• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen Pengumpulan Data

Dalam dokumen Nurrul Riyad A121008021 (Halaman 112-119)

Uji efektifitas produk dengan eksperimen

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatanya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya, Arikunto (2009:101). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Bagan instrumen pengumpul data

Instrumen Pengumpul Data

Kekuatan otot tungkai

Daya tahan otot perut

Daya tahan otot lengan

Daya tahan otot tungkai

Power otot tungkai Kekuatan otot lengan

Power otot lengan

Intervieu Guide

Kuesioner Campuran

Catatan Lapangan Tes Kemampuan Fisik

1. Intervieu guide

Metode pertama yang digunakan adalah metode wawancara atau intervieu. “Intervieu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer), Winarno (2007:64).” Metode wawancara dengan menggunakan teknik intervieu bebas digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari pelatih tim bolavoli. Intervieu bebas adalah intervieu yang dilakukan oleh pewawancara dengan menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur.

2. Kuesioner

Instrumen selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuisioner. “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti, Winarno (2007:62).” Metode angket digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari anggota tim bolavoli, uji coba kelompok kecil dan besar serta untuk memperoleh informasi dari para ahli.

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa bentuk. Bentuk yang pertama adalah kuisioner pilihan ganda dengan disertai juga bentuk Skala likert. Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang tersedia merupakan pilihan ganda dan jawaban yang tersedia menunjukkan tingkatan-tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau sangat baik hinga kurang sekali.

a. Ahli bolavoli (kuesioner campuaran)

Aspek kelayakan produk pengembangan latihan beban untuk masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut:

Bentuk-bentuk latihan dan program latihan: 1. Aspek Kesesuaian

2. Aspek Kemanfaatan 3. Aspek Keamanan 4. Aspek Keterlaksanaan Penyajian produk:

1. Aspek kesesuaian dengan kaidah pembuatan produk. 2. Aspek kemudahan untuk dipahami.

b. Atlit bolavoli (kuesioner tertutup)

Aspek kelayakan produk pengembangan latihan beban untuk masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Aspek kemudahan untuk dipahami 2. Aspek kemudahan untuk dilakukan 3. Aspek kemenarikan

4. Aspek kemanfaatan 3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2007:209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami,dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan selama pelaksanaan penelitian.

Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan analitis, berisi tentang rencana, keputusan prosedural, hingga kritik pribadi terhadap keputusan yang diambil peneliti sehingga seluruh kegiatan dalam pelaksanaan program tersebut bisa terekam dengan baik.

4. Tes kemampuan fisik

Penelitian ini juga menggunakan metode tes. Menurut Johnson dan Nelson (1969:1) “Tes adalah suatu bentuk dari suatu pertanyaan dan atau pengukuran, yang digunakan untuk memperkirakan ingatan dari sutau pengetahuan dan kemampuan, atau untuk mengukur kemampuan gerak di dalam aktifitas jasmani.” Kirkendal (1987) menyatakan bahwa, “tes adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau objek.”

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui hasil peningkatan dari eksperimen produk pengembangan. Secara khusus tes yang digunakan adalah tes prestasi. Winarno (2007:61) menyatakan “tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi seseorang setelah mempelajari sesuatu.” Dalam penelitian ini tes prestasi yang dimaksudkan tes kemampuan fisik sehingga instrumen ini masuk kategori achievement test.

Sugiyanto (1993:66), menyatakan bahwa “kriteria pengukuran dikatakan baik apabila memenuhi kriteria: instrumen pengukuran harus valid, reliabel, mudah diadministrasikan dan ada norma penilaiannya”. Dalam penelitian ini digunakan baterai tes, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, secara teknis dapat diuraikan sebagai berikut:

Gambar 3.3 Bagan bateri tes kemampuan fisik

a. Kekuatan otot tungkai,leg dynamometer

Untuk mengetahui kekuatan otot tungkai dengan menggunakan tes leg dynamometer. Tujuan tes adalah untuk mengukur kekuatan kelompok extensor tungkai. Pelaksanaan tes : berdiri diatas tumpuan leg dynamometer, kedua lengan memegang bagian lengan tongkat, pegangan setinggi bagian kemaluan, sabuk pengaman dililitkan antara pinggang dengan kedua ujung tongkat pegangan. Gerakannya : tarik tungkai dengan kedua tangan bersamaan dengan meluruskan kedua lutut, pada akhir gerakan kedua lutut hampir lurus sepenuhnya. Penilaian yaitu hasil yang dapat dicatat dari nilai tertinggi yang diperoleh selama melakukan tes sebanyak 2-3 kali. Hasil masing-masing testee dapat dibaca pada petunjuk yang berada di atas bantalan leg dynamometer.

b. Kekuatan otot lengan.Pull and push dynamometer

.

