• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan

DEPARTEMEN ILMU EKONOM

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka 1 Definisi Industr

2.1.5 Struktur Tabel Input-Output

Format tabel Input-Output terdiri dari suatu kerangka matriks berukuran “n x n” dimensi yang dibagi menjadi empat kuadran dan tiap kuadran mendeskripsikan suatu hubungan tertentu (Glasson, 1977). Untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dan jelas, maka gambaran lengkap format Tabel Input-Output disajikan pada Tabel 2.1. Dalam tabel tersebut, output yang diproduksi suatu sektor untuk dialokasikan kepada permintaan antara (intermediate demand) ditunjukkan dengan dengan baris (bagian horizontal).

Sektor produksi (sektor asal) disajikan disebelah kiri dan sektor tujuan disajikan disebelah atas Tabel. Sedangkan input-input yang diperlukan oleh masing-masing sektor disajikan searah kolom (bagian vertikal).

Tabel 2.1 Kerangka Dasar Tabel Input-Output

Permintaan Antara Permintaan

Akhir Total Output Sektor Produksi 1 2 … n Input Antara Sektor Produksi 1 x11 x12 … x1n D1 X1 2 x21 x22 … x2n D2 X2 . . . … . . . . . . … . . . n … xnn Dn Xn

Jumlah Input Primer V1 V2 … Vn Total Input X1 X2 … Xn Sumber: Miller dan Blair dalam Sahara et.al, 2007 (dimodifikasi)

Jika dalam Tabel Input-Output tersebut diperlihatkan secara baris (horizontal), maka alokasi output dapat diperlihatkan secara keseluruhan dalam persamaan yaitu: x11 + x12 +….+x1n + D1 = X1 x21 + x22 +….+x2n + D2 = X2 . . (2.2) . . . . xn1 + xn2 +….+xnn + Dn = Xn

dan secara umum persamaan tersebut dapat dirumuskan kembali menjadi:

untuk i = 1, 2, 3 … dst. Dimana Xij adalah banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input oleh sektor j dan Di adalah permintaan akhir terhadap sektor i serta Xi adalah total output sektor i.

Sedangkan angka-angka yang berada di kolom (vertical) menunjukkan input antara maupun input primer yang disediakan oleh sektor-sektor lain untuk melaksanakan proses produksi. Jika dalam Tabel Input-Output tersebut diperlihatkan secara kolom (vertikal), maka alokasi input dapat diperlihatkan secara keseluruhan dalam persamaan yaitu:

x11 + x21 +….+xn1 + V1 = X1 x12 + x22 +….+xn2 + V2 = X2 . . (2.4) . . . . x1n + x2n +….+xnn + Vn = Xn

dan secara umum persamaan tersebut dapat dirumuskan kembali menjadi:

Untuk j = 1, 2, 3 …dst. Dimana Vj adalah input primer (nilai tambah bruto) dari sektor j.

(2.5)

Berdasarkan Tabel 2.1 diatas terdapat empat kuadran dalam Tabel Input-Output, yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III dan kuadran IV dengan masing-masing penjelasan sebagai berikut:

1. Kuadran I (Intermediate Quadrant)

Kuadran I menunjukkan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Kuadran ini memberikan informasi mengenai saling ketergantungan antar sektor produksi dalam suatu perekonomian. Kuadran ini berperan penting karena menunjukkan keterkaitan antar sektor ekonomi dalam melakukan proses produksinya.

2. Kuadran II (Final Demand Quadrant)

Kuadran II menunjukkan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah output suatu sektor yang langsung digunakan oleh rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok, dan ekspor.

3. Kuadran III (Primary Input Quadrant)

Kuadran III menunjukkan pembelian input yang dihasilkan diluar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran ini terdiri atas

pendapatan rumah tangga (gaji / upah), surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung neto. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan produk domestic bruto yang dihasilkan oleh wilayah tersebut.

4. Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadrant)

Kuadran IV menunjukkan input primer permintaan akhir dari transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi atau kuadran antara.

2.1.6 Asumsi-Asumsi Keterbatasan Input-Output

Dalam analisis menggunakan model Input-Output, karena bersifat statis dan terbuka maka terdapat beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi (Priyarsono, D. S, et.al, 2007), yaitu:

1. Keseragaman (Homogenity)

Asumsi bahwa setiap sektor ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa dengan susunan input tunggal dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input dari output sektor yang berbeda.

2. Penjumlahan (Aditivity)

Asumsi bahwa total efek dari kegiatan produksi di berbagai sektor merupakan penjumlahan dari efek pada masing-masing kegiatan produksi tersebut secara terpisah.

3. Kesebandingan (Proportionality)

Asumsi bahwa hubungan antara input dan output pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan atau penurunan penggunaan input oleh suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan atau penurunan output yang dihasilkan oleh sektor tersebut.

Model Input-Output memiliki beberapa keterbatasan dalam penggunaanya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut diantaranya adalah :

1. Memerlukan biaya yang besar dalam penyusunannya.

2. Semakin banyak agregasi yang dilakukan terhadap sektor-sektor yang ada maka semakin banyak informasi ekonomi yang terperinci tidak terungkap. 3. Koefisien teknis diasumsikan tetap selama periode analisis sehingga

produksinya dianggap konstan. Akibatnya perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output. 4. Data hanya tersedia untuk tahun tertentu berdasarkan Tabel Input-Output

yang dipublikasikan. 5. Analisisnya bersifat statis.

Sulit melakukan prediksi Tabel Input-Output pada masa yang akan datang.

2.1.7 Kerangka Analisis

Menurut Jensen et.al (1979) aspek-aspek analisis Input-Output yang berfungsi dan berkedudukan penting dalam analisis perekonomian yaitu:

1. Analisis Keterkaitan

Konsep keterkaitan merupakan suatu konsep yang biasa digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi melalui adanya peninjauan terhadap keterkaitan antar sektor dalam perekonomian. Terdapat dua jenis konsep keterkaitan dalam yaitu keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang menunjukan hubungan keterkaitan antar sektor dalam pembelian terhadap total pembelian input yang digunakan dalam proses produksi dan keterkaitan ke depan

(forward linkage) yang menunjukan hubungan antar sektor dalam penjualan

terhadap total penjualan output yang dihasilkan.

Dengan menggunakan konsep keterkaitan ini maka dapat diketahui besarnya pertumbuhan suatu sektor yang dapat menstimulasi pertumbuhan sektor lainnya melalui proses induksi. Koefisien langsung dalam model I-O dapat menunjukan adanya keterkaitan langsung antar sektor perekonomian dalam pembelian dan penjualan input antara. Sedangkan matriks kebalkan Leontief atau yang disebut juga koefisien keterkaitan dapat menunjukan adanya keterkaitan langsung dan tidak langsung. Matriks ini mengandung informasi yang penting tentang struktur perekonomian suatu wilayah.

2. Analisis Dampak Penyebaran

Analisis ini merupakan analisis lanjutan yang menggunakan matriks kebalikan. Analisis ini membandingkan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung yang telah dikalikan dengan jumlah sektor yang ada dengan total nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung di semua sektor. Hal tersebut perlu

dilakukan karena indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung baik ke depan ataupun ke belakang yang telah diuraikan belum memadai untuk digunakan sebagai landasan pemilihan sektor kunci. Analisis dampak penyebaran terbagi menjadi dua bagian yaitu kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran.

3. Analisis Multiplier

Dalam Model Input-Output terdapat tiga jenis analisis multiplier yang menggunakan koefisien teknis sebagai dasar perhitungannya, yaitu :

1. Multiplier output

Multiplier output dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek

awal, yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter.

2. Multiplier pendapatan

Penggandaan ini mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian.

