18
Penentuan Perioritas Langkah-Langkah Strategi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Bengkulu Utara: Pendekatan QSPM
Untuk menentukan urutan perioritas langkah-langkah strategi dalam pengembangan usaha perikanan tangkap di Bengkulu Utara yang didominasi oleh komponen faktor kekuatan (S) dan peluang (O) dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan model pendekatan QSPM (Quantitatif Strtategic Plan Matrix). Tabel di bawah ini menyajikan hasil Analisis pendekatan QSPM untuk menentukan urutan perioritas langkah-langkah strategi pengembangan usaha perikanan tangkap di Bengkulu Utara. Berdasarkan hasil analisis pada tabel tersebut ditemukan urutan perioritas langkah-langkag strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Membangun fasilitas infrastruktur dengan total score attractiveness sebesar 14,1786912 2) Modernisasi armada dan alat tangkap dengan total score attractiveness sebesar
14,05271122
3) Membangun transportasi dan distribusi dengan total score attractiveness sebesar 13,45307458
19
Tabel 9. QSPM Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Bengkulu Utara, 2016
Membangun fasilitas infrastruktur
Membangun transportasi dan distribusi
modernisasi armada dan alat tangkap
menyiapkan SDM perikanan tangkap Attract ive score Total attractive score Attract ive score Total attractive score Attract ive score Total attractive score Attract ive score Total attractive score
FAKTOR INTERNAL BOBOT
KEKUATAN (Strenght-S)
Potensi Sumber daya Perairan 0,200556 8,5 1,704730058 7,5 1,504173581 8 1,604451819 7 1,403895342 Wilayah penangkapan ikan 0,17781 5 0,889051672 7 1,244672341 8,5 1,511387842 6,5 1,155767174 Akses distribusi ikan 0,113384 7 0,793689033 8,5 0,963765255 4,5 0,510228664 4,5 0,510228664 Jumlah Kapal tangkap 0,126838 7,5 0,951286299 7,5 0,951286299 7 0,887867213 8 1,014705386 Pulau Enggano dan pembangunan
sentra kelautan dan perikanan terpadu (PSKPT)
0,124281 9 1,118530064 8,5 1,056389505 8 0,994248946 7 0,869967828
5,457287127 5,720286981 5,508184485 4,954564394
FAKTOR INTERNAL
KELEMAHAN (Weakness –W)
Alat tangkap tidak ramah lingkungan
0,067043 4 0,268171985 3,5 0,234650487 6 0,402257978 8,25 0,553104719 Jumlah Armada skala kecil 0,072547 7 0,507827918 4 0,290187382 7 0,507827918 6 0,435281073 Ukuran Armada skala kecil 0,06664 5 0,333199797 3,5 0,233239858 7,5 0,499799696 6,5 0,433159736 Break water 0,032674 7 0,228721375 3,5 0,114360688 4 0,130697929 3 0,098023447 Dermaga pelabuhan 0,012631 8 0,101044931 8 0,101044931 5,5 0,06946839 4,5 0,056837774 Pengawasan 0,005595 5 0,027974246 7,5 0,04196137 7,5 0,04196137 5,5 0,030771671 1 1,466940253 1,015444715 1,65201328 1,60717842 FAKTOR EKSTERNAL Peluang (Opportunity-O)
20 Pembangunan Pabrik Es 0,20277 8,5 1,723545898 7 1,419390739 7,5 1,520775792 4 0,811080423 Keberadaan SPDN (Solar Packed
Dealer Nelayan)/SPBU Nelayan di pelabuhan 0,274866 8 2,198929146 8 2,198929146 7,5 2,061496074 4 1,099464573 Pembangunan dermaga 0,193458 8 1,547661606 8,5 1,644390457 7 1,354203906 3,5 0,677101953 Kelembagaan permodalan 0,113401 6 0,680406354 5 0,567005295 5,5 0,623705825 6 0,680406354 6,150543004 5,829715637 5,560181597 3,268053303 FAKTOR EKSTERNAL ANCAMAN (Treath-O)
Konflik dengan nelayan luar 0,106964 4 0,427855651 3,5 0,374373695 5 0,534819564 3,5 0,374373695 Regulasi terkait dengan perijinan 0,100268 6 0,601609083 4,5 0,451206812 7,5 0,752011353 4,5 0,451206812 Sinkronisasi program lintas sektor 0,008273 9 0,074456082 7,5 0,062046735 5,5 0,045500939 7,5 0,062046735
1 1,103920816 0,887627242 1,332331857 0,887627242
Total Score 14,1786912 13,45307458 14,05271122 10,71742336
21
Sintesa Prioritas Isu Perikanan di Kota Sabang
