• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumentasi dan Kontrol 1 Governor.

7 Alat Kontrol Penggerak Listrik dan Perlengkapannya

8.2 Motor 1 Teruji.

8.2.4 Instrumentasi dan Kontrol 1 Governor.

Motor harus dilengkapi dengan governor yang mampu mengatur kecepatan motor dalam rentang 10 persen antara kondisi pompa tak berbeban sampai beban maksimum pompa. Governor harus dapat diatur di lapangan dan diset serta diamankan untuk mempertahankan kecepatan nominalnya pada beban maksimum pompa.

8.2.4.2 Alat Pemutus Kecepatan Lebih.

Motor harus dilengkapi dengan alat pemutus kecepatan lebih. Alat ini harus diatur sedemikian rupa sehingga menghentikan motor pada saat kecepatan mencapai kurang lebih 20% di atas kecepatan nominal motor dan dapat direset secara manual.

Suatu sarana harus didakan untuk menunjukkan adanya sinyal gangguan kecepatan lebih ke alat kontrol otomatik sehingga alat kontrol tidak dapat direset sebelum alat pemutus kecepatan lebih direset secara manual ke operasi normal.

8.2.4.3 Tachometer (=Alat Pengukur Kecepatan Putar).

Suatu tachometerharus diadakan untuk menunjukkan putaran motor per menit. Tachometer ini harus tipe yang lengkap, atau harus dilengkapi dengan suatu meteran jam untuk mencatat total waktu operasinya motor.

8.2.4.4 Pengukur Tekanan Minyak.

Motor harus dilengkapi dengan suatu pengukur tekanan minyak untuk menunjukkan tekanan minyak pelumas.

8.2.4.5 Pengukur Temperatur.

Motor harus dilengkapi dengan pengukur temperatur untuk menunjukkan temperatur media pendingin motor pada setiap saat.

8.2.4.6 Panel Instrumen.

Semua instrumen motor harus diletakkan pada panel yang sesuai dan diamankan terhadap motor pada kedudukan yang tepat.

8.2.4.8* Pengkabelan Alat Kontrol Otomatik di Lokasi.

Hubungan internal antara alat kontrol otomatik dan kotak penyambung ke motor harus dilakukan dengan menggunakan kabel jenis berserabut dan ukurannya ditentukan berdasarkan beban kerja terus menerus.

8.2.4.9* Kontaktor Baterai Utama.

Kontaktor baterai utama yang memasok arus listrik motor ke starter harus mampu dioperasikan secara manual untuk memberikan arus listrik pada motor starter pada saat terjadinya kegagalan pada sirkit kontrol.

8.2.4.10 Sinyal untuk Motor Sedang Berjalan dan Berhenti.

Motor harus dilengkapi dengan sakelar yang peka terhadap kecepatan untuk memberi sinyal motor sedang berjalan atau berhenti. Daya untuk sinyal ini harus diperoleh dari suatu sumber lain, bukan dari generatornya sendiri.

8.2.4.11 Elemen Pengkabelan.

Semua pengkabelan pada motor termasuk sirkit untuk start ukurannya harus ditentukan berdasarkan beban kerja terus menerus.

Pengecualian :

Kabel untuk baterai harus disediakan sesuai rekomendasi pabrik pembuat motor. 8.2.5 Metoda start.

8.2.5.1 Alat start.

Motor harus dilengkapi dengan alat start yang handal.

8.2.5.2 Start secara Listrik.

Bila start listrik digunakan, alat start listrik harus mengambil arus listrik dari suatu baterai.

8.2.5.2.1 Jumlah dan Kapasitas Baterai.

Baterai lead acid harus disediakan dalam kondisi kosong dimana cairan elektrolitnya ditempatkan dalam wadah terpisah. Cairan elektrolit harus ditambahkan pada saat motor akan dijalankan, dan baterai siap digunakan.

Apabila baterai Nikel-Cadmium akan digunakan, harus disediakan sesuai persyaratan pabrik pembuat.

Pengecualian:

Baterai jenis lain boleh digunakan untuk dipasang sesuai persyaratan pabrik pembuatnya. 8.2.5.2.3 Pengisian Ulang Baterai.

