• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Interaksi Antar Pejabat Karier Dengan Pejabat Politik

Untuk mewujudkan pembangunan Nasional, diperlukan pegawai negeri sipil yang netral, mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, profesional dan bertanggng jawab melaksanakan tugas serta penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintahan Republik Indonesia. Sejalan dengan itu, proses rekruitmen penerimaan pegawai negeri sipil perlu memperlihatkan profesionalismenya dalam memberikan pelayananan yang sesuai dengan tingkat kepuasan dan keinginan masyarakat.

Maka dari itu dibutuhkan interaksi antar pejabat karir dengan pejabat politik yang baik dalam menjalankan roda pemerintahan terkhusus untuk penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).Oleh karena itu, tugas seorang pejabat karier adalah bekerja sama dengan pejabat politik seperti bupati dan wakil bupati, anggota legislative dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam melaksanakan tugas pemerintah dan kesejahteraan rakyat, administrasi, serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah kabupaten.

Sehubungan dengan tuntutan peningkatan profesionalisme dalam perekrutan pegawai negeri sipil tersebut, maka pengangkatan pegawai negeri sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat objektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, atau golongan sesuai dengan peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 9 Tahun 2012

1. Interaksi Asosiatif

Dalam menjalangkan roda pemerintahan yang baik membutuhkan kerja sama yang baik pula. Karena kita ketahui bahwa kerja sama untuk mengambarkan sebagian besar bentuk interaksi, seperti halnya yang terjadi di Pemerintahan Kabupaten Sidrap, sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama antar pejabat karier dengan pejabat politik ada beberapa bentuk kerja sama.

a. Bargaining,

Untuk menjamin keutuhan, kelompok, dan persatuan serta agar dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaganya pada tugas yang dibebankan

kepadanya, maka Pegawai Negeri umumnya dan PNS pada khususnya harus netral terhadap pengaruh partai politik (lihat PP No. 5 Tahun 1999 jo. PP No. 12 Tahun 1999).

Sejak adanya otonomi daerah, jabatan karier dalam struktur organisasi pemerintahan seperti kancah partai politik, siapa yang paling depan menjadi tim sukses, maka merekalah jajaran terdepan yang sudah pasti akan dilantik, bahkan seperti bargaining position, maka jangan heran kalau pelantikan dilaksanankan, banyak tenag honorer yang stres.

Berdasarkan hasil wawancara yang dikatakan oleh Bapak S, anggota DPRD Komisi 1 Kabupaten Sidrap bahwa:

“Tidak ada bargaining antara Anggota DPRD, Bupati atau wakil bupati dalam Hal ini Pemerintah Daerah dengan Pejabat karir seperti Sekda, BKD dan Lainnya untuk meloloskan oknum tertentu.Karena ada berkas sebagai bukti kelayakan mengkuti tes CPNS.Kerena penentu kelulusan Bukan peranan Partai Politik dan Pemerintah daerah yang menentukan Kelulusan.

Jadi tidak ada Bargaining yang terjadi diantara Kami dari Pejabat didalam proses rekruitmen ini.( Wawancara Bapak S.T, Tanggal, 24 April 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak S maka dapat diketahui bahwa pejabat karier dan pejabat politik yang ada di Daerah Pemerintahan Kabupaten Sidrap khususnya dalam pelaksanaan penerimaan CPNS tidak melakukan bargaining baik kepada pejabat politik maupun kepada pihak-pihak lain.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan bahwa keterlibatan tenaga honorer utamanya yang masuk dalam kategori dua (K2) dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, ada diantara mereka yang menjadi tim sukses salah satu calon kepala daerah dengan alasan mereka bahwa Kepala Daerah nantinya dapat meloloskan para tenaga honorer ini menjadi PNS, hal ini menjadi bargaining

bagi para tenaga honorer, namun setelah peneliti melakukan wawancara, didapatkan keterangan bahwa proses pemilihan Kepala Daerah sebagai momentum untuk dimanfaatkan tidaklah benar.

