• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DATA. Gambar 4.1 Logo Kaskus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISIS DATA. Gambar 4.1 Logo Kaskus"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISIS DATA

4.1 Gambaran umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Kaskus

Gambar 4.1 Logo Kaskus

Alexa Internet, suatu situs yang mengembangkan navigasi web dan menghasilkan Traffic Rankings, menempatkan forum diskusi Kaskus pada urutan ke enam, sebagai situs yang paling sering dikunjungi di Indonesia (Top sites in Indonesia, 2010). Berdasarkan artikel di website lintasberita.com, Kaskus merupakan forum komunitas maya terbesar dan nomor 1 di Indonesia dan penggunanya disebut kaskuser. Kaskus tercipta pada tanggal 6 Novermber 1999 oleh tiga pemuda asal Indonesia yaitu Andrew Darwis, Ronald Stephanus, dan Budi Dharmawan, yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat. Situs ini dikelola oleh PT. Darta Media Indonesia. Situs yang memiliki lebih dari 2,5 juta pengguna ini tidak hanya berdomilisi di Indonesia saja, namun tersebar juga hingga negara lainnya. Pengunjung dan anggota Kaskus umumnya berasal dari kalangan remaja hingga orang dewasa.

Kaskus, yang merupakan singkatan dari Kasak Kusuk, bermula dari sekedar hobi dari komunitas online dalam skala kecil yang kemudian berkembang pesat hingga saat ini.Kaskus dikunjungi sedikitnya oleh 500.000 orang, dengan jumlahpage view melebihi 3.500.000 setiap harinya. Berdasarkan data tersebut, Alexa.com mencatat pada bulan Agustus 2008 Kaskus berada di peringkat 290 dunia dan menduduki peringkat 7 situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia (http://www.lintasberita.com/Nasional/Politik/sejarah-kaskus-sebuah-komunitas-terbesar-di-dunia-maya-di-indonesia).

(2)

Pada bulan Agustus 2005, PC Magazine Indonesia memberikan penghargaan kepada forum online Kaskus sebagai situs terbaik dan komunitas terbesar, kemudian Kaskus terpilih kembali sebagai website terbaik pilihan pembaca PC Magazine pada 2006. Pada tanggal 23 Mei 2006 manajemen Kaskus terpaksa mengubah domain dari .com menjadi .us, karena penyebaran virus Brontok yang dibuat dengan tujuan menyerang situs-situs besar Indonesia dimana Kaskus masuk dalam target penyerangan.

Awal April 2007, manajemen Kaskus menambah 2 server baru untuk meningkatkan performance situs Kaskus (Dell Server).Pada Juli 2008, Pengelola Kaskus akhirnya memutuskan untuk mengoperasikan server Kaskus di Indonesia. Untuk keperluan tersebut Kaskus membeli 8 server Dell PowerEdge 2950 dan dioperasikan melalui jaringan open IXP. Akibat dari ini akses Kaskus berlipat ganda dan akhirnya pengelola berencana menambahkan 8 server lagi sehingga total yang akan beroperasi di bulan September adalah 16 server.

Kaskus pernah mengalami saat-saat terbentung dnegan undang-undang. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang biasa disebut UU ITE adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia. Sebelum UU ITE diberlakukan, Kaskus memiliki dua forum kontroversial, BB17 dan Fight Club.BB17 (kependekan dari buka-bukaan 17 tahun) adalah sebuah forum khusus dewasa dimana kaskuser dapat berbagi baik gambar maupun cerita dewasa.Menurut Reuben yang menjabat sebagai content manager Forum Kaskus mengatakan bahwa awalnya hampir semua yang mengakses Kaskus itu mayoritas laki-laki. Selain itu, karena dulu Kaskus masih bermarkas di Seattle, Amerika Serikat, maka disana lebih bebas peraturannya daripada di Indonesia.Namun semenjak Kaskus dipindahkan operasionalnya ke Indonesia di tahun 2008, beberapa bulan kemudian mundul UU ITE dari pemerintah. Salah satu isinya mengatur content pornografi, jadi untuk mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia, Kaskus menutup forum BB17 di Kaskus.

(3)

Setelah diberlakukan UU ITE pasal 27 ayat 1, yang berbunyi setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Untuk itu Kaskus segara menutup BB17 (Buka-Bukaan 17) karena bertentangan dengan UU ITE tentang penyebaran materi pornografi.

Sementara itu, Fight Club adalah forum yang dikhususkan sebagai tempat berdebat yang benar-benar bebas tanpa dikontrol.Seringkali masalah yang diperdebatkan berkaitan dengan SARA (Suku, Agama, dan Ras). Penghinaan terhadap suku, agama dan ras kerap terjadi. Fight Club diubah namanya menjadi Debate Club. Fight Club dan Debate Club pada dasarnya memiliki fungsi yang sama sebagai tempat untuk berdebat, hanya saja kontrol di Debate Club diperketat. Setiap thread (tulisan atau buah pikiran seseorang dalam forum) baru yang dibuat member terlebih dahulu disensor oleh moderator. Bila dianggap tidak layak dan membahas SARA, maka thread itu akan dihapus.

Untuk menghapus citra negatif Kaskus sebagai media underground dan situs porno, Kaskus mengubah tampilannya pada tanggal 17 Agustus 2008. Tampilan baru Kaskus dibuat penuh warna.Selain itu, Kaskus juga menambahkan fitur-fitur baru seperti blog dan Kaskus WAP.

Di Kaskus juga terdapat istilah-istilah dan reputasi khusus bagi anggotanya.Hal ini muncul dengan sendirinya dan hanya kaskuser saja yang dapat mengerti artinya. Istilah seperti „cendol‟, „bata‟, „maho‟ dan lain sebagainya. Istilah cendol bukan hanya berarti minuman yang terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah, tapi „cendol‟ merupakan istilah untuk menambah good reputation.

Cendol diberikan kepada kaskuser yang dianggap membuat thread atau posting-an yang berguna untuk sesama kaskuser. Misalnya seorang kaskuser bernama „CherryCherry” membuat thread tentang jenis-jenis bunga matahari.Hal tersebut dapat menjadi informasi yang berharga bagi kaskuser lainnya karena dapat menambah wawasan pembacanya.Untuk itu “CherryCherry” bisa diberikan „cendol‟ oleh kaskuser lainnya.

Setiap kaskuser pasti ingin meningkatkan reputasi mereka dengan mengumpulkan cendol sebanyak-banyaknya. Namun lain halnya dengan „bata‟,

(4)

„bata‟ diberikan kepada kaskuser yang dianggap membuat thread yang buruk. Contohnya posting-an berbaru SARA, pornografi, pencemaran nama baik, dan sebagainya. „Bata‟ juga diberikan kepada Kaskuser yang melakukan penipuan di forum jual beli Kaskus (FJB). Reputasi dalam hal ini adalah bata dan cendol, hanya bisa diberikan oleh kaskuser yang memiliki jumlah posting-an minimal sudah 2000 posting.

Seiring berjalannya waktu, member Kaskus yang biasa disebut Kaskuser, tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.Tidak hanya di Indonesia, Kaskuser juga tersebar di luar Indonesia.Untuk memfasilitasi keinginan kaskuser untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya, maka Kaskus membuka sub forum baru yakni, Kaskus Regional. Kaskus Regional ini, terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain: Regional Amerika, Asia, Australia, Eropa, Indonesia dan Timur Tengah. Di regional Indonesia saja, terbagi menjadi beberapa regional lagi, seperti: Indonesia Timur, JDB (Jawa Barat, DKI dan Banten), Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.

4.1.2 Kaskus Regional Surabaya

Gambar 4.2 Logo Kaskus Regional Surabaya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Erwin, Kaskus Regional Surabaya termasuk salah satu sub forum di Kaskus yang berdiri pada tanggal 24 September 2004. Ciri khas komunitas ini diantara komunitas online lainnya adalah loyal, kompak, dan fun.Berkat ciri khas komunitas online ini, Kaskus Regional Surabaya mendapatkan penghargaan sebagai Hardrockers icon 2011 dalam bidang Community.

(5)

Masyarakat melihat komunitas online ini berkembang pesat di Surabaya, sebuah perusahaan Event Organizer Dyndra selalu menggandeng Kaskus Regional Surabaya dalam setiap event pameran yang diadakan oleh perusahaan ini.Tidak hanya perusahaan Event Organizer saja yang ingin menggandeng komunitas online ini dalam setiap acaranya, restoran dan café banyak mengundang kaskuser pada launching produk atau pembukaan gerai baru.

Di dalam Kaskus Regional Surabaya terdapat banyak kelompok-kelompok kecil yang berdiri untuk membantu kaskuser semakin dekat satu dengan lainnya, dan membantu kaskuser untuk mengasah kemampuan.

Di antara beberapa kelompok kecil ini, Zanis, moderator forum Kaskus Regional Surabaya mengatakan bahwa Futsal, Badminton dan Papertoys adalah kelompok yang paling banyak diikuti oleh para kaskuser. Seperti kelompok Badminton yang setiap hari Selasa pukul 17.00 WIB mengadakan acara tanding Badminton antar kaskuser di SMPN 12. Setelah selesai acara, kaskuser yang tergabung di dalam kelompok badminton tersebut akan menuju ke warung kopi RMI dekat kebun Bibit yang terletak di jalan Ngagel untuk nongkrong bersama. Tidak menutup kemungkinan kaskuser di luar kelompok Badminton untuk bergabung di warung kopi RMI. Zanis atau biasa disapa Ceps ini mengatakan alasan memilih warung kopi RMI ini adalah murah meriah, luas dan tempatnya di tengah kota.

