• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KETERKAITAN ANTAR INVENTOR DALAM SUATU TEMUAN

A. Hak-Hak Inventor Atas Invensinya

Pemegang paten memiliki hak khusus untuk melaksanakan secara perusahaan atas patennya baik secara sendiri maupun dengan memberikan persetujuan kepada orang lain, yaitu untuk membuat, menjual, menyewakan, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan hasil produksi yang diberi paten, dan menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya

Mengenai hak pemegang paten diatur dalam Pasal 16 UU Paten yang berbunyi :

1. Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya:

a. Dalam hal paten-produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi Paten;

b. Dalam hal paten-proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya

2. Dalam hal paten proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa persetujuannya melakukan impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku terhadap impor produk yang semata-mata dihasilkan dari penggunaan Paten-proses yang dimilikinya.

3. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana apabila pemakaian paten tersebut untuk kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang paten. 74

      

74

Berdasarkan ketentuan Pasal 16 UU Paten, dapat diketahui bahwa bentuk dari paten dibagi berdasarkan:

1. Produk.

Produk menurut Kotler dan Amstrong adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatin, dibeli, dipergunakan, dan dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen75

2. Proses.

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara perlahan, serta menghasilkan suatu ciptaan atasnya.76

Dalam pasal 16 UU Paten dinyatakan bahwa pemegang paten memiliki hak eksklusif terhadap produknya dalam hal pelaksanaan dan pelarangan terhadap:

1. Membuat.

Membuat yaitu menciptakan hal yang serupa 2. Menggunakan.

Menggunakan untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari pemegang paten.

3. Menjual.

Menjual produk yang telah memiliki paten tanpa persetujuan pemegang paten.

4. Mengimpor.

Mendatangkan suatu produk yang telah dipatenkan.

      

75

Pasal 16 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten.

76

5. Menyewakan.

Meminjamkan dengan memperoleh keuntungan berupa uang sewa 6. Menyerahkan.

Memberikan produk yang telah dipatenkan tanpa persetujuan terlebih dahulu.

7. atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi Paten77

Pemegang paten juga dapat melisensikan paten miliknya kepada orang lain, lisensi merupakan izin, menurut pendapat Gunawan Widjaja lisensi adalah suatu bentuk hak untuk melakukan satu atau serangkaian tidakan atau perbuatan, yang diberi izin. Tanpa adanya izin tersebut, maka tidakan atau perbuatan tersebut merupakan tindakan yang terlarang, yang tidak sah, yang merupakan perbuatan melawan hukum.78

Selain pengaturan dalam produk juga terdapat pengaturan, dimana pemegang paten proses dapat melaksanakan dan melarang pihak lain untuk menggunakan patennya dalam hal menggunakan proses yang telah dipatenkan untuk memproduksi barang atau membuat barang, menggunakan proses produksi yang telah dipatenkan terlebih dahulu.

Terdapat pula pengecualian dalam pergunaan produk ataupun proses dalam UU Paten yaitu dikecualikan jika pemakaian patennya dimaksudkan untuk

      

77

ibid.

78

kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan, pengobatan, perawatan, serta proses biologis.79

Hak eksklusif yang dimiliki pemegang paten bukanlah hak yang melekat selamanya, tanpa ada batasan waktu dalam masa berlakunya. Terdapat pengaturan dalam masa berlakunya hak bagi tiap pemegang paten dan berbeda pula terhadap pemegang paten sederhana, Adapun pengaturannya yaitu sebagai berikut:

1. Paten biasa.

Adapun pengaturannya sebagai berikut:

a. Diberikan untuk jangka waktu 20 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang.

b. Apabila jangka waktu telah habis, maka dicatatkan dan diumumkan. 2. Paten sederhana.

Pengaturan jangka waktu pada paten sederhana berbeda dengan paten biasa, dimana pada paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang.80

Mengenai kewajiban pemegang paten, dengan tidak mengurangi ketentuan mengenai pengecualian terhadap sektor pendidikan, penelitian, percobaan, atau dan analisis selama tidak merugikan si pemegang paten pemegang paten wajib membuat produk atau menggunakan proses yang diberi paten di Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 17 ayat 1 UU Paten.

      

79

Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten.

80

Dengan kewajiban ini, berarti setiap pemegang paten diharuskan untuk melaksanakan patennya yang diberi di Indonesia melalui pembuatan produk atau menggunakan proses yang dipatenkan tersebut, dengan harapan dapat menunjang pengembangan sektor teknologi, penyerapan investasi, dan penyediaan lapangan kerja. 81

Kewajiban melaksanakan paten yang diberi di Indonesia akan dikecualikan, jika pembuatan produk atau penggunaan proses tersebut hanya layak dilakukan secara regional. Hal ini dicantumkan dalam Pasal 17 ayat 2 dan ayat 3 UU paten, yang menyatakan bahwa dikecualikan dari kewajiban membuat produk atau menggunakan proses yang diberi paten di Indonesia apabila pembuatan produk atau penggunaan proses tersebut hanya layak dilakukan secara regional dan pengecualian tersebut hanya dapat disetujui oleh Ditjend apabila Pemegang Paten telah mengajukan permohonan tertulis dengan disertai alasan dan bukti yang diberikan oleh instansi yang berwenang.

Rasionalitas pengecualian kewajiban melaksanakan paten ini dijelaskan lebih lanjut antara lain dalam Penjelasan Pasal 17 ayat 2 tersebut, bahwa dimaksudkan untuk mengakomodasi rasionalitas ekonomi dari pelaksanaan paten sebab tidak semua jenis invensi yang diberi Paten dapat secara ekonomi menguntungkan apabila skala pasar bagi produk yang bersangkutan tidak seimbang dengan investasi yang dilakukan.82

Kewajiban lainnya disebutkan dalam Pasal 18 UU paten, bahwa pemegang paten atau penerima lisensi suatu paten diwajibkan untuk membayar biaya

      

81

OK. Saiddin. , S. H. M. Hum, hak dan kewajiban pemegang paten

82

tahunan untuk pengelolaan kelangsungan berlakunya paten dan pencatatan lisensi. Paten biasa, di Indonesia dikenal pula jenis paten lain yang disebut paten sederhana. Jangka waktu perlindungan paten sederhana adalah 10 tahun terhitung sejak tahun penerimaan.83