• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

D. Integrasi Keislaman

Strategi penelusuran informasi merupakan suatu bentuk atau perencanaan yang di lakukan dalam menelusur informasi yang di gunakan untuk mencapai tujuan dan efektifitas dalam berbagai kegiatan penelusuran sehingga informasi yang di peroleh sesuai dengan apa yang di inginkan .

Menelusuri informasi dalam perpustakaan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemustaka. Informasi dalam perspektif islam yaitu penyampaian informasi harus menggambarkan narasi atau kisah dan berita yang bernar hal tersebut menunjukan bahwa informasi mutlak berpengaru terhadap interaksi dalam masyarakat, ajaran islam menempatkan informasi sebagai bagian penting dari karakter yang melekat pada diri setiap manusia sehingga dalam menyebarkan atau menerima informasi

harus di teliti kebenarannya. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam firman Allah surah:

QS. Alhujurat/49:6

ٍةَلاَهَجِب ٌۢاًم ْوَق ا ْوُبْي ِصُت ْنَا ا ْٰٓوُنَّيَبَتَف ٍاَبَنِب ٌۢ قِساَف ْمُكَءۤاَج ْنِا ا ْٰٓوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰٰي

َنْيِمِدٰن ْمُتْلَعَف اَم ىٰلَع ا ْوُحِبْصُتَف

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita ,maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpahkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan mu itu.

( Departemen Agama RI, 2005: 466).

Ayat tersebut menggunakan kata fatabayyanu, yang berarti memeriksa dengan teliti. Dari ayat ini dilihat perlunya memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka Serta memilah pada pembawa informasi dapat dipercaya atau tidak, dengan kata lain berita harus dikonfirmasi terlebih dahulu sehingga yakin akan kebenaran informasi untuk dijadikan sebuah fakta. Informasi yang perlu dikonfirmasi adalah berita yang penting, ditunjukan dengan digunakannya kata naba ‘ untuk menyebut berita bukan kata khabar.

M. Quraish Syihab membedakan dua kata yaitu kata naba’ menunjukan berita penting, sedangkan khabar menunjukan berita secara umum. Al-qur’an memberikan petunjuk bahwa berita yang perlu diperhatikan dan diselidiki adalah berita yang sifatnya penting. Adapun isu-isu ringan, dan berita yang tidak bermanfaat tidak perlu diselidiki bahkan didengarkan karena hanya menyita waktu dan energy.

Turunnya ayat ini mengajarkan kepada kaum muslimin agar berhati-hati dalam menerima informasi Sebab informasi sangat menentukan mekanisme pengambilan keputusan, dan bahkan entitas keputusan itu sendiri. Keputusan yang

27

salah akan menyebabkan semua pihak merasa menyesal. Pihak pembuat keputusan merasa menyesal karena keputusannya itu menyebabkan dirinya mendzalimi orang lain.

Hubungan ayat diatas dengan pembahasan penelitian ini yakni Al qur’an memberikan informasi kepada pemustaka agar menganalisis dengan cermat informasi (berita) yang diterima, sehingga dalam proses penelusuran informasi , informasi yang diberikan benar-benar informasi yang dibutuhkan pemustaka.

Kedudukan informasi ini sering muncul dalam ayat-ayat alqur’an salah satu bukti nyata dalam kebutuhan informasi pemustaka untuk mendapatkan informasi yang efektif dalam proses menelusuri informasi yang berkembang pada saat ini.

Adapun kaitan ayat ditatas dengan penelusuran informasi ialah sebagaiamana kita ketahui bahwa informasi sangat penting namun dalam pencarian informasi harus teliti dan informasi yang di sampaikan kepada pengguna harus dianalisis karena banyak informasi yang dapat membawa kita kedalam kesesatan karena perkembangan informasi sangat pesat.

Ayat di atas juga mengajarkan kepada pustakawan agar ketika memberikan arahan atau bimbingan kepada pemustaka mengenai cara-cara atau strategi yang digunakan ketika melakukan penelusuran informasi benar-benar mengajarkan strategi yang dapat membantu pemustaka menemukan informasi yang di butuhkan.

Misalnya pustakawan memberikan arahan atau bimbingan bagaimana cara menggunakan OPAC di perpustakaa, yaitu dengan memasukan judul pada katalog OPAC. Pustakawan dalam hal ini harus memberikan bimbingan yang tepat dan benar, jika pustakawan memberikan arahan yang salah maka dapat merugikan dan mempersulit pemustaka untuk mendapatkan informsi yang di butuhkan dan juga dapat berdampak pada proses penyebaran informasi misalnya menggunakan strategi yang salah dalam memcari informasi.

