Dalam melaksanakan program dan kegiatan yang disusun dan direncanakan oleh satu organisasi atau SKPD, tingkatan hasil yang dicapai sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal organisasi. Sesuai dengan uraian tugas pokok dan fungsi Biro Bina Sosial, pada penyelenggaraannya ada hal –hal yang menjadi tantangan, permasalahan dan hambatan yang dapat ditarik sebagai isu penting dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi organisasi, baik dari internal organisasi maupun eksternal organisasi. Adapun isu – isu penting tersebut adalah :
1. Meningkatnya Pemahaman Agama dan Budaya
Pemahaman akan agama dan budaya dalam masyarakat yang dapat memberikan arahan dan bimbingan terhadap pelaksanaan proses pembangunan daerah merupakan kekuatan utama yang terdapat dalam masyarakat. Aspek ini perlu diberikan tekanan dan perhatian utama guna dijadikan dasar untuk menyusun strategi dan kebijakan pembangunan daerah yang baik dalam rangka mewujudkan Sumatera Barat sebagi provinsi terkemuka berbasis sumberdaya manusia yang agamais sebagaimana diharapkan masyarakat dalam jangka panjang.
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk mencapai target kinerja yang baik;
Disadari, bahwa untuk mencapai kinerja yang baik perlu didukung oleh personil yang mempunyai sumber daya yang tinggi, mengingat semakin hari tingkat kesulitan sebagai pelayan masyarakat sekaligus sebagai pelayan kepada pimpinan dalam penyediaan data dan informasi dan hal birokrasi lainnya semakin tinggi, untuk itu kiranya perlu merespon secara arif dan bijaksana dan memberi peluang kepada seluruh personil meningkatkan kualitas pribadinya dengan mengikut sertakan diklat-diklat teknis, fungsional maupun diklat-diklat struktural
3. Sinergi antar bagian pada pelaksanaan kegiatan dalam
mewujudkan data dan informasi yang akurat, informatif dan komunikatif serta menguatkan eksistensi Biro di eksternal organisasi.
Dalam rangka menyajikan data dan informasi yang akurat, informatif dan komunikatif seharusnya didukung oleh adanya unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berinteraksi, saling komunikasi, saling koordinasi. Hal ini juga terkait dengan adanya relevansi tupoksi dan singkronisasi kegiatan yang saling menunjang dalam menghasilkan output yang sama. Untuk itu perlu kiranya bagian-bagian meningkatkan hubungan yang saling bersinergi sehingga pelaksanaan kegiatan saling menunjang dan bukan saling menyalahkan, bahkan bukan saling berebut kegiatan. Dengan adanya sinergi antar bagian, output yang dihasilkan merupakan gambaran tertatanya perencanaan, terarahnya pelaksanaan dan terealisasinya kegiatan sesuai target yang dicanangkan.
Secara internal satu organisasi jika telah kuat didalamnya, sudah pasti kinerja dicapai akan maksimal, maka akan berdampak kepada lingkungan luar memandang dengan penuh kesalutan, sehingga timbul pengakuan yang berdampak eksisnya satu organisasi.
4. Reformasi job organisasi dalam rangka menempatkan
karakteristik personil sesuai dengan job yang familier.
Ada kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang mengerti secara teknis pekerjaan yang akan dilaksanakannya, namun ada juga terjadi sebaliknya, sehingga hal ini dapat mempengaruhi sistem yang berjalan,
output yang dihasillkan tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Menyadari hal ini perlu kiranya melakukan mutasi ataupun rotasi struktural secara menyeluruh untuk menempatkan personil pelaksana job sesuai dengan kemampuan akademis ataupun kemampuan penunjang yang dimilikinya
5. Pemerintah Daerah, SKPD, dan atau Sektoral serta Masyarakat saling bersinergi dalam pencapaian realisasi pembangunan.
Mengusung suatu program atau kegiatan berorientasi hasil, tidaklah semudah diucapkan walau hasil dari program/kegiatan tersebut nantinya benar-benar langsung berdampak kepada masyarakat itu sendiri. Kita menyadari kebutuhan hidup ini bukan hanya cukup sandang, cukup pangan, tapi ada banyak hal lain, seperti halnya setiap orang ingin diperlakukan dengan adil, baik dan dihargai, baik itu dari kalangan masyarakat bawah maupun kalangan atas, hanya masing-masingnya berbeda cara. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan setiap orang tidak terlepas dari bantuan orang lain, kita harus bekerjasama, saling tolong menolong dan saling menghargai, baik di masyarakat maupun pada tingkatan kelembagaan atau institusi.
Pada pelaksanaannya ternyata masih banyak kegiatan yang oleh SKPD pengelola kegiatan berjalan sendiri, koordinasi dan interaksi antara SKPD Provinsi dengan Kabupaten/Kota atau antara Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota tidak berjalan. Hal tersebut dapat mengakibatkan ragam permasalahan yang mungkin timbul.
Permasalahan yang timbul tersebut berujung kerugian terhadap masyarakat dan pemerintah, karena efesiensi dan efektifitas kegiatan baik dari segi pendanaan maupun dari sasaran kegiatan tidak optimal
Untuk itu perlu adanya koordinasi, komunikasi dan saling interaksi, sehingga pekerjaan yang akan dilaksanakan benar-benar berdampak kepada efektifitas, efisisensi, transparan dan saling bersinergi. Bersatunya semua unsur dalam melaksanakan pembangunan maka kemakmuran bukanlah hanya mimpi semata.
6. Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah sebagai instrumen pengendali dalam melaksanakan program/kegiatan.
Berkendaraan dijalan raya akan dapat terjadi kemacetan ketika kita parkir sembarangan atau juga ketika dipersimpangan lampu merah mati dan pak polisi tidak berada ditempat. Bisa kita bayangkan ketika kita benar-benar punya keperluan mendesak kemacetan lalulintas menimpa kita, maka dapat kita sadari bahwa rambu-rambu dan aturan lalulintas sangat perlu untuk dibuat dan dilaksanakan.
Tidak ada bedanya ketika menjalankan program/kegiatan pembangunan di daerah, juga dapat diibaratkan dengan pengendara yang memakai jalan raya harus ada rambu-rambu atau aturan yang berlaku. Seperti ketika melakukan pengadaan barang dan jasa, harus diketahui mana yang harus ditender dan mana yang harus penunjukan langsung atau mana wewenang provinsi dan mana yang wewenang kabupaten/kota, sehingga antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan SKPD-nya akan harmonis dalam melaksanakan program/ kegiatannya dan hasil yang dicapai sesuai tujuan dan sasaran. Untuk itu perlu adanya peraturan – peraturan yang mengendalikan pelaksanaan program/kegiatan di daerah lewat Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati. Peraturan dapat diadopsi atau diturunkan dari peraturan yang lebih tinggi.
BAB III