• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

C. Interpretasi Hasil Analisis Kegiatan Pembelajaran

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa rencana tindakan yang akan diberikan pada siklus 1, yaitu:

1) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Materi yang akan dilaksanakan pertemuan pertama ini tentang menghindari akhlak tercela berupa dendam, penjelasan tentang dendam, ciri-ciri pendendam dan bagaimana menghindari sifat dendam

2) Membuat lembar observasi untuk setiap pertemuan yang memuat tujuan pembelajaran, keterlaksanaan oleh guru, kemampuan dan keterampilan

guru, keterlaksanaan oleh siswa, keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dan interaksi guru dengan siswa.

3) Menyiapkan alat dan sumber belajar.

4) Membuat alat evaluasi berupa soal tes bentuk pilihan ganda yang akan diberikan di awal dan di akhir siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2012. Sebelum pelajaran dimulai. Peneliti yang bertindak sebagai guru, terlebih dahulu menarik perhatian siswa dengan cara menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian guru mencoba memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang akhlak tercela berupa dendam. Sebelum dilajutkan pada penjelasan materi, guru memberikan pre test berupa soal pilihan ganda sebanyak 15 soal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mendapat materi. Siswa diberikan waktu 10 menit untuk menyelesaikan soal tersebut.

Setelah pre test selesai, guru menjelaskan tentang akhlak atau perilaku manusia yang tercela berupa dendam, ciri-ciri orang pendendam dan bagaimana menghindari perilaku dendam.

Kegiatan berikutnya setelah siswa memahami materi yang telah disampaikan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kemudian salah satu murid bertanya, apa dampak negatif dari sifat dendam? Guru menjawab: Banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari sifat dendam ini. Beberapa diantaranya adalah hilangnya ketenangan jiwa, orang yang mempunyai sifat dendam dalam jiwanya, maka hidupnya tidak akan merasa tenang. Dalam jiwanya selalu bergemuruh perasaan yang tidak nyaman, selama dendamnya belum terlampiskan. Dampak selanjutnya adalah berusaha menghindar bila bertemu dengan orang yang dibenci. Kemudian selalu marah ketika orang lain menceritakan kebaikan orang yang kita dendami itu. Orang

yang pendendam juga akan menyesal di kemudian hari. Orang yang melakukan balas dendam sebenarnya hanya mengikuti nafsu. Nafsu selalu mengajak kita untuk berbuat kejahatan. Ketika dendam itu sudah terbalas, kemudian dia harus berurusan dengan yang berwajib, bahkan mungkin dijebloskan ke penjara, hanya penyesalanlah yang akan timbul.

Kemudian guru bertanya kembali kepada siswa apakah masih ada pertanyaan, jika tidak ada kita akan memulai debat dengan menggunakan pembelajaran konstruktif teknik active dabate.

Pada kegiatan ini guru membagi siswa menjadi 2 kelompok. Masing masing kelompok akan bertanggung jawab untuk mendiskusikan dan membahas materi yang dikaji. Kemudian guru menunjuk salah seorang moderator untuk mengendalikan jalannya debat dan menunjuk satu orang yang menjadi notulen untuk mencatat kegiatan berjalannya diskusi. Agar debat ini berjalan dengan efektif, guru mengatur posisi duduk siswa. Setelah itu guru memberikan dan menguraikan masalah dan kedua kelompok dipersilahkan untuk menanggapi permasalahan yang diberikan. Guru mengawasi proses berjalannya debat.

c. Data Hasil Belajar Siklus 1

Data hasil belajar diperoleh dari nilai pre test dan post test yang diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.1

Hasil belajar siswa pada siklus 1

No. Nama Siswa Sikus 1 N-Gain

Pre test Post test

1 Aditya 40 60 0,4 2 Alifia Anastasya 33 47 0,2 3 Andika 60 67 0,2 4 Aribathanisa 40 53 0,2 5 Arina Khairunisa 40 60 0,4 6 Arya Yumna 20 40 0,3 7 Aynan 60 73 0,2 8 Bagus Prakoso 60 73 0,2 9 Dandy Irawan 60 67 0,2 10 Danny Eka 20 40 0,3 11 Dila Alifa 27 40 0,5 12 Fikry M 60 73 0,2 13 Karunia Putra 60 67 0,2 14 Lazuardi Akbar 40 60 0,4 15 Luqman 60 80 0,6 16 Nabila Al-Hady 20 60 0,5