Selain forum Kaskus, Kaskus Regional Surabaya mempunyai akun grup Facebook sejak tahun 2007 dan akun Twitter pada tahun 2009. Menurut Ceps, menggunakan sosial media seperti Facebook dan Twitter mempunyai keuntungan antara lain dapat memberikan informasi kepada kaskuser tanpa takut Kaskus kepenuhan. Maksud dari Kaskus kepenuhan adalah jika pengunjung forum Kaskus melebihi kuota, maka website Kaskus tidak dapat dibuka selama beberapa saat. Hal tersebut dapat mengganggu kaskuser yang ingin membuka forum tersebut. Tidak hanya itu, lebih mudah berkoordinasi antar kaskuser dirasakan oleh Ceps sebagai moderator. Disini Ceps dapat melakukan mention(Menyebut id Twitter seseorang dalam isi posting, sering digunakan untuk me-reply)di Twitter terhadap kaskuser lainnya. Sehingga pesan yang disampaikan dapat langsung tersampaikan.

(6)

Gambar 4.3 Tampilan Facebook Kaskus Regional Surabaya

(7)

Gambar 4.5 Tampilan Kaskus Regional Surabaya di website Kaskus.us

4.2 Profil Informan

Berikut ini dipaparkan profil informan dengan gambaran informan baik dari usia, jenis kelamin, profesi, dan aktivitasnya di forum kaskus (awal bergabung dengan Kaskus), dan sebagainya.

4.2.1 Informan 1

Informan pertama dalam penelitian ini adalah Erwin Afianto.Laki-laki beranak satu ini merupakan Leader Kaskus Regional Surabaya atau yang biasa disingkar RL.Laki-laki yang akrab dipanggil Erwin ini bekerja sehari-hari sebagai Staff IT di Delotte.Erwin mempunyai hobi yang berhubungan dengan IT, dan dia selalu ingin mengetahui informasi teknologi terbaru melalui internet.Hobi browsing informasi di internet ini membuat Erwin mengenal Kaskus pada tahun 2004.Selain aktif di Kaskus, Erwin aktif di beberapa situs jejaring sosial (Facebook dan Twitter).

Erwin yang mengenal Kaskus sejak tahun 2004 mengaku hanya iseng bergabung di komunitas online tersebut. Keingintahuan akan BB17 membuat Erwin memutuskan untuk membuat ID Kaskus. Setelah bergabung, Erwin bergabung di sub forum Regional Surabaya.Disana, Erwin saling memberikan komentar kepada para kaskuser yang sedang online.

(8)

Alasan peneliti Erwin sebagai informan adalah karena Erwin memenuhi kriteria informan yaitu bergabung minimal 1 tahun dan mempunyai jabatan minimal pangkat kaskuser.Tidak hanya itu saja, selaku Leader Regional Kaskus Regional Surabaya, Erwin selalu aktif secara online dan offline communication.

4.2.2 Informan 2

Informan kedua adalah seorang moderator Kaskus Regional Surabaya yang mempunyai nama Mukhamad Zanis. Laki-laki yang biasa disapa Zanis ini mempunyai ID Kaskus yaitu ceps. Zanis merupakan mahasiswa di Universitas Narotama dan bekerja sebagai staff IT di MMT-ITS. Hobby laki-laki berkacamata ini adalah travelling dan mencoba hal baru. Minimal sebulan sekali, Zanis melakukan travelling ke luar kota dengan teman baru.

Berawal dari teman, Zanis bergabung dengan Kaskus pada tahun 2005.Pada awalnya, Zanis tertarik pada bagian BB17. Setelah beberapa lama di Kaskus, Zanis mulai aktif di sub forum Regional Surabaya. Disini Zanis mengenal Erwin sebagai sesama kaskuser.Alasan memilih Zanis sebagai informan karena Zanis merupakan moderator Kaskus Regional Surabaya yang mempunyai peran besar di komunitas online ini.Tidak hanya itu saja Zanis aktif secara online dan offline communication.

4.2.3 Informan 3

Informan ketiga adalah seorang wanita yang bekerja di salah satu perusahaan Event Organizer di Surabaya.Wanita ini bernama Frina dan mempunyai ID Kaskus thecoldone.Frina baru bergabung Kaskus pada akhir tahun 2011 dan masih newbie di Kaskus.Wanita ini mengaku penasaran dengan Kaskus sehingga memutuskan untuk membuat ID Kaskus.

Frina yang mempunyai hobi shopping ini online Kaskus jika ingin tau informasi terbaru di Regional Surabaya dan melihat barang di Forum Jual Beli (FJB).Perempuan ini mengaku banyak menemukan manfaat saat bergabung di forumonline ini.

Alasan memilih Frina sebagai informan adalah karena Frina adalah kaskuser perempuan dan masih newbie sehingga dapat diteliti bagaimana

(9)

interaksinya terhadap anggota kelompok lainnya yang dapat menyebabkan kohesi kelompok.Tidak hanya itu saja, Zanis merekomendasikan Frina sebagai informan.

4.2.4 Informan 4

Informan keempat adalah seorang mahasiswa UPN jurusan informatika yang sedang menjalani tugas akhir.Mahasiswa ini bernama Widhi yang memp unyai ID Kaskus bluemagnum. Baru bergabung dengan Kaskus tahun 2009. Status Widhi di Kaskus adalah kaskuser. Widhi yang mempunyai hobi nongkrong ini, mengaku seminggu minimal dua kali nongkrong bersama dengan teman-temannya.Entah dengan kaskuser atau dengan teman kampusnya.

Widhi mengunjungi situs Kaskus minimal seminggu sekali. Lebih tepatnya tergantung koneksi internet, apakah memungkinkah untuk online atau tidak. Saat online, biasanya Widhi langsung mengunjungi subforum Kaskus Regional Surabaya. Mahasiswa ini mengatakan bahwa sejak bergabung dengan Kaskus, banyak menemukan manfaat positif, antara lain: mempunyai teman baru dan mendapatkan ilmu baru.

Alasan memilih Widhi sebagai narasumber adalah karena peneliti melihat keunikan dari narasumber ini.Keunikannya adalah narasumber tersebut tertarik untuk bergabung dengan Kaskus Regional Surabaya setelah bertemu tatap muka dengan kaskuser. Berbeda dengan yang lainnya, yang melakukan interaksi secara online, lalu memutuskan untuk bertemu secara face-to-face.

4.2.5 Informan 5

Informan kelima adalah seorang laki-laki berumur 32 tahun yang bernama Hellmi yang mempunyai pekerjaan sebagai konsultan IT di Surabaya.Hellmi yang mempunyai ID coffeehead, mulai bergabung Kaskus Regional Surabaya pada tahun 2007.Laki-laki beranak satu yang mempunyai hobi mendengarkan musik ini mengaku mendapatkan manfaat ketika masuk ke dalam Kaskus Regional Surabaya.Manfaat yang didapat dari mengunjungi situs Kaskus ini adalah mendapatkan teman baru dan pengetahuan baru. Hellmi memilih kantor tempatnya bekerja untuk online website Kaskus.

(10)

Alasan memilih Hellmi sebagai narasumber adalah atas dasar rekomendasi dari Erwin. Erwin melihat Hellmi dapat membantu peneliti untuk proses pengambilan data selama penelitian.

4.3 Temuan dan Analisis Data 4.3.1 Temuan data

Temuan data selama lapangan dan hasil wawancara, mendapatkan beberapa hasil seperti berikut:

a. Erwin

Sebagai kaskuser sekaligus Leader Kaskus Regional Surabaya, mempunyai tanggung jawab yang besar untuk selalu menjaga keakraban para kaskuser. Erwin selalu melakukan online communication di subforum Kaskus Regional Surabaya dan berusaha untuk selalu hadir disetiap kegiatan offline baik formal maupun informal. Kegiatan formal offline Kaskus Regional Surabaya seperti event pameran teknologi, pameran Indie Clothing, JustJazz, dan event-event besar lainnya. Sedangkan kegiatan informal offline Kaskus Regional Surabaya adalah nongkrong di warung kopi, nonton bioskop bersama dan makan siang bersama. Selain menjaga keakraban dengan para anggotanya, Erwin juga menjaga hubungan dengan pihak eksternal kelompok. Pihak eksternal ini, antara lain pihak Event Organizer pameran, komunitas online lainnya, perusahaan atau Kaskus Regional daerah lainnya.

Ada beberapa alasan mengapa Erwin tertarik untuk masuk ke dalam forum Kaskus, antara lain thread tentang BB17 (Buka-Bukaan 17) atau thread khusus anggota dewasa dan ingin menambah teman di kota Surabaya. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang up to date dan kebutuhan untuk dapat berbagi cerita membuat Erwin betah di dalam kelompok ini.

Ada beberapa kendala menurut Erwin selaku Regional Leader yang menghambat keakraban dengan para anggotanya. Hambatan keakraban itu antara lain: perbedaan gender dan perbedaan status. Pada perbedaan gender inilah, Erwin melihat kaskuser laki-laki dan kaskuser perempuan

(11)

agak susah untuk dekat karena perbedaan jenis kelamin. Berbagai macam cara telah dilakukan oleh Erwin untuk membuat kaskuser perempuan dapat dekat dengan kaskuser laki-laki. Erwin memberikan hari Sabtu setiap event formal agar para kaskuser perempuan dapat berpartisipasi dengan kaskuser laki-laki dan menunjuk kaskuserperempuan untuk menjadi panitia di beberapa event.