Harus disediakan dua macam sarana pengisian ulang baterai. Satu harus diperoleh dari generatornya sendiri dan yang satu lagi diperoleh dari suatu alat pengisi yang alat kontrolnya secara otomatik mendapatkan daya dari sumber arus bolak balik lainnya.

Pengecualian:

Bila suatu daya arus bolak balik tidak tersedia atau tidak andal, suatu metoda pengisian tambahan selain dari generatornya sendiri harus disediakan.

8.2.5.2.4 Alat Pengisi Baterai.

Persyaratan untuk alat pengisi baterai adalah sebagai berikut :

a) Alat pengisi harus secara spesifik teruji untuk melayani pompa kebakaran. b) Rectifier harus dari tipe semiconductor.

c) Alat pengisi untuk suatu baterai lead-acid harus dari tipe yang secara otomatik dapat mengurangi arus pengisiannya kurang dari 500 mA bila baterai telah mencapai kondisi terisi penuh.

d) Alat pengisi baterai pada tegangan nominalnya harus mampu memasok energi pada baterai yang telah kosong dengan cara yang tidak merusak baterai dan harus dapat mengembalikan 100 persen kapasitas baterai sebagai cadangan atau amper-jam nominalnya dalam waktu kurang lebih 24 jam.

e) Alat pengisi harus memberi tanda pada saat kapasitas atau ampere-jam nominalnya telah terpenuhi, dan dapat diisi ulang sesuai butir 8.2.5.2.4.d).

f) Suatu amper-meter dengan tingkat ketelitian 5 persen dari pengisian normal nominalnya harus disediakan untuk menunjukkan operasi dari alat pengisi.

g) Alat pengisi harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak merusak atau memutuskan pengaman lebur selama jangka waktu siklus perputaran motor bila dioperasikan oleh suatu alat kontrol secara otomatik atau manual.

h) Alat pengisi harus secara otomatik mengisi pada laju maksimum bila diperlukan oleh baterai.

i). Alat pengisi baterai harus di tata untuk menunjukkan rugi-rugi output pada sisi beban dari alat proteksi arus lebih arus searah bila tidak tersambung ke panel kontrol {lihat butir 9.4.1.3.f)}.

8.2.5.2.5* Lokasi Baterai.

Baterai harus ditempatkan pada suatu rak di atas lantai, diamankan terhadap pergeseran dan diletakkan pada lokasi yang bebas dari temperatur tinggi, getaran, kerusakan mekanis atau terendam air. Baterai ini harus mudah dijangkau untuk pemeliharaan. Kabel baterai harus ditentukan ukurannya sesuai dengan rekomendasi dari pembuat motor dengan memperhatikan panjang kabel yang diperlukan untuk lapangan baterai tertentu.

8.2.5.2.6 Lokasi Bagian Penghantar Arus.

Bagian-bagian penghantar arus harus ditempatkan tidak boleh kurang dari 305 mm (12 inci) dui atas permukaan lantai.

8.2.5.3 Start secara Hidraulik.

8.2.5.3.1 Bila start dengan hidraulik digunakan, akumulator dan perlengkapan lainnya harus disimpan dalam lemari dan dilindungi sedemikian rupa sehingga bebas dari kerusakan

Motor diesel yang terpasang harus tanpa alat bantu untuk start, kecuali harus menggunakan alat pemanas air listrik pada selubung luar (jacket) motor yang dikontrol secara thermostatik. Diesel yang terpasang harus mampu memikul beban penuh nominalnya dalam waktu 20 detik detik setelah distart dengan udara intake, temperatur udara ruangan dan semua peralatannya pada 00C (320F).

