• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interaksi Sosial Anak-anak Pemulung dengan Teman Bermain

BAB IV DESKRIPSI DAN HASIL INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.2 Profil Informan

4.3.5 Interaksi Sosial Anak-anak Pemulung dengan Teman Bermain

Selain dengan sesama pemulung, anak-anak pemulung juga berinteraksi dengan kelompok teman bermainnya. Kelompok teman bermain dalam hal ini adalah kelompok teman sekolah bagi anak-anak pemulung yang menempuh pendidikan. Interaksi yang terjadi dengan teman sekolah memunculkan pola pergaulan yang berbeda.

Interaksi yang terjadi antara anak-anak pemulung dengan teman bermainnya cenderung membicarakan tentang masalah sekolah. Diantara anak pemulung profesi

yang mereka geluti tidak menjadi masalah jika teman sekolahnya mengetahui hal tersebut. Hal ini sesuai dengan penuturan berikut ini.

“Kawan-kawan Sari di sekolah ‘ga tau kalo Sari kerja di sini. Tapi kalo tahu pun ‘ga apa-apa.” (wawancara dengan Sari, Oktober 2013)

Penuturan berikut menegaskan hal yang sama.

“Di sekolahpun banyaknya kami yang kerja kaya’ gini kak. Jadi biasa aja lah semua. Kalok ada yang ‘ngejek- ‘ngejek itu pun maen-maen aja kak.” (wawancara dengan Vita, Oktober 2013)

Penuturan berikut juga menegaskan hal yang sama.

“Kalo di sekolah kawan ku banyak kak. Baek-baek semua. ‘Ga ada yang ‘ngejek ‘ngejek kar’na aku jadi pemulung. ‘Lagian banyak kok kami yang kerja kayak gini.”

(wawancara dengan Rizky Indra, Agustus 2013)

Berdasakan penjelasan diatas, profesi sebagai anak-anak pemulung tidak menjadi masalah ketika berinteraksi dengan teman sekolah. Teman sekolah dijadikan sebagai salah satu agen sosialisasi yang berperan memberikan hiburan bagi anak-anak pemulung dalam hal ini teman sekolah dijadikan sebagai teman berrmain anak-anak pemulung selama berada di sekolah. Hubungan timbal balik yang baik terjadi diantara anak-anak pemulung dengan teman sekolahnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun yang dapat penulis simpulkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Anak-anak bekerja saat ini sudah menjadi fenomena yang sering ditemui di kehidupan bermasyarakat. Salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh anak- anak adalah menjadi pemulung. Anak-anak pemulung memiliki beberapa alasan untuk bekerja, seperti membantu orang tua atau sekedar memiliki ketertarikan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar.

2. Pendidikan bagi beberapa keluarga masih menjadi hal yang kurang penting. Dalam hal ini, pendidikan tidak menjadi perhatian utama bagi keluarga pemulung. Pendidikan dianggap sebagai formalitas dalam perkembangan seorang anak. Hal ini yang mengakibatkan banyaknya anak-anak pemulung yang putus sekolah.

3. Adanya interaksi anak-anak pemulung dengan orang-orang dewasa selama

bekerja di TPA terjun membuat anak-anak tersebut meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang dewasa tersebut, seperti memiliki hubungan asmara dengan lawan jenisnya, dan bahkan berbicara kasar dan menggunakan kata-kata kotor saat berbicara dengan orang lain, baik saat bercanda maupun saat serius.

4. Adanya interaksi anak-anak pemulung dengan sesama pemulung yang sebaya membuat mereka merasa nyaman bekerja dan menimbulkan rasa betah. Hal ini membuat anak-anak pemulung merasa lebih suka bekerja dengan teman-teman sebaya mereka daripada dengan orang tua mereka.

5. Anak-anak pemulung tidak berinteraksi secara langsung dengan pemerintah

setempat, dalam hal ini adalah dinas kebersihan. Maka, anak-anak pemulung tidak pernah merasa mendapat larangan dari pihak dinas kebersihan karena bekerja di TPA Terjun.

5.2 Saran

Adapaun saran yang dapat penulis berikan terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sebaiknya orang tua tidak melakukan pembiaran kepada anak-anaknya

untuk bekerja. Orang tua seharusnya menjadi pihak pertama yang menegakkan peraturan tentang pelarangan pada pekerja anak ketika anak- anak mereka mulai bekerja untuk mencari nafkah. Tetapi jika anak-anak terpaksa bekerja, maka sebaiknya keluarga tetap menjadikan pendidikan sebagai hal utama bagi perkembangan seorang anak.

hal ini orang tua sebaiknya menyaring informasi-informasi yang didapatkan oleh anak.

3. Pemerintah seharusnya menjadi pihak yang tegas dalam menjalankan

peraturan. Pemerintah selayaknya memberi dukungan kepada masyarakat untuk menjalankan peraturan yang telah ditetapkan. Pemerintah sebaiknya memberi peringatan, bahkan sangsi tegas kepada orang tua yang membiarkan anak-anaknya bekerja walaupun usia anak tersebut belum layak untuk bekerja.

4. Masyarakat juga memiliki peran dalam hal ini, yaitu sebagai pihak yang

mengawasi terjadinya pelanggaran terhadap peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Masyarakat sebaiknya juga memberi perhatian terhadap pelanggaran-pelanggaran yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suliarsimi. 2006. Prosedur Peelitian, Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2005. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Fakih, Mansour dan Robert Chambers. 2002. Anak-anak membangun Kesadaran

Kritis. Yogyakarta: Read Book.