Untuk kedepannya, Erwin mempunyai visi untuk mengubah Kaskus Regional Surabaya menjadi komunitas yang dapat memberikan dampak positif terhadap anggotanya. Sebagai Regional Leader, Erwin ingin mengubah image Kaskus sebagai komunitas hura-hura dan penggembira menjadi komunitas yang dapat memberikan dampak positif kepada anggota dan masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, Erwin menunjuk beberapa kaskuser untuk membantunya dalam beberapa event formal offline communication. Hal ini mempunyai maksud agar kaskuser mempunyai softskill dalam bidang event dan mengurangi bebannya sebagai Regional Leader.Walaupun kaskuser mempunyai tanggungjawab dalam event, sebagai Leader, Erwin tetap mengawasi jalannya setiap event.

b. Zanis atau Ceps

Ceps dikenal sebagai Moderator Kaskus Regional Surabaya. Moderator mempunyai tugas untuk mengawasi setiap thread yang masuk kedalam subforum Kaskus Regional Surabaya. Saat bergabung di forum Kaskus, Ceps melihat saat itu, Kaskus merupakan forum yang unik, karena tidak hanya memberikan informasi yang up to date, tetapi juga merupakan komunitas online. Tidak hanya itu, seperti Erwin, Ceps tertarik masuk karena thread BB 17 (Buka-bukaan17). Setelah beberapa saat aktif online di subforum Kaskus Regional Surabaya, ia merasakan kebutuhan lainnya seperti: kebutuhan untuk mendapatkan teman baru, kebutuhan untuk melampiaskan kekesalan saat bekerja, kebutuhan untuk bertukar informasi dengan orang lain dan tempat untuk mengembangkan skill. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang menyebabkan Ceps betah di dalam komunitas ini.

(12)

Berawal dari online communication di dalam subforum, Ceps membuat threadtentang warung kopi dan membuat seseorang kaskuser yang mempunyai ID Kastor melakukan interaksi mengenai warung kopi tersebut. Akhirnya Ceps dan Kastor memutuskan untuk bertemu face-to-face karena mempunyai kesamaan suka nongkrong di warung kopi dan besarnya rasa penasaran. Pertemuan offline communication mereka, merupakan pertemuan pertama offline di dalam komunitas Kaskus Regional Surabaya.Setelah melakukan pertemuan offline pertama itu, Ceps membuat thread tentang pertemuannya dengan Kastor. Akhirnya para kaskuser lainnya merespon dengan baik dan ingin membuat pertemuan offline selanjutnya.Selain aktif offline di warung kopi setiap hari selasa, Ceps juga rutin makan siang bersama dengan kaskuser lainnya pada hari Kamis.Acara makan siang bersama ini biasanya diumumkan melalui social media lebih kepada Twitter, karena lebih bersifat personal. Personal disini mempunyai maksud, Ceps dapat memberikan pesan langsung kepada yang bersangkutan dengan melakukan mention.

Untuk komunikasi dengan newbie, Ceps mengatakan bahwa agak susah berkomunikasi dengan newbie. Besarnya rasa sungkan menyebabkan newbiesusah untuk dekat dengan anggota kelopok lainnya.

Sebagai moderator, Ceps juga berperan sebagai tangan kanan Regional Leader (RL). Disini, Ceps membantu Erwin dalam menjalankan tugasnya sebagai RL. Ia selalu datang ke acara offline communication baik formal maupun informal. Acara offline communication formal biasanya datang ke acara rapat dengan pihak-pihak eksternal dan internal kelompok.

c. Frina

Frina bergabung dengan Kaskus Regional Surabaya untuk menyelesaikan tugas kantornya.Newbie perempuan ini, bekerja sebagai staff event di Event Organizer Dyandra.EO ini sering meminta Kaskus Regional Surabaya untuk menjadi pengisi acara di dalam pameran.Tidak hanya itu saja, pihak EO menyadari pentingnya komunitas ini dengan memberikan stand khusus.Dalam mempersiapkan event, Frina tidak jarang

(13)

melakukan meeting bersama dengan Erwin sebagai RL dan Ceps sebagai moderator Kaskus Regional Surabaya.

Melihat stand Kaskus Regional Surabaya yang selalu ramai, membuat Frina memutuskan untuk membuat account dan mengunjungi website Kaskus. Saat online, Frina biasanya mencari informasi dan mencari barang yang dibutuhkannya di FJB (Forum Jual-Beli) yang ada di Kaskus.Di dalam subforum Kaskus Regional Surabaya sendiri, Frina tidak aktif memberikan comment. Takut tidak dapat mengerti apa yang kaskuser lainnya obrolkan dan besarnya rasa sungkan membuat Frina tidak aktif melakukan online communication.

Frina menyatakan tidak pernah melakukan kegiatan offline dengan kaskuser selain meeting dengan pengurus kelompok tersebut.Tidak mempunyai banyak waku menyebabkan perempuan ini enggan untuk bertemu dengan kaskuser. Bagi Frina, penggolongan status newbie dan kaskuser membuatnya sungkan atau canggung untuk dapat dekat dengan anggota kelompok lainnya.

d. Widhy

Berawal dari diajak teman untuk bermain badminton bersama salah satu kaskuser, Widhi memutuskan untuk membuat account di forum Kaskus.Muncul kebutuhan untuk mendapatkan teman baru, kebutuhan untuk dapat berbagi cerita dengan orang lain, dan kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang up to date menyebabkan Widhi tetap berada dalam kelompok tersebut.Untuk dapat lebih akrab dengan kaskuser, Widhi selalu menyempatkan diri untuk melakukan online communication dengan kaskuser di subforum Kaskus Regional Surabaya dan offline communication. Bagi Widhi, hambatan saat melakukan online communication adalah koneksi internet yang tidak selalu lancar. Jila koneksi internet lancar, Widhi dapat membuat 100 comment di subforum Kaskus Regional Surabaya.

Widhi rutin datang ke warung kopi setiap hari Selasa malam dan menjadi panitia event formal.Widhi ditunjuk oleh Ceps atau Erwin untuk menjadi panitia setiap event formal.Komunikasi dengan kaskuser

(14)

perempuan tidak menjadi ada halangan bagi Widhi.Tidak jarang Widhi curhat dengan kaskuserperempuan mengenai masalah yang sedang menimpanya.

Seperti kaskuser lainnya, Widhi membeli kaos Kaskus sebagai bentuk penanda bahwa dirinya adalah kaskuser.Hal tersebut memberikan keuntungan kepada Widhi karena bisa mengenali kaskuser lainnya.Widhi pernah berkenalan dengan kaskuser di jalan karena sama-sama memakai kaos Kaskus Regional Surabaya.Bergabung dengan komunitas ini merupakan kebanggaan tersendiri karena memperoleh informasi dari kaskuser lainnya dan terlihat pintar oleh teman-temnnya.

e. Hellmi

Hellmi bergabung dengan subforum Kaskus Regional Surabaya karena ingin mendapatkan informasi mengenai musik.Dari keinginan inilah, Hellmi dapat bertukar infromasi sesama kaskuserregional Surabaya mengenai musik. Menurut Hellmi, saat ia bergabung, belum ada forum sekaligus komunitas yang seunik Kaskus. Mendapatkan informasi yang up to date, mendapatkan teman sekaligus kecepatan user dalam membalas comment merupakan keunikan Kaskus menurut Hellmi.

Selain aktif online di subforum Kaskus Regional Surabaya, Hellmi juga akif dalam event offline.Hellmi selalu datang ke acara offline formal maupun informal Kaskus Regional Surabaya.Tidak hanya itu, bersama Ceps dan Erwin sering makan siang bersama setiap hari Kamis.Bagi Hellmi, besarnya rasa penasaran membuatnya akhirnya memutuskan untuk melakukan tatap muka dengan kaskuser lainnya. Topik pembicaraan yang dibicarakan oleh Hellmi dengan kaskuser saat offline seputar film, teknologi, dan lagu.Rasa bosan pernah datang saat Hellmi merasa mulai jenuh dengan online di subforum dan offline dengan kaskuser.Tetapi rasa jenuh itu tidak membuat Hellmi untuk menjauhi Kaskus Regional Surabaya.

Bagi Hellmi, adanya penggolongan status tidak berpengaruh baginya. Hellmi mengganggap bahwa ia lebih menghargai seseorang berdasarkan kepribadiannya daripada status di Kaskus. Hellmi juga

(15)

menambahkan bahwa sebagai fungsi merchandise Kaskus Regional Surabaya sebaga alat untuk mengakrabkan kaskuser. Dengan membeli merchandise akan membuat kaskuser melakukan komunikasi dan tercipta pembicaraan.

4.3.2 Kaskus sebagai Virtual Community dan Offline Community

Kaskus Regional Surabaya berdiri nerupakan virtual community yang didalamnya antar kaskuser melakukan online communication.Online communication yang dapakai oleh kelompok ini adalah dengan menulis thread atau comment. Menurut Supardi dan Sadarjoen (2004), di dalam kelompok yang menggunakan teknologi dalam berkomunikasi atau yang biasa disebut online communication, secara tidak langsung mengharuskan para anggotanya untuk mengerti teknologi tersebut sebelum bergabung kedalam kelompok. Sedangkan offline communicawtion atau biasa disebut komunikasi tatap muka yaitu komunikasi dengan relasi dua arah, semacam diskusi tentang sesuatu di mana kedua belah pihak saling memberikan perhatian dan mendengarkan aktif satu sama lain.

