• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak

Coleus amboinicus Lour. (torbangun) merupakan tanaman obat yang beraroma khas, berasa getir dan pahit. C. amboinicus Lour. mengandung flavonoid sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman C. amboinicus Lour. dengan aroma, rasa getir dan rasa pahit yang berkurang dan kadar total flavonoid yang meningkat akibat iradiasi sinar gamma. Pengujian organoleptik serta kadar total flavonoid pada sampel tanaman C. amboinicus Lour. generasi MV3 dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Pengujian organoleptik dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga Bogor oleh 10 panelis tak terlatih dan pengujian kadar total flavonoid di lakukan oleh tenaga ahli Loboratorium Pusat Studi Biofarmaka Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan aroma, rasa dan kadar total flavonoid tanaman akibat iradiasi sinar gamma. Aroma daun yang berkurang dihasilkan pada tanaman A35.11, rasa getir yang berkurang pada tanaman T15+15.1, rasa pahit yang berkurang pada A35.11 dan A45.5. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kadar total flavonoid pada C. amboinicus Lour. didapatkan kadar total flavonoid yang berkisar antara 0.09%-0.29%. Total flavonoid tertinggi diperlihatkan pada tanaman C. amboinicus Lour. A40.6 yaitu sebesar 0.29%, namun hasil ini masih sama dengan total flavonoid yang ada pada tanaman kontrolnya.

Kata kunci: Coleus amboinicus Lour., flavonoid, iradiasi, tanaman obat, uji organoleptik

Abstract

C. amboinicus Lour. (torbangun) is a medicinal plant that have a strong aroma, tart and bitter taste. C. amboinicus Lour. contains flavonoid that can be used as antioxidant. This research aimed to obtain a C. amboinicus Lour. plant with no strong aroma, tartness, bitterness and high total flavonoid content through gamma ray irradiation. Organoleptic testing were observed by 10 untrained panellists on sample of C. amboinicus Lour MV3 generations in Campus of IPB Bogor and then total flavonoid content tested by experts in Laboratorium Study Center of Biofarmaka Bogor. The result showed that gamma ray irradiation treatment was able to change aroma, tartness, bitterness and total flavonoid content on C. amboinicus Lour. compared to control (non irradiated plant). This research showed that plants with lower aroma and tartness than control were found on A35.11 and T.15+15. The plants with lower bitterness were found on A35.11 and A45.5. Gamma ray irradiation C. amboinicus Lour. had an

effect change in total flavonoid content, total flavonoid content ranging by 0.09- 0.29% which the highest is same the values obtained from non irradiatted plant (control), contained as many as 0.29%.

Key words: C. amboinicus Lour., flavonoid, irradiation, medicinal plant, organoleptic testing

Pendahuluan

Tanaman C. amboinicus Lour. atau torbangun merupakan tanaman yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tanaman obat. C. amboinicus Lour. memiliki kandungan metabolit sekunder berupa flavonoid yang aktivitasnya sebagai antioksidan (Khan et al. 2012). Antioksidan berperan penting dalam mencegah berbagai penyakit seperti gangguan pencernaan, batuk, pilek dan asma (Rout & Panda 2010). Berbagai penelitian telah menghasilkan produk olahan C. amboinicus Lour. agar mudah dan enak untuk dikonsumsi, di antaranya telah dilaporkan oleh Saragih (2014) dan Siburian et al. (2015) bahwa daun C. amboinicus Lour. dapat diolah menjadi bubuk teh sebagai minuman sehat. Selain itu juga telah dilaporkan oleh Doloksaribu et al. (2015) bahwa tanaman C. amboinicus Lour. dapat dijadikan tepung sebagai campuran makanan tambahan ibu menyusui. Walaupun demikian pemanfaatan C. amboinicus Lour. sebagai tanaman obat masih terbatas. Hal ini dikarenakan aroma mint yang kuat, rasanya yang getir dan pahit. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan salah satu upaya untuk merubah rasa getir dan pahit pada tanaman C. amboinicus Lour. melalui teknik mutasi iradiasi sinar gamma pada stek pucuk tanaman C. amboinicus Lour. Teknik mutasi induksi dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan yang dikehendaki. Melalui teknik mutasi juga diharapkan terjadi perubahan positif pada C. amboinicus Lour. yang mengarah kepada pengurangan rasa getir dan pahit serta peningkatan kadar total flavonoid.