Proses analisis prospek pengembangan program Pembangunan Setra Kelautan dan Perikanan di Kota Sabang diawali dengan melakukan Analisis USG (Urgency,Seriousness dan Growth) untuk menentukan urutan prioritas berdasarkan isu yang harus diselesaikan, Hasil dari USG tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 10. USG Perikanan Tangkap di Kota Sabang, 2016
NO VARIABEL U S G TOTAL RANGK
BIDANG PERIKANAN TANGKAP
1 Pembangunan pabrik es 8,57 8,86 7,86 25,29 2 2 Pengadaan armada skala kecil 7,57 7,43 7,43 22,43
3 alat tangkap 8,00 8,00 7,71 23,71
4 SPDN 8,14 8,29 8,00 24,43
5 Dermaga 7,86 7,71 7,71 23,29
6 Sarana bantu penangkapan 8,29 8,57 8,71 25,57 1 7 Alat bantu keselamatan 8,60 8,40 8,20 25,20 3
24,27
Sumber : data primer diolah, 2016
Hasil analisis menunjukkan bahwa 3 (tiga) besar isu utama yang dianggap sangat penting pada usaha perikanan tangkap yaitu sarana bantu penangkapan sebagai isu sangat penting dengan skor 25,57; pembangunan pabrik es dengan skor sebesar 25,29 dan urutan ketiga adalah alat bantu keselamatan dengan nilai skor 25,20.
Tabel 11. USG Perikanan Budidaya di Kota Sabang Tahun 2016
NO VARIABEL U S G TOTAL RANGK
BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA
1 Pakan 8,71 8,43 8,00 25,14 1 2 Induk 7,43 6,86 6,71 21,00 3 Teknologi pakan 8,14 8,14 8,00 24,29 2 4 Benih 8,29 8,00 7,86 24,14 3 5 air bersih 7,86 8,14 8,00 24,00 23,71
22 Hasil analisis menunjukkan bahwa 3 (tiga) besar isu utama yang dianggap sangat penting pada usaha budidaya perikanan yaitu ketersediaan pakan sebagai isu sangat penting dengan skor 25,14; teknologi pembuatan pakan dengan skor sebesar 24,29 dan urutan ketiga adalah benih dengan nilai skor 24,14.
Tabel 12. USG Pengolahan Hasil Perikanan di Kota Sabang, 2016
NO VARIABEL U S G TOTAL RANGK
BIDANG PENGOLAHAN 1 cold storage 8,86 8,86 7,86 25,57 2 2 Teknologi Pengolahan 8,71 8,43 7,57 24,71 3 Teknologi Pengemasan 8,86 8,71 7,71 25,29 1 4 Informasi Pasar 8,57 8,43 7,71 24,71 25,07
Hasil analisis menunjukkan bahwa 2 (dua) besar isu utama yang dianggap sangat penting pada usaha perikanan pengolahan hassil perikanan yaitu teknologi pengemasan sebagai isu sangat penting dengan skor 25,29; pembangunan cold storage dengan skor sebesar 25,57 .
Tabel 13. USG Wisata Bahari di Kota Sabang, 2016
NO VARIABEL U S G TOTAL RANGK
WISATA BAHARI
1 Transportasi 8,14 8,00 7,57 23,71 1
2 Komunikasi 7,43 7,00 6,71 21,14
3 Penginapan 7,43 7,29 7,29 22,00 3
4 tour guide 7,57 7,57 7,57 22,71 2
Sumber: Data Primer diolah. 2016
Hasil analisis menunjukkan bahwa 2 (dua) besar isu utama yang dianggap sangat penting pada usaha perikanan pengolahan hasil perikanan yaitu transportasi sebagai isu sangat penting dengan skor 23,71; tour guide dengan skor sebesar 22,71, dan penginapan dengan skor 22,00.
Berdasarkan hasil analisa USG terlihat bahwa skor dari Bidang pengolahan paling tinggi yaitu 25.07, disusul oleh perikanan tangkap 24,27; kemudian budidaya 23,71 dan wisata Bahari 22,39. Hal ini menunjukkan bahwa isu prioritas yang perlu diselesaikan adalah
23 bidang pengolahan ikan. Hal ini sesuai dengan informasi dari Dinas Kelutan dan Perikanan dan Bappeda Kota Sabang bahwa bidang pengolahan ikan merupakan program prioritas karena pengembangan bidak pengolahan dapat membantu menyelesaikan persoalan perikanan di Kota Sabang dan dapat menunjang sektor wisata bahari. Salah satu persoalan perikanan yang ada di Kota Sabang adalah melimpahnya sumberdaya ikan, sehingga pada musim-musim tertentu banyak yang terbuang karena produksi melimpah sementara distribusi terhambat karena transportasi yang tidak memadai sebagai akibat dari akses trans[portasi ke Sabang belum berjalan optimal. Oleh karenanya perlu dikembangkan industri pengolahan ikan di Kota Sabang.