Disini Ceps sebagai pelopor offline communication bercerita bahwa awalnya dia hanya membuat thread yang berisi tentang warung kopi yang nyaman untuk nongkrong. Ternyata, salah satu kaskuser yang mempunyai ID Kastor juga sering mengunjungi tempat yang sama. Berangkat dari kecocokan itulah, akhirnya terjadi online communication antara kedua kaskuser ini, dan mereka memutuskan untuk bertemu secara face-to-face atau offline communication di warung kopi tersebut.Setelah pertemuan tersebut, Ceps memutuskan untuk membuat thread tentang pertemuan pertama ia dan Kastor melakukan offline communication. Thread tersebut mendapatkan respon positif dari kaskuser. Banyak diantara mereka yang ingin bergabung jika akan melakukan offline communication.

“Di subforum Regional, aku nulis thread tentang tempat nongkrong enak. Aku posting warung kopi langgananku. Eh…ternyata si Kastor ini ternyata suka nongkrong di tempat yang sama. berhubung kita berdua

(16)

mempunyai kesamaan suka nongkrong di warung kopi, abis itu kita berdua janjian buat nongkrong bareng.”jelas Ceps (wawancara peneliti dengan Ceps tanggal 16 April 2012, pk 12.00)

Selanjutnya, Ceps melakukan offline communication untuk kedua kalinya dengan para kaskuser.tidak tanggung-tanggung yang datang, lebih dari lima orang. Pertemuan-pertemuan offline sering diadakan dan semakin banyak jugas kaskuser yang berpartisipasi, sehingga terbentuklah offline community Kaskus Regional Surabaya.Diawali dengan penasaran dan adanya keinginan untuk bertemu secara langsung membuat Ceps membuat offline community secara tidak langsung.Offline community ini berkembang dan membuat Kaskus Regional Surabaya semakin dikenal oleh masyarakat Surabaya.

Walaupun Kaskus Regional Surabaya aktif melakukan offline communication, kelompok ini tetap melakukan online communication.Berdasarkan hasil wawancara dengan Ceps, online communication ini tetap terjadi karena kaskuser yang tetap ingin bertukar informasi dan yang ingin mengakrabkan diri tetapi tidak dapat datang acara offline communication.Berbeda dengan Hellmi yang mempunyai pendapat bahwa dengan melakukan online communication, kaskuser dapat melakukan komunikasi setiap hari.Berbeda dengan offline communication yang diadakan minimal seminggu sekali.

“Walaupun kita udah ketemu tatap muka, online Kaskus itu tetep pentinglah mbak. Kan tetap berawalnya dari sana. Lagipula online kan memfasilitasi kaskuser yang enggak bisa ketemu secara langsung sekaligus tempat bertukar informasi.”jelas Ceps (wawancara peneliti dengan Ceps tanggal 16 April 2012, pk 12.00)

“Pentinglah online Kaskus itu.Offline kanminimal seminggu sekali, enggak setiap hari. Kalo online, bisa ngobrol sama kaskuser lainnya setiap hari.”jelas Hellmi (wawancara peneliti dengan Hellmi tanggal 17 April 2012, pk 21.00)

(17)

4.3.3 Komunikasi Kelompok Termediasi dalam Mencapai Kohesi a. Pemenuhan Kebutuhan

Menurut Johnson and Johnson (1991: 465) ada cara agar sebuah kelompok dapat meningkatkan kohesinya, salah satunya adalah berhasil dalam mempertemukan kebutuhan pribadi antar anggota. Agar sebuah kelompok menjadi kohesif, kebutuhan para anggota untuk saling mencantumkan, saling mempengaruhi, dan saling mengasihi diantara diri mereka yang harus dipertemukan.Setiap anggota yang mendaftar ke dalam kelompok mempunyai motivasi tersendiri untuk memenuhi kebutuhannya.Berdasarkan hasil wawancara, setiap narasumber mempunyai kebutuhan yang ingin dipenuhi dengan menjadi anggota Kaskus Regional Surabaya.Dengan adanya kebutuhan tersebut, kaskuser menjadi betah menjadi anggota komunitas tersebut.

Kebutuhan untuk mempunyai teman merupakan motivasi Ceps, Erwin dan Widhi untuk melakukan online communication dengan kaskuser lainnya.Kebutuhan untuk memperoleh informasi yang up to date dirasakan oleh Widhi dan Hellmi.Saat mengunjungi subforum Kaskus Regional Surabaya, semua narasumber membaca thread untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam komunitas. Selain itu, Widhi membaca thread untuk meningkatkan pengetahuannya di bidang teknologi yang sesuai dengan jurusan Teknik Informatika yang sedang ia ambil di universitas. Dengan mendapatkan informasi yang up to date dari membaca thread merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi Widhi. Widhi menambahkan bahwa setelah bergabung sebagai kaskuser, ia merasa dirinya terlihat pintar dibandingkan teman-temannya merupakan suatu kebanggan tersendiri.

“Bangga dapet ilmu yang banyak. Kalo ketemu orang ngomong bisa terlihat pinter gitu. Trus kalo ketemuan sama temen-temen SMA dulu, ngomongnya udah beda dilihatnya, lebih terlihat banyak pengetahuan, lebih kliatan pinter.”jelas Widhi (wawancara peneliti dengan Widhi tanggal 17 April 2012, pk 21.00)

(18)

Sedangkan Hellmi cenderung membaca thread yang berhubungan dengan musik. Kebutuhan untuk mencari dan bertukar informasi dengan kaskuser membuat Hellmi betah berlama-lama untuk melakukan online communication di Kaskus.Kebutuhan ini pula yang membuat Hellmi memutuskan untuk bertemu secara offline dengan Erwin, Leader Kaskus Regional.Berbeda dengan Frina yang mengunjungi FJB (Forum Jual-Beli) untuk melihat barang apa yang menarik untuk dibeli.Pada contoh gambar dibawah dapat dilihat bahwa dengan tukar-menukar informasi antar kaskuser dapat meningkatkan keakraban.

Kebutuhan seksual merupakan alasan Ceps dan Erwin untuk bergabung dengan Kaskus. Thread BB17 merupakan thread dengan cerita yang berisi konten-konten dewasa. Thread BB17 (Buka-Bukaan 17tahun) merupakan thread yang terkenal di dalam forum Kaskus Regional Surabaya.Kebutuhan manusia berbeda-beda tiap individunya. Bagi beberapa orang, kebutuhan akan seksual dalam kehidupan perlu untuk dipenuhi. UU ITE pasal 27 ayat 1, yang berbunyi setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaam.Untuk itu Kaskus segara menutup BB17 (Buka-Bukaan 17) karena bertentangan dengan UU ITE tentang penyebaran materi pornografi.

“Awalnya join Kaskus karena BB17. Taulah…dulu Kaskus kan terkenal karena ada BB17.”jelas Ceps (wawancara peneliti dengan Ceps tanggal 16 April 2012, pk 12.00)

“Sebenernya BB17 itu sih salah satu alasan kenapa join Kaskus. Maklum mbak. Cowok suka yang begituan,”jelas Erwin (wawancara peneliti dengan Erwin tanggal 13 Maret 2012, pk 21.00)

(19)

Gambar 4.6 Contoh comment disubforum Kaskus Regional Surabaya Sumber: Kaskus.co.id, 20 Mei 2012, sekitar pukul 23.00 WIB

Gambar 4.7 Contoh comment subforum Kaskus Regional Surabaya Sumber: Kaskus.co.id, 14 Juni 2012, pukul 09.00WIB

b. Mengejar status

Kaskus Addict, Kaskus Freak, Kaskus Geek, Kaskus Holic, Kaskus Maniac, Kaskuser, dan Newbie adalah penggolongan status di Kaskus. Penggolongan status ini berdasarkan jumlah postingan.Postingan disini

(20)

mempunyai maksud data yang dibuat berupa thread atau comment. Status paling rendah yaitu newbie dengan jumlah postingan 0-100.Sedangkan yang paling tinggi adalah Kaskus Addict dengan maksimal jumlah postingan yaitu sebanyak 3.999 postingan.Semakin tinggi status, semakin dia dikenal oleh kaskuser.Semakin sedikit, semakin tidak dikenal oleh kaskuser lainnya.Dengan tingginya jumlah postingan, semakin tinggi pula interaksi komunikasi yang ada di dalam komunitas ini.

Adanya penggolongan status di dalam komunitas online ini menyebabkan kaskuser berlomba-lomba berusaha untuk menaikkan status. Cara untuk menaikkan status di dalam forum ini adalah dengan menulis thread atau menulis comment di dalam thread. Semakin banyak thread yang diposting dan comment yang ditulis dapat berpengaruh terhadap statuskaskuser. Bagi Hellmi, menulis thread dan comment merupakan proses tukar-menukar informasi di dalam online community. Hellmi yang awalnya ingin mencari dan memberikan informasi mengenai musik kepada kaskuser, mengalami peningkatan status.Seiring dengan bertambahnya jumlah postingan yang telah Hellmi buat, secara tidak langsung membuat status Hellmi berganti dari newbie menjadi kaskuser. Dengan seringnya Hellmi membalas commentkaskuser menyebabkan kaskuser lainnya akrab dengannya.

