• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intensitas Penggunaan Laboratorium IPS-Geografi untuk Pembelajaran

kerjasama dan komunkasi yang baik antara masing masing guru mata pelajaran Geografi dengan pemegang kebijakan di sekolah seperti kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Pemegang kebijakan sekolah membutuhkan usulan dan saran dari guru untuk meningkatkan dan memperbaiki semua sarana dan prasarana laboratorium IPS-Geografi, begitu pula sebaliknya.

3. Intensitas Penggunaan Laboratorium IPS-Geografi untuk Pembelajaran

Secara keseluruhan intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi SMA di Kabupaten Bantul termasuk dalam kategori sedang. Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi SMA di Kabupaten Bantul harus terus ditingkatkan. Penggunaan laboratorium IPS-Geografi juga harus terus dibarengi dengan peningkatan kualitas sarana dan prasarana penunjang laboratorium. Perbaikan kondisi ruang laboratorium, perbaikan dan penambahan perabot yang dibutuhkan, pengadaan peralatan dan media pendidikan yang dibutuhkan untuk pembelajaran dan praktikum, serta melengkapi perlengkapan pendukung lainnya.

Intensitas pemanfaatan laboratorium IPS-Geografi di masing-masing Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bantul secara lebih detail dideskripsikan sebagai berikut.

a. SMA N 1 Kasihan

Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi di SMA N 1 Kasihan berada pada kategori tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa laboratorium IPS-Geografi di SMA N 1 Kasihan sering digunakan untuk pembelajaran geografi. Penggunaan laboratorium IPS-Geografi saat ini masih sebatas hanya digunakan sebagaimana menggunakan ruang kelas, sehingga pembelajaran laboratorium yang dilaksanakan belum maksimal. Hal tersebut diungkapkan oleh wakil kepala SMA N 1 Kasihan dalam wawancara. Menurut wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana SMA N 1 Kasihan, Sumarmo, penggunaan laboratorium IPS masih belum seperti yang diharapkan, alat peraga yang dibutuhkan untuk pembelajaran masih belum terpenuhi, sehingga penggunaan laboratorium IPS masih sebatas untuk ruang kelas, dalam artian hanya berpindah tempat belajar saja.

Menurut kepala SMA N 1 Kasihan, kondisi laboratorium harus terus ditingkatkan. Guru-guru diberikan pelatihan agar dapat melaksanakan tugas-tugas laboratorium, guru-guru harus kreatif dalam menentukan materi apa saja yang membutuhkan laboratorium IPS-Geografi, serta menentukan peralatan dan media apa saja yang dibutuhkan dalam laboratorium IPS-Geografi. Hal tersebut penting dilakukan karena belum ada standar dan syarat peralatan dan media ada saja yang harus tersedia bagi laboratorium IPS-Geografi.

b. SMA N 1 Jetis

Berdasarkan hasil angket intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi di SMA N 1 Jetis termasuk dalam kategori sedang. Namun guru Geografi sekaligus wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana dan kepala SMA N 1 Jetis merasa intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk pembelajaran masih rendah. Beliau menuturkan bahwa laboratorium IPS-Geografi di SMA N 1 Jetis masih jarang digunakan. Hal tersebut terjadi karena kendala kondisi ruang laboratorium IPS-Geografi yang kurang nyaman dan kurang kondusif untuk melaksanakan pembelajaran geografi.

Dulu laboratorium IPS-Geografi itu sering digunakan tapi sekarang jarang digunakan karena laboratoriumnya sudah pindah ruang. Ruang laboratorium IPS-Geografi yang sekarang kondisinya kurang nyaman dan kurang kondusif untuk pembelajaran. Ruang laboratorium IPS-Geografi yang sekarang tidak seluas dan sebaik laboratorium IPS-Geografi yang dulu (AS, Senin: 12/05/2014).

