• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Pendekatan pendapatan

2.2.3.2. Teori Investasi

Masalah investasi adalah suatu masalah yang langsung berkaitan dengan besarnya penghargaan akan pendapatan dari barang modal di masa depan. Pengharapan dimasa depan inilah yang menjadi faktor yang sangat penting untuk penentu besarnya investasi.

Menurut Suparmoko (2000:84) terdapat dua teori yaitu :

a. Teori Klasik

Teori klasik tentang investasi didasarkan atas teori produktivitas batas (Marginal produktivity) dari faktor produksi modal. Menurut teori ini besarnya modal yang akan diinvestasikan dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas batasnya dibandingkan dengan tingkat banyaknya. Sehingga investasi ini terus dilakukan bilamana produktivitas batas dari investasi itu masih lebih tinggi daripada tingkat bunga yang akan diterima bila seandainya modal itu dipinjamkan dan tidak diinvestasikan.

Dengan teori produktivitas batas, maka masalah investasi oleh para ahli ekonomi dipecahkan atas dasar prinsip maksimalisasi laba dari perusahaan-perusahaan dan industri. Sebab suatu perusahaan akan memaksimalkan labanya dalam suatu persaingan sempurna bila perusahaan itu menggunakan modalnya sampai pada jumla produksi marginal kapitalnya sama dengan harga kapital yaitu suku bunga. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Suatu investasi dijalankan apabila pendapatan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga. Pendapatan dari investasi merupakan jumlah pendapatan yang akan diterima setiap akhir tahun, selama barang modal digunakan dalam produksi.

2. Investasi dalam modal adalah menguntungkan bila biaya ditambah bunga lebih kecil dari pendapatannya yang diharapakan dari investasi.

b. Teori Keynes

Masalah investasi baik penentu jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal Ellicticity (MEI). Yaitu bahwa investasi akan dijalankan apabila MEI lebih tinggi dari tingkat suku bunga. Menurut gari MEI ini antara lain disebabkan oleh dua hal, yaitu : (Suparmoko 2000:84)

1. Bahwa semakin banyak investasi yang terlaksana dalam masyarakat, maka semakin rendah efisiensi marginal investasi itu, semakin banya investasi yang terlaksana dalam lapangan ekonomi maka semakin sengitlah pesaingan para investor sehingga MEI semakin menurun. 2. Semakin banyak investasi dilakukan, maka biaya dari barang modal

menjadi lebih tinggi.

Kriteria umum investasi adalah mengenai produktivitas untuk perkembangan lebih lanjut. Produktivitas dalam hal ini diartikan sebagai produksi sosial marginal yang lebih tinggi. Kriteria ini tergolong pada tiga hal, antara lain :

1. Investasi harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga memaksimalkan perbandingan antara output dan kapital.

2. Proyek-proyek yang dipilih harus memberikan perbandingan yang memaksimalkan penggunaan tenaga kerja terhadap investasi (Produktivitas tenaga kerja).

3. Investasi hendaknya mengurangi kesulitan-kesulitan neraca pembayaran internasional, sehingga memaksimalkan perbandingan antara ekspor dan investasi. (Suparmoko dan Irawan, 1992:76)

Investasi dilakukan dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang dan selain itu, terdapat beberapan faktor lain dalam menentukan tingkat investasi yang dilakukan dalam pereokonomian, yaitu :

1. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh 2. Tingkat suku bunga

3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi 4. Kemajuan teknologi

5. Tingkat pendapatan nasional

6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan. 2.2.3.3. Macam-Macam Investasi

Investasi menurut macamnya, dibagi menjadi delapan jenis yang dikelompokkan menjadi empat kelompok, sehingga masing-masing terdiri dari dua uraian. Yang perlu diperhatikan sebelum membahas hal ini adalah

lebih dari datu macam diantaranya macam-macam investasi di bawah ini, sebagai berikut :

a. Autononiuus Invesmen dan Induced Invesment

Autononiuus Invesment adalah investasi yang besar kecilnya tidak dapat dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan faktor-faktor di luar pendapatan. Faktor-faktor selain pendapatan mempengaruhi tingkat investasi seperti itu, misalnya tingkat teknologi. Kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha dan sebagainya. Sedangkan Induced Invesment atau investasi berimbas adalah investasi yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.

b. Publik Invesment dan Private Invesment

Publik Invesment atau penanaman modal yang dilakukan pemerintah. Jadi Publik Invesmennt ini diarahkan kepada melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak. Sedangkan Private Invesment adalah investasi yang dilaksanakan oleh swasta. Dalam Privare Invesment unsur-unsur seperti keuntungan yang akan diperoleh dimasa depan, penjualan, dan lain-lain yang memainkan peranan sangat penting dalam menentukan variabel investasi. Investasi swasta mempunyai sifat yang berbeda dengan investasi publik, yaitu lebih menekankan pada harapan untuk keuntungan yang besar dan angka penjualan yang tinggi dalam menentukan volume investasi (Rosyidi, 2003 : 172)

Gambar 1. Autononiuus Invesment Investasi (I)

I

Pendapatan (Y) Sumber : Rosyidi, 1993, Pengantar Teori Ekonomi, Duta Jasa, Surabaya ; hal 161

Jika mereka meramalkan bahwa hari depan usahanya menjadi cerah, maka mereka akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi kecerahan dengan melakukan investasi yang sejak dari sekarang sekalipun mungkin pendapatannya tidak mengalami peningkatan seperti yang ditunjukka pada gambar di atas. Pendapatan yang digambar pada sumbu di atas itu tidak berpengaruh terhadap investasi.