3. Multiplier tenaga kerja

Penggandaan ini menunjukan adanya perubahan pada tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output.

Multiplier Tipe I dan II dapat mengukur efek dari output, pendapatan, dan

tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan, dan tenaga kerja yang ada di suatu wilayah.

2.1.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai peran dan keterkaitan suatu sektor dalam perekonomian dengan menggunakan analisis Input-Output telah banyak dilakukan, diantaranya yaitu penelitian terhadap seluruh sektor perekonomian, penelitian terhadap salah satu sektor dalam perekonomian seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan hotel, jasa-jasa dan lain sebagainya. Setiap penelitian umumnya memiliki tujuan yang sama yaitu mempelajari keterkaitan langsung ke depan (direct forward linkage), keterkaitan langsung ke belakang

(direct backward linkage), keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, dan

pendapatan, output dan tenaga kerja. Berdasarkan dari tiga referensi penelitian terdahulu yaitu Dwi Yuli Mustikasari yang berjudul Peran sektor industri pengolahan dalam perekonomian di provinsi Jawa Tengah (2005), Surya Agus Setiawan yang berjudul Analisis peranan sektor industri pengolahan dan pengaruhnya terhadap perekonomian Kabupaten Jepara (2005) dan Oktavianita BR Bangun yang berjudul Analisis peran sektor industri pengolahan terhadap perekonomian provinsi Sumatera utara (2008) didapatkan adanya persamaan dalam alat analisis dari penelitian yang mereka lakukan. Ketiga penelitian tersebut menggunakan metode analisis Input-Output.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yuli Mustikasari dalam skripsinya menganalisis tentang peranan sektor industri pengolahan dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Tabel I-O Provinsi Jawa tengah tahun 2000 yang digunakan dalam penelitian ini menyatakan bahwa sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan langsung dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan terbesar, menempati urutan pertama bila dibandingkan dengan sektor lainnya. Subsektor industri pengolahan yang memiliki nilai keterkaitan langsung, langsung dan tidak langsung ke depan terbesar adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau dan industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki. Dari hasil analisis dampak penyebaran sektor industri pengolahan memiliki nilai terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya, hal ini menunjukkan sektor industri pengolahan di Provinsi Jawa Tengah memiliki kemampuan yang kuat dalam menarik dan mendorong sektor hulu dan hilirnya. Hampir semua sub sektor industri pengolahan memiliki nilai koefisien penyebaran lebih besar dari satu kecuali industri migas. Sub sektor industri yang memiliki nilai kepekaan penyebaran terbesar adalah industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki. Berdasarkan hasil analisis multiplier output tipe I dan tipe II sektor industri pengolahan juga memiliki nilai terbesar, sub sektor yang memiliki nilai pengganda output tipe I dan tipe II terbesar adalah industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki. Sedangkan jika dilihat dari hasil analisis multiplier pendapatan sektor industri pengolahan, nilainya tidak terlalu signifikan baik tipe I dan tipe II. Sub sektor industri pengolahan yang memiliki nilai multiplier pendapatan tertinggi adalah sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki. Peran sektor

industri pengolahan dalam penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah sangat besar dilihat dari nilai multiplier tenaga kerja tipe I dan tipe II yang menduduki peringkat pertama, sub sektor industri pengolahan yang memiliki nilai multiplier

tenaga kerja terbesar adalah industri makanan, minuman dan tembakau.

