• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Integrasi Pasar Pedesaan dengan Pasar Nasional

5.2.2 Integrasi Pasar secara Jangka Pendek dan Jangka Panjang

hasil analisis regresi, koefisen regresi (α1) harga TBS Kelapa Sawit di pasar nasional sebesar 0.827. Artinya jika terjadi perubahan harga di pasar nasional maka akan di transmisikan secara proporsional ke harga pasar petani di Desa Suka Makmur sehingga dapat dikatakan bahwa kedua pasar ini terintegrasi. Perubahan 100 rupiah pada pasar Nasional akan mengakibatkan perubahan harga pada pasar Desa Suka Makmur sebesar 82 rupiah. Efisiensi pasar terjadi karena faktor-faktor integrasi pada desa Suka Makmur memadai, seperti infrastruktur yang baik, kebijakan pemerintah yang mendukung efisiensi pasar.

5.2.2 Integrasi Pasar secara Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Untuk mengukur integrasi pasar jangka pendek dan jangka panjang menggunakan metode koefisien timmer’s Index of Market Connectoin (IMC). Metode ini menyimpulkan bahwa struktur pasar terdiri dari satu pasar utama dan beberapa pasar sekunder. Pasar utama mengendalikan pembentukan harga sedangkan pasar sekunder merespon pada kondisi di pasar utama. berikut adalah hasil estimasi masing-masing pasar sekunder (Pasar Produsen) dengan pasar utama (Pasar Nasional).

Integrasi Pasar Produsen Desa B.P. Mandoge dengan Pasar Nasional

Tabel 18. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Terhadap Integrasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang di Desa B.P. Mandoge

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -39.412 55.682 -.708 .483 timelag_hargapetani_LPf .474 .134 .548 3.533 .001 timelag_harganasional_LPr .443 .122 .592 3.636 .001

55

Pr_LPr .793 .059 .755 13.472 .000

Sumber : Lampiran 13

Index of market connection merupakan merupakan indeks yang dibatasi sebagai nisbah koefisien pasar sekunder periode sebelumnya (t-1) terhadap pasar primer (acuan) periode sebelumnya. Suatu pasar disebut terintegrasi dalam jangka pendek, jika b1 =-1 dan IMC= 0. Jika pasar tidak terintegrasi pada jangka pendek nilai IMC=∞ (nilai b3 dan b1 sama). Apabila IMC<1 maka dapat disimpulkan pasar acuan ada hubungan yang kuat, sebaliknya apabila IMC>1 maka, pasar acuan tidak ada.

Hasil olahan data koefisien regresi (β1) untuk variabel lag harga pasar pada tingkat petani Desa B.P. Mandoge sebesar 0.474, koefisien regresi (β2) untuk variabel selisih harga pasar tingkat nasional dengan lag harga pada pasar nasional sebesar 0.793, koefisien regresi (β3) untuk variabel lag harga pada pasar tingkat nasional sebesar 0.443 sehingga diperoleh nilai IMC sebesar 1.06 (lampiran 18). Hasil perhitungan IMC = 1.06 menunjukkan bahwa harga TBS Kelapa Sawit di pasar rujukan (tingkat nasional) tidak memiliki keterkaitan dengan pasar sekunder (tingkat petani) Desa B.P. Mandoge. Pengaruh perubahan harga komoditas TBS Kelapa Sawit pada pasar nasional pada waktu (t-1) dengan harga TBS Kelapa sawit di pasar pedesaan yaitu Desa Pasir Mandoge tidak memiliki hubungan keterkaitan harga yang baik dari perhitungan menunjukkan bahwa IMC berkisar 1.06. Tidak terintegrasinya pasar jangka pendek pada komoditas Kelapa Sawit di pada Desa Bandar Pasir Mandoge dapat disebabkan faktor berikut seperti banyaknya produsen lain dari desa lain yang menjual TBS Kelapa sawit ke wilayah Desa Bandar Pasir mandoge yang menyebabkan pasar tidak kondusif. Integrasi jangka panjang ditunjukkan oleh koefisien β2, yakni jika nilai β2 sama dengan 1 maka terjadi integrasi dalam jangka panjang (harga dari pasar acuan ditransmisikan

56

secara proporsional kepada pasar sekunder). Integrasi pasar pada jangka panjang dapat dilihat dari koefisien variabel selisih harga tingkat nasional pada saat t dengan harga tingkat nasional pada saat t-1 (lag harga nasional =β2). Nilai β2 pada kedua tingkat pasar TBS Kelapa sawit ini adalah 0.793. Apabila dikaitkan dengan dengan t hitung dan t tabel maka diperoleh 13,472 > 2,26. Apabila β2 ≠ 0 dengan t hitung > t tabel maka dalam jangka panjang pasar tersebut semakin terintegrasi.