Berdasarkan hasil USG tersebut, maka analisis lanjutannya adalah analisis SWOT (strenght, Weekness, Opportunity, Threats). Strenghts factors atau faktor kekuatan dan weakness factor atau factor kelemahan merupakan faktor internal, sedagkan Ooptunity factor atau faktor peluang dan threats factor atau faktor ancaman merupakan faktor internal dalam pengembangan sektor pengolahan ikan di Kota Sabang. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing factor.
Analisis Faktor Internal Strategis Pengembangan Usaha Perikanan di Kota Sabang 1) Faktor kekuatan (strengts factor) merupakan suatu keunggulan yang dimiliki oleh bidang
pengolahan ikan di Kota Sabang, yang diidentifikasi sebagai berikut: a) Ketersediaan air
b) Kondisi tempat usaha c) Kualitas bahan baku
2) Faktor kelemahan (weakness factors) i merupakan suatu keterbatasan atau kekurangan yang dianggap serius menghalangi kinerja pengembangan usaha pengolahan ikan di Kota Sabang yang diidentifikasi meliputi:
a) Kapasitas pelaku usaha pengolahan b) Teknologi pengolahan
c) Pelatihan pengolahan
d) Keberadaan Penyulah pengolahan e) Kemasan
24 Berdasarkan identifikasi faktor internal strtaegis, yang selanjuutnya dilakukan penilaian bobot, rating dan skor terhadap setiap faktor yang teridentifikasi pada komponen kekuatan (S) dan komponen kelamahan (W)masing-masing sebesar 7,53 dan 3,24 atau untuk keseluruhan (agregat) dari faktor internal strategis adalah sebesar 10,77. Secara rinci penghitungan tersebut tertara pada tabel dibawah ini.
Tabel 14. Hasil Analisis Faktor Internal Strategis dalam Pengembangan Usaha Pengolahan Ikan di Kota Sabang
FAKTOR INTERNAL BOBOT RATE SKOR Total
KEKUATAN (Strenght-S)
1. Ketersediaan Air 0,13 4,06 0,50 2,02
2. Kondisi Tempat Usaha 0,16 3,94 0,60 2,37
3. Kualitas Bahan Baku 0,21 3,94 0,80 3,14
0,37 7,53
KELEMAHAN (Weakness –W)
1. Kapasitas pelaku usaha 0,16 2,63 0,42 1,11
2. Teknologi pengolahan 0,14 2,63 0,37 0,98
3. Pelatihan pengolahan 0,11 2,21 0,23 0,51
4. Penyuluh pengolahan 0,06 2,21 0,15 0,32
5. Kemasan 0,03 3,26 0,10 0,32
0,50 3,24
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Analisis Faktor Eksternal Strategis Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kota Sabang
Faktor eksternal strategis dalam analisis SWOT terdiri dari faktor peluang (opportunities factors) dan faktor ancaman (threats factors) yang dalam pengembangan usaha pengolahan perikanan di Kota Sabang masing-masing adalah:.
1) Faktor peluang (opportunities factors) merupakan suatu kesempatan atau peluang sumber daya yang dimiliki oleh pengolahan perikanan di Kota Subang yang diidentifikasi sebagai berikut:
a) Peluang pasar
b) Diversifikasi produk olahan c) preferensi masyarakat
25 2) Faktor ancaman (threats factor) merupakan suatu kondisi yang bersumber dari luar dan berpotensi memperlemah kinerja pengembangan usaha pengolahan perikanan di Kota Sabang yang diidentifikasi sebagai berikut:
a) Sinkronisasi program lintas sektor b) Akses permodalan
c) Aksesibilitas harga bahan baku
Sebagaimana yang dilakukan dalam menghitung bobot, rating dan skor faktor internal strategis, maka berdasarkan identifikasi faktor eksternal strtaegis, dapat diketrahui bahwa skor komposit untuk komponen peluang (O) adalah sebesar 9,4 dan untuk komponen ancaman (T) adalah sebesar 1,54 atau untuk keseluruhan (agregat) dari faktor eksternal strategis adalah sebesar 10,59. Secara rinci penghitungan tersebut tertara pada Tabel di bawah ini.