17 Nabila Mayang Sari 20 40 0,3

18 Nadya Liberti 67 80 0,5

19 Rahadian 60 80 0,6

20 Syura 40 60 0,4

Jumlah 887 1220 6,8

Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pre test adalah 20. Sedangkan nilai terendah pada saat post test sebesar 40. Nilai tertinggi pada pre test adalah 67, sedangkan pada skor post test sebesar 80. Dari tabel tersebut bisa kita lihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat.

Untuk hasil belajar siklus 1 diperoleh rata-rata N-Gain sebesar 34%, ini berarti penerapan pembelajaran konstruktif teknik active debate yang digunakan belum meningkatkan kemampuan analisis siswa dan peningkatan hasil belajar siswa yang memperhitungkan ketuntasan hasil belajar sesuai dengan tabel tafsiran N-Gain. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini belum tercapai. Untuk itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus 1 untuk kegiatan di siklus 2. Dengan adanya perbaikan, diharapkan penerapan penggunaan pembelajaran konstruktif teknik active debate dapat tercapai.

d. Observasi dan Analisis

Pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran, ketika peneliti dibantu oleh guru PAI untuk melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dan peneliti sebagai guru selama proses pembelajaran. Data dari hasil observasi menunjukkan bahwa guru membuat rencana pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran. Walaupun masih ada sedikit penyimpangan yang dilakukan oleh guru dari skenario yang ada. Hal ini dikarenakan ada beberapa hal yang berada di luar perkiraan.

Mengenai kemampuan peneliti dalam mengkondisikan kelas, guru cukup tegas dalam menghadapi siswa walaupun masih ada yang mengobrol. Guru belum bisa mengkondisikan kelas secara maksimal. Hal ini disebabkan siswa belum bisa mengontrol dirinya dalam berdebat, topik yang diangkat menjadi meluas sehingga tidak mencapai indikator yang diharapkan. Dari lembar observasi, untuk proses pembelajaran masih kurang khususnya waktu untuk

mengerjakan soal post test.Hal ini dikarenakan banyak waktu yang terbuang untuk pembelajaran konstruktif teknik active debate yang digunakan pada penelitian ini. Siswa masih belum memahami alur debat yang baik. Sehingga guru harus memberi penjelasan ulang mengenai penggunaan pembelajaran konstruktif teknik active debate.

Dari hasil belajar siswa pada siklus 1 sebagaimana terlihat pada tabel menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat. Hal ini bisa dilihat dari skor pre test dan post test yang terdapat pada tabel hasil belajar siswa di siklus 1. Meskipun demikian, belum ada siswa yang mencapai ketuntasan belajarnya. Selain itu, rata-rata N-Gain pada siklus 1 hanya mencapai 34%. Hal ini menunjukkan penggunaan penerapan pembelajaran konstruktif teknik active debate pada siklus 1 belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif tingkat analisis.

e. Tahap Refleksi

Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus 1. Berdasarkan hasil analisis pada observasi ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus 1, yaitu:

1) Kurang meratanya peneliti membimbing saat pembelajaran berlangsung. 2) Kurang profesionalnya peneliti mengendalikan keadaan kelas yang sulit

diatasi karena banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung.

3) Kurangnya peneliti untuk mengatur waktu menjelaskan materi yang disampaikan sehingga banyak siswa belum memahami materi pembelajaran.

4) Kurang kondusifnya siswa pada saat kegiatan debat berlangsung dan ketidakmampuan moderator untuk mengkondisikan situasi. Dan ada beberapa diantara siswa yang hanya menjadi penonton debat saja tidak ikut mengambil bagian ketika debat berlangsung.

