• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

5. Indikator Dampak (Impacts)

4.6. Interpretasi Hasil Penelitian

5,857 1,294

Penelitian dengan judul Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 bahwa hal yang paling penting dan utama adalah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti pada awal penelitian. Rumusan masalah tersebut adalah “Bagaimana Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013”.

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, kita dapat melihat dari pembahasan yang memaparkan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus t-test sampel dengan menguji pihak kanan bahwa nilai t-hitung lebih besar (>) dari nilai t- tabel, dalam hal ini dapat diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Karena menghasilkan 70% dari angka yang di hipotesiskan yaitu 65%. Sehingga dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 mencapai angka 70% dari angka minimal yang dihipotesiskan yaitu 65%, Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 baik, hal itu dapat dilihat pada tabel skoring skala kategori berikut:

Tabel 4.9

Indikator Masukan (Input)

No Item Pernyataan Skor Skala

Persentase Kategori

1 Wajib pajak membayar setoran pajak air tanah melalui DPKD

187 69,77% Baik

2 Jumlah setoran pajak yang dibayar sudah sesuai dengan penggunaan meter air tanah

212 79,10% Baik

3 Pegawai DPKD yang menangani pajak air tanah memiliki kompetensi dalam bekerja

194 72,38% Baik

4 Sarana dan prasarana yang diberikan DPKD dalam pelayanan pembayaran pajak air tanah sudah baik

207 77,23% Baik

5 Jumlah jam kerja yang digunakan DPKD untuk menangani pajak air tanah sudah efektif

182 67,91% Baik

6 DPKD menggunakan media cetak dan elektronik (misal, Iklan pajak melalui Radio, TV, internet, Koran dan Majalah) sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak air tanah

180 67,16% Baik

Indikator Keluaran (output)

7 DPKD memberikan sosialisasi kepada wajib pajak air tanah secara langsung

187 69,77% Baik

8 DPKD melakukan pembinaan kepada wajib pajak air tanah dengan rutin

179 66,79% Baik

9 Pegawai DPKD yang menangani pajak air tanah menyelesaikan tugas dengan tepat waktu

10 DPKD melakukan pendekatan secara persuasif kepada wajib pajak air tanah terkait pentingnya pajak air tanah

182 67,91% Baik

11 Pegawai DPKD yang menangani pajak air tanah melakukan kegiatan pemeriksaan monitoring untuk menguji kepatuhan wajib pajak air tanah

171 63,80% Baik

12 Pegawai DPKD yang menangani pajak air tanah melakukan penagihan aktif secara terus menerus kepada wajib pajak air tanah yang menunggak

174 64,92% Baik

Indikator Hasil (outcome)

13 Pegawai DPKD memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan wajib pajak air tanah

204 76,11% Baik

14 DPKD menerapkan prinsip Self

Assessment System (menghitung,

menyetor sendiri) kepada wajib pajak air tanah secara akuntabel

181 67,53% Baik

15 Pegawai DPKD yang menangani pajak air tanah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi dan misi organisasi

192 71,64% Baik

16 Pegawai DPKD cekatan dalam menangani kebutuhan wajib pajak air tanah

189 70,52% Baik

17 Pegawai DPKD memiliki

pengetahuan yang baik tentang pajak air tanah

197 73,50% Baik

Indikator Manfaat (benefit)

18 DPKD memberikan pelayanan yang berkualitas guna memenuhi kepuasan wajib pajak air tanah

199 74,25% Baik

19 DPKD memiliki kotak saran untuk kepuasan wajib pajak air tanah

169 63,05% Baik

20 Semua wajib pajak air tanah sudah menggunakan water meter sebagai alat ukur meter air guna memudahkan pegawai DPKD dalam menghitung

Rekapitulasi hasil jawaban responden dicari rata-ratanya dengan perhitungan sebagai berikut :

Rata-rata skor = total skor jumlah item

Rata-rata skor = 4364 23

= 189,7

Selanjutnya ditentukan dalam bentuk persentasi dengan perhitungan sebagai berikut :

Persentasi skor = skor rata-rata x 100% skor ideal

pajak air tanah

Indikator Dampak (impact)

21 Hasil kegiatan dari sosialisasi dan pembinaan yang dilaksanakan DPKD memudahkan wajib pajak air tanah dalam membayar kewajibannya

200 74,62% Baik

22 Pajak air tanah menjadi salah satu pendapatan utama DPKD yang diperuntukkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat

185 69,02% Baik

23 DPKD menetapkan sanksi hukum yang tegas kepada wajib pajak air tanah yang melakukan

penyalahgunaan pemakaian air tanah

204 76,11% Baik

Jumlah 4364 1628,23%

Persentasi skor = 189,7 x 100% 268

= 70,79%

Dari perhitungan tersebut diperoleh persentasi skor nilai 70,79%. Sehingga apabila dimasukkan kedalam kategori persentase, yaitu :

Tabel 4.10

Interpretasi Persentasi Skor

N0 Interval Kategori 1 81% - 100% Sangat Baik 2 61% - 80% Baik 3 41% - 60% Cukup 4 21% - 40% Kurang 5 0% - 20% Sangat Kurang

Hasil interpretasi skor nilai menunjukkan bahwa Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 termasuk kedalam kategori baik yaitu dengan nilai rata-rata 70,79%.

