BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
1. Interprestasi dan Diskusi Hasil
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa dari 49 responden didapati hasil karakteristik waktu ibu berhubungan seksual pasca melahirkan sebagian besar > 40 hari sebanyak 40 orang (81,6%), berdasarkan karakteristik paritas ibu sebagian besar 2-4 kali melahirkan yaitu sebanyak 26 orang (53,1%), berdasarkan karakteristik umur sebagian besar ibu berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 29 orang (59,2%), dan berdasarkan karakteristik pendidikan sebagian besar ibu dengan pendidikan menengah (SMA) yaitu sebanyak 28 orang (57,1%).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Novitasari (2007, ¶ 32), Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi biasanya telah sembuh dengan baik dan 6 minggu adalah waktu dimana rahim telah kembali pada ukuran sebelum hamil. Pengecilan
kembali mengecil pelahan-lahan ke bentuknya semula,. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-60 gram. Ini dianggap masa nifas telah selesai. Namun, sebetulnya rahim akan kembali ke posisi normal dengan berat 30 gram sekitar 3 bulan kemudian. Setelah masa pemulihan 3 bulan ini, bukan hanya rahim saja yang kembali normal tapi juga kondisi tubuh ibu secara keseluruhan.
b. Kesiapan fisik
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa dari 49 responden berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, kesiapan fisik ibu berhubungan seksual pasca melahirkan dari 10 pertanyaan kuesioner di dapatkan dalam kategori siap sebanyak 39 orang (79,6%). Kategori tidak siap sebanyak 10 orang (20,4%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden siap berhubungan seksual secara fisik, apabila sudah tidak ada perdarahan lagi, jahitan sudah mengering, waktu yang sesuai berhubungan seksual pasca melahirkan, tetapi pada sebagian besar responden yang tidak siap masih banyak yang mengalami nyeri saat berhubungan seksual pasca malahirkan.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan murkoff, H. (2007, hlm. 570), ibu yang melahirkan normal pada luka di jalan lahir, secara fisik mengalami banyak hal, diantaranya rasa tidak nyaman pada daerah perineum serta rasa nyeri di daerah jalan lahir, hal ini menunjukkan bahwa secara fisik mempengaruhi kesiapan berhubungan seksual.
Penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Glazener (2002, dalam Canadian, H. 2003 ¶ 5), perubahan fisik yang terkait dengan kelahiran dan postpartum yang dapat mempengaruhi aktivitas seksual wanita. Jika tidak mengerti dalam perawatannya, maka
dapat menyebabkan rasa sakit dalam setiap aktivitas ibu, termasuk saat berhubungan seksual.
Menurut Syafitri, A (2010 ¶ 1), hal ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan umumnya aktivitas seksual memang bisa dilakukan enam minggu pasca melahirkan. Walaupun ada yang melakukannya sebelum enam minggu dan tidak mengalami dampak serius. Hal tersebut diperkuat dengan adanya penelitian yang menunjukkan leher rahim pasca melahirkan akan tertutup setelah dua minggu. Ibu diperbolehkan untuk melakukan hubungan intim asalkan dalam kondisi siap. Dalam artian pendarahan sudah berhenti dan masing-masing sudah siap untuk memulainya.
c. Kesiapan psikologis
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa dari 49 responden berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, kesiapan psikologis ibu berhubungan seksual pasca melahirkan dari 10 pertanyaan kuesioner di dapatkan dalam kategori siap sebanyak 25 orang (51,0%). Kategori tidak siap sebanyak 24 orang (49,0%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden siap berhubungan seksual secara psikologis, atas keinginan bersama, tidak takut saat berhubungan seksual, pasangan dan ibu dapat menikmati saat berhubungan seksual pasca melahirkan, tetapi pada sebagian besar responden yang tidak siap masih banyak yang cemas ketika akan berhubungan seksual dan ibu tidak merasakan kepuasan dalam berhubungan seksual adanya luka jalan lahir.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan Stuat, Sunden (1998, dalam William, 2004, hlm. 142), psikologis yang timbul seperti rasa cemas dan takut yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan merasa terancam. Kecemasan terjadi akibat dari adanya ancaman
normal. Kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi ibu merasa cemas ketika berhubungan seksual pasca melahirkan. Jika psikologis seseorang sudah merasa siap maka ibu yang berhubungan seksual pasca melahirkan sudah tidak merasa cemas, frustasi, dan merasa kurang siap secara mental.
Penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Judibicus, Margaret, et.al (2002 dalam William. 2004, hlm. 245), sebagian besar perempuan 12 minggu pasca melahirkan, telah kembali berhubungan seksual pasca melahirkan, meskipun banyaK mengalami kesakitan dan kesulitan terkait dengan masalah fisik seperti luka jalan lahir, atau masalah psikologis seperti dispareunia.
Menurut Hyde et.al (2002), hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan sebanyak 84% pasangan melakukan hubungan seksual 6 minggu sampai 3 bulan lebih pasca melahirkan, 16% mengeluhkan kesakitan pada aktivitas seksual pada 6 minggu pasca melahirkan. Keinginan dan kemauan untuk melanjutkan aktivitas seksual mulai muncul, karena jahitan sudah kering dan luka perineum yang sudah pulih. Keinginan dan kemauan untuk melakukan hubungan seksual bervariasi antara masing-masing wanita baik secara fisik maupun secara psikologis.
Dari Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Frances A. Certer (2007 dalam Luanaigh
2008, hlm 345), bahwa keadaan pasca melahirkan, depresi atau gangguan kejiwaan memiliki efek yang berbeda dalam kehidupan seksual wanita. Studi dilakukan dengan pengambilan sampel 76 wanita yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama, terdiri dari 10 wanita yang mengalami anoreksia, kelompok kedua terdiri dari 24 wanita dengan gangguan depresi, dan kelompok terakhir adalah wanita pasca melahirkan yaitu sebesar 36 orang. Dari hasil penelitian tersebut terungkap bahwa jumlah wanita pasca melahirkan yang melakukan hubungan seksual dalam 2 minggu terakhir, 2 kali lebih banyak di bandingkan dengan wanita yang mengalami depresi atau anokresia.
Berdasarkan dari kesiapan ibu berhubungan seksual pasca melahirkan dapat dilihat dari kesiapan secara fisik dan psikologis. ibu siap berhubungan secara fisik dan psikologis, dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar ibu siap secara fisik dan psikologis, pada ibu yang siap secara fisik ada yang tidak siap secara psikologis. dapat disimpulkan kesiapan ibu berhubungan seksual pasca melahirkan secara fisik siap tetapi belum tentu secara psikologis siap.