Gambar 2. Induced Invesment Investasi

I (Y)

0 Y2 Y1 Pendapatan

Sumber : Rosyidi, 1993, Pengantar Teori Ekonomi, Duta Jasa, Surabaya ; hal 162

Fungsi investasi adalah I (Y), dimana fungsi itu menyatakan tingginya tingkat investasi terimbas pada berbagai tingkat pendapatan. Fungsi investasi condong kekanan atas, untuk menyatakan bahwa antara tingkat investasi dengan tingkat pendapatan terdapat hubungan positif, sebagaimana hubungan yang ada antara konsumsi dan tabungan di satu pihak. Jika fungsi I (Y) dilukiskan sedemikian rupa sehingga memotong sumbu Y dari bawah, dimaksudkan untuk menyatakan bahwa terdapat investasi negatif pada suatu tingkat pendapatan yang rendah, yaitu tingkat pendapatan nol hingga nol (Y2). (Rosyidi 1993:162)

c. Domestic Invesment dan Foreign Invesment

Domestic Invesment adalah penanaman modal di dalam negeri, sedangkan Foreign Invesment adalah penanaman modal asing. Penanaman modal asing ini biasanya dilakukan oleh suatu negara yang kurang didalam faktor produksi modalnya, tetapi memiliki kelebihan pada faktor produksi lainnya yaitu faktor produksi alam dan faktor produksi tenaga manusia. Sehingga untuk menggali potensi kekayaan alamnya yang tentunya membutuhkan dana yang cukup besar maka negara tersebut mengundang masuknya investor asing ke dalam negaranya, disamping itu seringkali dilakukan untuk menghindari pajak yang terlalu besar disuatu negara atau untuk mendukung kegiatan bisnis disuatu negara yang sarana infrastrukturnya belum memadai. Alasan atau motif bagi suatu negara maupun perusahaan-perusahaan asing dalam melakukan penanaman modal asing dapat bermacam-macam. Hal itu tergantung pada tujuan dan kepentingan yang ingin dicapai oleh masing-masing negara maupun perusahaan tersebut.

Menurut Rahardian A. Hamdani (2003 : 18), penanaman modal asing dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment) Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment) disebut juga penanaman modal jangka panjang, berarti perusahaan dari negara penanam modal melakukan pengawasan

atas aktiva yang diinvestasikan di negara pengimpor modal. Penanaman modal langsung ini dapat dilakukan dengan mendirikan cabang perusahaan di negara pengimpor modal, pendirian perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara penanam modal, pendirian perusahaan di negara pengimpor modal yang semata-mata dibiayai oleh negara asal penanam modal, pendirian perusahaan di negara asal penanam modal untuk secara khusus beroperasi di negara lain, atau menyimpan aktiva tetap di negara lain oleh perusahaan nasional dari negara asal penanam modal.

Menurut Sukirno (2006) Investasi asing langsung adalah arus modal internasional yang disediakan oleh perusahaan dari suatu negara dengan mendirikan atau memperluas perusahaan di negara lain. Ciri yang menonjol dari penanaman modal asing langsung adalah melibatkan bukan hanya sumber daya tetapi pihak investor sendiri juga melakukan kontrol atau pengawasan terhadap dana-dana yang telah ditanamkannya. Penanaman modal ini bukan saja akan menyediakan dana modal dan mata uang asing yang diperlukan untuk penanaman modal ini, tetapi juga membawa bersama tenaga manajemen, keahlian keusahawan, keahlian teknik dan pengetahuan mengenai pasar dan pemasaran dari barang-barang yang mereka hasilkan, dalam jangka panjang penanaman modal langsung dapat melatih golongan pribumi

mendapat keahlian dalam bidang-bidang yang diusahakan oleh modal asing.

2. Penanaman Modal Asing Tidak Langsung (Foreign Indirect Investment).

Penanaman modal asing tidak langsung atau penanaman jangka pendek disebut juga investasi portofolio (portofolio investment), merupakan penanaman modal yang sebagian besar terdiri dari penguasaan atas saham yang dapat dipindahkan (yang dikeluarkan atau dijamin oleh negara pengimpor modal), terhadap saham atau surat oleh pemerintah atau warga negara di beberapa negara lain. Penguasaan saham tersebut tidaklah sama dengan hak untuk mengendalikan perusahaan. Para pemegang saham hanya memiliki hak atas deviden. Menurut Hamdani (2003), ada beberapa motif utama investor asing menanamkan modalnya adalah didorong oleh beberapa alasan, yaitu :

1. Melakukan diversifikasi portofolio diantara berbagai pasar dan lokasi

2. Untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi 3. Menghindari resiko politik (political risks) 4. Berspekulasi di pasar valuta asing.

5. Gross Invesment dan Net Invesment

Gross Invesment (investasi bruto) adalah seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu ketika. Jadi mungkin investasi bruto itu mencakup segala jenis investasi bauk yang automous maupun indiced. Baik yang private maupun publik, baik yang domestic maupun foreign. Sedangkan Net Invesment (investasi netto) adalah selisih antara investasi dengan penyusutan.(Rosyidi, 1994:165)

Dokumen terkait