• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

1) Intensitas latihan

Intensitas latihan adalah dosis beban latihan yang harus dilakukan atlet

dalam suatu program latihan tertentu. Intensitas (intensity) latihan sering diartikan

commit to user

jumlah denyutan jantung meningkat tiap menitnya atau denyut nadi latihan (heart

rate). Intensitas yang diberikan tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Apabila intensitas terlalu rendah maka pengaruh latihan sangat kecil atau bahkan

tidak ada sama sekali. Sebaliknya apabila terlalu tinggi dapat berakibat terjadinya

cedera atau sakit. Jadi dalam menentukan intensitas latihan harus memperhatikan

kemampuan masing-masing atlet.

Dalam menentukan dosis latihan ada tiga cara yang bisa dicapai sebagai

patokan ambang rangsang, yaitu: denyut nadi, asam laktat, dan ambang rangsang

anaerobik. Cara yang termudah adalah dengan pengukuran perhitungan denyut

nadi.

Menurut Harre, D (1982: 116), “untuk meningkatkan daya ledak adalah

dengan berat beban 30%-50% atau 60%-70%, ulangan 6-10 kali, set 4-6 kali,

istirahat 2-5 menit, irama eksplosit”.

2) Lama latihan

Lama latihan atau durasi latihan adalah berapa minggu atau bulan

program latihan itu dijalankan serta berapa lama latihan dilakukan setiap kali

latihan (Soekarman, 1987:63), sehingga seorang atlet dapat mencapai kondisi

yang diharapkan. Lama latihan ditentukan berdasarkan kegiatan latihan per

minggu, per bulan atau aktivitas latihan yang dilakukan dalam jangka waktu per

menit atau jam. Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan. Bila

commit to user

intensitas latihan rendah maka durasi latihan lebih panjang.

Sajoto, M (1995: 70) menyatakan bahwa “lama latihan hendaknya

dilakukan 4-8 minggu”. Sedangkan Harsono (1988: 117) berpendapat bahwa

“untuk tujuan olahraga prestasi, lama latihan 45-120 menit dan untuk olahraga

kesehatan lama latihan 20-30 menit dan training zone”.

3) Frekuensi latihan

Yang dimaksud dengan frekuensi latihan adalah jumlah latihan intensif

yang dilakukan dalam satu minggu. Untuk menentukan frekuensi latihan harus

memperhatikan kemampuan seseorang, sebab kemampuan setiap orang tidak

sama dalam beradaptasi dengan program latihan. Bila frekuensi latihan terlebih

dapat mengakibatkan cedera, tetapi bila frekuensi kurang maka tidak memberikan

hasil karena otot sudah kembali pada kondisi semula sebelum latihan.

Jumlah frekuensi latihan bergantung pada jenis, sifat dan karakter

olahraga yang dilakukan. Latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam satu minggu

untuk memberi kesempatan bagi tubuh beradaptasi dengan beban latihan.

“Sajoto, M (1995: 35) mengemukakan bahwa, program latihan yang dilaksanakan 4 kali setiap minggu selama 6 minggu cukup efektif, namun para pelatih cenderung melaksanakan 3 kali setiap minggu untuk menghindari terjadinya kelelahan yang kronis, dengan lama latihan yang dilakukan selama 6 minggu atau lebih. Latihan dengan frekuensi 3 kali per minggu sangat sesuai bagi pemula dan tidak menimbulkan kelelahan yang berarti”.

commit to user

4) Prosedur Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan harus sesuai dengan prosedur pelatihan, dimana pelatihan dibagi menjadi 3 bagian yaitu : pemanasan, pelatihan inti dan pelatihan penutup. Hal-hal tersebut di atas sangat penting dalam menyusun program latihan suatu cabang olahraga, sehingga usaha latihan untuk meningkatkan dari maksimal ke super maskimal dapat terwujud tanpa merugikan atlet karena terjadinya cedera.