4.8. Pembahasan

Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013, menunjukkan hasil perhitungan yang variatif. Dilihat dari teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan teori kinerja organisasi, Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dalam Moeheriono (2009:82) yang mempunyai lima indikator yang berguna untuk mengukur seberapa besar Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 itu sudah tinggi atau masih rendah yang diantaranya yaitu: Indikator Masukan (input), Indikator Keluaran (output), Indikator Hasil (outcomes), Indikator Manfaat (benefit), dan Indikator Keluaran (impact).

1. Indikator Masukan (input)

Merupakan hal yang berkenaan dengan segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 11 butir instrument pernyataan untuk indikator Masukan (input) didapatkan hasil, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator Masukan (input) adalah 4 x 67 x 6 = 1608 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 67 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 6 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator Masukan (Input)). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1162 : 1608 = 0,72 x 100% = 72%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja

Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 yaitu dilihat dari indikator masukan

(input) termasuk kedalam kategori Baik dengan hasil skor 72%, yang artinya kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan sudah berjalan dengan baik, serta sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan diantaranya wajib pajak sudah membayar setoran pajak air tanah melalui DPKD, jumlah setoran pajak air tanah yang dibayar sudah sesuai dengan penggunaan meter air, pegawai DPKD memiliki kompetensi dalam bekerja, Sarana dan Prasarana yang diberikan sudah baik, jumlah jam kerja pegawai sudah efektif serta DPKD sudah menggunakan media cetak dan elektronik sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak air tanah dalam membayar pajak.

2. Indikator Keluaran (output)

Merupakan hal yang berkenaan dengan segala sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non-fisik. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 6 butir instrument pernyataan untuk indikator Keluaran (output) didapatkan hasil, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator Keluaran (output) adalah 4 x 67 x 6 = 1608 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 67 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 6 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator Keluaran

diisi oleh responden yaitu sebesar 1094 : 1608 = 0,68 x 100% = 68%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 yaitu dilihat dari indikator keluaran (output) termasuk kedalam kategori Baik dengan hasil skor 68%, yang artinya DPKD sudah melakukan kegiatan sosialisasi dan pembinaan kepada wajib pajak air tanah secara langsung dan rutin. Hal ini terlihat dari pegawai DPKD yang sudah menyampaikan informasi mengenai kegiatan sosialisasi dan pembinaan tentang pajak air tanah melalui undangan. Selain itu, DPKD juga sudah melakukan pendekatan secara persuasif, pemeriksaan monitoring, dan penagihan aktif kepada wajib pajak air tanah dengan baik. Namun, masih ada beberapa responden yang belum merasakan pendekatan tersebut dikarenakan petugas DPKD yang datang ke lokasi hanya sekedar memberi Formulir Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) saja, dan langsung pergi ke lokasi yang lain tanpa melakukan pendekatan apapun.

3. Indikator Hasil (outcomes)

Merupakan hal yang berkenaan dengan tingkat pencapaian atas hasil yang lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 5 butir instrument pernyataan untuk indikator Hasil (outcomes) didapatkan hasil, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator Hasil (outcomes) adalah 4 x 67 x 5 = 1340 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden,

kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 67 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 5 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator Keluaran (output) ). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 963 : 1340 = 0,71 x 100% = 71%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 yaitu dilihat dari indikator hasil (outcome) termasuk kedalam kategori Baik dengan hasil skor 71%, yang artinya tingkat pencapaian hasil yang diperoleh DPKD sudah tercapai diantaranya pegawai DPKD memiliki komunikasi dan pengetahuan yang baik mengenai pajak air tanah, menerapkan prinsip Self

Assessment System (menghitung, menyetor sendiri) kepada wajib pajak air tanah,

serta pegawai DPKD sudah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi dan misi organisasi salah satunya yaitu meningkatkan pelayanan masyarakat. Selain itu juga, pegawai DPKD cekatan dalam menangani kebutuhan wajib pajak air tanah.