Seperti halnya yang dikatakan oleh Bupati Kabupaten Sidrap Bapak H.RM dapat diketahui bahwa:

“Bahwa perekrutan CPNS Kategori dua (K2) di kabupaten Sidrap ini lebih mengedepankan aspek kemampuan dan kelayakan para tenaga honorer tanpa terkecuali dari latar belakang manapun.Orang-orang yang mengatakan bahwa diutamakan yang lebih dekat dengan saya itulah yang lolos sebenarnya tidak benar, buktinya banyak keluarga saya dan anak pak Wakil sendiri tidak lolos menjadi CPNS kategori dua. Apatah lagi penentu kebijakan tertinggi kelulusan bukan seorang bupati melainkan ditentukan dari pusat. Kami pejabat daerah hanya penyelenggara saja”.

(wawancara dengan Bapak H.RM tanggal 01 Mei 2014)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di ketahui bahwa tenaga honorer yang terlibat di dalam tim pemenangan kepala daerah bukanlah menjadi sebuah bargaining yang nantinya bisa diloloskan oleh kepala daerah untuk menjadi PNS

Kategori dua (K2), karena persoalan penerimaan PNS tidak ada sangkut pautnya dengan kebijakan kepala daerah.

Begitu pula yang dikatakan oleh bapak W selaku pejabat BKD dapat diketahui bahwa

”Dalam penerimaan CPNS di Kabupaten Sidrap itu berjalan dengan baik karena tidak ada kepentingan bargaining yang dilakukan oleh pihak lain dalam mengurus penerimaan CPNS dan kami diberikan wewenang sepenuhnya sehingga perekrutan CPNS berjalan dengan baik”

( wawancara dengan Bapak W pada tanggal 04 Mei 2014 )

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam melakukan perekrutan CPNS di Kabupaten sidrap hubungan interaksi antara pejabat karir dan pejabat politik berjalan dengan baik karena tidak ditemukan adanya bargaining untuk meloloskan calon dari pihak tersebut

Begitu pula yang dikatakan Ibu K sebagai calon Pegawai Negeri Sipil K2 yang dinyatakan lulus.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur kepada tuhan yang maha esa serta keluarga dan sahabat yang terus mendoakan saya sehingga saya pun akhirnya keluar sebagai salah satu peserta di kelompok tugas kesehatan yang dinyatakan Lulus. Saya tidak tahu menahu tentang adanya bargaining bargaining atau semacam yang dilakukan oleh peserta baik itu pejabat politik ataupun pejabat karir, karena saya pribadi hanya membawa diri saya potensi saya selama bertahun tahun menjadi tenaga honorer di pustu kampung halaman. Setelah ada pendaftaran CPNS K2 maka saya pun melampirkan berkas berkas untuk bisa ikut dan Alhamdulillah berkat puji tuhan saya bahagia sampai hari ini. (wawancara dengan Ibu K pada tanggal 10 Mei 2014)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu K diatas maka dapat diketahui bahwa didalam perekrutan CPNS K2 di Kabupaten Sidrap antara Pejabat Politik Pejabat Karir dan Calon Pegawai Negeri Sipil tidak ditemukan adanya bargaining antara mereka, hanya kemampuan selama bertahun tahunlah menjadi tenaga honorer di kampungnya yang menjadikan salah satu kekuatan dalam mengeksekusi tes sehingga bisa lulus menjadi Pegawai Negeri Sipil, tanpa kemudian adanya intervensi atau bantuan dari pihak luar.

b. Cooperation (Kerja sama)

Dalam UU No. 5 tahun 2004, tentang pokok-pokok kepegawaian ditentukan bahwa kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh berada di tangan Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Maka dari itu dibutuhkan interakasi manajemen yang baik antar pejabat karier dengan pejabat politik, dalam menjalankan roda pemerintahan yang baik, begitu pula yang terjadi di pemerintahan daerah dibutuhkan kerjasama (Cooperation) yang bersifat positif, seperti halnya yang dikatakan oleh wakil bupati kab. Sidrap H.D.M yang mengatakan bahwa:

“ Cooperation (kerjasama) yang terjadi antara pejabat karier dalam artian sekretaris daerah dengan aktor politik dalam artian bupati dan anggota legislatif ada karena pejabat politik merupakan pejabat Pembina di kabupaten, seperti halnya dalam pelaksanaan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian tetapi hanya sebatas kerjasama dalam hal menjalankan aturan yang berlaku sesuai mekanisme dan prosedur yang ditetapkan dalam perekrutan CPNS.Kerjasama antara pejabat politik dan karir bukan untuk meloloskan salah satu pendaftar melainkan hanya untuk memfasilitasi para pendaftar itu pun dilakukan oleh instansi daerah yang terkait (BKD).