“Otot yang dilatih secara teratur dengan dosis dan waktu yang cukup, akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan secara fisiologis yang mengarah pada kemampuan menghasilkan energi yang lebih besar dan dapat memperbaiki penampilan fisik (Fox, Edward L.Bowers, Richard W and Foss, Marie L :l988)”.

Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi dalam otot skelet sebagai

akibat dari latihan yang dilakukan berupa :

1) Konsentrasi karotin otot meningkat 39 %, PC 22%, ATP 18% dan

Glikogen 66%.

2) Aktivitas enzim glikolitik meningkat

3) Aktivitas enzim pembentuk kembali ATP disebut dapat meningkat kecil

dan tidak dapat ditentukan.

4) Aktivitas enzim daur Kreb's mengalami sedikit peningkatan.

5) Konsentrasi mitochondria tampak menurun karena akibat meningkatnya

ukuran myofibril dan bertambahnya cairan otot atau sarkoplasma.

Sedangkan perubahan fisiologis sebagai akibat dari latihan adalah

commit to user

1) Perubahan biokimia dalam jaringan

2) Perubahan sistemik, yaitu perubahan sistem sirkulasi dan respirasi dan

sistem pengangkutan oksigen

3) Perubahan yang terjadi pada komposisi tubuh, kadar kolesterol dan

trigliserida, perubahan tekanan darah, perubahan oklimatisasi pada

panas. Fox, Edward. L; Bowers; Richard W and Foss, Marie L (1988).

“Fox, Edward. L; Bowers; Richard W and. Foss, Marie L. (1988:27) menyatakan bahwa, prinsip dasar dalam program latihan adalah mengetahui sistem energi utama yang dipakai untuk melakukan aktivitas dan kemudian melalui prinsip overload, disusunlah suatu program latihan yang akan mengembangkan sistem energi khusus tersebut”.

Menurut Fox (1984 : 34-36 ), sistem energi berdasarkan waktu

penampilan olahraga secara umum dibedakan menjadi 4 (empat) bidang, yaitu :

1) Bidang 1, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan kurang

dari 30 detik. Sistem energi utama yang terlibat adalah ATP-PC, contoh

olahraganya adalah lari 100 m, pukulan dalam tenis dan golf, gerakan

lari pemain belakang sepakbola.

2) Bidang 2, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan antara

30 detik sampai 1½ menit. Sistem energi utama yang terlibat adalah

ATPPC dan asam laktat, contoh olahraganya adalah lari 200 meter dan

commit to user

3) Bidang 3, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan antara

1½ menit sampai 3 menit. Sistem energi utama yang terlibat adalah

asam laktat dan Oksigen, contoh olahraganya adalah lari 800 meter dan

1500 meter, renang gaya bebas 200 dan 400 meter, nomor-nomor

senam, tinju (3 menit tiap ronde) dan gulat (2 menit tiap babak).

4) Bidang 4, semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan lebih

dari 3 menit. Sistem energi utama yang terlibat adalah Oksigen. Contoh

olahraganya adalah lari marathon, renang gaya bebas 1500 meter dan

jogging.

Berdasarkan pendapat di atas, lari 100 meter merupakan olahraga yang

masuk pada bidang 1, karena lari menggunakan power otot tungkai maksimal

dalam waktu yang singkat dan gerakan selanjutnya juga sangat cepat, sehingga

sistem energi utama untuk adalah ATP-PC. Konsentrasi ATP-PC yang

dibutuhkan untuk lari 100 meter adalah 100%.