“Kalo dulu nulis thread atau comment murni cari informasi. Akhirnya tanpa sadar udah jadi kaskuser, soalnya sering kasih informasi ke kaskuser lainnnya. Dan itu yang bikin postingan jadi makin banyak.”jelas Hellmi (wawancara peneliti dengan Hellmi tanggal 17 April 2012, pk 21.00)

Berbeda dengan Widhi yang memang sengaja ingin menaikkan status dengan menulis comment di thread salah satu kaskuser. Besarnya keinginan untuk memenuhi syarat untuk naik status, menyebabkan Widhi menulis comment yang cenderung tidak berhubungan dengan isi thread. Jelas ada. Justru sering online buat naikin status sama banyakin posting. “Ada kesenangan tersendiri mbak, kalo status Kaskusnya naik sama

(21)

postingannya naik. Makanya kadang commentnya sering gak nyambung ya buat nambah-nambahin jumlah postingannya aja.”jelas Widhi (wawancara peneliti dengan Widhi tanggal 17 April 2012, pk 21.00)

Gambar 4.8 Contoh thread yang dibuat oleh Erwin di subforum Kaskus Regional Surabaya

Sumber: www.kaskus.us, 5 Mei 2012, sekitar pukul 15.00 WIB

c. Berbagi cerita dengan kaskuser

Penat dengan pekerjaan di kantor membuat Ceps membutuhkan tempat untuk melampiaskan kekesalannya. Melampiaskan kekesalannya di dalam subforum Kaskus Regional Surabaya menimbulkan kelegaan tersendiri baginya.Menurut Forsyth (1999) mengatakan sebagai kelompok yang kohesi memiliki salah satu ciri saling mendukung terutama dalam mengalami masalah. Bagi Erwin, dengan berbagi cerita saat online dapat membuatnya dengan salah satu kaskuser yang mempunyai ID Kastor menjadi dekat. Saling membalas comment yang tidak berhubungan dengan isi thread, menyebabkan kedua kaskuser ini dekat. Saling berbagi cerita merupakan bentuk dukungan antar kaskuser. Walaupun hanya mendukung

(22)

melalui online, perasaan nyaman membuat anggota kelompok akan bertahan di dalam kelompok tersebut.

“Jadi kalo dulu mbak bisa liat di comment-commentnya banyak yang maki-maki soal pekerjaannya, ngomongin soal politik, dll deh. Soalnya kalo orang kerja kan hiburannya dikit. Gak ada waktu buat hura-hura.Jadi fungsi Kaskus itu. Jadi join Kaskus buat nambah temen, nambah pengetahuan, tempat pelampiasan stress di tempat kerja.”jelas Ceps (wawancara peneliti dengan Ceps tanggal 16 April 2012, pk 12.00)

d. Penyelesaian tugas

Penyelesaian tugas disini mempunyai maksud kaskuser menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan baik dari leader maupun pihak luar. Setelah Erwin terpilih menjadi Leader Kaskus Regional Surabaya, tanggung jawab sebagai RL (Regional Leader) mewajibkan untuk memonitor semua thread yang masuk ke dalam subforum Kaskus Regional Surabaya. Tidak hanya memonitor, Erwin menjaga hubungan dengan kaskuser lainnya dengan sering melakukan online communication. Online communication yang biasa dilakukan oleh Erwin adalah menulis thread dan membalas comment kaskuser. Regional Leader mengajukan diri sendiri terpilih berdasarkan pemungutan suara secara online oleh kaskuser.

Sama halnya dengan Erwin, menjadi moderator Regional Surabaya mengharuskan Ceps untuk selalu memonitor thread yang masuk ke dalam subforum Kaskus Regional Surabaya. Thread yang tidak memenuhi syarat akan dihapus atau dikunci oleh moderator atau RL. Thread yang tidak memenuhi syarat antara lain mengandung SARA dan pencemaran nama baik Regional Surabaya. Moderator Kaskus Regional Surabaya terpilih dari Regional Leader. Regional Leader akan memilih beberapa moderator dari kaskuser yang mengajukan diri sendiri.

Temuan data ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Fujishin (2007) bahwa kohesi sosial membantu anggota kelompok merasa sukses, terhubung dihargai, dan didukung. Ketika anggota kelompok merasa

(23)

sukses, ia akan memberikan kontribusi untuk menyelesaikan tugas di dalam kelompok.

“Tugasnya moderator ya memonitor semua thread yang masuk ke dalam regional Surabaya ya.kalo enggak memenuhi syarat seperti mengandung SARA dan pencemaran nama baik, bakal dihapus sama moderator atau leader. Regional Leader punya kuasa untuk menghapus atau mengunci thread tertentu. Bisa dibilang moderator itu tangan kanan Regional Leader.”jelas Ceps (wawancara peneliti dengan Ceps tanggal 16 April 2012, pk 12.00)

Gambar 4.9 Contoh comment penyelesaian tugas event formal offline communication

Sumber: www.kaskus.us, 20 Mei 2012, sekitar pukul 23.10 WIB

e. Tukar-menukar informasi

Tukar-menukar informasi dilakukan kaskuser dengan membuat thread atau membalas comment. Forsyth (1999) menyatakan salah satu ciri kelompok dikatakan kohesi yaitu saling berbagi.Disini, kaskuser saling berbagi informasi yang mereka punya kepada anggota lainnya. Dengan adanya tukar-menukar informasi, kaskuser mendapatkan pengetahuan yang baru dari Kaskus. Hellmi mendapatkan informasi mengenai musik dari Kaskus dan mencoba untuk membagi informasi dengan kaskuser

(24)

lainnya. Bagi Hellmi, informasi yang up to date dan kecepatan kaskuser dalam membalas comment merupakan keunikan Kaskus yang tidak didapat dari virtual community lainnya. Sama halnya dengan Widhi, kaskuser ini akan membantu menjawab pertanyaan kaskuser lainnya jika ia mengerti jawabannya dengan membalas comment kaskuser tersebut.

“Waktu itu masih belum ada forum yang dapat menandingi Kaskus dalam hal informasi yang selalu up to date, sampai kecepatan chitchat antar user.”jelas Hellmi (wawancara peneliti dengan Hellmi tanggal 17 April 2012, pk 21.00)

“Kalo online baca thread sih ya sama tuker-tukeran informasi. Jadi kalo ada yang tanya, trus aku bisa jawab, ya aku bales lewat comment.”jelas Widhi (wawancara peneliti dengan Widhi tanggal 17 April 2012, pk 21.00)

Dalam tukar menukar informasi, kaskuser sering menggunakan bahasa Jawa Surabaya atau biasa disebut dengan bahasa “suroboyoan”. Bahasa “suroboyoan” merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Surabaya. Internet juga mempengaruhi penggunaan bahasa. Dalam bukunya Computer Mediated Communication (2004), Thurlow menjelaskan bahwa bahasa yang kerap digunakan di internet ini dalam CMC (Computer Mediated Communication) disebut sebagai netlingo atau bahasa elektronik. Netlingo ini dapat memberikan gambaran tentang relasi dalam sebuah komunitas virtual. Dalam prinsipnya, netlingo ini menjelaskan bahwa orang ingin mengetik secepat yang mereka bisa namun seinformal dan seramah yang mereka bisa untuk berelasi dalam internet.

(25)

Gambar 4.10 Contoh comment tukar-menukar informasi di subforum Kaskus Regional Surabaya

Sumber: www.kaskus.us, 20 Mei 2012, sekitar pukul 23.20 WIB

Gambar 4.11 Contoh comment dengan menggunakan bahasa “suroboyoan” di subforum Kaskus Regional Surabaya.

(26)

Gambar 4.12 Contoh comment tukar menukar informasi di subforum Kaskus Regional Surabaya.

Sumber: www. Kaskus.co.id, 14 Juni 2012, pukul 09.00 WIB

4.3.4 Komunikasi Kelompok Face-to-face (offline) dalam Mencapai Kohesi a. Mengadakan Acara

Acara yang diadakan oleh Kaskus Regional Surabaya dibagi menjadi dua, antara lain: acara formal dan informal. Acara offline communication formal yang didalamnya komunitasnya ini menjadi pengisi acara, antara lain: Indie Clothing, Pesta Komunitas Online, dan Pameran teknologi. Banyak dari acara offlinecommunicationbesar lainnya yang dikelola oleh pihak Event Organizer Dyandra. Sedangkan acara informal lebih mengarah pada acara kumpul-kumpul untuk mempererat tali persaudaraan antarkaskuser, antara lain: acara nongkrong bareng di warung kopi dan makan siang bersama kaskuser. Disini, peneliti hadir untuk melakukan observasi pada acara formal maupun informal offline communication tersebut, kecuali makan siang bersama kaskuser.

 Acara Formal

Pada acara formal, pihak Kaskus Regional Surabaya biasanya bekerjasama dengan pihak lainnya, seperti Event Organizer. Frina sebagai salah satu

(27)

staff Event Organizer mempunyai alasan tersendiri mengapa EO menggandeng Kaskus Regional Surabaya. Event Organizer mengganggap Kaskus Regional Surabaya merupakan salah satu komunitas online yang mempunyai pengaruh besar di Surabaya. Agar persiapan acara dapat berjalan dengan lancar, Frina sering mengadakan rapat dengan pengurus komunitas.