Tabel 15. Hasil Analisis Faktor Eksternal Strategis dalam Pengembangan usaha Pengolahan Perikanan di Kota Sabang
FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATE SKOR
Peluang (Opportunity-O)
1. peluang pasar 0,3798 3,73 1,37 5,15
2. diversifikasi produk olahan 0,2524 3,42 0,87 2,99
3. preferensi masyarakat 0,091 3,78 0,33 1,25
0,7232 9,41
FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATE SKOR
ANCAMAN (Treath-O)
1. Sinkronisasi Program Lintas Sektor 0,17 2,11 0,35 0,73
2. Akses permodalan 0,07 3,00 0,21 0,64
3. Stabilitas harga bahan baku 0,04 2,05 0,08 0,17
0,28 1,54
26
Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan usaha Pengolahan Perikanan di Kota Sabang
Berdasarkan hasi analisis SWOT, faktor internal strategis (IFAS) dan faktor eksternal strategis (EFAS) serta perumusan alternatif strategi, ditentukan strategi yang dipilih adalah strategi SO, hal ini karena skor yang diperoleh didominasi oleh komponen faktor kekuatan (S) dan peluang (O). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi pengembangan pengolahan ikan di Sabang adalah strategi SO. Peta penentuan strategi ini dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Gambar 3. Peta Strategi Pengembangan usaha Pengolahan Ikan di Kota Sabang
Sumber: Hasil perhitungan data dan informasi dalam Tabel IFAS dan EFAS .
Berdasarkan analisis di atas maka, strategi pengembangan usaha pengolahan ikan di Kota Sabang berdasarkan faktor kekuatan dan peluang. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pembangunan sentra pengolahan ikan dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kualitas air sebagi faktor utama dalam proses pengolahan ikan
2) Pemanfaatan kawasan destinasi wisata sebagai peluang pasar dengan meningkatkan kualitas produk olahan melalui peningkatan kulaitas bahan baku
3) Memperbaiki akses pengolahan terhadap bahan baku melalui pembangunan sentra pendaratan ikan
27 Perumusan strategi tersebut dapat di lihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 16. Perumusan Strategi Pengembangan usaha Pengolahan Ikan di Kota Sabang
Sumber: Sintesa berdasarkan data dan informasi dalam Tabel IFAS dan Tabel EFAS
Setelah diketahui langkah-langkah strategis yang harus dilakukan pada pengembangan usahas pengolahan ikan di kota Sabang, maka harus diurutkan strategi tersebut berdasarkan urutas prioritas yang harus dilakukan terlebih dahulu. Analisis yang dipakai adalah QSPM (Quantitatif Strategic Plan Matrix. Berikut ini merupakan hasil dari analisis tersebut.
Kekuatan:
5 Ketersediaan air 6 Kondisi tempat usaha 7 Kualitas bahan baku
Kelemahan
5. Kapasitas pelaku usaha pengolahan 6. Teknologi pengolahan 7. Pelatihan pengolahan 8. Penyuluh pengolah 9. kemasan Peluang : 5. Peluang pasar 6. Diversifikasi produk olahan 7. Preferansi masyarakat Strategi SO:
1. Pembangunan sentra pengolahan ikan dengan mempertimbangkan
ketersediaan dan kualitas air sebagi faktor utama dalam proses pengolahan ikan
2. Pemanfaatan kawasan destinasi wisata sebagai peluang pasar dengan
meningkatkan kualitas produk olahan melalui peningkatan kulaitas bahan baku
3. Memperbaiki akses pengolahan terhadap bahan baku melalui
pembangunan sentra pendaratan ikan
WP
Ancaman
3. Sinkronisasi Program Lintas Sektor
4. Akses Permodalan 5. Stabilitas harga bahan
baku
ST
28
Tabel 17. Hasil Quantitatif Strategic Plan Matrix Terhadap Pengembangan Usaha Pengolahan Perikanan DI Kota Sabang Nanggroe Aceh Darussalam
IFAS
Strategi A Strategi B Strategi C
Variabel Bobot Atrract ive score total attractiv e score Atrract ive score total attractive score Atrract ive score total attractive score Kekuatan Air 0,13 4,75 0,62 2,50 0,33 1,50 0,20 Ketrsediaan lahan produksi 0,16 4,50 0,71 2,75 0,44 3,75 0,59 kualitas bahan baku 0,21 4,50 0,95 3,50 0,74 4,25 0,89
2,28 1,50 1,68 Kelemahan kapasitas pelaku usaha pengolahan 0,16 2,50 0,39 3,00 0,47 3,25 0,51 Teknologi 0,14 4,25 0,59 2,75 0,38 2,25 0,31 pelatihan pengolahan 0,11 2,75 0,30 3,00 0,32 1,75 0,19 penyuluh pengolahan 0,06 2,25 0,15 3,00 0,19 2,25 0,15 Kemasan 0,03 1,00 0,03 4,50 0,15 1,25 0,04 1,06 1,04 0,69 Peluang