Penelitian yang dilakukan oleh Surya Agus Setiawan dalam skripsinya menganalisis tentang peranan sektor industri pengolahan dan pengaruhnya terhadap perekonomian Kabupaten Jepara. Berdasarkan hasil analisis terhadap Tabel I-O Kabupaten Jepara tahun 2001 yang digunakan dalam penelitian ini menyatakan bahwa sektor industri pengolahan secara keseluruhan memiliki keterkaitan langsung dan keterkaitan langsung dan tidak langsung yang tinggi dengan sektor-sektor lain baik sektor pengguna input maupun output, sektor ini dapat dapat diandalkan untuk mendorong sektor-sektor lainnya baik hulu maupun hilir. Sub sektor yang memiliki nilai terbesar pada keterkaitan langsung ke depan adalah sub sektor industri karet. Sektor lainnya yang termasuk tiga besar adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kayu. Untuk keterkaitan langsung ke belakang sub sektor industri kayu memiliki nilai terbesar, kemudian sub sektor lainnya yang termasuk tiga besar adalah industri tekstil dan pakaian jadi, industri makanan dan minuman, dan industri mineral non logam. Sedangkan pada analisis keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, tiga sub sektor utamanya adalah industri tekstil dan pakaian jadi, industri karet, industri makanan dan minuman. Tiga besar sub sektor utama pada Analisis keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang adalah industri tekstil dan pakaian jadi, industri kayu, industri makanan dan minuman. Berdasarkan analisis multiplier, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang mampu diandalkan dalam meningkatkan pertumbuhan di Kabupaten Jepara, khususnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat. Sub sektor industri tekstil dan pakaian jadi, industri karet, dan industri makanan dan minuman merupakan tiga sub sektor industri utama dengan kontribusi yang cukup besar terhadap multiplier output (Tipe I dan II). Pada analisis multiplier pendapatan (Tipe I dan II), tiga sub sektor utama yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat adalah industri makanan dan minuman, industri karet, dan industri kayu. Hasil analisis terhadap daya penyebaran sektor industri pengolahan

menunjukkan bahwa daya penyebaran ke belakang (koefisien penyebaran) lebih besar dibandingkan dengan daya penyebaran ke depan (kepekaan penyebaran). Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam mendorong pertumbuhan output industri hulunya dibandingkan dengan kemampuan untuk mendorong output industri hilirnya. Secara khusus sub sektor industri tekstil dan pakaian jadi memiliki nilai terbesar pada kedua analisis daya penyebaran tersebut. Kemudian dilanjutkan oleh industri kayu dan industri makanan dan minuman pada analisis kepekaan penyebaran, dan industri karet serta industri makanan dan minuman pada analisis koefisien penyebaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianita BR Bangun dalam skripsinya menganalisis tentang peranan sektor industri pengolahan dan pengaruhnya terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Tabel I-O Kabupaten Jepara tahun 2003 yang digunakan dalam penelitian ini menyatakan bahwa sektor industri pengolahan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan struktur permintaan dan penawaran, konsumsi masyarakat dan pemerintah, investasi, ekspor dan impor, nilai tambah bruto, dan struktur output sektoral. Sektor industri pengolahan juga memiliki keterkaitan yang kuat terhadap sektor lain sehingga sektor tersebut dapat diandalkan untuk mendorong sektor hulu dan hilirnya. Berdasarkan hasil analisis multiplier output tipe I dan tipe II, industri pengolahan menempati urutan ke dua dan ke tiga dan multiplier pendapatan tipe I dan II menempati urutan ketiga. Sedangkan untuk multiplier tenaga kerja, sektor industri pengolahan menempati urutan pertama, hal ini berarti sektor ini mampu diandalkan dalam mengatasi masalah pengangguran di Provinsi Sumatera Utara. Sub sektor industri kayu dan sub sektor industri tekstil, pakaian jadi dan kulit merupakan kontribusi utama terhadap multiplier output tipe I dan tipe II. Pada analisis multiplier pendapatan (tipe I dan tipe II) yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat Provinsi Sumatera Utara adalah sub sektor industri makanan, minuman, dan tembakau. Sedangkan pada analisis multiplier tenaga kerja tipe I dan tipe II, sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak bagi masyarakat. Oleh karena itu strategi pengembangan sektor industri pengolahan di Provinsi Sumatera Utara

dapat dilakukan dengan memilih lima sub sektor sebagai fokus pengalokasian investasi dalam mengatasi masalah pengangguran, sub sektor tersebut adalah sub sektor industri makanan, minuman, dan tembakau, sub sektor industri kimia, minyak bumi, batubara dan plastik, sub sektor industri logam dasar, sub sektor industri kayu dan sub sektor industri logam, mesin, dan perlengkapan.