“Kaskuser yang udah sepuh.Ya si mas Ceps, mas Erwin, yang udah lama di Kaskus gitu. Bahas next event, sistem event, pokoknya yang berhubungan dengan event mbak,”jelas Frina (wawancara peneliti dengan Frina, 16 April 2012, pk 12.00).

Frina biasanya mengadakan rapat bersama Erwin dan Ceps sebagai pengisi acara untuk mendiskusikan bagaimana jalannya acara offline communicationa kan berlangsung. Mereka membahas tentang event offline communication selanjutnya, sistem, dan sesuatu yang berhubungan dengan event. Selain rapat mengenai event, Frina tidak pernah datang ke acara offline communcation lainnya. Mereka bertiga hanya membahas tentang event dan tidak pernah lebih dari itu.

Erwin sebagai Regional Leader (RL) mempunyai visi kedepan untuk membuat Kaskus Regional Surabaya sebagai komunitas yang mempunyai dampak positif bagi anggotanya.Membentuk kerjasama diantara anggota merupakan keinginan Erwin agar kaskuser dapat mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baru.Disini, Erwin sebagai Leader menunjuk kaskuser untuk membantu menjalankan acara.Tujuan menunjuk kaskuser untuk menjalankan acara adalah agar kaskuser dapat belajar organisasi dari kelompok ini.

Hal tersebut dibenarkan oleh Widhi bahwa ia dengan sukarela ditunjuk oleh RL untuk menjalankan perintah membantu menjalankan acara. Tujuan Widhi membantu Erwin selaku RL yaitu untuk memberikan kontribusi kepada kelompok dan dapat lebih akrab dengan kaskuser

(28)

lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Wagito (2007:49) bahwa kohesi dan produktivas kelompok dapat mempengaruhi kohesivitas kelompok. Dalam teorinya, anggota kelompok yang tertarik pada kelompok akan bekerja lebih giat untuk mencapai tujuan kelompok. Konsekuensi keadaan yang demikian adalah kelompok dengan kohesif lebih tinggi akan lebih produktif daripada kelompok yang kurang kohesif. Dengan adanya tujuan kelompok, anggota kelompok akan menunjukkan keseriusannya dan melakukan pembuktian diri agar tujuan kelompok dapat tercapai. Disini, Widhi ingin menunjukkan bahwa sebagai anggota kelompok, ia ingin dapat memberikan kontribusi yang berguna kepada komunitasnya.

“Aku sih seneng-seneng aja mbak ditunjuk buat bantu-bantu event.Biar lebih berguna buat Kaskus juga sama biar makin akrab dengan kaskuser lainnya,” jelas Widhy Ary (wawancara peneliti dengan Widhy Ary – kaskuser di warung kopi, 17 April 2012, pk 21.00 WIB).

Dengan menunjuk kaskuser untuk membantu RL dan Moderator menjalankan acara merupakan langkah besar yang diambil oleh pengurus kelompok.Menunjuk kaskuser untuk menjalankan acara merupakan bentuk rasa percaya yang besar kepada anggota kelompoknya.Johnson and Johnson (1991: 465) menyebutkan bahwa dengan adanya kepercayaan yang tinggi, anggota akan merasa diterima oleh kelompoknya. Perasaan diterima itulah yang membuat kaskuser betah di dalam kelompok ini.Tanpa kepercayaan yang tinggi, sebuah kelompok tidak akan bisa kohesif. Memberikan kepercayaan kepada anggota kelompok merupakan langkah besar yang diambil oleh pengurus kelompok.

Ada sebuah tradisi unik di dalam kelompok ini, setiap ada newbie yang datang ke acara offline, biasanya bertemu terlebih dahulu dengan Erwin selaku Leader Kaskus Regional. Setelah itu Erwin akan mengenalkan dengan kaskuser lainnya dan akan mengajak newbie tersebut untuk datang ke acara offline lainnya. Setelah acara perkenalan selesai, newbie tersebut berkenalan dengan kaskuser lainnya.

(29)

“Hm…biasanya ya..kalonewbie ketemuannya pas event, dan minta ketemuan sama saya. Setelah ketemu, kenalan trus ya saya biasanya bilang kalo mau „ayo kumpul-kumpul ya lain kali.‟ Kalo deket ya tergantung orangnya ya…kaskuserkan banyak, newbie ya banyak. Kalo deket semua ya…gak bisa juga mbak. Yah…kadang-kadang saya kenalkan newbie dengan kaskuser yang lain jika posisi waktu itu saya tidak lagi repot,”jelas Erwin (wawancara dengan Erwin–Leader Kaskus Regional Surabaya pada Selasa, 13 Maret 2012, pk 21.00 WIB.

 Acara Informal

Acara informal disini dibagi menjadi dua, antara lain: berkumpul bersama atau nongkrong di warung kopi dan makan siang bersama.

 Warung kopi

Acara informal offline communication yang rutin dilakukan oleh Kaskus Regional Surabaya adalah berkumpul di warung kopi di jalan Ngagel setiap hari Selasa, berkumpul di warung kopi di jalan Pucang pada hari Kamis malam, dan makan siang bersama pada hari Kamis. Menurut Erwin, offline communication yang efektif untuk mendekatkan diri dengan kaskuser adalah di warung kopi di jalan Ngagel setiap Selasa dan warung kopi di jalan Pucang pada hari Kamis. Berbeda dengan acara offfline lainnya, offline communication yang rutin diadakan ini mempunyai kelebihan.Kelebihannya adalah kaskuser yang datang ke warung kopi datang dengan keinginan sendiri, bukan karena paksaan. Jika dalam acara formal offline communication yang di dalamnya Kaskus Regional Surabaya sebagai supporting partner, kaskuser datang hanya untuk absen. Erwin menunjukkan bahwa dengan sering datangnya kaskuser ke warung kopi, merupakan kunci keakraban yang terjalin antarkaskuser.

Kalo pas event, lebih kecenderungan buat absent aja kaskuser itu. Setor mukalah mbak.Kalo di warung kopi itu bener-bener tanpa ada unsur paksaan.Kalo mau akrab ya dateng ke warung kopi.”jelas Erwin (wawancara peneliti dengan Erwin tanggal 13 Maret 2012, pk 21.00)

(30)

Warung kopi di Jalan Ngagel ini tidak hanya sebagai tempat nongkrong bagi kaskuser, tetapi sebagai tempat bisnis dan tempat meeting acara formal. Disini, kaskuser dapat melakukan COD (Cash On Delivery) kepada kaskuser lainnya yang ingin membeli barang dagangan. COD ini mempunyai maksud, pembeli membayar kepada pembeli saat bertemu, dan penjual tersebut memberikan barang dagangannya kepada pembeli setelah menerima uang tersebut.Barang yang dijual biasanya kaos Kaskus Regional Surabaya dan barang dagangan kaskuser lainnya. Erwin menambahkan, warung kopi juga kerap dijadikan tempat meeting bagi kaskuser yang menjadi panitia acara formal offline communication Kaskus Regional Surabaya. Erwin mengatakan, kaskuser wanita tidak begitu aktif datang ke warung kopi. Alasannya karena pertemuan biasanya dilakukan pada malam hari. Lingkungan pada malam hari di sekitar warung kopi yang gelap dan sepi menyebabkan kaskuser wanita takut dan tidak nyaman untuk datang.

Sebagai pelopor pertemuan offline communicatin di warung kopi dengan kaskuser, Ceps mengaku bahwa lebih nyaman nongkrong di warung kopi dibandingkan di café. Nongkrong di warung kopi ini memberikan kebebasan kepada kaskuser untuk datang dalam jumlah yang banyak, kebebasan untuk merokok dan harga yang murah meriah.Sekali datang ke warung kopi maksimal uang dihabiskan Ceps untuk nongkrong sebanyak Rp 10.000,00. Dengan uang Rp 10.000,00 dapat menikmati kopi, teh atau mie instant yang tersedia di warung kopi tersebut. Berbeda dengan di mall, sekali nongkrong, dapat menghabiskan uang minimal Rp 25.000,00. Bagi Ceps, nongkrong di café selain tidak dapat merokok dan membawa kaskuser dalam jumlah yang besar merupakan alasan mengapa tidak memilih café sebagai alternatif lainnya untuk berkumpul. Ceps menambahkan bahwa sudah menjadi kebiasaan orang Surabaya untuk mengobrol dan nongkrong di warung kopi. Jauh dari uang banyak adalah faktor lainnya menurut Ceps ini memilih warung kopi sebagai tempat untuk melakukan offline communication.

(31)

“Kalo boleh jujur ya mbak, kita semua itu jauh dari uang. Nongkrong di mall itu minimal Rp 25.000,00.Suasananya gak enak juga.Ya enggak boleh ngobrol, gak iso misuh-misuh. Kan udah ciri khas orang Surabaya kalo nongkrong, ngobrol di warung kopi. Murah lagi.Maksimal nongkrong Rp 10.000,00.Itupun udah eneg-eneg minum kopi. Dan..bisa ngrokok mbak. Itu yang paling penting.”jelas Ceps (wawancara peneliti dengan Ceps tanggal 16 April 2012, pk 12.00)

Berbeda dengan Frina, perempuan ini melakukan offline communication dengan kaskuser hanya ketika meeting dengan pengurus Kaskus Regional Surabaya. Frina tidak pernah datang ke warung kopi untuk sekedar ngobrol dan nongkrong dengan kaskuser lainnya. Ada keinginan untuk datang dan nongkrong dengan kaskuser di dalam diri Frina.Tetapi, tidak mempunyai waktu banyak adalah alasan mengapa Frina tidak dapat melakukan offline communication dengan kaskuser. Jika bertemu dengan kaskuser sepuh, topic yang dibicarakan hanya seputar pekerjaan.

