• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan

DEPARTEMEN ILMU EKONOM

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka 1 Definisi Industr

2.1.3. Investasi dan Pembangunan Ekonom

2.1.3.1. Kaitan Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Output total riil suatu perekonomian bisa juga tetap konstan atau mengalami penurunan sepanjang waktu. Ini berarti perekonomian statis atau mengalami penurunan (stagnasi).

Perubahan ekonomi meliputi baik pertumbuhan, statis ataupun stagnasi

pendapatan nasional riil. Penurunan merupakan perubahan negatif, sedangkan pertumbuhan merupakan perubahan positif. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini dapat dilihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Ada dua sisi hal yang perlu diperhatikan yaitu sisi output totalnya dan sisi jumlah penduduknya. Output per kapita adalah output total dibagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output per kapita harus dianalisis dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk di lain pihak.

Aspek yang ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penuruan output per kapita bukan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mengalami kenaikan output perkapita.

Ada beberapa sumber strategis dan dominan yang menentukan pertumbuhan ekonomi tergantung bagaimana mengklasifikasikannya. Salah satu mengklasifikasikanya adalah menjadi faktor-faktor fisik dan faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi sumber-sumber tersebut. Meskipun mempunyai sumber untuk pertumbuhan yang kuantitasnya cukup banyak serta dengan kualitas cukup tinggi tetapi bila manajemen penggunaannya tidak menunjang maka laju

pertumbuhan ekonominya akan rendah. Faktor pertumbuhan berupa faktor-faktor fisik sumber-sumber daya alami, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, jumlah barang-barang kapital dan teknologi. Keempat faktor ini disebut faktor- faktor penawaran dalam pertumbuhan ekonomi. Tersedianya lebih banyak dan lebih baik sumber-sumber alami dan manusia, barang kapital, serta tingkat pengetahuan teknologi yang lebih tinggi memungkinkan perekonomian memproduksi jumlah output lebih besar.

Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Satu hal yang perlu ditekankan sejak awal adalah bahwa didalam ilmu ekonomi tidak hanya terdapat satu teori pertumbuhan, tetapi terdapat banyak teori pertumbuhan. Sampai saat ini (dan masa mendatang) tidak ada suatu teori pertumbuhan yang menyeluruh dan lengkap dan yang merupakan satu-satunya teori pertumbuhan yang baku. Berbagai ekonom besar, sejak lahirnya ilmu ekonomi mempunyai pandangan atau persepsi yang tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian. Sering kali pandangan atau persepsi ini sangat dipengaruhi oleh keadaan atau peristiwa-peristiwa pada waktu ekonom tersebut hidup. Seringkali pula teori pertumbuhan seorang ekonom dipengaruhi oleh ideologi yang dianut oleh ekonom, sehingga aspek-aspek yang ditonjolkan dalam teorinya mencerminkan kecenderungan idiologisnya.

Pembangunan ekonomi wilayah adalah suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Lincolin, 1999). Adapun teori- teori modern dalam teori pertumbuhan dan investasi, yaitu:

1. Keynessian

Teori Keynessian menyatakan bahwa setiap kenaikan jumlah investasi akan meningkatkan pendapatan di suatu wilayah, dan pendapatan ini khususnya berbentuk dalam uang yang akan meningkatkan permintaan barang secara agregat

atau Agregat Demand (AD). Hal tersebut akan berpengaruh pada kebutuhan peralatan maupun uang dalam bentuk modal sebagai akibat dari peningkatan produksi, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan investasi. Selain itu, kenaikan tabungan masyarakat karena adanya peningkatan pendapatan merupakan investasi secara langsung melalui lembaga keuangan, dan sistematis dapat ditulis sebagai berikut :

Y = C + S

dimana: Y= Pendapatan Masyarakat S = Tabungan

C = Konsumsi I = Investasi

dengan asumsi keseimbangan : S = I

maka : Y = C + I (2.1)

Gambaran mengenai peningkatan pendapatan masyarakat dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut: 0 Y1 Y2 Pendapatan (Y) Tingkat Harga (P) AS AD2 AD1 Sumber : Mankiw , 2000. Keterangan : Y1 = Pendapatan Awal

