• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Asumsi dan Batasan pengembangan

2.1.6 Instrumen Penilaian

2.1.6.1 Pengertian Instrumen Penilaian

Dalam penilaian ada beberapa istilah yang saling berkaitan dengan pengertian penilaian yaitu pengukuran, penilaian dan evaluasi. Depdiknas (2008:14) mengutarakan bahwa “pengukuran adalah suatu proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu”. Kata pengukuran seringkali dikaitkan dengan kata penilaian.Padahal kedua kata ini berbeda. Penilaian adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik dalam suatu mata pelajaran (Wahab, 2011:351). Sama halnya dengan kata evaluasi. Kata ini juga sering dikaitkan dengan penilaian. Namun

sebenarnya kata ini berbeda. Evaluasi dilakukan setelah kegiatan penilaian dilaksanakan. Bloom (1971) dalam Daryanto (2007:1) mengatakan bahwa:

evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain change are taking place in the learners as well as to determine the amount or degree of change in individual

students.”

Stufflebeam (1997) dalam Daryanto (2007:1-2) juga berpendapat bahwa:

“evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful

information for judging decision alternatives.”

Dalam KBBI (2001) kata instrumen dapat diartikan sebagai: 1) alat yang digunakan dalam suatu kegiatan; atau 2) sarana untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian adalah suatu alat ukur yang digunakan dalam kegiatana penilaian.Sedangkan Wardhani (2010) menyatakan instrumen penilaian hasil belajar adalah alat (ukur) yang digunakan dalam rangka kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

2.1.6.2 Tujuan Penilaian

Penilaian hasil belajar bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran (Wahab, 2011). Maka pendidik perlu mengembangkan beragai instrumen penilaian agar dapat dilakukan penilaian secara menyeluruh dalam berbagai aspek.

Muslich (2011) merinci tujuan penilaian sebagai berikut: 1) penilaian memberikan informasi terhadap kemajuan hasil belajar peserta didik; 2)

belajar lebih lanjut; 3) penilaian dapat digunakan guru atau siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik; 4) memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan memberikan informasi tentang kemajuan belajarnya dan merangsangnya untuk melakukan usaha perbaikan; 5) memberi informasi segala aspek kemajuan peserta didik yang dapat guru untuk membantu pertumbuhan siswa secara efektif sehingga menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang utuh; 6) penilaian juga digunakan untuk memberikan bimbingan yang tepat kepada siswa untuk memilih sekolah atau jabatan sesuai dengan ketrampilan, minat dan kemampuan.

2.1.6.3 Fungsi penilaian

Penilaian berbasis kelas memiliki beberapa fungsi.Menurut Muslich (2011) fungsi penilaian bagi siswa untuk membantu mewujudkan dan mengembangkan dirinya menuju lebih baik. Penilaian juga dapat membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya. Bagi guru penilaian berfungsi untuk mengetahui apakah metode mengajar yang digunakannya telah memadai serta membantu dalam membuat pertimbangan dan keputusan administrasi. Sedangkan Arifin (2009) menjelaskan fungsi evaluasi sebagai berikut: 1) evaluasi berfungsi untuk perbaikan dan pengambangan sistem pembelajaran; 2) untuk akreditasi. Namun jika dilihat secara menyeluruh, (Arifin, 2009: 16) menuliskan bahwa evaluasi berfungsi sebagai berikut:

1. Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang dicapai.

2. Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat.

3. Secara ditaktis-metodis, untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing.

4. Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok.

5. Mengetahui taraf kesiapan pesserta didik dalam menempuh program pendidikannya.

6. Membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas. 7. Secara administrasif, untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta

didik kepada orang tua, pejabat yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik.

Ahmadi (2008) menyatakan bahwa evaluasi mempunyai fungsi yang amat penting, yaitu sebagai berikut: 1) untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar serta mengadakan perbaikan program bagi murid; 2) untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas serta penentuan lulus tidaknya seorang murid; 3) Untuk menentukan murid didalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan (dan karakteristik lainnya) yang dimiliki oleh murid; 4) Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) murid yang

mengalami kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan belajar yang timbul.

2.1.6.4 Jenis penilaian

Dalam penilaian terdapat empat jenis penilaian. Ahmadi (2008) menjabarkan jenis penilaian sebagai berikut. 1) Penilaian formatif. Penilaian ini berfungsi untuk memperbaiki proses belajar mengajar kearah yang lebih baik, atau memperbaiki program suatu pelajaran yang telah digunakan. Tujuan penilaian untuk mengetahui hingga dimana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran.Pelaksanaan dilakukan setiap akhir pelaksanaan satuan program belajar mengajar. 2) Penilaian sumatif berfungsi untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti suatu program pengajaran dalam satu caturwulan, semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan. Tujuannya untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan program bahan pengajaran dalam satu caturwulan, semester, akhir tahun atau akhir suatu program bahan pengajaran pada suatu unit pendidikan tertentu.Penilaian ini dilakukan akhir caturwulan, semester, atau akhir tahun. 3) Penilaian placement. Jenis penilaian ini berfungsi untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisinya yang tepat. Tujuan penilaian untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam mengikuti setiap program/ bahan yang disajikan guru. Penilaian dilaksanakan

sebelum anak mengikuti proses belajar-mengajar yang permulaan. 4) Penilaian diagnostik. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagaimana untuk memecahkannya.Sedangkan tujuannya untuk mengatasi/membantu pemecahan kesulitan atau hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar-mengajar pada suatu bidang studi.Penilaian diagnostik dapat dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

