angket dianalisis secara deskriptif dengan membuat tabel frekuensi jawaban siswa kemudian ditarik kesimpulan. Lembar angket tanggapan dan pedoman penilaiannya. Metode angket yang digunakan untuk menganalisis atau memperoleh data tentang pengujian atau penilaian media.

1) Angket Penilaian Prototipe

Angket penilaian prototipe digunakan untuk mengetahui penilaian secara objektif tentang keefektifan terhadap buku cerita yang telah dihasilkan. Selain itu, guru dapat memberikan saran secara umum untuk perbaikan media buku cerita anak apabila masih terdapat kekurangan.

2) Angket Uji Kelayakan

Angket uji kelayakan digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar buku cerita sains sehingga didapatkan informasi bahwa buku cerita sains ini layak atau tidak digunakan sebagai bahan ajar. Kisi-kisi angket uji kelayakan bahan ajar buku cerita sains ditinjau dari dimensi tampilan, bahasa, dan materi. Angket ini terdiri dari 15 butir pernyataan yang diisi oleh guru SD sebagai responden. Sistem penskoran menggunakan 3 pilihan, yaitu Sangat Baik dengan skor 3, Baik dengan skor 2, dan Kurang baik dengan skor 1.

3) Angket Uji Keterbacaan

Angket uji keterbacaan digunakan untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahan ajar buku cerita sains sehingga didapatkan informasi bahwa buku cerita sains ini dapat atau tidak digunakan sebagai bahan ajar. Angket ini terdiri dari 25

butir pernyataan yang diisi oleh siswa SD sebagai responden. Setiap butir soal merupakan soal yang dibuat dari buku cerita, sehingga dapat dengan mudah dijawab apabila siswa memahami isi cerita.

4) Angket Penilaian minat membaca

Angket penilaian minat digunakan untuk menilai minat siswa secara langsung dari siswa. Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat membaca buku bagi. Kisi-kisi angket uji kelayakan bahan ajar buku cerita sains ditinjau dari dimensi kebutuhan, perasaan, dan lingkungan. Angket ini diberikan kepada siswa sebelum dan setelah membaca buku cerita bermuatan kebencaanan. Angket ini terdiri dari 20 butir pernyataan yang diisi oleh siswa SD sebagai responden. Sistem penskoran menggunakan 3 pilihan, yaitu Ya dengan skor 3, Bingung dengan skor 2, dan Tidak dengan skor 1.

5) Angket penilaian sikap tanggap bencana

Angket penilaian tanggap bencana digunakan untuk menilai tanggap bencana secara langsung dari siswa. Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tanggap siswa terhadap bencana alam. Kisi-kisi angket uji kelayakan bahan ajar buku cerita sains ditinjau dari dimensi pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan. Angket ini diberikan kepada siswa sebelum dan setelah membaca buku cerita bermuatan kebencaanan. Angket ini terdiri dari 15 butir pernyataan yang diisi oleh siswa SD sebagai responden. Sistem penskoran menggunakan 3 pilihan, yaitu Ya dengan skor 3, Bingung dengan skor 2, dan Tidak dengan skor 1.

Dokumen terkait