Integrasi Pasar Produsen Desa Huta Padang dengan Pasar Nasional

Tabel 19. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Terhadap Integrasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang di Desa Huta Padang

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -30.064 60.077 -.500 .619 timelag_hargapetani_LPf .426 .134 .495 3.174 .003 timelag_harganasional_LPr .490 .123 .649 3.975 .000 Pr_LPr .753 .064 .711 11.747 .000 Sumber : Lampiran 14

Hasil olahan data koefisien regresi (β1) untuk variabel lag harga pasar pada pasar tingkat petani Desa Huta Padang sebesar 0.426, koefisien regresi (β2) untuk variabel selisih harga pasar tingkat nasional dengan lag harga pada pasar nasional sebesar 0.753, koefisien regresi (β3) untuk variabel lag harga pada pasar tingkat nasional sebesar 0.490 sehingga diperoleh nilai IMC sebesar 0.86 (lampiran 18). Hasil perhitungan IMC adalah 0.86 menunjukkan bahwa harga TBS Kelapa Sawit di pasar rujukan (tingkat

57

nasional) memiliki keterkaitan harga dengan pasar sekunder (tingkat petani) Desa Huta Padang. Artinya ada hubungan timbal balik antara kedua pasar tersebut. Hal ini mengidentifikasikan harga pasar Desa Huta Padang sangat dipengaruhi oleh pasar nasional. Menguatnya integrasi pasar dalam jangka pendek di wilayah desa ini menandakan adanya konsentrasi pemasaran komoditas kelapa sawit diwilayah ini. Ini dikarenakan adanya pabrik kelapa sawit (PKS) swasta yang terdapat di Desa Huta Padang. Biasanya harga lebih tinggi di pabrik kelapa sawit swasta dari pada harga pada pabrik kelapa sawit BUMN seperti pabrik PTPN4.

Integrasi jangka panjang ditunjukkan oleh koefisien β2, yakni jika nilai β2 sama dengan 1 maka terjadi integrasi dalam jangka panjang (harga dari pasar acuan ditransmisikan secara proporsional kepada pasar sekunder). Integrasi pasar pada jangka panjang dapat dilihat dari koefisien variabel selisih harga tingkat nasional pada saat t dengan harga tingkat nasional pada saat t-1 (lag harga nasional =β2). Nilai β2 pada kedua tingkat pasar TBS Kelapa sawit ini adalah 0.753. Apabila dikaitkan dengan dengan t hitung dan t tabel maka diperoleh 11,747 > 2,26. Apabila β2 ≠ 0 dengan t hitung > t tabel maka dalam jangka panjang pasar tersebut semakin terintegrasi.

Integrasi Pasar Produsen Desa Gotting Sidodadi dengan Pasar Nasional Tabel 20. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Terhadap Integrasi Jangka Pendek

dan Jangka Panjang di Desa Gotting Sidodadi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

58 1 (Constant) 15.832 55.881 .283 .778 timelag_hargapetani .644 .117 .747 5.523 .000 timelag_harganasional .237 .095 .361 2.507 .016 Pr_LPr .654 .060 .708 10.894 .000 Sumber : Lampiran 15

Hasil olahan data koefisien regresi (β1) untuk variabel lag harga pasar pada pasar tingkat petani Desa Gotting Sidodadi sebesar 0.644, koefisien regresi (β2) untuk variabel selisih harga pasar tingkat nasional dengan lag harga pada pasar nasional sebesar 0.654, koefisien regresi (β3) untuk variabel lag harga pada pasar tingkat nasional sebesar 0,237 sehingga diperoleh nilai IMC sebesar 2.71 (lampiran 18). Hasil perhitungan IMC = 2.71 menunjukkan bahwa harga TBS Kelapa Sawit di pasar rujukan (tingkat nasional) tidak memiliki keterkaitan dengan pasar sekunder (tingkat petani) Desa Gotting Sidodadi. Hasil perhitungan IMC pada Pasar Desa Gotting Sidodadi sebesar 2,71 menunjukkan tidak terintegrasi secara jangka pendek. Hal ini dapat disimpulkan bahwa harga dipasar lokal dipengaruhi oleh harga yang terjadi di pasar itu sendiri dan tidak dipengaruhi pasar rujukan dan menadakan penetapan harga dan perubahan harga yang terjadi di pasar Desa gotting sidodadi tidak memiliki hubungan yang kuat dengan pasar Nasional.

Integrasi jangka panjang ditunjukkan oleh koefisien β2, yakni jika nilai β2 sama dengan 1 maka terjadi integrasi dalam jangka panjang (harga dari pasar acuan ditransmisikan secara proporsional kepada pasar sekunder). Integrasi pasar pada jangka panjang dapat dilihat dari koefisien variabel selisih harga tingkat nasional pada saat t dengan harga tingkat nasional pada saat t-1 (lag harga nasional =β2). Nilai β2 pada kedua tingkat pasar TBS Kelapa sawit ini adalah 0.654. Apabila dikaitkan dengan dengan t hitung dan t

59

tabel maka diperoleh 10,984 > 2,26. Apabila β2 ≠ 0 dengan t hitung > t tabel maka dalam jangka panjang pasar tersebut semakin terintegrasi.