Untuk mengetahui apakah terdapat perubahan pada tanaman C. amboinicus Lour. hasil iradiasi maka dilakukan pengujian organoleptik dan kadar total flavonoid. Uji organoleptik merupakan pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan rasa dari suatu bahan yang diuji. Pengujian organoleptik pada tanaman C. amboinicus Lour. hasil iradiasi sinar gamma dilakukan terhadap daun sedangkan pengujian kadar total flavonoid dilakukan terhadap ekstrak simplisia batang dan daun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan aroma, rasa dan kadar total flavonoid tanaman C. amboinicus Lour. akibat perlakuan iradiasi sinar gamma yang dibandingkan dengan tanaman kontrol.

Bahan dan Metode Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengujian organoleptik dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat. Analisis kandungan metabolit sekunder dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka (LPSB) IPB Jalan Taman Kencana N0. 3 Bogor, Jawa Barat. Pengujian organolapetik dan kadar total flavonoid dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2015.

Alat dan Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan untuk pengujian organoleptik meliputi 10 sampel daun C. amboinicus Lour. yang terdiri atas sampel daun tanaman kontrol, sampel daun hasil perlakuan iradiasi tunggal dosis 30, 35, 40 dan 45 gy serta sampel daun hasil perlakuan iradiasi terbagi dosis 15+15, 17.5+17.5, 20+20 dan 22.5+22.5 gy. Sampel daun yang diuji dipilih secara acak maupun berdasarkan perubahan penampilan tanaman akibat iradiasi sinar gamma pada generasi MV3. Selanjutnya bahan yang digunakan untuk pengujian kadar total flavonoid merupakan ekstrak simplisia tanaman C. amboinicus Lour. berdasarkan hasil uji organoleptik. Bahan dan alat lain yang digunakan yaitu air, alat tulis dan borang uji organoleptik (Lampiran 1).

Prosedur Percobaan

Langkah-langkah dalam melaksanakan uji organoleptik adalah sebagai berikut:

1. Masing-masing 1 sampel daun tanaman kontrol dan 8 sampel daun C. amboinicus Lour. hasil iradiasi sinar gamma (4 sampel dari dosis iradiasi tunggal dan 4 sampel berikutnya dari iradiasi terbagi) diberikan kepada 10 panelis tidak terlatih yang terdiri dari mahasiswi yang berasal dari berbagai daerah

2. Masing-masing daun C. amboinicus Lour. ditandai dengan kode S1 (kontrol), S2(A30 gy), S3 (A35 gy), S4 (A40 gy), S5 (A45 gy), S6 (T15+15 gy), S7 (T17.5+17.5 gy), S8 (T20+20 gy) dan S9 (T22.5+22.5 gy).

3. 10 panelis yang telah dipilih melakukan pengujian organoleptik terhadap aroma, rasa (getir dan pahit) serta tekstur daun C. amboinicus Lour. Selanjutnya panelis menuliskan respon penilaian pada borang yang telah disediakan. Setiap pergantian sampel, panelis minum air putih terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa yang tersisa di lidah.

4. Pengisian dilakukan dengan cara memberikan skor angka sesuai dengan ketentuan pada setiap kode pada borang begitupun juga untuk pengisian borang uji kesukaan panelis terhadap sampel daun yang telah dinilai (Lampiran 1).

Uji kadar total flavonoid dilakukan oleh tenaga ahli di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka (LPSB) IPB.

Hasil dan Pembahasan

Dokumen terkait