Penelitian yang dilakukan ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi Yuli Mustikasari (2005), Surya Agus Setyawan (2005), dan Oktavianita BR Bangun (2008) dalam hal cakupan wilayah. Penelitian ini memfokuskan pada suatu wilayah atau regional yang lebih luas yaitu wilayah Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Input-Output dengan klasifikasi 10 sektor dan 17 sektor. Tabel Input-Output yang digunakan yaitu Tabel IO Indonesia tahun 2008 atas dasar harga produsen. Dengan metode penelitian ini akan lebih dapat menjelaskan kondisi terkini dari perekonomian Indonesia. Dan dalam penelitian ini memperlihatkan adanya investasi yang diberikan pada sektor industri pengolahan yang tidak dilakukan dalam penelitian sebelumnya.

2.1.9 Kerangka Pemikiran Operasional

Industri pengolahan merupakan sektor yang mempunyai kontribusi terbesar dalam memberikan sumbangan terhadap PDB. Keberadaan sektor industri pengolahan tentunya didukung oleh sektor lain sebagai pendukung, sehingga antara sektor industri pengolahan dengan sektor lain terdapat suatu hubungan keterkaitan. Apabila terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri pengolahan, hal ini akan berdampak juga pada peningkatan penyerapan tenaga kerja total pada sektor perekonomian. Namun kondisi pada saat ini kenyataannya penyerapan tenaga kerja pada industri pengolahan kurang mampu untuk menyerap tenaga kerja yang tinggi. Kontribusi sektor Industri Pengolahan terhadap PDB di Indonesia tidak sebanding dengan daya serap tenaga kerjanya. Oleh karena itu agar masalah tersebut dapat teratasi, maka sektor industri pengolahan harus diberikan dana investasi. Dengan diberikannya dana investasi pada sektor industri pengolahan diharapkan akan memberikan dampak

positif pada peningkatan penyerapan tenaga kerja total di seluruh sektor perekonomian Indonesia.

Pengolahan data analisis Input-Output dengan menggunakan bantuan software program I-O Analysis for Practitioners version 1.0.1 dan Microsoft

Excel 2007 serta menggunakan asumsi dan keterbatasan model Input-Output.

Untuk melihat peranan sektor industri pengolahan maka dilakukan analisis Input- Output yang terdiri dari analisis keterkaitan, analisis dampak penyebaran, dan analisis multiplier, kemudian untuk melihat dampak investasi, maka dilakukan simulasi investasi yang dimasukkan ke dalam tabel I-O. Sehingga akan didapatkan peranan sektor industri pengolahan dan dampak investasinya terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat disusun alur kerangka penelitian ini dalam Gambar 2.4 :

Permasalahan Ekonomi Indonesia - Penyerapan Tenaga Kerja

- Pengangguran

Pembangunan Sektor Industri Pengolahan

Pembangunan Ekonomi

Analisis Input Output

Analisis Struktur Permintaan Akhir Analisis Keterkaitan Analisis Multiplier

Dampak Investasi Sektor Industri Pengolahan

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan 17 sektor. Dasar pengagregasian tersebut adalah untuk melihat keterkaitan yang erat antar sektor dan subsektor tertentu.

Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik, dan selain Tabel Input- Output, digunakan juga data pendukung lainnya seperti studi kepustakaan dan literatur lain yang diperoleh dari perpustakaan IPB, media cetak, dan media internet. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software

program I-O Analysis for Practitioners version 1.0.1 dan Microsoft Excel 2007.