2.1.6.5 Teknik Penilaian

Penilaian dapat ditempuh melalui dua teknik, yaitu teknik tes dan non tes.Dalam teknik tes terdapat tes tertulis, tes lisan serta tes perbuatan. Sedangkan teknik non tes terdapat empat jenis yaitu angket, wawancara, observasi, dan kuesioner. Masidjo (1995) yang menyatakan bahwa dalam teknik non tes terbagi menjadi enam jenis non tes, yaitu observasi, catatan anekdota, daftar cek, skala nilai, angket, serta wawancara.

Observasi merupakan suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam situasi di suatu tempat.observasi dapat dilakukan dengan tiga cara, antara lain observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan secara langsung terhadap obyek yang diselidiki. Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknikn maupun alat tertentu. Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi

Catatan anekdota yaitu catatan-catatan singkat tentang peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik. Sedangkan Masidjo (1995: 64) menyatakan “catatan anekdota adalah suatu catatan faktual dan seketika tentang peristiwa, kejadian, gejala atau tingkah laku yang spesifik dan menarik, yang dilakukan siswa secara individu atau kelompok.”

Daftar cek adalah suatu daftar yang memuat sejumlah pernyataan singkat, tertulis tentang berbagai gejala, yang dimaksudkan sebagai penolong pencatatan ada tidaknya sesuatu gejala dengan cara memberi tanda cek (√) pada setiap pemunculan gejala yang dimaksud (Masidjo, 1995). Daftar cek juga memiliki manfaat antara lain sangat supel untuk mengecek kemampuan yang tampak dalam berbagai tingkah laku/pernyataan hasil belajar dari berbagai mata pelajaran. Sedangkan kelemahannya adalah bahwa mutu daftar cek sangat bergantung pada kejelasan pernyataan-pernyataan dalam daftar cek (Masidjo, 1995).

Skala nilai merupakan sebuah daftar yang memuat sejumlah pernyataan, gejala atau perilaku yang dijabarkan dalam bentuk skala atau kategori yang bermakna nilai dari yang terendah sampai yang tinggi (Masidjo, 1995). Kekuatan skala nilai adalah dalam waktu yang relatif singkat skala nilai dapat dengan mudah memberikan gambaran mutu penampilan perilaku terutama perilaku yang sedang dilakukan individu atau siswa atau kelompok. Sedangkan kelemahan skala nilai adalah guru, pengamat atau penilai sukar menilai keberadaan setiap aspek perilaku siswa terlepas dari keberadaan aspek-aspek lain. Hasil penilaian yang diperoleh kurang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari keseluruhan perilaku siswa (Masidjo, 1995).

Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2009) yang mengatakan bahwa angket termasuk alat utuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal.

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancara (interviewee) yang dilakukan sambil bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud memperoleh jawaban dari interviewee (Masidjo, 1995). Wawancara memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut beberapa kelebihan wawancara menurut Arifin (2009) yaitu dapat berkomunikasi secara langsung kepada peserta didik sehingga informasi yang diperoleh dapat diketahui objektivitasnya, dapat memperbaiki proses hasil belajar, pelaksanaan wawancara lebih fleksibel, dinamis, dan personal. Sedangkan kelemahan wawancara adalah jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara banyak menggunakan waktu, tenaga dan biaya. Adakalanya terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah, sehingga data kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan. Sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang diwawancarai dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara.

Selain penilaian tes dan non tes terdapat jenis penilaian autentik. Penilaian autentik adalah jenis assesmen yang memicu peserta didik aktif membangun pengetahuan dan yang dapat membentuk kompetensi seperti yang ditetapkan dalam SKL, SK, KD, maupun indikator (Trianto, 2011: 69). Jenis penilaian

kinerja merupakan penilaian terhadap tingkah laku, akivitas, atau interaksi siswa dalam proses belajar. Penilaian sikap adalah penilaian terhadap aspek-aspek nonintelektual seperti sikap, minat, dan motivasi (Trianto, 2011: 276). Penilaian portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Muslich (2011: 73) menyatakan “portofolio adalah sekumpulan artefak (bukti karya/kegiatan/data) sebagai bukti (evidence) yang menunjukkan perkembangan dan pencapaian suatu program.” Sedangkan penilaian proyekmerupakan penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung penyelidikan yang harus selesai dalam waktu tertentu.

Dokumen terkait