“Hm..keinginan buat nongkrong itu ada mbak. Tapi waktunya aja yang susah. Kalo nongkrong kan perlu waktu banyak. Pulang kerja udah jam berapa? Istirahat, persiapkan kerjaan buat besok. Kalo ngumpul sama kaksuser ya yang sepuh-sepuh itu ngomonginnya tentang kerjaan. Tetep kerjaan lagi”, jelas Frina(wawancara peneliti dengan Frina, 16 April 2012, pk 12.00).

Sedangkan offline communication yang terjadi di dalam warung kopi “Roma” di Jalan Pucang hanya khusus kaskuser sepuh atau kaskuser yang telah lama bergabung dengan Kaskus Regional Surabaya. Ceps mengatakan bahwa khusus hari Kamis inilah banyak kaskuser sepuh akan berkumpul dan akan memakai baju khusus kaskuser sepuh yang bertulisan „Godfather‟. Disini kaskuser sepuh akan ngobrol, saling curhat tentang masalah pribadi dan bertukar informasi.

(32)

Gambar 4.13 Bentuk Ajakan untuk Datang ke Warung Kopi Roma Sumber: Twitter.com, 4 Mei 2012, pk 20.12 WIB

 Makan siang bersama

Selain nongkrong di warung kopi setiap hari Selasa, beberapa kaskuser mempunyai kebiasaan rutin untuk makan siang bersama setiap hari Kamis.Berdasarkan hasil wawancara, Ceps, Hellmi, dan Erwin rutin makan siang bersama dengan beberapa kaskuser lainnya.Informasi tempat makan disalurkan melalui melalui social media Twitter atau melalui BBM (BlackBerry Messenger). Bagi mereka bertiga, penggunaan social media lebih bersifat personal dibandingkan dengan thread di Kaskus. Menurut Erwin, thread Kaskus berguna sebagai penyebaran informasi yang lebih berguna dibanding ajakan makan siang.

Berbeda dengan Frina dan Widhi, mereka berdua belum pernah ikut makan siang bersama. Tidak dapat makan siang terlalu jauh dari kantor dan besarnya rasa sungkan merupakan alasan mengapa Frina tidak mau makan siang bersama dengan kaskuser. Berbeda dengan Widhi yang tidak dapat makan siang bersama karena ada tugas yang harus dikerjakan. Bentuk ajakan ke Warung Kopi

(33)

b. Penyelesaian tugas

Dalam pertemuan offline communication, kaskuser melakukan penyelesaian tugas yang diberikan oleh Erwin atau Ceps selaku pengurus kelompok Kaskus Regional Surabaya. Penyelesaian tugas ini biasanya terkait dengan acara formal offline communication yang akan diadakan oleh Kaskus Regional. Johnson and Johnson (1991: 465) menyebutkan bahwa membentuk kerjasama diantara anggota dapat meningkatkan kohesi kelompok. Selama proses kerjasama antaranggota di dalam kelompok, anggota kelompok akan mengenal lebih dekat dengan anggota kelompok yang lain. Sehingga hasil interaksi kerjasama yang paling dapat diprediksikan adalah anggota kelompok akan menyukai satu sama lain dan menghargai rasa keanggotaan atau persahabatan. Beberapa anggota kelompok ini menjadi panitia untuk acara formal offline communication tersebut. Agar acara tersebut dapat berlangsung dengan baik, diperlukan berbagai persiapan.Berdasarkan hasil wawancara dengan Erwin, persiapan tersebut meliputi meeting dengan pihak-pihak terkait. Baik dengan pihak sesama panitia atau dengan pihak lain dimana kelompok ini biasa bekerjasama. Tidak jarang pihak Event Organizer meminta Kaskus Regional Surabaya sebagai pihak pengisi acara.

Frina selaku staff Event Organizer sering melakukan meeting dan diskusi bersama dengan Erwin dan Ceps untuk membahas persiapan acara. Meeting atau diskusi bersama biasanya diadakan di dalam kantor atau di luar kantor pada saat jam kantor. Disini, Frina melakukan penyelesaian tugas yang diberikan oleh kantor terkait persiapan event. Berdasarkan hasil wawancara dengan Erwin, kaskuser melakukan biasanya melakukan meeting dengan sesama anggota panitia di warung kopi Ngagel. Dengan tempat yang besar dan murah, meeting dapat berjalan dengan lancar.Kerjasama yang terjalin antar kaskuser dapat membuat anggota kelompok tersebut semakin akrab satu dengan lainnya.

“Biasanya saya, mas Erwin, mas Ceps meetingnya di kantor Dyandra ya. Kalo pengen suasana lain ya paling gak jauh-jauh dari kantor. Dan itu

(34)

selama jam kantor. Paling malem kita meeting sampai jam 18.00.”jelas Frina (wawancara peneliti dengan Frina, 16 April 2012, pk 12.00).

c. Berbagi cerita dengan kaskuser

Rasa saling mengasihi sebagai teman antar kaskuser juga dirasakan mahasiswa UPN ini dengan merasakanya kenyamanan ketika menceritakan masalah pribadi kepada salah satu kaskuser wanita yang biasa disapa Marry. Forsyth (2010) mengatakan bahwa sebelum kelompok dapat dikatakan sebagai kelompok yang kohesi, perlu melalui ketertarikan kelompok (interpersonal attraction). Ketertarikan kelompok seringkali muncul ketika individu membangun perasaan tertarik antar satu anggota dengan anggota lainnya.Berdasarkan hasil wawancara dengan Widhi, hal pribadi yang biasa diceritakan Widhi kepada Marry adalah masalah wanita.Disini Marry yang mempunyai ID Hanadamary membuat Widhi merasa nyaman saat menceritakan hal pribadi.Hellmi, Ceps dan Erwin juga merasakan hal yang sama. Kaskuser yang sering bertemu dengannya tidak jarang cerita masalah pribadi. Disini, ada perasaan tertarik dan nyaman di dalam diri kaskuser yang menyebabkan mereka saling memberikan respon satu dengan lainnya.

“Sering curhat soal cewek biasanya. Gak tau seneng aja curhat sama mbak Mary. Orangnya dewasa, trus kalo kasih masukan itu kata-kata yang keluar itu enak mbak. Jadi kerasa nyaman kalo ngobrol sama dia. Apalagi aku biasanya curhat soal cewek.”jelas Widhy(wawancara peneliti dengan Widhy Ary – kaskuser di warung kopi, 17 April 2012, pk 21.00 WIB).

Hal ini menunjukkan bahwa adanya interaksi secara terus-menerus antarkaskuser.Dalam interaksi, apabila seseorang tertarik pada orang lain, maka ia akan mengadakan interaksi dengan orang yang bersangkutan (Wagito:2007). Sebaliknya, jika seseorang tidak tertarik, maka ia tidak tertarik akan mengadakan interaksi. Dengan demikian unsur ketertarikan (attractiveness) seseorang akan ikut menentukan terjadinya interaksi.

(35)

Dengan kata lain, ketertarikan secara tidak langsung berpengaruh pada kohesi (cohesiveness) kelompok yaitu melalui interaksi. Pada anggota kelompok dengan kohesi tinggi, komunikasi antar anggota tinggi dan interaksinya berorientasi positif, sedangkan antar anggota dalam kelompok kohesi rendah kurang komunikatif dan komunikasinya lebih berorientasi negatif. Anggota kelompok dengan kohesi tinggi bersifat kooperatif dan pada umumnya mempertahankan dan meningkatkan integrasi kelompok, sedangkan pada kelompok dengan kohesi rendah lebih independen dan kurang memperhatikan anggota lainnya.Interaksi secara terus-menerus antar kaskuser membuat anggota kelompok merasa diperhatikan.

d. Peran social media terhadap offline community

Peran social media terhadap offline community ini begitu besar.Berbagai informasi mengenai acara formal atau informal offline communication disebarkan melalui social media.Social media yang dipakai oleh komunitas offline ini adalah Facebook dan Twitter.Facebook digunakan untuk menyebarkan informasi yang lebih bersifat formal, seperti lowongan pekerjaan, soft opening suatu café, informasi mengenai event formal dan pemberitahuan dari Erwin selaku Leader Kaskus Regional Surabaya.Sedangkan Twitter lebih dipakai untuk menyebarkan informasi bersifat informal, seperti ajakan kaskuser untuk datang ke warung kopi, ajakan kaskuser untuk makan siang bersama, dan tempat untuk kaskuser saling bercanda dengan lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ceps, pria ini yang menggunakan social media Twitter untuk mengajak kaskuser sepuh (kaskuser yang telah menjadi angota dalam waktu yang lama) lainnya untuk datang ke warung kopi Roma di jalan Pucang. Alasannya karena semua kasksuser mempunyai Twitter, tidak semua mempunyai Blackberry, dan lebih bersifat personal. Oleh sebab itu Ceps lebih memilih Twitter untuk media penyebaran informasi dibandingkan Facebook. Bagi Ceps, menggunakan membuka Facebook melalui Blackberry lebih susah dibandingkan Twitter.