(Wawancara H. Dollah Mando, Tanggal 01Mei 2014).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Cooperation (kerjasama) yang terjadi antar pejabat karier dengan aktor politik harus ada, tapi sebatas memediasi para pendaftar tanpa ada yang dibeda-bedakan (Diskrimnasi).Seperti halnya Cooperation yang terjadi yaitu Cooperation dalam

artian bekerja sama dalam menjalankan roda pemerintahan.

Dalam menjalankan roda pemerintahan yang baik maka di butuhkan interaksi yang baik pula, karena kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa terlepas dari satu dengan yang lainnya, seperti halnya dalam lingkup Pemerintahan Kabupaten Sidrap interaksi antara sesama aparat pemerintahan sangat dibutuhkan dalam menerapkan sistem manajemen

pemerintahan yang baik. Baik dalam hal penerimaan, pengangkatan, dan pemeberhentian Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Sidrap.

Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak Assisten I Kabupaten Sidrap bapak H.A.W yang mengatakan bahwa:

“Cooperation antar pejabat politik dengan pejabat karier dalam pelaksanaan penerimaan CPNS ada masing data seperti SK Honorer di masing-masing dinas, dan itulah yang menjadi patokan bagi mereka yang sudah memenuhi persyaratan administratif untuk masuk seleksi CPNS Kategori dua (K2), tidak ada yang dijatah baik dari pihak pejabat politik maupun pejabat karir. Kalau ada CPNS K2 yang lolos karena pejabat silahkan datang sama saya untuk mengaduh. Biasanya yang diproses itu karena SK nya direkayasa, itu yang menjadi masalah di daerah-daerah. Menjadi kesimpulan bahwa kelulusan PNS bukan karena diurus kiri kanan, itu hanya wacana-wacana fiktif yang tidak terbukti kebenarannya.”(Wawancara Asisten I, Tanggal 19 April 2014).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa di Sekretariat Pemerintahan Kabupaten Sidrap Cooperation yang terjadi di ruang lingkup Sekretariat Pemerintahan khususnya antara Bupati dengan Pejabat Karier hanya sebatas uji verifikasi administrasi kelayakan berkas bagi para calon pendaftar CPNS kategori dua (K2) untuk menghindari adanya berkas yang dipalsukan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin memaksakan untuk bisa menjadi PNS walau tidak sesuai dengan mekanisme. Pihak Bupati dan Pejabat Karir dalam lingkup Sekretariat Pemerintah kab.Sidrap harus teliti dalam menyeleksi berkas administrasi para pendaftar CPNS K2 tersebut.

Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak H. SH selaku Kepala BKD kabupaten Sidrap dapat diketahui bahwa :

“Hubungan kerjasama dalam melakukan rekrutmen CPNS itu berjalan dengan baik, namun dalam proses penerimaan kami yang tangani tanpa ada keterlibatan pejabat politik dan Pejabat Karir Daerah untuk meloloskan anggota atau keluarganya karena kami yakin bahwa dalam proses

penerimaan CPNS ini memang betul-betul berkompetensi tanpa ada pihak lain yang terlibat” ( wawancara, Bapak H. SH tanggal 18 April 2014 ) Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak H. SH dapat dianalisis bahwa Cooperation atau kerjasama antara pejabat politik dan pejabat dalam pelaksanaan

penerimaan CPNS khususnya K2 itu sudah ada data masing-masing dari tenaga honorer, akan tetapi dalam meloloskan salah satu calon itu harus dilakukan dengan transparansi dan profesionalisme dalam berkompetisi. karena itu merupakan salah satu tanggung jawab bersama Para Pejabat Politik dan Pejabat Karir di Kabupaten Sidrap bila didapatkan ada kerjasama yang tidak bertanggung jawab

Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak S sebagai calon Pegawai Negeri Sipil Kategori Dua yang dinyatakan Tidak lulus :