Pada tahap ini berdasarkan hasil analisis pada observasi ditemukan beberapa kelebihan yang ada pada siklus 1, yaitu:

1) Pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran konstruktif teknik active debate membuat suasana menyenangkan dalam belajar PAI.

2) Aktifnya siswa pada saat menguraikan dan mengkaji materi yang diberikan oleh guru.

3) Mudahnya peneliti mengetahui dibagian mana siswa kurang memahami materi yang sudah disampaikan sampai akhir pembelajaran. Peneliti juga dapat menyimpulkan kembali materi-materi mana yang harus dijelaskan kembali dalam menyimpulkan materi sehingga tidak harus terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menjelaskan kembali.

Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus 1, dalam tahap refleksi peneliti beserta guru kelas memperoleh kesepakatan tentang hal-hal sebagai berikut:

1) Agar suasana kelas menjadi lebih kondusif, peneliti yang bertindak sebagai guru, memberikan pengurangan poin kepada siswa yang berbuat gaduh.

2) Guru lebih memperjelas penyampaian materi, yaitu penyampaian materi yang tidak terlalu cepat dan suara yang lebih lantang.

3) Lebih memperhatikan siswa secara keseluruhan dengan cara berkeliling di kelas.

4) Mengajak siswa agar lebih konsentrasi dalam belajar.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus 2

Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus 1, maka dilakukan penelitian kedua. Peneliti pada siklus ini tetap menggunakan model pembelajaran konstruktif teknik active debate.

a. Tahap Perencanaan

Pada pembelajaran di siklus 2, ada beberapa perencanaan yang dipersiapkan oleh peneliti diantaranya:

1) Menyusun kembali skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua. Membuat kembali rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi tentang akhlak tercela

2) Menyiapkan alat bantu dan sumber belajar.

3) Membuat lembar observasi untuk setiap pertemuan yang memuat tujuan pembelajaran, keterlaksanaan oleh guru, kemampuan dan keterampilan guru, keterlaksanaan oleh siswa, keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dan interaksi guru dengan siswa.

4) Membuat alat evaluasi berupa soal tes bentuk pilihan ganda yang akan diberikan di awal dan di akhir siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada siklus ini guru melaksanakan rambu-rambu pembelajaran yang telah direncanakan pada skenario pembelajaran, memberikan peringatan kepada siswa yang membuat suasana kelas menjadi gaduh yaitu dengan memberikan pengurangan poin. Selain itu guru lebih memantau kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada saat guru menjelaskan materi yang sedang berlangsung. Serta lebih mengarahkan siswa agar lebih konsentrasi dalam proses pembelajaran berlangsung.

Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Selanjutnya guru memberikan 15 butir soal pre test kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa, waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal-soal tersebut adalah 10 menit.

Pada kegiatan inti, guru mengulas kembali pelajaran terdahulu. Setelah siswa memahami materi yang disampaikan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Pada siklus 2 ini tidak ada pertanyaan yang

diajukan. Mungkin pada siklus ini siswa sudah lebih memahami materi yang disampaikan dibandingkan pada kegiatan pembelajaran di siklus 1. Kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, bagaimana cara menjaga diri kita agar tidak termasuk dalam kategori orang yang pendendam? Salah satu murid menjawab: kita diperintahkan untuk menjadi pemaaf atas segala tindak kejahatan yang menimpa kita. Sifat suka memaafkan kesalahan orang lain juga salah satu ciri orang bertakwa. Rasulullah banyak memberikan contoh perilaku pemaaf, bukan dendam. Di antaranya adalah saat di Mekkah, Rasulullah mengalami berbagai cobaan, tantangan, pengusiran, siksaan bahkan percobaan pembunuhan. Semakin kasarnya perbuatan jahat orang-orang kafir itu mendorong Rasulullah dan para pengikutnya hijrah ke Madinah. Beberapa tahun di Madinah, Islam menjadi kuat dan mampu membebaskan kembali kota Mekkah. Pada saat itulah sebenarnya waktu yang tepat bagi Rasul untuk membalas dendam. Tetapi hal itu tidak dilakukan oleh Rasul dan pengikutnya, bahkan Rasul memasuki kota Mekkah dengan tenang dan tidak ada tetesan darah sedikitpun. Guru menambahkan jawaban bahwa kejadian yang menimpa Rasulullah di Mekkah pada saat itu menjadi pelajaran bagi kita, sesungguhnya Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak dendam, apapun yang telah dilakukan para musuh. Dengan demikian kita harus menjadi orang yang pemaaf.

