• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.2.6 Peningkatan Sikap Tanggap Bencana

Pada awal penelitian, peneliti memberikan pre test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah didapatkan skor pre test kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Perhitungan tersebut secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 71.

Pada tahap inti penelitian, kelas eksperimen menggunakan pembelajaran menggunakan buku cerita bermuatan kebencanaan sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran tidak menggunakan buku cerita bermuatan kebencanaan. Setelah perlakuan diterapkan, pada tahap akhir peneliti memberikan

post test kepada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Nilai rata-rata post test

kelas eksperimen den kelas kontrol adalah 91,37 dan 87,56, kemudian melakukan uji kesamaan dua rata-rata. Perhitungan tersebut secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 74.

Berdasarkan hasil uji perbedaan dua rata-rata (uji t pihak kanan) diketahui bahwa terdapat perbedaan sikap tanggap bencana siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sikap tanggap bencana kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Perhitungan secara lengkap tersaji pada Lampiran 77.

Berdasarkan uji gain, dapat diketahui terdapat peningkatan sikap tanggap bencana antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yaitu 0,55 (sedang) dan 0,32 (rendah). Peningkatan sikap tanggap bencana ini menunjukkan bahwa buku cerita efektif digunakan sebagai bahan ajar yang dapat meningkatkan sikap

tanggap bencana siswa kelas IV SD. Perhitungan uji gain secara lengkap tersaji pada Lampiran 80.

Kisi-kisi angket sikap tanggap bencana terdiri atas tiga aspek yaitu pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan. Nilai angket pre test dan post test menunjukkan bahwa pada aspek pembangunan berkelanjutan memiliki nilai yang paling rendah dibandingkan dengan aspek yang lain. Siswa-siswa belum memahami tentang pembuatan biopori sehingga mengakibatkan rendahnya nilai angket siswa. Melihat rendahnya pengetahuan siswa tentang biopori sehingga perlu pembelajaran ataupun praktik mengenai pembuatan biopori. Praktik dalam pembuatan biopori akan membuat siswa akan dengan mudah memahami cara pembuatan biopori dengan cara yang menyenangkan. Selain, pembelajaran tentang pembuatan biopori, siswa juga perlu mengalaman tentang penghijauan hutan (reboisasi hutan). Letak Sekolah dasar yang dekat dengan hutan akan sangat tepat bila siswa diajarkan tentang pentingnya penghijauan hutan dengan langsung menanami beberapa pohon di hutan itu. Pembelajaran yang didapatkan dengan cara yang menyenangkan diharapkan siswa akan lebih memahami pentingnya pembuatan biopori dan reboisasi hutan.

Meningkatkan nilai post test dibandingkan pre test angket sikap tanggap bencana siswa ini menunjukkan bahwa buku cerita efektif digunakan sebagai bahan ajar pendamping mata pelajaran sains pada siswa kelas IV SD untuk meningkatkan sikap tanggap bencana. Buku cerita bermuatan kebencanaan materi sumber daya alam berisi tentang pengembangan sikap tanggap bencana.

Pengembangan sikap tanggap bencana disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa SD serta lokasi SD. Lokasi SD yang rawan terjadi bencana banjir sehingga sikap tanggap bencana sangat penting diajarkan. Menurut Astuti (2010:33) Salah satu dari lima prioritas HFA (Framework For Action) adalah pentingnya menggunakan ilmu pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketangguhan di semua tingkat (dalam jangka panjang diharapkan dapat membangun kesiapsiagaan terhadap bencana demi respons yang efektif di semua tingkat). Adanya pendidikan mitigasi bencana siswa-siswa akan siap dalam menghadapi bencana, juga dapat mencegah terjadinya bencana itu.

Analisis data menunjukkan bahwa sikap tanggap bencana siswa meningkat setelah membaca bahan ajar buku cerita bermuatan kebencanaan materi sumber daya alam, akan tetapi peningkatannya masih sedikit.

70

BAB 5

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1) Media buku cerita bermuatan kebencanaan dengan pokok materi sumber daya alam yang berbentuk rangkaian cerita bergambar. Buku cerita bermuatan yang dibagi menjadi dua bagian yaitu pendahuluan dan isi. Bagian pendahuluan berisi halaman judul, kata pengantar dan daftar isi. Bagian isi berisi cerita bermateri sumber daya alam yang terdiri atas Banjir, Jangan Bakar Hutan Robi, Hutanku Jadi Jalan, Pancing Jadi Obat dan Menggali Pasir.

2) Bahan ajar buku cerita bermuatan kebencanaan materi sumber daya alam yang telah disusun merupakan bahan ajar yang memiliki skor kelayakan sebesar 88,89% artinya buku cerita bermuatan kebencanaan alam memiliki kelayakan sangat layak.Kisi-kisi angket uji kelayakan bahan ajar buku cerita ditinjau dari dimensi materi, tampilan, dan bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar buku cerita bermuatan kebencanaan dapat digunakan sebagai bahan ajar pendamping pada proses pembelajaran di sekolah dasar.

3) Bahan ajar buku cerita bermuatan kebencanaan materi sumber daya alam yang telah disusun merupakan bahan ajar yang memiliki skor keterbacaan sebesar 81,60% artinya buku cerita bermuatan kebencanaan alam memiliki keterbacaan mudah dipahami.

4) Buku cerita bermuataan kebencanaan dapat meningkatkan minat membaca siswa, meskipun masih pada kategori sedang.

5) Buku cerita bermuataan kebencanaan dapat meningkatkan prestasi belalajar kognitif siswa, sebesar 0,66 pada kategori sedang.

6) Buku cerita bermuataan kebencanaan dapat meningkatkan sikap tanggap bencana siswa, juga pada kategori sedang.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat peneliti sampaikan kepada pengembang buku cerita sains adalah sebagai berikut:

1) Pada saat penelitian menggunakan buku cerita bermuataan kebencanaan, sebaiknya guru selalu mengingatkan siswa untuk tidak membaca dengan suara keras agar tidak mengganggu siswa yang lain.

2) Setelah siswa membaca buku cerita bermuataan kebencanaan, sebaiknya guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami sehingga siswa lebih paham terhadap materi yang sedang dipelajari.

3) Pada proses pembelajaran guru memberikan penjelasan dan memberi contoh tentang upaya pencegahan dan penangulangan bencana yaitu reboisasi bencana dan pembuatan biopori.

72

Dokumen terkait