• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PASAR MODAL DI INDONESIA

B. Pasar Saham Indonesia

4. Investor

Investor sering juga disebut pemodal adalah pihak yang menginvestasikan dana pada sekuritas. Investor dapat dibedakan ke dalam investor perorangan (individual investor) atau investor institusional (institutional Investor). Investor perorangan mewakili dirinya sendiri dan dari berbagai profesi seperti karyawan, pengusaha, ibu rumah tangga, dan sebagainya. Sedangkan contoh investor institusional adalah asuransi, reksa dana, dana pensiun, dan sebagainya. Investor biasanya juga dibedakan berdasarkan asal negaranya, yaitu investor Indonesia (domestik/lokal) atau investor asing. Di pasar modal Indonesia, hampir seluruh investor asing adalah investor institusional. Sedangkan investor domestik terdiri dari keduanya baik investor perseorangan maupun investor institusional. Namun dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, jumlah investor domestik adalah relatif masih kecil.29

29

Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi (Yogyakarta: Kanisius, 2010), h. 72.

Tabel 3.5

Nilai Kepemilikan Efek Menurut Jenis Investor per 30 November 2010

Sumber: Laporan Statistik BAPEPAM-LK

C. Mekanisme Perdagangan pada Bursa Efek

Sistem perdagangan saham menggunakan continuous auction system (sistem lelang berkelanjutan) yang didasarkan kepada order-driven market. Pihak yang boleh melakukan transaksi atau memasukkan order hanya Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi anggota kliring (AB kliring). Investor melakukan transaksi saham melalui perantara AB yang memiliki izin sebagai perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi.30

30 Irwan Abdalloh, “

Pengantar Investasi di Pasar Modal Indonesia,” Dalam handbook Sekolah Pasar Modal Syariah Tahun 2011-PT Bursa Efek Indonesia, h. 21.

66

Perdagangan di bursa efek dapat berbentuk penawaran perdana dan perdagangan sekunder. Penawaran perdana (Initial Public Offering, IPO) adalah penjualan sekuritas dari sebuah perusahaan publik untuk pertama kalinya kepada publik. Penawaran perdana ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:31

1. Penempatan secara langsung kepada beberapa investor (individu atau perorangan). Cara ini lazim disebut private placement. Cara ini dipakai jika perusahaan publik mampu menemukan investor pribadi bermodal besar yang mampu membeli saham yang ditawarkannya melalui penjualan perdana. 2. Penawaran kepada publik melalui jasa pihak penjamin emisi (underwriter).

Penawaran perdana sejenis ini lazin disebut Initial Public Offering, IPO. Penjamin emisi dapat melakukan perjanjian dalam bentuk full commitment, maka penjamin emisi harus membeli semua sisa saham yang tidak terjual. Akan tetapi, kalau dipakai syarat best effort, maka penjamin emisi hanya berkewajiban untuk menjalankan segala bentuk upaya yang terbaik yang memungkinkan saham yang ditawarkan dalam penawaran perdana terbeli seluruhnya oleh publik.

Setelah diperdagangkan di pasar perdana, sekuritas kemudian didaftarkan di bursa dan di perdagangkan di pasar sekunder. Di pasar perdana, proses perdagangannya hanya terjadi ketika emiten mengeluarkan emisi baru dan harga hanya ditentukan oleh subjektivitas penjamin emisi dan emiten. Pada pasar sekunder terjadi transaksi setiap saat pada hari perdagangan dan harga sangat

31

Murdifin Haming dan Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi: proyek dan bisnis (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 365.

ditentukan oleh mekanisme pasar.32

Mekanisme perdagangan efek syariah bersifat ekuitas diatur dalam fatwa DSN-MUI No. 80/DSN-MUI/II/2011 tentang Penerapan Prinsip-prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Dalam praktik perdagangan di bursa efek yang dengan sistem countinous auction, harga dapat naik dan dapat turun. Kalau dilihat dari berbagai peraturan dari Bapepam LK dan UU Pasar Modal, selalu disebut tujuannya untuk membentuk harga pasar yang wajar. Dalam terminologI fiqih, pembentukan harga yang wajar ini disebut Bai al-Musawamah. Harga dapat naik, dapat turun, tergantung dari supply-demand, kondisi fundamental perusahaan penerbit efek, dan banyak hal. Acuan hadis yang menjadi landasannya merupakan hadis riwayat Tirmidzi, dari Anas bin Malik, yaitu:33

32

Muhammad Nafik, Bursa Efek dan Investasi Syariah, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2009), 188.