Kemudian guru bertanya kembali kepada siswa apakah masih ada pertanyaan, jika tidak ada kita akan memulai debat dengan menggunakan pembelajaran konstruktif teknik active dabate.

Pada kegiatan ini guru membagi siswa menjadi 2 kelompok. Masing masing kelompok akan bertanggung jawab untuk mendiskusikan dan membahas materi yang dikaji. Kemudian guru menunjuk salah seorang moderator untuk mengendalikan jalannya debat dan menunjuk satu orang yang menjadi notulen untuk mencatat kegiatan berjalannya diskusi. Agar debat ini berjalan dengan efektif, guru mengatur posisi duduk siswa. Setelah

itu guru memberikan dan menguraikan masalah dan kedua kelompok dipersilahkan untuk menanggapi permasalahan yang diberikan. Guru mengawasi proses berjalannya debat.

c. Data Hasil Belajar Siklus 2

Data hasil belajar diperoleh dari nilai pre test dan post test yang diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran berlangsung.Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.2

Hasil belajar siswa pada siklus 2

No. Nama Siswa Sikus 2 N-Gain

Pre test Post test

1 Aditya 60 73 0,4 2 Alifia Anastasya 40 67 0,5 3 Andika 87 93 0,7 4 Aribathanisa 60 73 0,4 5 Arina Khairunisa 60 80 0,6 6 Arya Yumna 13 53 0,5 7 Aynan 73 87 0,6 8 Bagus Prakoso 67 73 0,6 9 Dandy Irawan 60 80 0,6 10 Danny Eka 40 67 0,5 11 Dila Alifa 33 60 0,4 12 Fikry M 80 87 0,5 13 Karunia Putra 80 93 0,9 14 Lazuardi Akbar 47 73 0,5 15 Luqman 60 80 0,6

16 Nabila Al-Hady 20 53 0,4

17 Nabila Mayang Sari 27 60 0,5

18 Nadya Liberti 73 87 0,6

19 Rahadian 60 67 0,5

20 Syura 47 60 0,3

Jumlah 1087 1466 10,6

Rata-rata 54,35 73,3 0,53

Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pre test adalah 33. Sedangkan nilai terendah pada saat post test sebesar 53. Nilai tertinggi pada pre test adalah 87, sedangkan pada skor post test sebesar 93. Dari tabel tersebut bisa kita lihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat.

Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N-Gain sebesar 53%, ini berarti pembelajaran konstruktif teknik active debate yang digunakan belum dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa dan peningkatan hasil belajar siswa yang memperhitungkan ketuntasan hasil belajar sesuai dengan tabel tafsiran N-Gain. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini belum tercapai. Untuk itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus 2 untuk kegiatan di siklus 3. Dengan adanya perbaikan, diharapkan penerapan penggunaan pembelajaran konstruktif teknik active debate dapat tercapai.

d. Observasi dan Analisis

Pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran, ketika peneliti dibantu oleh guru PAI untuk melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dan peneliti sebagai guru selama proses pembelajaran. Data dari hasil observasi menunjukkan bahwa guru membuat rencana pembelajaran sebelum

melaksanakan pembelajaran. Data dari hasil siklus 2 menunjukkan bahwa, guru membuat rencana pembelajaran sebelum rencana melaksanakan pembelajaran. Pada siklus 2, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