Bapak S yang Merupakan tenaga honorer di kantor Kelurahan Ponrangae Kecematan Pitu Riawa ini mengatakan bahwa kerja sama antara Pejabat Politik dan Pejabat Karir ini di Kabupaten Sidrap mungkin boleh jadi ada namun kapasitas sebagai tenaga honorer yang ikut juga sebagai pendaftar tidak tahu persis oknum oknum yang melakukan kerjasama tersebut. Karena kalau mau merujuk pada penerimaan CPNS kategori umum yang dahulu, banyak yang melakukan pendekatan dengan para pejabat dengsan harapan bahwau bisa di urus untuk lulus sebagai PNS tapi untuk Kategori Dua ini saya belum bisa pastikan keterlibatan Pejabat pejabat itu karena belum ada informasi yang saya dengar sampai hari ini. Harapannya kepada pemerintah kalau memang ada kerja sama yang harus diproritaskan para tenaga honorer yang sudah lama mengabdi seperti saya. (wawancara Bapak S, pada tanggal 28 April 2014)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan bapak S, dapat diketahui bahwa kerja sama yang dilakukan oleh para Pejabat Karir dan Pejabat Politik di Kabupaten

Sidrap memang biasa terjadi di proses CPNS Sebelumnya dengan kategori yang berbeda namun untuk Kategori dua ini belum didapatkan adanya kerjasama pasti yang dilakukan oleh oknum oknum Pejabat yang biasa melakukan hal hal yang tidak terpuji itu.

c. Coalition

Dalam suatu organisasi coalition sangat dibutuhkan dalam memajukan organisasi tersebut dalam hal saling mendukung dalam melakukan hal-hal yang dapat memanjukan organisasi, namun berbeda lagi pada coalition yang bersifat negatif yang dapat merugikan organisasi. Seperti halnya yang terjadi di setiap daerah terjadi suatu coalition dalam menjalakan pemerintahan misalnya dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil K2 di lingkup pemerintah Kab.Sidrap.

Untuk menjamin kualitas dan objektivitas, maka dalam perekrutan PNS di Kab. Sidrap harus diproses melalui Instansi Pemerintahan di Badan Kepegawaian Daerah yang mengurusi persoalan perekrutan CPNS. Proses dalam hal ini adalah kelengkapan administrasi dan terdaftarnya sebagai tenaga honorer yang ada di Kabupaten Sidrap.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H, SH yang merupakan kepala BKD Kabupaten Sidrap Mengatakan bahwa:

“Dalam pelaksanaan perekrutan CPNS kita melihat aspek kelayakan bagi para pendaftar, kami harus mencocokkan data yang diperoleh dari SKPD masing-masing pendaftar dengan berkas yang diajukan oleh pendaftar.

Contoh untuk di Dinas Pendidikan maka Perekrutan K2 ini adalah guru honorer yang terhitung mulai tanggal 01 Januari 2005 dan bekerja terus sampai sekarang, inilah yang memenuhi syarat mengikuti tes. kami hanya mengkuti hasil verifikasi datanya dan validasi BKN dan MENPAN (kementerian pendayagunaan aparatur Negara dan reformasi birokrasi) menyesuaikan data di SKPD masing-masing. Namun untuk persoalan koalisi antara Pejabat Karir dengan Pejabat Politik ini tidak begitu signifikan kalau mengurusi CPNS, karena yang saya biasa dengar yang melakukan koalisi itu cocoknya hanya dikakukan oleh para Pejabat Politik dalam hal Mengurusi pengembangan dan penguatan Partai masing masing dengan kepentingan mereka dan Partainya. Kalau untuk Pejabat Karir tidak

begitu mengharapkan adanya koalisi koalisi tersebut. (Wawancara Bapak H.SH, Tanggal 18 April 2014)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan penerimaan CPNS di Kabupaten Sidrap maka BKD melakukan kerjasama (Coalition) dengan pihak BKN dan MENPAN dan Pemerintah Daerah Kab.Sidrap dalam bentuk kerjasama sebagai penyelenggara,, jadi itu dapat menandakan bahwa verifikasi data pendaftar CPNS betul-betul diseleksi kelayakannya.

Coalition yang biasanya terjadi di lingkup Sekretariat Pemerintah Kab.Sidrap yaitu

antara pejabat-pejabat strategis dengan pejabat Pembina dalam artian kepala Daerah dan Pejabat Politik lainnya untuk mencapai kepentingan partai demi mewujudkan cita cita daerah. Namun tidak berkoalisi dalam meloloskan salah satu kontestan CPNS Kategori Dua yang berlangsung pada tahun 2013 lalu.