(36)

“Kita yang kaskuser sepuh juga nongkrong di warung kopi Roma di jalan Pucang setiap hari Kamis.Biasanya aku ngajaknya pake Social media ya.Biasanya pake Twitter sih.Soalnya lebih personal ya. Tinggal mention aja ke orangnya.Udah gitu enggak semua kaskuser punya Blackberry. Ada yang pake Android, ada yang pake HP biasanya. Kalo Twitter kan general, banyak yang pake.”jelas Ceps (wawancara peneliti dengan Ceps tanggal 16 April 2012, pk 12.00)

Gambar 4.14 Bentuk Online Communication antarkaskuser di Twitter Sumber: Twitter.com, 4 Mei 2012, sekitar pukul 22.00 WIB

4.3.5 Kohesi Kelompok

Menurut Fujishin (2007), kohesivitas berkaitan erat dengan kepuasan, produktivitas, moral, dan efisiensi komunikasi. Umumnya, dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa terlindungi sehingga proses komunikasi berlangsung lebih bebas, terbuka, dan intens. Meskipun kedua tugas dan kohesi sosial yang penting bagi anggota kelompok, anggota dapat lebih memperhatikan kohesi sosial karena mencerminkan perasaan mereka tentang proses kelompok dan hubungan mereka dengan anggota kelompok. Selain itu, kohesi sosial membantu anggota kelompok merasa sukses, terhubung, dihargai, dan didukung. Ketik aanggota

(37)

kelompok merasa sukses, ia memberikan kontribusi untuk penyelesaian tugas kelompok. Ketika seorang anggota kelompok merasa terhubung, ia berkomunikasi dengan anggota kelompoknya dan berpartisipasi dalam anggota kelompok dan berpartisipasi dalam interaksi kelompok. ketika seorang anggota kelompok merasa dihargai, dia menghargai anggota kelompoknya. Bersama-sama, perasaan ini memberikan kontribusi pada pengembangan kepercayaan di antara anggota.

Pada kepuasan anggota kepada kelompoknya, akan menyebabkan anggota tersebut menjadi lebih terbuka dan dekat dengan anggota lainnya. Kaskuser yang puas dan nyaman dengan kelompoknya, akan cenderung sering berkumpul baik secara online maupun offline communication agar dapat menjaga hubungan yang baik dengan anggota lainnya. Menurut Forsyth (1999), salah satu ciri suatu kelompok dapat dikatakan kohesi yaitu masing-masing anggota timbul kedekatan, sehingga dapat mempengaruhi kerekatan satu sama lainnya. Seperti yang dilakukan oleh Widhi yang berbagi cerita pribadi tentang wanita kepada kaskuser dengan ID Kaskus Hanadamary. Tidak hanya Widhi, Hellmi melakukan hal yang sama. Bagi Hellmi, kaskuser udah ia anggap seperti saudara, teman sekaligus sahabat. Hellmi akan merasa rindu jika jarang bertemu dengan kaskuser lainnya.

Forsyth (1999) mengemukakan bahwa ada empat dimensi kohesivitas kelompok, yaitu:

a. Kekuatan Sosial

Keseluruhan dari dorongan yang dilakukan oleh individu dalam kelompok untuk tetap berada dalam kelompoknya. Dorongan yang menjadikan anggota kelompok selalu berhubungan dengan dorongan di dalam kelompok tersebut membuat mereka bersatu. Kaskuser yang puas dengan kelompoknya akan senang berada di dalam kelompok. Mereka menciptakan kaos dan jaket Kaskus Regional Surabaya sebagai identitas kelompok. Anggota yang puas akan membeli kaos dan jaket tersebut dan memakainya sebagai bentuk kecintaannya dengan kelompoknya.

(38)

b. Kesatuan dalam kelompok

Perasaan saling memiliki terhadap kelompoknya dan memiliki perasaan moral yang berhubungan dengan keanggotaannya dalam kelompok. Setiap individu dalam kelompok merasa kelompok adalah sebuah keluarga, tim dan komunitasnya serta memiliki perasaan kebersamaan. Adanya interaksi di dalam kelompok membuat anggota merasa diterima dan nyaman. Perasaan tersebut berkembang menjadi perasaan saling memiliki antar anggota. Kedekatan Widhi dan Hellmi dengan kaskuser menyebabkan adanya perasaan saling memiliki dan menganggap kaskuser merupakan bagian dari keluarga. Perasaan saling memiliki tersebut ditandai dengan mulai saling bercerita tentang kehidupan masing-masing.

“Kita sering curhat-curhat sesama kaskuser. Wes koyo sodara, temen, sahabat. Jadi sering kangen kalo jarang ketemu.”jelas Hellmi (wawancara peneliti dengan Hellmi tanggal 17 April 2012, pk 21.00)

c. Daya Tarik

Individu akan lebih tertarik melihat dari segi kelompok kerjanya sendiri daripada melihat dari anggotanya secara spesifik. Terkadang seseorang memutuskan untuk menjado anggota sebuah kelompok dilihat dari pencapaian apa saja yang telah dilakukan oleh kelompok tersebut. Pencapaian yang telah dicapai oleh kelompok tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi orang lain yang ingin menjadi anggota kelompok tersebut. Terjadi peningkatan jumlah kaskuser disbanding saat tahun-tahun pertama Kaskus Regional Surabaya dibentuk. Menurut Erwin, hal ini disebabkan oleh komunitas ini mulai semakin dikenal masyarakat sebagai komunitas yang mempunyai dampak positif bagi kaskuser. Tidak hanya itu saja, sejak Kaskus menjadi sebuah perusahaan, Regional-regional di dalam mengalami peningkatan jumlah anggota.

(39)

d. Kerja sama kelompok

Individu memiliki keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai keinginan besar untuk dapat berperan besar dalam setiap proyek yang diadakan oleh kelompok tersebut. Keinginan tersebut membuat antar anggota melakukan interaksi dan saling bekerjasama untuk memberikan yang terbaik kepada kelompok. Disini, sebagai anggota kelompok, Widhi memberikan kontribusi dan ingin berperan besar dalam setiap proyek yang diadakan oleh Kaskus Regional Surabaya.Hal ini ditunjukkan dari kesediannya untuk membantu.

Berpartisipasi penuh dalam kelompok baik secara komunikasi akan membentuk kohesi di dalam kelompok. Walaupun Hellmi tidak aktif dalam memberikan kontribusi sebagai panitia dalam setiap acara formal offline communication, Hellmi berusaha untuk tetap datang dan aktif melakukan komunikasi baik secara online dan offline communication. Tujuannya hanya ingin tetap menjalin tali persaudaraan dengan anggota lainnya.

“Walaupun aku enggak pernah jadi panitia, tapi aku selalu dateng ke semua acara. Kalo perlu bantuan ya aku bantu. Namanya temen ya tetep dibantu. Tujuannya apa? Ya biar tetep akrab.Rasa bosen itu pasti ada.Bosen postingan itu-itu aja.Sekarang lebih mencari informasi aja.Enggak seperti dulu. Mungkin karena udah lama banget ya jadi kaskuser, jadi kalo liat thread udah bosen. Sekarang kalo online sekarang lebih kearah buka-buka informasi aja ya.kalo offline, ya tetep dateng”jelas Hellmi (wawancara peneliti dengan Hellmi tanggal 17 April 2012, pk 21.00)

Untuk moral dalam kelompok, anggota akan memperhatikan kohesi sosial karena mencerminkan perasaan mereka tentang proses kelompok dan hubungan mereka. Sebagai seorang moderator sekaligus tangan kanan Regional Leader (RL), Ceps secara tidak langsung diharuskan untuk dapat dekat dengan kaskuser dan selalu ada disetiap

Gambar

Gambar 4.2 Logo Kaskus Regional Surabaya
Gambar 4.4  Tampilan Twitter Kaskus Regional Surabaya
Gambar 4.5 Tampilan Kaskus Regional Surabaya di website Kaskus.us
Gambar 4.6 Contoh comment  disubforum Kaskus Regional Surabaya  Sumber: Kaskus.co.id, 20 Mei 2012, sekitar pukul 23.00 WIB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Problematika teze kako pripadnici Google generacije ne vjeruju u format i ne zanimaju ih "spremnici" koji pružaju kontekst za informacije ostaje otvorena zbog

l{asil pmelitian manunjukftan bahwa ekstrak etanol 80% rimpang Tanu putilr mempunyai harga LCso 206,21 p4lml, sedangkan fraksi heksan dan fraksi klorofonn mempunyai harga

merupakan strategi reformasi (penataan utang) aparatus pemerintahan lokal datam rangka menuju "Good Governonce dan Good Government " yang didambakan. ma sya ra ka

Kedua, pelatihan musikalisasi puisi dapat meningkatkan nilai-nilai ke- hidupan melalui puisi-puisi yang dibaca anak tunarungu, seperti percaya diri, di- siplin, rajin,

Program PECC yang telah dilaksanakan oleh Pemko Pangkalpinang di samping terlihat kemajuan dalam infrastruktur TIK, juga terlihat dari peningkatan kualitas siswa dan mutu

Ganong (1995) yang menyatakan bahwa hematopoesis ekstra medular dapat terjadi pada usia dewasa akibat adanya penyakit yang menyebabkan fibrosis atau kerusakan sumsum

Tabel 15.2 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan dan Jumlah Jam Kerja(jam) selama seminggu yang lalu, Di Sumatera Selatan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa (1) pembelajaran IPA Terpadu melalui LKS sebagai penunjang media virtual PhET untuk melatih