Kepala SMA N 1 Jetis (Senin: 05/05/2014) mengungkapkan bahwa guru rumpun mata pelajaran IPS kebanyakan lebih sering menggunakan ruang kelas dari pada laboratorium IPS untuk pembelajaran karena kondisi ruang kelas yang lebih nyaman dan kondusif untuk pembelajaran.

c. SMA N 1 Sedayu

Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi di SMA N 1 Sedayu termasuk dalam kategori sedang, yang menunjukkan bahwa terkadang laboratorium IPS-Geografi dimanfaatkan untuk

pembelajaran. Di sisi lain guru Geografi SMA N 1 Sedayu mengakui bahwa masih jarang menggunakan laboratorium IPS-Geografi untuk pembelajaran. Hal tersebut terungkap pada hasil wawancara sebagai berikut.

Ruang laboratorium IPS (di SMA N 1 Sedayu) letaknya di lantai dua, jauh dari ruang kelas dan ruang guru. Terkadang untuk membawa siswa ke sana membutuhkan waktu yang ditidak sebentar, selain itu murid kalau disuruh ke lab mampir-mampir dulu, ngobrol-ngobrol dulu, ke kantin, jadi waktu untuk pembelajaran tersita banyak (PA, Selasa: 06/05/2014) Kepala SMA N 1 Sedayu menyampaikan bahwa penggunaan laboratorium IPS-Geografi disesuaikan dengan kebutuhan guru mata pelajaran. Sekolah telah menyediakan ruang laboratorium IPS-Geografi. Kepala sekolah juga sudah mendorong guru untuk memanfaatkan laboratorium, mendorong penjadwalan penggunaan laboratorium, serta telah memberikan arahan agar dalam pembelajaran menggunakan alat peraga, alat bantu, alat visualisasi agar diperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. Demikian maka guru mata pelajaran perlu memanfaatkan laboratorium IPS-Geografi.

Kepala SMA N 1 Sedayu juga menyampaikan bahwa guru mata pelajaran Geografi masih jarang menggunakan laboratorium IPS-geografi. Hal serupa juga disampaikan oleh wakil kepala SMA N 1 Sedayu bahwa pemanfaatan laboratorium IPS-Geografi tergantung pada peranan guru mata pelajaran. Laboratorium IPS-Geografi di SMA N 1 Sedayu sudah tersedia tetapi masih jarang digunakan oleh guru mata pelajaran Geografi.

Guru-guru rumpun mata pelajaran IPS sebagian aktif menggunakan laboratorium IPS, seperti guru mata pelajaran PKN, guru Ekonomi. Namun, guru Geografi saya kira masih agak kurang, atau mungkin saja saya yang tidak tahu (JK, Selasa: 13/05/2014).

Laboratorium IPS kalau saya amati hanya dipakai ketika ada kegiatan-kegiatan tertentu, seperti MGMP atau kegiatan kunjungan. Kalau untuk pembelajaran, guru mata pelajaran IPS jarang menggunakan laboratorum IPS (BP, Selasa: 13/05/2014).

Intensitas penggunaan laboratorium PS-Geografi tidak hanya dipengaruhi oleh ketersediaan laboratorium dan serana prasarana penunjangnya. Intensitas penggunaan laboratorium juga dipengaruhi oleh guru mata pelajaran Geografi yang mengampu kelas X IPS. Guru memiliki peranan yang besar dalam memanfaatkan laboratorium IPS-Geografi.

Pemanfaatan laboratorium IPS-Geografi sebaiknya tidak terbatas hanya pada intensistas penggunaan ruang laboratorium saja, namun lebih lanjut pada kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di laboratorium IPS-Geografi. Penggunaan laboratorium IPS-Geografi sebaiknya tidak hanya sebatas berpindah ruang pembelajaran, namun juga pada peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih menarik sehingga pemanfaatan laboratorium IPS-Geografi dapat benar-benar memberikan peningkatan terhadap proses dan hasil belajar Geografi siswa SMA.

Dokumen terkait