• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.6 Instrumen Penelitian

3.6.4 Instrumen Tes Kemampuan Representasi Matematis

Instrumen tes kemampuan representasi matematis berupa tes bentuk uraian. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan representasi matematis peserta didik. Tes ini dilaksanakan setelah tes ketuntasan materi kubus dan balok. Tes uraian ini juga berkaitan dengan materi saat pembelajaran yaitu Bangun Ruang

Sisi Datar sub bab luas permukaan dan volume dari Kubus dan Balok. Penyusunan kisi-kisi tes disesuaikan dengan kompetensi dasar, indikator pembelajaran dalam RPP, dan kriteria kemampuan representasi matematis. Kisi-kisi, instrumen tes, kunci jawaban dan pedoman penskoran soal tes kemampuan representasi matematis selengkapnya dapat dilihat dapat dilihat pada lampiran 17-19. Setelah perangkat instrumen tersusun, kemudian diujicobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba instrumen yaitu kelas selain kelas subjek penelitian dengan soal yang sama dan tenggang waktu yang cukup untuk diuji apakah butir-butir soal tersebut valid dan dapat digunakan. Setelah dilakukan uji coba, hasilnya akan dianalisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda butir soal. Soal-soal yang valid, sudah diperbaiki berdasarkan hasil uji coba sebelumnya, dan layak digunakan kemudian diberikan di kelas subjek penelitian.

1. Analisis Validitas Soal

Validitas suatu instrumen menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Pada penelitian ini, validitas soal yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Validitas Isi

Menurut Arikunto (2013:82), sebuah tes memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi instrumen tes dalam penelitian ini ditetapkan menurut analisis rasional terhadap isi tes, yang penilaiannya didasarkan atas pertimbangan guru dan dosen pembimbing.

b. Validitas Butir

Pada validitas butir, sebuah butir soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (Arikunto, 2013: 87) sebagai berikut.

= ∑ ∑ ∑

√ ∑ 2222 Keterangan:

: Koefisien korelasi antara X dan Y; : Banyaknya subjek;

∑ : Jumlah skor tiap butir soal; ∑ : Jumlah skor total;

2 : Jumlah kuadrat skor butir soal; 2 : Jumlah kuadrat skor total.

Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikan = . Setelah diperoleh hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan tabel kritis r product moment dengan taraf signifikan = . Jika maka item tersebut valid.

Hasil analisis validitas instrumen tes ketuntasan materi kubus dan balok menunjukkan bahwa 8 soal valid. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9. Sedangkan hasil analisis validitas instrumen tes kemampuan

representasi matematis menunjukkan bahwa 6 soal valid. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.

2. Analisis Reliabilitas Tes

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono 2013: 173). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes berbentuk soal uraian. Oleh sebab itu, pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha.

Rumus Alpha (Arikunto, 2013: 122) sebagai berikut.

= 2 2

Keterangan:

: Reliabilitas yang dicari;

2 : Jumlah varians skor tiap-tiap item; 2 : Varians total.

Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak, langkah selanjutnya adalah mengonsultasikan dengan harga kritik atau standar reliabilitas.

Harga kritik untuk indeks reliabilitas instrumen adalah 0,7. Artinya suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7.

Hasil analisis reliabilitas instrumen tes ketuntasan materi kubus dan balok setelah dilakukan uji coba menunjukkan bahwa koefisien alfa = artinya item tes yang di uji cobakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9. Sedangkan hasil analisis reliabilitas instrumen tes kemampuan representasi matematis setelah dilakukan uji coba menunjukkan bahwa koefisien alfa = artinya item tes yang di uji cobakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.

3. Analisis Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut taraf kesukaran. Besar indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0.

Rumus yang digunakan untuk tipe soal uraian adalah sebagai berikut. = ℎ � � � = Pengklasifian taraf kesukaran (Arikunto, 2013:225) disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Kriteria Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria

Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah

Berdasarkan analisis uji coba soal tes ketuntasan materi kubus dan balok, dari 8 soal uraian diperoleh butir soal nomor 1,4,5, dan 8 tergolong soal yang mudah, butir soal nomor 3, 6, dan 7 tergolong soal yang sedang dan butir soal nomor 2 tergolong soal yang sukar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9. Sedangkan pada analisis uji coba soal tes kemampuan representasi matematis, dari 6 soal uraian diperoleh butir soal nomor 1 tergolong soal mudah, butir soal nomor 2, 4, dan 5 tergolong soal sedang dan butir soal nomor 3 dan 6 tergolong soal sukar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.

4. Daya pembeda

Menurut Arikunto (2013: 226), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks dikriminasi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal bentuk uraian adalah sebagai berikut (Arifin, 2012: 146).

� = Keterangan:

� : Daya pembeda;

: Rata-rata skor kelompok atas; : Rata-rata skor kelompok bawah; maks : Skor maksimal.

Menurut Arifin (2012: 146), kriteria daya pembeda dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda (D)

Daya Pembeda Kriteria

D ≥ 0,40 Sangat Baik

0,30 ≤ D < 0,40 Baik

0,20 ≤ D < 0,30 Cukup D < 0,20 Kurang Baik

Berdasarkan analisis uji coba soal tes ketuntasan materi kubus dan balok, dari 8 soal uraian diperoleh butir soal nomor 1, 3, 6, dan 7 mempunyai kriteria sangat baik, butir soal nomor 2, 5, dan 8 mempunyai kriteria baik dan butir soal nomor 4 mempunyai kriteria cukup. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9. Sedangkan pada analisis uji coba soal tes kemampuan representasi matematis, dari 6 soal uraian diperoleh butir soal nomor 1 mempunyai kriteria cukup, butir soal nomor 2, 4, dan 6 mempunyai kriteria sangat baik dan butir soal nomor 3 dan 5 mempunyai kriteria baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.