8.2.5.3.2 Cara start dengan hidraulik, harus memenuhi kondisi sebagai berikut:

a) alat pemutar poros engkol hidraulik harus sistem yang berdiri sendiri yang dapat menyediakan gaya untuk memutaran poros engkol yang diperlukan dalam putaran per menit (rpm) sebagaimana direkomendasikan pabrik pembuat motor.

b) Sarana yang dioperasikan dengan listrik harus secara otomatik menyediakan dan mempertahankan tekanan hidraulik yang tersimpan dalam batas tekanan yang telah lebih dahulu ditentukan.

c) Sarana otomatik mempertahankan sistem hidraulik dalam batas tekanan yang telah lebih dahulu ditentukan, harus dipasok dari jalur utama dan jalur darurat bila tersedia. d) Sarana harus disediakan untuk mengisi ulang secara manual sistem hidraulik.

e) Kapasitas dari sistem untuk memutarkan poros engkol secara hidraulik harus menyediakan tidak kurang dari enam kali siklus pemutaran poros engkol.

Setiap siklus pemutaran poros engkol – tiga kali pertama secara otomatik dari sumber sinyal – harus menyediakan sejumlah putaran per menit yang disyaratkan untuk memungkinkan motor diesel memenuhi persyaratan memikul beban nominal penuh dalam waktu 20 detik setelah pemutaran engkol diawali dengan udara intake, temperatur udara ruangan, dan sistem pemutaran poros engkol pada 00C (320F).

f) Kapasitas dari sistem untuk memutarkan poros engkol secara hidraulik cukup untuk start tiga kali pada kondisi sebagaimana dijelaskan dalam butir 8.2.5.3.2, harus tersedia dan diatur sedemikian rupa sehingga operasi dari satu kontrol tunggal oleh satu orang memungkinkan kapasitas cadangan dapat digunakan.

g) Semua kontrol harus digerakkan oleh sumber listrik arus searah 12 Volt atau 24 Volt untuk mengakomodasi pemberhentian motor pada saat tekanan minyak pelumas rendah, kecepatan lebih, dan tempertatur air pada selubung luar motor tinggi.

Pada saat terjadinya kegagalan semacam ini, sistem untuk memutarkan poros engkol secara hidraulik harus menyediakan suatu “interlock” untuk mencegah motor melakukan pemutaran poros engkol ulang. “Interlock” ini harus di reset secara manual untuk kembali dapat distart setelah kegagalan motor diperbaiki.

8.2.5.4 Start dengan Udara.

8.2.5.4.1 Persyaratan yang Telah Ada.

Sebagai tambahan terhadap persyaratan dalam butir 8.1 sampai dengan butir 8.2.4.6, 8.2.5.1, 8.2.6 sampai dengan butir 8.6.2, 8.6.4 dan 8.6.5, peraturan berikut ini juga berlaku.

8.2.5.4.2 Sambungan Alat Kontrol Otomatik di Pabrik Pembuat.

Semua konduktor untuk alat kontrol otomatik harus di tata rapih atau tertutup secara fleksibel, terpasang pada motor dan disambung dalam suatu kotak penyambung motor ke

terminal yang diberi nomor sesuai dengan nomor terminal di alat kontrol. Persyaratan ini harus memastikan siapnya sambungan di lokasi antara kedua pasang terminal.

8.2.5.4.3 Sinyal untuk Motor Sedang Berjalan dan Berhenti.

Motor harus dilengkapi dengan sakelar yang peka terhadap kecepatan untuk memberi sinyal motor sedang berjalan dan berhenti. Daya dari sinyal ini diperoleh dari suatu sumber lain dari kompresor motornya sendiri.

8.2.5.4.4* Pasokan Udara untuk Start.

8.2.5.4.4.1 Tabung penyimpan untuk pasokan udara ukurannya harus ditentukan cukup untuk memutarkan poros engkol secara terus menerus tanpa pengisian ulang selama 180 detik. Harus disediakan terpisah, kompresor udara otomatik atau sarana memperoleh udara dari beberapa sistem lain, tidak tergantung dari kompresor yang digerakkan oleh motor pompa kebakaran. Alat pengamat yang cocok harus disediakan untuk menunjukkan kondisi tekanan udara tinggi dan rendah.

8.2.5.4.4.2 Suatu bypass konduktor dengan katup manual atau sakelar harus dipasang untuk mengalirkan udara langsung dari tabung penyimpanan udara ke motor starter pada keadaan terjadinya kegagalan sirkit kontrol.