Integrasi Pasar Produsen Desa Silau Jawa dengan Pasar Nasional

Tabel 21. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Terhadap Integrasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang di Desa Gotting Sidodadi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 48.684 49.921 .975 .335 timelag_hargapetani_LPf .731 .103 .858 7.081 .000 timelag_harganasional_LPr .146 .079 .241 1.853 .071 Pr_LPr .552 .054 .649 10.267 .000 Sumber : lampiran 16

Hasil olahan data koefisien regresi (β1) untuk variabel lag harga pasar pada pasar tingkat petani Desa Silau Jawa sebesar 0.732, koefisien regresi (β2) untuk variabel selisih harga pasar tingkat nasional dengan lag harga pada pasar nasional sebesar 0.552, koefisien regresi (β3) untuk variabel lag harga pada pasar tingkat nasional sebesar 0.146 sehingga diperoleh nilai IMC sebesar 5.00 (lampiran 18). Hasil perhitungan IMC = 5.00 menunjukkan bahwa harga TBS Kelapa Sawit di pasar rujukan (tingkat nasional) tidak memiliki keterkaitan dengan pasar sekunder (tingkat petani) Desa Silau Jawa.

60

Nilai IMC > 1 maka pasar rujukan (tingkat nasional tidak ada koneksi dengan pasar sekunder (tingkat petani). Hasil perhitungan IMC pada Desa Silau Jawa sebesar 5,00 ini menandakan bahwa desa tersebut tidak terintegrasi secara jangka pendek. Tidak terdapatnya integrasi pasar dalam jangka pedek pada komoditas TBS Kelapa Sawit di Desa Silau Jawa disebabkan terlalu panjangnya rantai pemasaran yang ada, maka semakin tidak efisien sebaran harga TBS Kelapa Sawit, disamping itu banyaknya produsen yang menjual keluar desa dikarenakan harga di desa lain lebih mahal.

Integrasi jangka panjang ditunjukkan oleh koefisien β2, yakni jika nilai β2 sama dengan 1 maka terjadi integrasi dalam jangka panjang (harga dari pasar acuan ditransmisikan secara proporsional kepada pasar sekunder). Integrasi pasar pada jangka panjang dapat dilihat dari koefisien variabel selisih harga tingkat nasional pada saat t dengan harga tingkat nasional pada saat t-1 (lag harga nasional =β2). Nilai β2 pada kedua tingkat pasar TBS Kelapa sawit ini adalah 0.552. Apabila dikaitkan dengan dengan t hitung dan t tabel maka diperoleh 10,267 > 2,26. Apabila β2 ≠ 0 dengan t hitung > t tabel maka dalam jangka panjang pasar tersebut semakin terintegrasi.

Integrasi Pasar Produsen Desa Suka Makmur dengan Pasar Nasional Tabel 22. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Terhadap Integrasi Jangka Pendek

dan Jangka Panjang di Desa Gotting Sidodadi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -48.588 58.786 -.827 .413 timelag_hargapetani_LPf .404 .137 .467 2.941 .005 timelag_harganasional_LPr .499 .122 .675 4.088 .000

61

Pr_LPr .776 .062 .750 12.459 .000

Sumber : Lampiran 17

Hasil olahan data koefisien regresi (β1) untuk variabel lag harga pasar pada pasar tingkat petani Desa Silau Jawa sebesar 0.404, koefisien regresi (β2) untuk variabel selisih harga pasar tingkat nasional dengan lag harga pada pasar nasional sebesar 0.776, koefisien regresi (β3) untuk variabel lag harga pada pasar tingkat nasional sebesar 0.499 sehingga diperoleh nilai IMC sebesar 0.88 (lampiran 18). Hasil perhitungan IMC = 0.88 menunjukkan bahwa harga TBS Kelapa Sawit di pasar rujukan (tingkat nasional) memiliki keterkaitan dengan pasar sekunder (tingkat petani) Desa Silau Jawa. Artinya ada hubungan timbl balik antara kedua pasar tersebut. Menguatnya integrasi pasar dalam jangka pendek menandakan adanya informasi pasar serta di dukung oleh infrasttruktur yang ada, yaitu sarana transportasi yang memadai.

Integrasi pasar pada jangka panjang dapat dilihat dari koefisien variabel selisih harga tingkat nasional pada saat t dengan harga tingkat nasional pada saat t-1 (lag harga nasional =β2). Nilai β2 pada kedua tingkat pasar TBS Kelapa sawit ini adalah 0.776. Apabila dikaitkan dengan dengan t hitung dan t tabel maka diperoleh 12,459 > 2,26. Apabila β2 ≠ 0 dengan t hitung > t tabel maka dalam jangka panjang pasar tersebut semakin terintegrasi.

62

Dokumen terkait