• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Intensitas pemakaian Handphone

1. Pengertian Intensitas Pemakaian Handphone

Dalam kamus Psikologi, intensitas adalah kuatnya tingkah laku atau pengalaman atau sikap yang dipertahankan (Anshari, 1996). Sedangkan dalam

kamus Besar Bahasa Indonesia, intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intens (DepDikNas, 2003). Intens disini merupakan sesuatu yang hebat atau sangat; tinggi; bergelora/penuh semangat;sangat emosional. Tingkatan di sini menggambarkan seberapa sering handphone dipakai oleh seorang remaja dalam kurun waktu tertentu, untuk berkomunikasi dengan orang lain, bermain game, internet dengan suatu layanan tertentu dalam aplikasi handphone itu sendiri. Pemakaian adalah proses, pembuatan, cara memakai, pemakaian (DepDikNas, 2003).

Kaloh (Arani, 2010) berpendapat bahwa intensitas merupakan tingkat keseringan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu yang didasari rasa senang dengan kegiatan yang dilakukan tersebut. Intensitas kegiatan seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan perasaan. Perasaan senang terhadap kegiatan yang akan dilakukan dapat mendorong orang yang bersangkutan melakukan kegiatan tersebut secara berulang-ulang. Sebaliknya, orang yang mempunyai perasaan tidak suka terhadap suatu kegiatan akan jarang melakukan kegiatan yang tidak disukai, seperti halnya mengunakan

Handphone.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa intensitas handphone

(handphone) adalah tingkat kedalaman atau reaksi emosional dan kekuatan yang mendukung seseorang untuk menggunakan handphone atau bisa disebut tingkat intens menggunakan handphone.

2. Aspek-aspek Intensitas Pemakaian Handphone

Menurut Fishbein dan Ajzen (Arani, 2010), bahwa intensitas terdiri dari elemen- elemen yang membentuknya yaitu perilaku yang diulang-ulang, pemahaman terhadap apa yang dilakukannya, dan batasan waktu. Sehingga apabila dijabarkan seperti berikut:

a. Perilaku yang diulang-ulang dalam penelitian ini adalah pemakaian

Handphone yaitu menggunakan fitur-fitur yang disediakan. b. Pemahaman, yaitu mengerti dan paham akan Handphone.

c. Batasan waktu dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan frekuensi dalam waktu sehari semalam

Dari pengertian intensitas di atas, dapat diambil beberapa aspek dalam intensitas berhandphone, yaitu:

a. Mengetahui perihal Handphone (Knowing) b. Pemakaian fasilitas Handphone (Application).

Adanya proses, mengolah dan atau mengutak-atik Handphone, seperti mengaplikasikan fitur-fitur yang disediakan oleh produk handphone itu sendiri.

c. Tingkat keseringan/frekuensi individu (Frequency)

3. Deskripsi Singkat Mengenai Handphone

Telepon berasal dari bahasa Romawi “tele” yang berarti jauh dan “phone” yang artinya suara. Jadi telepon adalah alat komunikasi jarak jauh

yang mampu mengirimkan dan menerima sinyal suara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa telepon genggamadalah telepon mandiri yang menggunakan baterai, tanpa kabel dan menerima suara melalui sinyal. Sedangkan, menurut Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Direktorat Standardisasi Pos dan Telekomunikasi, telepon genggam merupakan alat dan perangkat telekomunikasi yang tidak menggunakan frekuensi radio.

Apabila dilihat dari fungsi utamanya, handphone merupakan teknologi komunikasi yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sehingga semua urusan menjadi lancar, nyaman, efisien dan mudah. Lewat komunikasi dengan

Handphone, jarak, tempat dan waktu menjadi tanpa batas sehingga dikatakan bahwa handphone mampu menghilangkan atau memperpendek jarak.

Media iklan memiliki peran dalam hal mempromosikan produk ini, dimana saat ini banyak iklan yang menawarkan slogan-slogan tertentu agar produk mereka mampu bersaing di pasaran. Seperti slogan yang ditampilkan oleh beberapa merek handphone seperti Sonny Ericsson, Siemens dan Nokia.

Siemens memiliki slogan “Keep people in touch, wordwide and the concept of “pocket mobility” gave our designers a great idea”. Demikian halnya dengan slogan yang ditawarkan oleh Sonny Ericsson, yaitu “Soon, people will be using their mobile phone for surfing, GSM recognized, no frontiers”. Produk Nokia30 memberikan slogan “Connecting people dan nikmati kemudahan

Ada banyak keuntungan yang ditawarkan ketika kita mengkonsumsi

handphone, antara lain kita menjadi lebih cepat, mandiri dan dinamis. Selain itu, kita dapat dihubungi dimana dan kapan saja karena sifatnya yang handy

dan mobile. Dengan adanya handphone pun urusan dan masalah pribadi tidak selalu dapat didengar dan diawasi orang tua atau pihak lainnya. Ketika kita memiliki handphone, dapat dikatakan bahwa kita tidak ketinggalan zaman karena kita telah mengikuti tuntutan perkembangan teknologi komunikasi saat ini. Oleh karena itu, handphone digunakan untuk membangun dan menjaga image seseorang.

Sedangkan kerugian ketika kita memiliki dan menggunakan handphone

adalah kita menjadi merasa lebih tahu, tidak sabar dan suka memberi perintah. Di sisi lain, kita pun menjadi kurang berminat untuk melakukan percakapan secara langsung dan kurang berminat membaca buku. Jika dilihat dari fungsi

handphone saat ini, handphone juga berfungsi untuk mendengarkan musik

seperti slogan yang ditampilkan oleh Nokia yaitu “Getarannya bikin yang lain

ikut nge-dance”. Di samping itu, handphone juga berfungsi untuk merekam video yang tampak pula dalam slogan yang ditawarkan oleh Nokia. Slogan

tersebut berbunyi “Rekaman video 1 jam untuk segala hal yang tak cukup

diabadikan dalam sekejap”. Demikian halnya dengan slogan Sonny Ericsson yang berbunyi “catch the moment”.

Peran handphone dalam kehidupan sehari-hari pun menjadi berbagai macam, seperti mencari dan memahami pendapat orang lain, mencari-cari alasan, ekspresi otentisitas dan identitas diri, terbuka terhadap kritik dan31

membangun jaringan aksi dan komunikasi sosial (Lembaga Studi

Realino,“Komunikasi massa (l) tanpa rakyat dan mobilitas handphone, 2005).

4. Pengaruh dan Penyalahgunaan Handphone

Beberapa pengaruh pemakaian dan penyalahgunaan handphone

dikalangan remaja antara lain adalah menggunakan aplikasi internet di

handphone mereka (http://tulisananakkos.wordpress.com/2009) a. Kurangnya waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas

b. Kurangnya waktu untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung dengan orang lain dan lingkungan

c. Membuat lupa waktu sehingga pola hidup tidak teratur

d. Masyarakat terbiasa melalukan hal-hal dengan praktis, sehingga tidak termotivasi untuk melakukan hal-hal yang sulit.

e. Pola finansial yang terkesan membuang-buang uang (Pulsa handphone).

Dokumen terkait