• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interpretasi data

Dalam dokumen 4. ANALISIS DATA. Gambar 4.1 Logo Kaskus (Halaman 50-53)

* : Yang paling penting

Gambar 4.5 Kohesi Kelompok Kaskus Regional Surabaya Komunikasi Kelompok Kaskus Regional Surabaya (KRS) KRS merupakan kelompok dengan jumlah anggota yang besar (kelompok besar) Online Communication Offline Communication 1. Website kaskus.co.id * 2. Social Media 3. BBM (BlackBerry Messenger) 4. 1. Pemenuhan kebutuhan * 2. Tukar-menukar informasi 3. Mengejar status

4. Berbagi cerita dengan kaskuser 5. Penyelesaian tugas

1. Usaha lebih untuk diterima* 2. Koneksi internet

1. Penyelesaian tugas* 2. Berbagi cerita

Acara offline (formal&informal)

1. Besaran anggota kelompok* 2. Jenis kelamin

3. Usaha lebih untuk lebih diterima 4. Status anggota Media Faktor Pendukung Hambatan Media Faktor Pendukung Hambatan Kohesi Kelompok Memperkuat relasi antar anggota 86 Uni v ers itas K irs te n P etra

Kepuasan Produktivitas Moral Efisiensi

Berbagi Memberi kon- Kaskuser ada Kaskuser te- cerita tribusi kepada saat online tap aktif dengan kelompok. dan offline online dan

kaskuser. communica- offline com-

Perasaan Ingin berperan tion munication memiliki besar dalam

sebagai setiap acara keluarga

Effendy (2003) mengatakan bahwa pada komunikasi kelompok besar umumnya bersifat heterogen, mereka terdiri dari individu-individu yang beraneka ragam dalam jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dan lain sebagainya. Proses komunikasi kelompok besar bersifat linier, satu arah dari titik satu ke titik lain, dari komunikator ke komunikan. Dari segi komunikasi, makin besar kelompok, maka makin besar kemungkinan sebagian besar anggota tidak mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam kelompok yang besar, partisipasi akan makin memusat pada orang yang memberikan kontribusi terbanyak. Komunikasi akan lebih terpusat pada orang-orang tertentu. Akibatnya, sejumlah orang tidak mendapatkan kesempatan berinteraksi.Kaskus Regional Surabaya termasuk kelompok besar, karena mempunyai anggota lebih dari 100 orang baik secara online dan offline communication. Kaskuser mempunyai jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan sampai agama yang berbeda-beda.

Setiap kelompok dibentuk mempunyai tujuan masing-masing. Memperkuat relasi antar anggota suatu kelompok atau yang biasa disebut kohesi merupakan tantangan bagi setiap kelompok. Relasi antar anggota dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi secara terus-menerus terhadap anggota lainnya. Forsyth (2010) menyatakan bahwa kohesivitas kelompok merupakan kesatuan yang terjalin dalam kelompok, menikmati interaksi satu sama lain, dan memiliki waktu tertentu untuk bersama. Dengan demikian jelaslah bahwa kohesivitas kelompok bisa juga dikatakan sebagai pengikat para anggota kelompok untuk tetap berada dalam kelompoknya dalam rangka mencapai sebuah tujuan, dan tentu saja tujuan yang sama karena merupakan tujuan yang dibangun oleh kelompok tersebut.

Dalam Kaskus Regional Surabaya, komunikasi kelompok mempunyai pengaruh yang sangat besar di dalamnya. Untuk mencapai kohesi kelompok, Kaskus Regional Surabaya mempunyai dua macam bentuk komunikasi kelompok, antara lain: online communication dan offline communication. Supardi & Sadarjoen (2004) mengatakan bahwa online communication merupakan komunikasi di dalam kelompok yang menggunakan teknologi. Secara tidak langsung mengharuskan para anggotanya untuk mengerti teknologi tersebut