Dalam perpustakaan seharusnya pemustaka menguasai strategi ketika melakukan penslusuran informasi sehingga pemustaka dapat menemukan informasi yang pasti kebenarannya dan sesuai dengan apa yang di inginkan.

QS. Al A’raaf / 7: 52

َن ْوُنِم ْؤُّي ٍم ْوَقِِّل ًةَمْح َر َّو ىًدُه ٍمْلِع ىٰلَع ُهٰنْلَّصَف ٍبٰتِكِب ْمُهٰنْئ ِج ْدَقَل َو

Terjemahnya:

Dan sesungguhnya, kami benar-benar telah mendatangkan kepada mereka sebua kitab. Kami telah menjelaskan atas dasar pengetahuan kami; ia menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ( Tafsir al-Misbah,Q.S Al A’raaf/7:52).

Kitab dalam ayat diatas adalah kitab suci Al-qur’an. Sebuah kitab, baik kitab suci maupun kitab-kitab lainnya, dalam hal ini kitab-kitab lainnya yang di maksudkan penulis seperti buku, majalah, jurnal, bulletin ,dan sebagainya, merupakan jenis-jenis koleksi perpustakaan yang akan mengalami persoalan dalam hal penelusuran kembali informasi atau pencarian kembali informasi yang berkaitan dengan koleksi bahan pustaka. Sistem katalogisasi yang digunakan diperpustakaan merupakan cara yang cukup efektif dalam meredukasi persoalan penelusuran informasi. Strategi penelusuran yang efektif dalam mencari/

mengakses ilmu adalah dengan banyak membaca dan belajar. Pemustaka dituntut untuk mencari literatut-literatur dengan menggunakan strategi penelusuran yang dimiliki untuk dipelajari demi pengembangan diri, salah satunya dengan mendatangi/ mengunjungi perpustakaan - perpustakaan, karena perpustakaan menyimpan beragam koleksi/bahan pustaka yang dapat kita pelajari dengan mudah. Perpustakaan meyediakan berbagai macam ilmu pengetahuan yang kita butuhkan.

QS. Al-Ahzab/ 33 :70.

ْوَق ا ْوُل ْوُق َو َ هاللّٰ اوُقَّتا اوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰٰي

اًدْيِدَس ًلً

29

Terjemahnya:

Wahai orang – orang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar ( QS. Al-Ahzab/ 33 :70).

Ayat di atas memberikan informasi kepada kaum muslimin untuk tidak mengucapkan kebohongan dan informasi yang tidak benar,Allah memerintahkan mengucapkan perkataan sebaliknya yaitu ucapan yang benar dan mengenai sasaran. Dengan perkataan yang benar dan baik yang terucapkan dari mulut dan di dengarkan oleh orang bayak maupun yang tertulis sehingga terucapkan oleh diri sendiri dengan orang lain ketika membacannya , maka akan tersebar luas informasi maka dapat berpengaruh terhadap jiwa dan pemikiran manusia. Jika dari ucapan tersebut informasi yang di dengar baik maka baik pula pengaruhnya dan bila buruk maka buruk pula pengaruhnya.

Hubungan ayat diatas dengan pembahasan penelitian ini yakni Al qur’an memberikan informasi kepada pemustaka agar ketika megucapkan atau menyampaikan informasi selalu mengucapkan perkataan yang benar , dari perkataan yang benar penyebaran informasi di dalam perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan tentunya informasi yang di dapatkan antara pemustaka satu dengan pemustaka yang lainnya merupakan informasi yang benar adanya sehingga dalam proses pencarian atau penelusuran informasi pemustaka dapat dengan mudah medapatkan informasi yang benar.

Dalam menyebarkan atau menyampaikan informasi haruslah merujuk berita kepada orang yang ahli jika informasi tidak di pahami, memastikan kebenaran informasi agar informasi yang di sampaikan dapat bermanfaat.

Para ulama berpendapat bahwa seorang muslim yang menyebarkan informasi atau berita tanpa tabayyun dan verifikasi terdahuluhu hukumnya haram. Seharusnya muslim yang awam berdiam tidak berkomentar jika ragu atas

suatu berita atau tidak faham isi beritanya. Jika informasi di sebarkan tanpa di pahami maka akan merugikan orang lain.

31

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Dokumen terkait