• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV POSISI PEMBANGUNAN MANUSIA

4.2 IPM Kota Parepare

Manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan harus mampu meningkatkan kualitas hidupnya, untuk itu peran pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan sumber daya manusia secara fisik dan mental mengandung makna sebagai peningkatan kemampuan dasar penduduk. Kemampuan dasar penduduk tersebut diperlukan untuk memperbesar kesempatan berpartisipasi dalam proses pembangunan.

IPM merupakan suatu jawaban untuk menilai tingkat kinerja pembangunan manusia secara keseluruhan dari tingkat pencapaian pembangunan manusia. Indikator ini juga secara mudah dapat memberikan posisi kinerja pembangunan (output pembangunan) yang dicapai oleh suatu daerah. Makin tinggi nilai IPM suatu daerah, maka makin tinggi pula tingkat kinerja pembangunan yang dicapai wilayah tersebut.

Indeks Pembangunan Manusia Kota Parepare pada tahun 2012 sekitar 78,63 mengalami peningkatan menjadi 79,02 pada tahun 2013. Posisi IPM Kota Parepare pada tahun 2013 berada pada peringkat ke 2 (dua) dari 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan, sedangkan posisi pertama adalah Kota Makassar (80,17) dan posisi terakhir Kabupaten Jeneponto (66,22). Pada tahun 2013 IPM Kota Parepare sedikit mengalami peningkatan

dibanding tahun sebelumnya, dan masih lebih tinggi dari rata-rata IPM kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan (73,28). Hal ini diduga karena adanya kesadaran masyarakat Parepare akan pentingnya kesehatan yang tercermin pada meningkatnya angka harapan hidup, kesadaran akan pentingnya pendidikan yang tercermin pada meningkatnya angka melek huruf, dan daya beli masyarakat yang semakin tinggi.

Sedangkan secara nasional, IPM Kota Parepare menduduki peringkat kesembilan belas. Berdasarkan kriteria United Nations Development Programm (UNDP), nilai IPM kurang dari 51 digolongkan sedang, nilai IPM antara 51 sampai dengan 79 (51-79) digolongkan menengah dan nilai IPM di atas 79 (> 79) digolongkan tinggi. Sesuai dengan kriteria tersebut, IPM Kota Parepare tergolong IPM menengah, baik pada tahun 2012 maupun tahun 2013.

Perbandingan antar indikator (komponen IPM seperti yang diuraikan pada sub-bab sebelumnya) merupakan tinjauan parsial, artinya tingkat keberhasilan pembangunan baru diukur dari satu komponen saja. Akan tetapi dengan adanya indikator tunggal IPM merupakan suatu jawaban untuk menilai tingkat kinerja pembangunan manusia secara keseluruhan dari tingkat pencapaian pembangunan manusia. Indikator ini juga secara mudah dapat memberikan posisi kinerja pembangunan (output pembangunan) yang dicapai oleh suatu daerah. Makin tinggi nilai IPM suatu daerah, maka makin tinggi pula tingkat kinerja pembangunan yang dicapai wilayah tersebut.

Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai indeks paritas daya beli dan turunannya, dapat dilihat pada tabel yang ada di lampiran.

Gambar 1. Grafik IPM Kota Parepare dan Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2011– 2013

IPM Kota Parepare dan Sul-Sel

Tahun 2011-2013

72.7 72.14 73.28 78.19 78.63 79.02 68 70 72 74 76 78 80 2011 2012 2013 IPM

Sulawesi Selatan Kota Parepare

Tabel 4. Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Ajattapareng, Tahun 2012 - 2013

Kabupaten/ Kota

2012 2013*

IPM Peringkat se-Prov.

Sul-Sel IPM Peringkat se-Prov. Sul-Sel (1) (2) (3) (4) (5) Pinrang 74,39 7 74,87 7 Parepare 78,63 2 79,02 2 Sidrap 73,36 9 74,05 8 Enrekang 75,30 4 75,67 4 Barru 71,70 14 72,16 16 Sulawesi Selatan 72,14 18 73,29 19

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara

BAB V

KESEHATAN

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan status kesehatan penduduk, ketersediaan serta keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting. Ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas dalam pelayanan kesehatan penduduk menjadi suatu keharusan. Pada umumnya di daerah perkotaan tersedia rumah sakit dan juga puskesmas, sedangkan di daerah pedesaan umumnya hanya terdapat puskesmas (termasuk puskesmas pembantu atau puskesmas keliling). Fasilitas kesehatan yang dimaksudkan dalam bab ini adalah banyaknya rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu atau puskesmas keliling. Perbandingan ketersediaan fasilitas kesehatan dengan jumlah penduduk dirasakan masih belum optimal. Hidup sehat merupakan kebutuhan dasar manusia, dan setiap insan mempunyai hak untuk menikmati derajat kesehatan yang tinggi bagi kehidupannya. Agar dapat dicapai derajat kesehatan yang tinggi, penduduk juga harus mendapatkan hak-haknya atas kecukupan dalam memperoleh makanan, air minum, pakaian, pemukiman, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial.

Pemerintah mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan penduduk, karena kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan SDM. Disamping itu, setiap individu bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya, keluarganya dan lingkungannya. Kemajuan dalam pembangunan kesehatan akan mempunyai pengaruh terhadap pembangunan nasional dan sebaliknya pembangunan nasional

akan mempunyai dampak penting terhadap derajat kesehatan penduduk. Pada hakekatnya derajat kesehatan penduduk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku masyarakat, lingkungan hidup, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Oleh sebab itu, pembangunan kesehatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat guna mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi perlu dijalankan dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan dapat dilihat dari derajat kesehatan & gizi penduduk, meningkatnya pelayanan kesehatan, serta bertambah baiknya lingkungan kesehatan masyarakat.

5.1 ANGKA HARAPAN HIDUP

Salah satu indikator kesejahteraan rakyat di bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH). Angka Harapan Hidup Kota Parepare mengalami peningkatan dari 74,71 pada tahun 2012 menjadi 75,04 pada tahun 2013. 74.71 75.04 74.4 74.6 74.8 75 75.2 2012 2013

Jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup Sulawesi Selatan tahun 2012 dan tahun 2013, tampak bahwa Angka Harapan Hidup Kota Parepare masih lebih tinggi. Pada tahun 2012 Angka Harapan Hidup Sulawesi Selatan adalah sekitar 70,45 tahun sedangkan tahun 2013 sekitar 70,60 tahun. Besar kecilnya Angka Harapan Hidup dipengaruhi oleh banyak variabel baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, dapat seketika maupun dengan tenggang waktu (time lag) tertentu. Variabel yang diperkirakan sangat berpengaruh terhadap AHH/e0. adalah balita yang ditolong kelahirannya oleh tenaga medis. Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis di Kota Parepare pada tahun 2013 adalah sekitar 97,42 persen.

Tabel 5. Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan di Kota Parepare, Tahun 2013 (Persen)

Penolong Persalinan

Terakhir Pertama Terakhir

(1) (2) (3)

Dokter 30,85 31,27

Bidan 66,57 66,15

Tenaga Paramedis Lain - -

Dukun 0,85 0,85

Keluarga 0,73 0,73

Lainnya 1,00 1,00

Total 100,00 100,00

Dokumen terkait