peluang pasar diversifikasi produk 0,38 2,00 0,76 4,00 1,51 2,25 0,85
olahan 0,25 3,25 0,82 3,75 0,94 1,75 0,44 preferensi masyarakat 0,09 1,75 0,15 3,25 0,29 1,25 0,11 1,73 2,76 1,41 Ancaman sinkronisasi program lintas sektor 0,17 4,75 0,78 3,75 0,62 4,25 0,70 akses permodalan 0,07 4,00 0,29 2,50 0,18 4,50 0,32 stabilitas harga bahan baku 0,04 1,00 0,04 3,25 0,13 3,50 0,14 1,11 0,93 1,16 Jumah 6,19 6,23 4,94 Urutan 2 1 3
Sumber: Data Primer diolah, 2016
Keterangan:
Strategi A: pembangunan sentra pengolahan ikan dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kualitas air sebagai untur utama dalam proses pengolahan agar memenuhi kebutuhan pasar
Strategi B : Pemanfaatan kawasan destinasi wisata sebagai peluang pasar dengan meningkatkan kualitas produk olahan melalui peningkatan kualitas bahan baku
Strategi C : memperbaiki akses pengolah terhadap bahan baku melaluipembangunan sentra pendaratan ikan
29 1) Berdasarkan hasil analisis di atas, maka urutan strategi berdasarkan prioritas yang harus
dilaksanakan untuk pengembangan pengolahan perikanan adalah sebagai berikut:
2) Pemanfaatan kawasan destinasi wisata sebagai peluang pasar dengan meningkatkan kualitas produk olahan melalui peningkatan kualitas bahan baku
3) Pembangunan sentra pengolahan ikan dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kualitas air sebagai untur utama dalam proses pengolahan agar memenuhi kebutuhan pasar
4) Memperbaiki akses pengolah terhadap bahan baku melaluipembangunan sentra pendaratan ikan
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran Umum Kabupaten Bengkulu Utara
Tabel 18. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Menurut Jenis Kegiatan Selama Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin Di Kab. Bengkulu Utara
Angkatan Kerja Jenis kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Bekerja 88.827 49.060 137.887
Pegangguran Terbuka 2.680 3.140 5.820
Bukan Angkatan Kerja
Sekolah 8.865 13.163 22.028
Mengurus Rumah Tangga 830 32.040 32.870
Lainnya 4.640 2.758 7.398 Total 105.842 100.161 206.003 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 86.46 52.12 69.56 Tingkat Pengangguran 2,93 6,02 4,05
Sumber : BPS Kab. Bengkulu Utara, 2016
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah orang yang bekerja lebih besar jika dibandingkan dengan pengangguran terbuka dan didominasi oleh laki-laki.
30
Tabel 19. Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan utama dan Jenis Kelamin di Kab. Bengkulu Utara, 2015
Lapangan Pekerjaan Utama Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan
Pertanian, kehutaan, perburuan dan perikanan 65.418 30.73 96.155
Pertambangan dan penggalian 705 n/a 705
Industri pengolahan 3.845 1.549 5.394
Listrik, gas dan air n/a n/a n/a
Bangunan 4.525 n/a 4.525
Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel 6.555 6.699 13.254 Angkutan, pergudangan dan komunikasi 424 n/a 424 Keuangan, asuransi dan usaha persewaan bangunan,
tanah dan jasa perusahaan
642 n/a 642
Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan 6.713 10.075 16.788
Jumlah 88.827 49.060 137.887
Sumber : BPS Kab. Bengkulu Utara, 2016
Tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian, kehutaan, perburuan dan perikanan tersebut mencapai 96.155 orang atau sekitar 70% dari total jumlah pekerja dari sektor lain.
Tabel 20. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Bengkulu Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012-2015
Sumber : BPS Kab. Bengkulu Utara, 2016
- 500.000,0 1.000.000,0 1.500.000,0 2.000.000,0 2.500.000,0 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Industri Pengolahan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan…
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil… Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Jasa Keuangan dan Asuransi Jasa Perusahaan Jasa Pendidikan Jasa Lainnya