Y2 = Pendapatan setelah kenaikan konsumsi dan investasi AS = Penawaran Agregat

AD1 = Permintaan Agregat / agregat demand awal

AD2 = Permintaan Agregat setelah kenaikan pendapatan dan tingkat harga

Gambar 2.1. Hubungan Pendapatan, Tingkat Harga dan Konsumsi

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa adanya investasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan perkapita di suatu wilayah (Mankiw, 2000). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan investasi adalah tingkat suku bunga. Dengan adanya penurunan pada tingkat suku bunga

(r1 ke r2) akan mengakibatkan jumlah investasi yang ditanamkan di suatu sektor meningkat (I1 ke I2), sehingga akan mengakibatkan pengeluaran yang direncanakan naik (AE1 ke AE2). Meningkatnya pengeluaran yang direncanakan ini akan mengakibatkan tingkat pendapatan juga akan mengalami peningkatan (Y1 ke Y2). Dari rumusan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah dengan cara menaikkan investasi. Hubungan antara suku bunga (r) dan investasi (I) yang ditunjukkan oleh fungsi investasi dan interaksi antara investasi (I) dan pendapatan (Y) yang ditunjukkan oleh kurva perpotongan keynessian yang diringkas dalam bentuk kurva IS (Investasi-Saving) pada Gambar 2.2 :

(b) Perpotongan Keynesian AE2 AE1 Harga (P) 0 Y1 Y2 Pendapatan (Y)

(a) Fungsi Investasi (c) Kurva IS

0 (I)r1 (I)r2 Investasi (I) 0 Y1 Y2 Pendapatan (Y) Sumber : Mankiw, 2000.

Gambar 2.2. Hubungan Tingkat Suku Bunga, Investasi, Pengeluaran yang Direncanakan, dan Pendapatan Nasional Riil

2.Harrord – Domar

Teori Harrod – Domar adalah perkembangan langsung dari teori makro Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Aspek utama yang dikembangkan dari teori Keynes adalah aspek yang menyangkut peranan

IS r1 r2 Tingkat Tingkat Bunga (r) Bunga (r) r1 r2

investasi dalam jangka panjang. Harrod – Domar melihat pengaruh investasi dalam perspektif waktu yang lebih panjang. Menurut kedua ekonom ini, pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh (lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat, tetapi juga terhadap penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.

Modal  N N1 

K

2

 

K

1

 

L

1

L

2

0 

Tenaga Kerja  Sumber : Carlos, 2007

Gambar 2.3. Model Harrod Domar

Gambar 2.3. menjelaskan fungsi produksi dari Harrod - Domar atau H-D, yang menggambarkan hubungan antara modal dan tenaga kerja. Sumbu tegak pada gambar 2.3, menunjukkan jumlah modal dan sumbu datar menunjukkan jumlah tenaga kerja. Modal dan tenaga kerja tidak dapat saling menggantikan satau sama lain. Misal untuk memproduksi sebesar N1 diperlukan modal sebesar K1 dan tenaga kerja sebanyak L1, demikian pula untuk memproduksi sebesar N2, diperlukan modal sebesar K2 dan tenaga kerja sebesar L2 dan seterusnya.

2.1.3.2. Investasi Langsung (Direct Investment)

Investasi langsung (Direct Investment)merupakan investasi yang melibatkan pihak investor secara langsung dalam operasional usaha yang akan dilaksanakan, sehingga dinamika usaha yang menyangkut kebijakan perusahaan

yang di tetapkan, tujuan yang hendak di capai, tidak lepas dari pihak yang berkepentingan (investor asing). Investasi langsung, langsung di perjual belikan dipasar uang (money market), pasar modal (capital market) dan pasar turunan

(derivative market).

2.1.3.3. Investasi Tidak Langsung (Portofolio)

Investasi tidak langsung (portofolio) merupakan investasi keuangan yang di lakukan di luar negeri. Investor membeli uang atau ekuitas, dengan harapan mendapat manfaat finansial dari investasi tersebut. Bentuk investasi portofolio yang sering di temui adalah pembelian obligasi/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen di perusahaan investasi.

Dokumen terkait