3.2. Metode Analisis Model Input-Output

Model I-O dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dalam perencanaan pembangunan sektoral. Dengan menggunakan analisis I-O dapat

diputuskan sektor-sektor mana saja yang dijadikan sebagai leading sektor dalam

pembangunan ekonomi. Suatu sektor yang terindikasi sebagai sektor pemimpin dianggap memiliki kemampuan daya sebar dan kepekaan yang sangat tinggi dalam suatu perekonomian, sehingga efek yang diberikannya bersifat berganda.

Dari tabel I-O yang sudah tersedia maka dapat diketahui peranan sektor industri pengolahan terhadap pembentukan output, nilai tambah bruto, dan permintaan akhir. Untuk mengetahui peranan sektor industri pengolahan sebagai sektor penyedia input maupun sektor pemakai input terhadap sektor lain serta mengetahui dampak yang ditimbulkan sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Indonesia dapat dikaji berdasarkan analisis keterkaitan dan multiplier.

3.2.1. Koefisien Input

Koefisien input yang disebut juga koefisien teknologi merupakan perbandingan antara banyaknya input antara yang berasal dari sektor i yang

untuk i dan j = 1, 2, 3, ….., n.

fisien input

us koefisen input diatas, maka dapat disusun matriks

+ ………. + + = (3.2) atau : … … (3.3) A X -1 F (3.4) dimana : I : Matriks identitas F : Permintaan akhir X : Jumlah output (I-A) )-1

: Matriks kebalikan Leontief

iks kebalikan dapat menganalisis beberapa hal, diataranya ialah

aupun ke belakang antar sektor. patan, dan tenaga kerja.

aan penyebaran.

(3.1)

dimana : = Koe

Sesuai dengan rum sebagai berikut : + ………. + + = + ………. + + = + = … X + F = X = (I-A) AX + F = X atau F = (I-A) X : Matriks Leontief (I-A Matr sebagai berikut :

1. Keterkaitan langsung ke depan m

2. Multiplier output, penda

eterkaitan berguna untuk melihat keterkaitan antar sektor. gsung ke depan, dan keterkaitan

. Keterkaitan Langsung ke Depan

ke depan menunjukan akibat suatu sektor tertentu

2. Keterkaitan Langsung ke Belakang

Keterkaitan langsung ke belakang menunjukan akibat dari suatu se tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut

an permintaan total.

dimana :

= Keterkaitan langsung ke belakang knis

epan menunjukan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output bagi sektor 3.2.2. Analisis Keterkaitan

Analisis k

Keterkaitan ini terdiri dari keterkaitan langsung ke depan, keterkaitan lan belakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke

langsung dan tidak langsung ke belakang.

1

Keterkaitan langsung

terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan total. Keterkaitan ini dapat dirumuskan :

(3.5)

dimana :

= Keterkaitan langsung ke depan = Unsur matriks koefisien teknis

ktor

secara langsung per unit kenaik

(3.6)

= Unsur-unsur koefisien te

3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke d

tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total.

imana :

tidak langsung ke depan sektor i. = Unsur matriks kebalikan Leontief terbuka.

g.

taan total.

imana :

= Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor i.

3.2.3. Analisis Dampak Penyebaran

Beberapa analisis keterkaitan (indeks keterkaitan) yang telah diuraikan di i landasan dalam emilih

bulkan oleh sektor tersebut dengan rata-rata dampak seluruh sektor. Analisis ini disebut dengan kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran.

(3.7)

i = Keterkaitan langsung dan

d

4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakan

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permin

(3.8)

d

= Unsur matriks kebalikan Leontief terbuka.

atas sebelumnya ternyata belum memadai untuk dipakai sebaga

p an sektor kunci. Indikator-indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan

antar sektor karena peranan permintaan akhir setiap sektor tidak sama, oleh karena itu indeks keterkaitan harus dinormalkan dengan cara membandingkan rata-rata dampak yang ditim

nsep ini berguna untuk megetahui distribusi manfaat dari

pengembangan su i

mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini juga sering diartikan sebagai

Dokumen terkait