4. Indikator Manfaat (benefit)

Merupakan hal yang berkenaan dengan sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator Manfaat

(benefit) didapatkan hasil, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator Manfaat (benefit) adalah 4 x 67 x 3 = 804 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban

pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala

Likert, 67 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator Manfaat (benefit) ). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 512 : 804 = 0,63 x 100% = 63%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 yaitu dilihat dari indikator manfaat (benefit)

termasuk kedalam kategori Baik dengan hasil skor 63%, yang artinya pegawai DPKD sudah memberikan pelayanan yang berkualitas kepada wajib pajak air tanah dan sebagian wajib pajak sudah menggunakan water meter sebagai alat ukur meter air. Namun, disisi lain terdapat kekurangan dalam pelayanan DPKD yaitu di dalam kantor DPKD tidak memiliki kotak saran untuk mengetahui keluhan yang dirasakan wajib pajak air tanah mengenai pelayanan pajak air tanah, dan masih ada beberapa wajib pajak air tanah yang belum menggunakan water

meter sebagai alat ukur untuk memudahkan pegawai DPKD dalam menghitung

pajak air tanah.

5. Indikator Dampak (impact)

Merupakan hal yang berkenaan dengan pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang ditetapkan. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator Manfaat (benefit)

didapatkan hasil, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator Manfaat

(benefit) adalah 4 x 67 x 3 = 804 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan

yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 67 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator Manfaat (benefit) ). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 589 : 804 = 0,72 x 100% = 73%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 yaitu dilihat dari indikator dampak (impact) termasuk kedalam kategori Baik dengan hasil skor 73%, yang artinya pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan DPKD berpengaruh positif terhadap wajib pajak air tanah diantaranya hasil dari kegiatan sosialisasi dan pembinaan yang dijalankan DPKD memberikan kemudahan wajib pajak dalam membayar pajak air tanah, pajak air tanah menjadi salah satu pendapatan utama DPKD guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya wajib pajak air tanah, DPKD sudah memberikan sanksi hukum yang tegas kepada wajib pajak air tanah yang melakukan penyalahgunaan pemakaian air tanah yaitu berupa surat peringatan sebanyak 3 kali dan jika surat peringatan tersebut diabaikan maka DPKD akan melakukan tindakan pencabutan ijin usaha kepada wajib pajak air tanah dan diberikan denda sesuai dengan pajak yang dikenakan. Selain itu, jika tindakan peringatan dan denda tersebut masih diabaikan juga maka DPKD akan membawa wajib pajak air tanah tersebut kedalam jalur hukum. Sehingga, penyalahgunaan

pemakaian air tanah akan mempengaruhi tingkat pendapatan pajak air tanah itu sendiri.

Berdasarkan hasil interpretasi penelitian diatas dengan hasil kuesioner yang telah diolah sebelumnya terdapat hubungan antara teori yang digunakan oleh peneliti dengan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Seberapa Besar Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013, maka peneliti menyimpulkan bahwa Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Menangani Pendapatan Pajak Air Tanah di Kota Serang Tahun 2011-2013 sudah berjalan baik dengan skor perolehan nilai sebesar 70,79% dari angka minimal 65% yaitu dilihat dari lima indikator kinerja menurut Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dalam Moeheriono antara lain

Input, Output, Outcome, Benefit, dan Impact. Adapun kesimpulan yang berhasil

didapatkan dari hasil penelitian ini adalah kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan sudah berjalan dengan baik serta sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, DPKD sudah melakukan kegiatan sosialisasi dan pembinaan kepada wajib pajak air tanah secara langsung dan rutin, tingkat pencapaian hasil yang diperoleh DPKD sudah tercapai, pegawai DPKD sudah memberikan pelayanan yang berkualitas kepada wajib pajak air tanah dan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan DPKD berpengaruh positif terhadap wajib pajak air tanah. Namun, terdapat beberapa kekurangan pada beberapa aspek yang perlu dibenahi.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang peneliti ajukan berupa rekomendasi, berikut :

1. Pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan DPKD perlu ditingkatkan lagi diantaranya DPKD perlu melakukan integrasi dengan pihak terkait yaitu Bank agar wajib pajak air tanah lebih baik diarahkan membayar setoran pajak melalui Bank saja dibandingkan melalui DPKD, hal ini bertujuan agar wajib pajak dapat membayar pajak air tanah dengan mudah dan tidak bolak-balik untuk menyerahkan kuitansi surat setoran pajak daerah (SSPD). Kemudian, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) harus lebih gencar lagi dalam memberikan informasi kepada wajib pajak air tanah melalui media cetak dan elektronik, karena masih banyak wajib pajak air tanah yang belum mengetahui informasi terkait pentingnya pajak air tanah sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak air tanah.

2. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) harus melakukan pendekatan secara persuasif kepada wajib pajak air tanah, yaitu dengan cara meningkatkan lagi kegiatan sosialisasi dan pembinaan kepada wajib pajak air tanah berupa turun langsung ke masing-masing lokasi kecamatan dan bekerja sama dengan kelurahan setempat untuk mengajak masyarakat khususnya wajib pajak air tanah agar berkontribusi dalam membayar pajak.