Tujuan: Untuk mengukur kekuatan otot tangan dalam menarik dan mendorong. Alat: pull and push dynamometer. Petugas: (1) pemandu tes dan (2) pencatat skor. Pelaksanaan: Testee berdiri tegak dengan kaki direnggangkan dan

Tes daya tahan otot tungkai (squat

Tes power otot lengan (lempar bola basket)

Tes daya tahan otot lengan (push-up)

Tes power otot tungkai (standing broad jump)

Tes kekuatan otot lengan Tes kekuatan otot tungkai

Tes daya tahan otot perut (sit-up)

pandangan lurus ke depan. Tangan memegang pull & push dynamometer dengan kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Tarik alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali. Penilaian: Skor kekuatan tarik atau kekuatan dorong terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg. dengan tingkat ketelitian 0,5 kg.

c. Daya tahan otot perut. AAHPERD Modifield Sit-ups(AAHPERD 1980) Untuk memperoleh data daya tahan otot perut dilakukan dengan menggunakan instrumen tes sit-up, Nelson (1986:132). Testee harus menempelkan kedua lengan di depan dada dan melakukan sit-up dengan cara menyentuhkan siku kiri ke lutut kanan, dan siku kanan ke lutut kiri. Gerakan tersebut dilakukan sebanyak mungkin.

d. Daya tahan otot lengan.Modifield Push-up

Untuk memperoleh data kekuatan otot perut dilakukan tes dengan menggunakan instrument push-up, Nelson (1986:139). Posisi awal: testee mengambil posisi tidur menelungkup dan menempatkan telapak tangan di lantai di bawah dada testee. Kedua tangan testeeterletak di lantai di bawah kedua bahunya, siku dipertahankan atau dikunci dalam keadaan lengan diluruskan. Seluruh tubuh lurus, tidak ada bagian tubuh yang menyentuh lantai kecuali kedua tangan dan tumitnya. Kedua kaki diregangkan sejauh 30 cm.

Pelaksanaan: Testeemembengkokkan lengannya, badan diturunkan sampai dadanya dapat menyentuh tangan penghitung dan dorong kembali ke posisi awal.

Tubuh harus tetap dipertahankan dengan lurus sepanjang melakukan gerakan. Testeemelakukan kegiatan sebanyak mungkin tanpa harus berhenti.

e. Daya tahan otot tungkai.Half squat jump test

Untuk mengetahui daya tahan otot tungkai dapat diketahui dengan tes squat jump, Nelson (1986:137), pelaksanaan: orang coba berada pada sikap jongkok dengan salah satu tumit kaki yang lainya berada di depan, sedangkan kedua tangan saling berkait diletakkan dibelakang kepala, pandangan ke depan. Orang coba lemompat ke atas sehingga tungkai lurus, lalu mendarat dengan berganti kaki ke depan dan ke belakang,dengan posisi setengah jongkok (half squat). Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan sikap kaki bergantian sampai orang coba tak dapat melompat lagi secara sempurna seperti ketentuan tersebut di atas.

f. Power otot tungkai. Vertical Jump

Johnson dan Nelson (1986:219), untuk mengetahui power otot tungkai masing-masing testee yaitu dengan tes Vertical Jump. Tujuan tes adalah untuk mengukur power kaki melompat ke atas. Tingkatan usia untuk tes ini adalah individu yang berusia 6 tahun sampai usia perguruan tinggi. Tes ini baik dilakukan untuk laki-laki dan perempuan.

g. Power otot lengan. Two Hand Medicine Ball Put

Untuk memperoleh data power otot lengan dengan cara atlet melakukan lempar bola medicine, yang dalam penelitian ini diganti dengan menggunakan bola basket. Caranya dengan menghitung jarak antara jatuhnya bola dengan tempat duduk atlet pada waktu melempar, dengan satuan meter. Setiap atlet

melakukan dua kali kesempatan melempar bola, dan diambil yang terjauh dari hasil lemparanya. Nelson (1986:214).

Dalam dokumen Nurrul Riyad A121008021 (Halaman 112-119)

Dokumen terkait