Maliki, Zainuddin. 2008. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Marbun, Leo dan Ika N. Krishnayanti. 2002. Masyarakat Pingiran yang Kian Terlupakan. Medan: Jala

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Poloma, Margaret. 2000. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Ritzer, George. 2007. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigman Ganda. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ritzer, George dan Goodman J Goodman. 2009. Teori Sosiologi. Yogyakarta:

Suyanto, Bagong. 2003. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana.

Suyanto, Bagong dan J. Dwi Narwoko. 2007. Sosiologi teks Pengantar Dan

Terapan. Jakarta: Kencana. Sumber Internet

(diakses pada Kamis, 04 Oktober 2012 pukul 18:04)

Mei 2014)

INTERVIEW GUIDE

FENOMENA ANAK-ANAK PEMULUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus Di TPA Terjun)

I. ANAK-ANAK PEMULUNG

Profil Informan 1. Nama : 2. Usia : 3. Pendidikan :

4. Lama bekerja di TPA : 5. Pendapatan :

6. Pekerjaan orang tua :

7. Jumlah tanggungan orang tua :

Fenomena Anak-anak Pemulung di Kota Medan

1. Apakah alasan Anda bekerja?

2. Mengapa Anda memilih bekerja sebagai pemulung?

3. Apakah Anda merasa nyaman bekerja di TPA Terjun?

4. Berapa lamakah Anda bekerja di TPA Terjun setiap harinya? 5. Apakah dengan bekerja prestasi belajar Anda tidak terganggu?

6. Anda gunakan untuk apakah pendapatan Anda sebagai pemulung?

7. Apakah orang tua mendukung Anda bekerja sebagai pemulung?

8. Apakah dalam keluarga Anda semua anak di bawah usia 18 tahun bekerja sebagai

pemulung?

9. Siapa sajakah yang Anda temui di lokasi TPA?

10.Bagaimanakah Anda bisa mengenal setiap orang yang Anda temui di lokasi TPA?

11.Bagaimanakah Anda berinteraksi dengan setiap orang yang Anda temui di lokasi TPA? 12.Bagaimanakah cara kerja Anda di lokasi TPA?

13.Apakah yang Anda lakukan saat beristirahat di lokasi TPA? Interaksi anak-anak pemulung dengan orang tua :

1. Apakah orang tua mengetahui Anda bekerja sebagai pemulung? Jika ya bagaimana respon

orang tua Anda?

2. Apakah orang tua Anda mengetahui jumlah pendapatan Anda?

6. Apakah yang Anda lakukan ketika bersama orang tua Anda?

Interaksi anak-anak pemulung dengan sesama pemulung :

1. Bagaimanakah hubungan Anda dengan teman-teman sebaya di lokasi TPA?

2. Berapa banyak waktu yang Anda miliki bersama teman-teman Anda?

3. Apakah yang Anda lakukan ketika bersama teman-teman Anda?

4. Bagaimana hubungan Anda dengan pemulung dewasa di lokasi TPA?

5. Apa yang sering Anda tiru dari pemulung dewasa? Jelaskan! Interaksi anak-anak pemulung dengan dinas kebersihan :

1. Apakah Anda mengenal pegawai dinas kebersihan yang mengelola lokasi TPA? Jelaskan!

2. Apakah pegawai dinas kebersihan pernah menegur Anda untuk tidak bekerja?

3. Bagaimanakah interaksi Anda dengan dinas kebersihan?

4. Apakah yang dilakukan dinas kebersihan terhadap para pemulung di lokasi TPA?

Jelaskan!

II.ORANG TUA ANAK-ANAK PEMULUNG

Profil Informan 1. Nama : 2. Usia : 3. Pendidikan : 4. Pekerjaan : 5. Pendapatan : 6. Jumlah tanggungan :

Interaksi anak-anak pemulung dengan orang tua :

1. Apakah Anda mengetahui anak Anda bekerja sebagai pemulung di lokasi TPA? Jika ya,

mengapa Anda membiarkannya?

2. Apakah pendapatan Anda cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga Anda?

3. Apakah Anda melihat ada perbedaan pada anak Anda sebelum dan sesudah anak Anda

bekerja, baik dari sisi prestasi pendidikannya, maupun cara berinteraksinya?

4. Apakah anak Anda memiliki cukup waktu untuk belajar di rumah?

5. Apakah anak Anda pernah bercerita tentang pekerjaannya sebagai pemulung?

6. Apakah Anda mengetahui jumlah pendapatan anak Anda?

III. DINAS KEBERSIHAN SETEMPAT Profil Informan 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jabatan :

5. Lama bekerja di TPA :

Interaksi anak-anak pemulung dengan dinas kebersihan :

1. Apakah setiap hari Anda berkomunikasi dengan anak-anak pemulung di lokasi TPA?

2. Apakah Anda mengenal anak-anak pemulung yang bekerja di lokasi TPA? Jika ya,

bagaimana Anda mengenalnya?

3. Apakah Anda berinteraksi dengan cara yang sama dengan anak-anak pemulung dan

dengan pemulung yang dewasa? Jika ya, mengapa?

4. Apakah pihak dinas kebersihan pernah memberikan bantuan kepada para pemulung? Jika

Hasil Dokumentasi

Gambar 1 Lokasi TPA Terjun

Gambar 2 Jalan Masuk Menuju TPA Terjun

Gambar 3 Alat Berat di TPA Terjun

Gambar 4 Truk Pengangkut Sampah

Gambar 6 Informan

Sari saat memberi keterangan

Bapak Tugio saat memberi keterangan

Nanda saat diwawancara

Nanang saat diwawancara

Jesaya Situmorang saat diwawancara

Pak Purba saat berjualan minuman, Ibu R. Sitanggang saat beristirahat, dan seorang pemulung lain

Lasti Limbong, Lenni, dan Vita saat bercanda tawa saat istirahat

Gambar 7 Suasana Di TPA Terjun

Dokumen terkait