3. Meningkatkan pengetahuan dan komunikasi pegawai DPKD dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan terkait pentingnya pajak air tanah. Kemudian, pegawai DPKD juga harus memberikan pengarahan kepada wajib pajak air tanah yang masih belum tahu mengenai cara sistem pemungutan pajak yang dilakukan yaitu dengan cara self assesment system secara akuntabel. Karena masih ada beberapa wajib pajak air tanah yang tidak menghitung dan menyetor sendiri ke DPKD, melainkan wajib pajak air tanah hanya menitipkan saja Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) serta memberikan jumlah setoran pajak air tanah kepada pegawai DPKD.

4. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) diharapkan dapat menyediakan kotak saran untuk mengetahui apa saja keluhan dari wajib pajak mengenai pelayanan DPKD itu sendiri. Dan untuk meningkatkan kualitas layanan dilakukan rapat evaluasi baik bulanan dan tahunan agar mengetahui dan menilai hasil yang didapat selama kegiatan itu dilaksanakan. Selain itu juga, DPKD harus lebih gencar lagi mengajak wajib pajak air tanah untuk menggunakan water meter sebagai alat ukur meter air guna memudahkan pegawai DPKD dalam menghitung pajak air tanah.

5. Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan pembinaan yang diberikan DPKD guna memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam membayar pajak air tanah. Selain itu, DPKD juga harus lebih mengedepankan tindakan sanksi hukum yang tegas kepada wajib pajak air tanah yang melakukan penyalahgunaan

dalam pemakaian air tanah yaitu dengan cara bekerja sama dengan pihak yang berwajib untuk meminimalisir penyalahgunaan dalam pemakaian air tanah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdul, Halim. 2004. hal 109. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Edisi

Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Brajakusumah dan Solihin. 2004. Hal 169. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, Jakarta : Gramedia.

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, ekonomi, dan

Kebijakan. Jakarta : Kencana

Dwiyanto, Agus. Dkk. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Harnanto Aris, Walujo Tjoek, Sunaryo M Trie. 2007. Pengelolaan Sumber Daya Air

(Konsep dan Penerapannya). Jawa Timur : Bayumedia Publishing.

Kurniawan Panca, Purwanto Agus. 2006. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di

Indonesia. Malang : Bayumedia.

Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE.

Mangkunegara, Prabu Anwar. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mardiasmo, 2006. Perpajakan. Yokyakarta : ANDI.

Moeheriono, 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Ghalia Indonesia

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.

Riduwan, 2007. Pengantar Statistika. Untuk penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi,

Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sadili, Samsudin. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia

Sudjana, N.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suripin, 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi.

Siahaan, P Marihot. 2006. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia : Teori Aplikasi dan

Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Jurnal :

Cipta Wayan, Suwendra Wayan, dkk. 2014. Analisis Kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Berdasarkan Value For Money Audit Atas Penerimaan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Tahun 2007-2011. Jurnal Manajemen. 6-7.

Lestari Hesti, Suwitri Sri, dkk. 2014. Implementasi Kebijakan Pajak Ait Tanah di Kota Tegal (Kajian Perda Nomor 2 tahun 2011 Tentang Pajak Air Tanah). Jurnal Of

Public Policy And Management Review. 7-8.

Listya Rahayu. 2012. Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) dalam Memberikan Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kabupaten

Tangerang. Skripsi

Muhammad Nur Alim. 2013. Kinerja Pegawai Kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja &

Transmigrasi Kabupaten Polewali Mandar (Studi Kasus Pada Bidang Tenaga

Kerja). Skripsi

Reza Adinardo. 2012. Peranan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam Rangka

Pembiayaan Pembangunan Daerah di Lampung Utara. Skripsi

South, M.P. 2013. Kinerja dinas pendapatan daerah dalam pengelolaan pendapatan asli

daerah di kota bitung. Jurnal EMBA. 1203-1211.

Sumber Lain :

Indopos, 2013. Pajak Air Bawah Tanah Tidak Maksimal. 19 Januari 2014 dari

Wikipedia. (2014, 14 oktober). Kinerja. Diperoleh 12 Desember 2014, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja. http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-pajak-daerah.html http://130903101010.blogspot.com/2014/05/pajak-air-tanah.html http://www.youtube.com/netmediatama http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/08/fokus-penelitian.html Dokumen :

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Serang TA 2011 s/d 2013.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Laporan Rekapitulasi Perusahaan Pengguna/Pemakai Air Tanah di Kota Serang Tahun 2014, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten.

Wajib Pajak Air Tanah (Lia Motor) Wajib Pajak Air Tanah (Yumaga Sport Center)

Wajib Pajak Air Tanah (Serang Teknindo, CV) Wajib Pajak Air Tanah (RM. S “Rizki”)

Dokumen terkait