Mengenai kemampuan peneliti dalam mengkondisikan kelas, guru cukup tegas dalam menghadapi siswa walaupun masih ada yang mengobrol. Walaupun sudah memberikan poin kepada siswa yang membuat gaduh dan yang tidak memperhatikan, guru belum bisa mengkondisikan kelas secara maksimal. Hal ini disebabkan siswa belum bisa mengontrol dirinya dalam berdebat, topik yang diangkat menjadi meluas sehingga tidak mencapai indikator yang diharapkan. Dari lembar observasi, untuk proses pembelajaran masih kurang khususnya waktu untuk mengerjakan soal post test.Hal ini dikarenakan banyak waktu yang terbuang untuk pembelajaran konstruktif teknik active debate yang digunakan pada penelitian ini. Siswa masih belum memahami alur debat yang baik. Sehingga guru harus memberi penjelasan ulang mengenai penggunaan pembelajaran konstruktif teknik active debate. Dari hasil belajar siswa pada siklus 2 sebagaimana terlihat pada tabel menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat. Hal ini bisa dilihat dari skor pre test dan post test yang terdapat pada tabel hasil belajar siswa di siklus 2. Meskipun demikian, belum ada siswa yang mencapai ketuntasan belajarnya. Selain itu, rata-rata N-Gain pada siklus 2 hanya mencapai 53%. Hal ini menunjukkan penggunaan penerapan pembelajaran konstruktif teknik active debate pada siklus 2 belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif tingkat analisis.

e. Tahap Refleksi

Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus 2. Berdasarkan hasil analisis pada observasi ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus 2, yaitu:

1) Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan pada saat siswa mengerjakan tugas agar tidak menimbulkan kegaduhan di dalam kelas.

2) Peningkatan pengawasan dari peneliti, dengan memantau lebih dekat kepada siswa yang sering membuat kegaduhan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi siswa yang mengobrol dan bercanda pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

3) Perlu diberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konstruktif teknik active debate. Sehingga tidak ada hanya siswa berkemampuan lebih saja yang dominan dalam kegiatan pembelajaran berlangsung. 4) Perlu diatur secara profesional pembagian waktu selama proses

pembelajaran berlangsung. Agar dapat mencapai semua indikator yang akan disampaikan pada siklus 2.

Berdasarkan hasil observasi dan analisis dari siklus 2 terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar PAI, ternyata proses pembelajaran pada siklus 2 cukup baik. Untuk aktifitas dan respon positif pada siswa disiklus 2 cukup baik dibandingkan dengan siklus 1. Selain itu hasil belajar siswa di siklus 2 cukup meningkat, rata-rata N-Gain yang diperoleh mencapai 53% dari 34% di siklus 1.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus 3

Siklus 3 ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap tindakan yang dilakukan pada siklus 2. Tindakan pada siklus 3 diarahkan untuk mengoptimalisasikan proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan ulang dibuat setelah melakukan refleksi terhadap siklus kedua. Dalam membuat perencanaan pada siklus 3 tidak jauh berbeda dengan tahap pada siklus sebelumnya, ada beberapa perencanaan yang dipersiapkan oleh peneliti diantaranya:

1) Menyusun kembali skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua. Membuat kembali rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi tentang kebutuhan manusia.

2) Membuat lembar observasi untuk setiap pertemuan yang memuat tujuan pembelajaran, keterlaksanaan oleh guru, kemampuan dan keterampilan guru, keterlaksanaan oleh siswa, keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dan interaksi guru dengan siswa.

3) Menyiapkan sumber belajar.

4) Menyiapkan soal pilihan ganda yang akan diberikan di awal pembelajaran dan di akhir pembelajaran siklus 3.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada siklus ini guru melaksanakan rambu-rambu pembelajaran yang telah direncanakan pada skenario pembelajaran, memberikan peringatan kepada siswa yang membuat suasana kelas menjadi gaduh yaitu dengan memberikan pengurangan poin. Selain itu guru lebih memantau kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada saat guru menjelaskan materi yang sedang berlangsung. Serta lebih mengarahkan siswa agar lebih konsentrasi dalam proses pembelajaran berlangsung.