sebelum bergabung kedalam kelompok. Media online communication yang dipakai oleh Kaskus Regional Surabaya adalah website forum Kaskus untuk dapat menulis thread dan comment di dalam subforum Kaskus Regional Surabaya. Selain itu menggunakan social media dan BBM (BlackBerry Messenger) untuk menunjang kegiatan saat offline communication. Saat melakukan online communication, terdapat faktor pendukung kohesi kelompok, antara lain: pemenuhan kebutuhan, tukar-menukar informasi, mengejar status, berbagi cerita dengan kaskuser dan penyelesaian tugas, dan Selain terdapat faktor pendukung kohesi kelompok, terdapat pula hambatan untuk pada kohesi kelompok. Hambatan pada kohesi kelompok secara offline communciation adalah usaha untuk lebih diterima oleh anggota kelompok dan koneksi internet. Seperti yang dikatakan oleh Beall dan Seiler (2008) bahwa keberhasilan setiap teknologi untuk digunakan sebagai media komunikasi kelompok tergantung pada dua faktor, akses, dan penggunaan. Menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dalam kelompok dapat dilakukan jika teknologi sudah tersedia dan jika semua anggotatahu bagaimana cara menggunakannya secara efektif. Ketika teknologi yang tersedia, anggota kelompok harus setuju untuk menggunakannya, seberapa sering mereka akan menggunakannya, dan apa tujuannya (Beall&Seiler, 2008, p.422)

Perbedaan online dan offline adalah komputer yang dipakai untuk melakukan komunikasi dalam bidang hubungan interpersonal manusia komunikasi tatap-muka. Secara konvensional, online dan offline dipandang sebagai perbedaan antara komunikasi termediasi komputer dan tatap muka. Online mempunyai arti dunia maya, dan offline adalah dunia nyata (Don Slater , 2002, p.535). Berdasarkan pernyataan Marshall McLuhan di buku Understanding Media: The Extensions of Man, mengemukakan ide bahwa “pesan media ya media itu sendiri” (Marshall, 1999:7). McLuhan menganggap media merupakan perluasan manusia dan media yang berbeda-beda mewakili pesan yang berbed-beda. Media mempengaruhi cakupan serta bentuk dari hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media telah berkembang dari individu ke masyarakat. Dengan media, setiap bagian dapat dihubungkan menjadi “global village”. Komunitas offline ini merupakan perpanjangan dari virtual community Kaskus Regional Surabaya.Berawal dari virtual community, salah seorang

kaskuser memutuskan untuk melakukan offline communication dengan anggota lainnya. Hal ini kemudian mempunyai dampak pembentukan komunitas offline Kaskus Regional Surabaya. Offline communication Kaskus Regional Surabaya mempunyai faktor yang mendukung terjadinya kohesi kelompok, antara lain: diadakannya acara formal, informal (warung kopi dan makan siang), adanya penyelesaian tugas, tradisi, dan berbagi cerita antar kaskuser. Selain mempunyai faktor pendukung, Kaskus Regional Surabaya juga mempunyai hambatan pada kohesi kelompok. Hambatan pada kohesi kelompok, antara lain: Besaran anggota kelompok, jenis kelamin, usaha yang lebih untuk diterima oleh anggota kelompok, status anggota.

Tujuan utama dari online dan offline communication adalah untuk membentuk kohesi kelompok Kaskus Regional Surabaya. Memperkuat relasi antar anggota, akan membuat kelompok menjadi kohesi. Kohesivitas berkaitan erat dengan kepuasan, produktivitas, moral, dan efisiensi komunikasi (Fujishin, 2007). Anggota yang puas akan mempunyai perasaan saling memiliki dan menganggap sebagai keluarga anggota kelompok lainnya. Dengan adanya perasaan dekat dan saling memiliki, kaskuser akan sering berbagi cerita. Pada produktivitas, kaskuser akan memberikan kontribusi kepada kelompoknya dan ingin berperan besar pada setiap acara offline communication. Anggota yang senang di dalam kelompok akan selalu memberikan dukungan moral dengan cara selalu hadir pada online dan offline communication. Dan yang terakhir, kaskuser akan selalu melakukan online dan offline communication sebagai bentuk efisiensi komunikasi.

Dalam dokumen 4. ANALISIS DATA. Gambar 4.1 Logo Kaskus (Halaman 50-53)

Dokumen terkait