Sedangkan karakteristik umum dari sistem energi tersebut, dapat dilihat

commit to user

Tabel 1. Karakteristik Umum Sistem Energi

Sistem ATP-PC Sistem Lactid Acid Sistem Oksigen

Anaerobik (tanpa oksigen)

Anaerobik Aerobik

Sangat cepat Cepat Lambat

Bahan bakar kimia: PC Bahan bakar makanan: Glikogen

Bahan bakar makanan: glikogen dan protein Produksi ATP sangat

Terbatas

Produksi ATP terbatas Produksi ATP tidak terbatas

Penyimpanan / penimbunan di otot terbatas

Dengan memproduksi Lactid Acid menyebabkan kelelahan otot

Dengan

memproduksi, tidak melelahkan

Menggunakan aktivitas lari cepat atau berbagai power yang tinggi, waktu aktivitasnya

Menggunakan aktivitas dengan lama antara 1- 3 menit

Menggunakan daya tahan atau aktivitas dengan durasi panjang

(Dikutip dari Fox. Edward, L, 1984:22)

b. Jenis-Jenis Latihan Fisik

Latihan fisik mempunyai tujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam

gerakan, agar gerakan-gerakan yang semula sulit dilakukan menjadi semakin

mudah dan terjadi otomatisasi gerakan sehingga dalam penggunaan energi dapat

dihemat.

Tujuan latihan fisik yang lain menurut Bompa (1990:3-5) adalah bahwa

dalam rangka mencapai tujuan utama latihan yaitu puncak penampilan prestasi

yang lebih baik. Untuk mencapai puncak penampilan yang lebih baik, perlu

commit to user

1) Mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh.

2) Menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu

kebutuhan yang telah ditentukan di dalam praktek olahraga.

3) Menanamkan kualitas kemampuan melalui latihan yang mencukupi

serta disiplin untuk tingkah laku, ketekunan dan keinginan untuk

menanggulangi kerasnya latihan dan menjamin persiapan psikologis

yang cukup.

4) Mempertahankan keadaan kesehatan.

5) Mencegah cedera melalui penanganan terhadap penyebabnya dan juga

meningkatkan fleksibilitas di atas tingkat tuntutan untuk melaksanakan

gerakan.

6) Memberikan sejumlah pengetahuan teoritis yang berkaitan dengan

dasar-dasar fisiologis dan psikologis latihan, perencanaan gizi dan

regenerasi.

Disamping itu latihan fisik juga bertujuan untuk :

1) Meningkatkan perkembangan fisik secara umum.

2) Mengembangkan fisik secara khusus sesuai dengan tujuan olahraga

tertentu.

3) Menyempurnakan teknik olahraga tertentu

commit to user

Latihan fisik dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :

1) Latihan aerobik

2) Latihan anaerobik

3) Latihan beban (weight training)

Perbedaan dari ketiga jenis latihan tersebut adalah pada jenis latihan dan sistem energinya. Latihan aerobik biasanya untuk latihan ketahanan atau daya tahan. Latihan ini masuk pada kategori latihan dengan sistem energi bidang 4, yaitu semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan lebih dari 3 menit dan sistem energi utama yang terlibat adalah Oksigen. Latihan aerobik digunakan untuk melatih olahraga seperti lari marathon, renang gaya bebas 1500 meter dan jogging.

Latihan anaerobik masuk pada bidang 1, yaitu semua aktivitas yang memerlukan waktu penampilan kurang dari 30 detik. Sistem energi utama yang terlibat adalah ATP-PC. Latihan anaerobik biasanya untuk melatih power, kecepatan dan kelincahan. Salah satu jenis latihan anaerobik adalah Latihan lari cepat (sprint).

Latihan beban (weight training) merupakan latihan fisik dengan bantuan alat berupa besi yang merupakan beban, yang khusus ditujukan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot guna membantu kemajuan penampilan seseorang. Latihan beban sistem energinya tergantung pada jenis latihan beban yang akan dilakukan, misalnya untuk melatih kekuatan maksimal, latihan beban dilakukan dengan intensitas maksimal, sedikit pengulangan gerakan namun bebannya maksimal, sistem energi latihan ini adalah ATP-PC dan asam laktat.

commit to user

Berdasarkan jenis-jenis latihan fisik di atas, penelitian ini menggunakan metode latihan (lari cepat hollow dan repetisi) karena bermanfaat untuk meningkatkan kecepatan yang sangat diperlukan dalam lari 100 meter.

Dokumen terkait