Seperti halnya yang di katakan oleh Bapak D.L Anggota Dewan Komisi I Kabupaten.Sidrap bahwa :

“Sebagai Anggota DPRD komisi I yang membawahi BKD, kami hanya mengawasi proses pelaksanaan rekruitmen CPNS K2 tersebut dengan harapan bahwa yang bisa ikut harus yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh BKD tidak untuk harus memaksakan kalau memang tidak bisa ikut, Jangan Sampai ada kecurangan atau diskriminasi.Tidak ada koalisi antara kami sesama Pejabat, banyak juga keluarga pejabat yang tidak lulus.(Wawancara dengan Bapak D. L, pada Tanggal 23 April 2014).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di ketahui bahwa di DPRD Kabupaten Sidrap tidak ada koalisi antar Pejabat Politik dalam hal ini Anggota Dewan dengan Pejabat Karir dalam rekruitmen CPNS K2. Sehingga proses

perekrutan CPNS berjalan dengan lancar kemudian terseleksi sesuai dengan kompetensi dari pendaftar.

Kemudian untuk ruang lingkup Sekretariat Daerah dalam hal ini Sekretaris Daerah H.R mengatakan bahwa

“Dalam proses rekruitmen CPNS K2 ini kami tidak ada berkoalisi dengan pejabat politik maupun pejabat karir lain untuk menjaga wibawa daerah, karena kami lebih mengedepankan kemampuan para honorer yang sudah lama berkarir di bidangnya masing-masing. Untuk proses kelulusannya kami tidak memiliki kapasitas menentukan ataupun bermain-main, karena itu semua ditentukan dari pusat, salah satu contoh anak seorang wakil bupati pun tidak lulus dalam proses ini”. (wawancara dengan Sekda kab. Sidrap, pada tanggal 23 April 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sekertaris Daerah maka peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada koalisi yang mengarah kearah negatif untuk rekruitmen PNS kategori dua (K2) Kab.Sidrap. di Sidrap Memang mengedepankan kelayakan serta kemampuan para tenaga honorer, banyak contoh yang menjadi indicator penting dari penerimaan CPNS K2 untuk membuktikan bahwa tidak terjadi koalisi antar Pejabat Karir dengan Pejabat Politik.

Begitupun yang dikatakan Bapak T , sebagai salah satu CPNS K2 yang dinyatakan Lulus.

Bapak T adalah seorang Guru honorer selama bertahun tahun di salah satu Sekolah Dasar yang ada di Desa Bulu Cenrana Kabupaten Sidrap mengatakan bahwa interaksi antara Pejabat Politik dan Pejabat Karir memang sering terjadi dalam hal pengembangan sumber daya pemerintahan tapi saya tidak melihat adanya interaksi dalam hal berkoalisi didalam perekrutan CPNS K2 lalu, memang sempat banyak isu yang mengatakan untuk bisa lulus PNS itu mesti kita punya koalisi dengan pejabat. Tapi saya tidak melihat itu terjadi, entah kalau anak pejabat yang melakukan koalisi koalisi tersebut karena mereka punya pegangan kalau seperti saya yang

tidak punya apa apa dan bekingan dari pejabat tapi Alhamdulillah tanpa mereka pun saya Lulus. (wawancara dengan Bapak T, pada tanggan 20 April 2014)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak T yang dinyatakan lulus pada Penerimaan CPNS K2 Lalu, peneliti menyimpulkan bahwa memang koalisi baik itu antara pejabat dengan pejabat ataupun Pejabat dengan pendaftar itu tidak terjadi sama sekali, meskipun sempat ada isu isu miring yang mengatakan harus berkoalisi dengan para pejabat kemudian bisa lulus, namun Bapak T ini membuktikan dengan kapasitas yang dimilikinya untuk lulus tanpa campur tangan para Pejabat.