33

68

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, bahwa Rasulullah s.a.w. menjual

sehelai hils (alas yang biasanya digelarkan di rumah) dan sebuah qadah (gelas).

Beliau menawarkan: “Siapakah yang mau membeli hils dan qadah ini?”

Seseorang berkata: “Saya siap membeli keduanya dengan harga 1 (satu) dirham,

“Nabi menawarkan lagi, hingga dua kali: “Man yazid „ala dirhamin (Siapakah yang mau menambahkan satu dirham?”Lalu seseorang menyerahkan dua dirham

kepada Rasulullah.” Beliau pun menjual kedua benda itu kepadanya. (H.R

Tirmidzi).

Adapun mekanisme perdagangannya adalah sebagai berikut: 1. Bursa efek boleh menetapkan aturan bahwa:

a) Perdagangan Efek hanya boleh dilakukan oleh Anggota Bursa Efek; b) Penjual dan Pembeli Efek yang bukan Anggota Bursa Efek dalam

melaksanakan Perdagangan Efek harus melalui Anggota Bursa Efek; 2. Akad antara penjual atau pembeli efek yang bukan Anggota Bursa Efek

dengan Anggota Bursa menggunakan akad ju‟alah;

3. Bursa Efek wajib membuat aturan yang melarang terjadinya dharar dan tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip syariah dalam Perdagangan Efek yang berdasarkan prinsip syariah di Bursa Efek;

4. Bursa Efek menyediakan system dan/atau sarana perdagangan Efek, termasuk namun tidak terbatas pada peraturan bursa dan system dalam rangka melakukan pengawasan perdagangan efek, antara lain untuk mendetekdi dan

mencegah kegiatan atau tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip syariah;

5. Bursa Efek dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum) Perdagangan Efek berdasarkan prinsip ijarah atas penyediaan system dan/atau sarana perdagangan kepada Anggota Bursa Efek;

6. LKP dapat melakukan novasi atas Perdagangan Efek yang dilakukan Anggota Bursa, berdasarkan prinsip hawalah bil ujrah;

7. LKP dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum) kliring dan penjaminan dari Anggota Bursa/Kliring atas jasa yang dilakukan;

8. Penyimpanan dan penyelesaian atas Perdagangan Efek dilakukan melalui LPP;

9. LPP dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum) penyimpanan dan penyelesaian dari Anggota Bursa Efek selaku Perusahaan Efek.

Pelaksanaan Perdagangan Efek harus dilakukan menurut prinsip kehati- hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi, manipulasi, dan tindakan lain yang di dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman, taghrir, ghissy, tanajusy/najsy, ikhtikar, bai‟ al-

ma‟dum, talaqqi al-ruqban, ghabn, dan tadlis. Tindakan-tindakan tersebut antara

lain meliputi:34

1. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Tadlis antara lain:

34

Fatwa DSN-MUI No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek, h. 14.

70

a) Front Running, yaitu tindakan Anggota Bursa yang melakukan transaksi

lebih dahulu atas suatu efek tertentu, atas dasar adanya informasi bahwa nasabahnya akan melakukan transaksi dalam volume besar atas efek tersebut yang diperkirakan mempengaruhi harga pasar. tujuan untuk

meraih keuntungan atau mengurangi kerugian.

b) Misleading information (informasi menyesatkan), yaitu membuat

pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek.

2. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Taghrir antara lain:

a) Wash Sale (Perdagangan semu yang tidak mengubah kepemilikan), yaitu

transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak menimbulkan perubahan kepemilikan dan/atau menjual manfaatnya

(beneficiary of ownership) atas transaksi saham tersebut. Tujuannya untuk membentuk harga naik, turun atau tetap dengan memberi kesan seolah-

olah harga terbentuk melalui transaksi yang berkesan wajar. Selain itu juga untuk memberi kesan bahwa efek tersebut aktif diperdagangkan.

b) Pre-Arrange Trade, yaitu transaksi yang terjadi melalui pemasangan order beli dan jual pada rentang waktu yang hamper bersamaan yang

terjadi karena adanya perjanjian pembeli dan penjual sebelumnya. Tujuannya untuk membentuk harga (naik, turun atau tetap) atau

kepentingan lainnya baik di dalam maupun diluar bursa.

3. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori najsy antara lain:

a) Pump and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu efek diawali oleh pergerakan harga uptrend, yang disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai level harga tertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi, melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Tujuannya adalah menciptakan kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh keuntungan.

b) Hype and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu efek yang diawali oleh pergerakan harga uptrend, yang disertai dengan adanya informasi positif yang tidak benar, dilebih-lebihkan, misleading, dan juga disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai level tertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi, melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Pola transaksi yang terjadi mirip dengan pola transaksi pump and dump. Tujuannya adalah menciptakan kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh keuntungan.

72

c) Creating fake Demand/Supply, yaitu adanya 1 (satu) atau lebih pihak tertentu melakukan pemasangan order beli/jual pada level harga terbaik, tetapi jika order beli/jual yang dipasang sudah mencapai best price maka order tersebut di-delete (baik dalam jumlahnya dan/atau diturunkan level harganya) secara berulang kali. Tujuannya untuk membeir kesan kepada pasar seolah-olah terdapat demand/supply yang tinggi sehingga pasar terpengaruh untuk membeli/menjual.

4. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Ikhtikar antara lain: a) Polling Interest, yaitu aktivitas atas suatu efek yang terkesan likuid, baik

disertai dengan pergerakan harga maupun tidak, pada suatu periode tertentu dan hanya diramaikan sekelompok Anggota Bursa tertentu (dalam pembelian maupun penjualan). Selain itu volume transaksi setiap harinya dalam periode tersebut salalu dalam jumlah yang hamper sama dan/atau dalam kurun periode tertentu aktivitas transaksinya tiba-tiba melonjak secara drastic. Tujuannya menciptakan kesempatan untuk dapat menjual atau mengumpulkan saham atau menjadikan aktivitas saham tertentu dapat dijadikan benchmark.

b) Cornering, yaitu pola transaksi ini pada saham dengan kepemilikan public yang sangat terbatas. Terdapat upaya dari pemegang saham mayoritas untuk menciptakan supply semu yang menyebabkan harga meningkat pada sesi sore hari yang menyebabkan pelaku short sell

mengalami gagal serah atau mengalami gagal serah atau mengalami kerugian karena harus melakukan pembelian di harga yang lebih mahal. 5. Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Ghisysy antara lain:

a) Marking At The Close, yaitu penempatan order jual atau beli yang dilakukan di akhir hari perdagangan yang bertujuan menciptakan harga penutupan sesuai dengan yang diinginkan, baik menyebabkan harga ditutup meningkat, menurun, ataupun tetap dibandingkan harga penetapan sebelumnya. Transaksi ini haram karena termasuk ghisy (menipu).

b) Alternate Trade, yaitu transaksi dari sekelompok Anggota Bursa tertentu dengan peran sebagai pembeli dan penjual secara bergantian serta dilakukan dengan volume yang berkesan wajar. Adapun harga yang diakibatkannya dapat tetap, naik atau turun. Tujuannya untuk member kesan bahwa suatu efek aktif diperdagangkan. Transaksi ini haram karena termasuk ghisy (menipu).

6. Tindakan yang termasuk dalam kategori Ghabn Fahisy, antara lain: Insider Trading, yaitu kegiatan illegal di lingkungan pasar financial untuk mencari keuntungan yang biasanya dilakukan dengan cara memanfaatkan informasi internal, misalnya renana-rencana atau keputusan-keputusan perusahaan yang belum dipublikasikan.

74

Selling (Bai‟ al-Maksyuf/jual kosong), yaitu suatu cara yang digunakan dalam

penjualan saham yang belum dimiliki dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali pada saat harga turun.

8. Tindakan yang termasuk dalam kategori riba, antara lain: Margin Trading, yaitu melakukan transaksi atas efek dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek. Transaksi ini haram karena mengandung riba.

D. Indeks Pasar Saham

Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar

saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar.35 Indeks diharapkan memiliki lima fungsi di pasar modal, yaitu:36

1. Sebagai indikator trend saham, 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan,

3. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, 4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif,

5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

35

Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi (Yogyakarta: Kanisius, 2010), h. 86.

36

Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta:Zikrul Hakim, 2008), 140.

Jenis indeks pasar saham di Indonesia adalah sebagai berikut:37

Dokumen terkait