1) Pertemuan 1

Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Selanjutnya guru memberikan soal pre test kepada siswa

untuk mengetahui kemampuan awal siswa, waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal-soal tersebut adalah 10 menit.

Pada kegiatan inti, guru mengulas sedikit materi kembali pertemuan sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Penjelasan materi dilanjutkan kembali pada bahasan selanjutnya tentang menghindari akhlak tercela berupa munafik. Guru menjelaskan bahwasanya munafik itu adalah mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya atau bermuka dua. Maksudnya adalah antara perkataan dan perbuatannya tidak sesuai. Dalam pengertian akidah, munafik berarti menyembunyikan kekafiran dalam hatinya dan menampakkan keiman dalam lidahnya. Ketika ia bertemu dengan orang-orang yang beriman, ia akan mengatakan, aku adalah orang yang beriman. Tetapi ketika ia bertemu dengan orang-orang kelompoknya, ia akan mengatakan, aku termasuk kedalam kelompokmu.

Pada pertemuan pertama ini guru hanya sampai manjelaskan materi. Untuk masuk pada pembelajaran konstruktif teknik active debate dan post test dilanjutkan pada pertemuan berikutnya dikarenakan keterbatasan waktu selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, guru mengulas kembali materi yang disampaikan pada pertemuan pertama. Kemudian memberika kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada pembahasan yang belum dimengerti oleh siswa. Setelah pembahasan dan tidak ada yang bertanya lagi guru melanjutkan pada penerapan pembelajaran konstruktif teknik active debate.

Pada akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan hasil debat yang telah mereka lakukan. Setelah itu pada akhir siklus 3 guru memberikan

post test pada siswa. Post test dilakukan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan pada silkus 3.

c. Data Hasil Belajar Siklus 3

Data hasil belajar diperoleh dari nilai pre test dan post test yang diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3

Hasil belajar siswa pada siklus 3

No. Nama Siswa Sikus 3 N-Gain

Pre test Post test

1 Aditya 67 80 0,5 2 Alifia Anastasya 60 80 0,6 3 Andika 80 93 0,9 4 Aribathanisa 67 93 0,9 5 Arina Khairunisa 73 93 0,9 6 Arya Yumna 40 80 0,9 7 Aynan 67 93 0,9 8 Bagus Prakoso 60 83 0,7 9 Dandy Irawan 73 93 0,9 10 Danny Eka 53 80 0,8 11 Dila Alifa 53 80 0,8 12 Fikry M 73 93 0,9 13 Karunia Putra 87 93 0,7 14 Lazuardi Akbar 67 80 0,6 15 Luqman 67 80 0,6 16 Nabila Al-Hady 40 73 0,7

17 Nabila Mayang Sari 53 73 0,5 18 Nadya Liberti 73 93 0,9 19 Rahadian 60 80 0,6 20 Syura 60 93 0,9 Jumlah 1273 1706 15,2 Rata-rata 63,65 85,3 0,76

Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pre test adalah 40. Sedangkan nilai terendah pada saat post test sebesar 73. Nilai tertinggi pada pre test adalah 87, sedangkan pada skor post test sebesar 93. Dari tabel tersebut bisa kita lihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat.

Untuk hasil belajar siklus 3 diperoleh rata-rata N-Gain sebasar 76%. Nilai tersebut menunjukkan penggunaan penerapan pembelajaran konstruktif teknik active debate berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif tingkat analisis. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

d. Observasi dan Analisis

Pengamatan pembelajaran pada siklus 3 masih berorientasi pada aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Selain aktifitas siswa, juga ada beberapa hal yang akan dilakukan pengamatan seperti persiapan guru sebelum mengajar, media dan sumber yang digunakan. Data dari hasil siklus 3 menunjukkan bahwa, guru membuat rencana pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran. Pada siklus 3, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

Kemampuan peneliti dalam mengkondisikan kelaspun mengalami peningkatan. Suasana kelas sudah lebih tenang dibandingkan pada proses

pembelajaran di siklus 1 dan siklus 2. Hal ini disebabkan, guru memberi point

Dokumen terkait