2. Interaksi Disosiatif

Dalam pelaksanaan penerimaan CPNS kategori dua (K2) di Kabupaten Sidrap masih banyak interaksi yang terjadi antar pejabat karir dengan pejabat politik, dimana para pejabat karir dalam hal ini sekretaris daerah beserta jajarannya ke bawah banyak-banyak melakukan interaksi dengan pejabat politik dalam artian kepala daerah dan wakil kepala daerah. Interaksi yang terjadi seperti halnya:

a. Persaingan

Persaingan merupakan salah satu interaksi yang terjadi di Pemerintahan Kabupaten Sidrap. Baik itu persaingan antara pejabat politik dengan pejabat politik, pejabat karir dengan pejabat karir dan atau pejabat politik dan pejabat karir. Dimana dalam pelaksanaan penerimaan CPNS K2 bagaimanakah persaingan yang terjadi antar pejabat-pejabat politik dengan pejabat-pejabat karir dalam menentukan siapa-siapa yang akan diterima.

Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak H.RM Bupati Kab. Sidrap yang mengatakan bahwa :

“Dalam pelaksanaan penerimaan CPNS ini memang diakui persaingan dan konflik dari pihak yang punya legitimasi seperti Ketua DPRD maupun Bupati seperti saya adalah hal yang biasa, namun tidak terjadi gesekan yang mengarah kepada persaingan untuk meloloskan orang-orang tertentu menjadi PNS karena penerimaan PNS ini punya prosedur dan Pemda hanya sebagai fasilitator yang tidak punya wewenang untuk meloloskan maupun menggugurkan orang-orang tertentu.Kenapa mesti urus seperti itu, sementara urusan-urusan kepentingan masyarakat jauh lebih penting”.

(Wawancara dengan Bapak Bupati, pada Tanggal 07 Mei 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bupati di atas dapat diketahui bahwa di lingkup Pemerintahan Kabupaten Sidrap dalam pelaksanaan penerimaan PNS K2 tidak ada persaingan yang terjadi antar pejabat politik dengan pejabat karir untuk meloloskan pihak tertentu menjadi PNS.

Persaingan yang terjadi ruang lingkup pemerintahan banyak terjadi pada saat jelang waktu penerimaan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan Struktural. Namun Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan tidak ada Pejabat Politik maupun Pejabat Karir yang memanfaatkan wewenangnya untuk melakukan kecurangan dalam proses perekrutan CPNS K2.

Begitupun yang disampaikan oleh Anggota DPRD Kab. Sidrap Komisi I Bapak T.M yang mengatakan bahwa:

“Tidak ada persaingan antara pejabat politik maupun pejabat karir di kab.

Sidrap dalam proses rekruitmen CPNS K2. Karena kapasitas kami dilegislatif hanya mengawasi proses pelaksanaannya, kalau untuk melegitimasi orang-orang tertentu untuk lolos kami tidak memiliki kapasitas untuk itu. Kami tidak ingin mencederai prosesnya, karena kami wakil rakyat yang mesti menjaga nama baik dan berada pada jalur yang independen ketika diperhadapkan dengan proses rekruitmen seperti ini. Kami biarkan semua itu berjalan sebagaimana mestinya. Kalau memang rejekinya yah pasti akan lulus.(Wawancara dengan bapak T.M pada tanggal 29 April 2014)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada Persaingan antara Pejabat baik Politik maupun Pejabat Karir dalam rekruitmen CPNS K2 karena itu dapat merusak nama baik lembaga daerah seperti DPRD dan Lembaga lainnya yang ada di SKPD Kabupaten Sidrap, harapan Pemerintah bahwa harus semua berjalan sebagaimana mestinya tanpa interfensi dari pihak manapun dalam ini Pejabat Politik yakni Bupati / Wakil Bupati dan Anggota Legislatif, Pejabat Karir yakni Sekertaris daerah beserta jajarannya dan Kepala Dinas beserta jajarannya yang ada di Kabupaten Sidrap.

Seperti halnya Sekertaris Daerah Bapak H.R, yang mengatakan bahwa:

Persaingan Antar Pejabat Daerah baik itu Pejabat politik maupun Pejabat Karir bukanlah hal yang lumrah di suatu Pemerintahan, bahkan terkadang berujung pada konflik yang berkesinambungan sehingga berefek pada kebijakan Daerah yang hanya menguntukan pihak tertentu. Namun kalau

Persaingan Antar Pejabat Daerah baik itu Pejabat politik maupun Pejabat Karir bukanlah hal yang lumrah di suatu Pemerintahan, bahkan terkadang berujung pada konflik yang berkesinambungan sehingga berefek pada kebijakan Daerah yang hanya menguntukan pihak tertentu. Namun kalau

Dokumen terkait