BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Birokrasi pemerintahan yang telah bergeser dengan beberapa upaya korektif, mengupayakan netralitas tumbuhnya demokrasi, tumbuhnya orientasi pada masyarakat dan tumbuhnya aspirasi dan kontrol masyarakat. Birokrasi telah bergeser dari paradigma sentralistik ke desentralistik, dari otoritarian ke egalitarian dan demokratis, dari kedaulatan negara ke kedaulatan rakyat, dari organisasi yang besar menjadi ramping tapi kaya fungsi, dari rowing (semua dikerjakan sendiri) menjadi stering (mengarahkan). Namun, upaya-upaya tersebut masih mencari bentuk yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan aktor-aktor (stakeholders) yang berperan dalam pengembangan organisasi. Pada dasarnya upaya tersebut diarahkan untuk mendapatkan dukungan administrasi Negara yang mapan mengenai kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi birokrasi dalam mewujudkan administrasi yang makin handal, profesional, efisiensi, efektif serta tanggap terhadap aspirasi rakyat dan dinamika perubahan lingkungan.
Keberhasilan kinerja suatu organisasi dalam pencapaian visi, misi dan tujuan diukur melalui berbagai indikator-indikator dalam proses perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan/evaluasi. Pengukuran kinerja tersebut merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan merupakan jembatan antara perencanaan strategi dan akuntabilitas. Dalam era otonomi daerah, aspek perencanaan memiliki peranan penting dalam membina serta mengembangkan otonomi daerah, karena melalui perencanaan, jauh sebelum terjadi perwujudan pembangunan, masyarakat lebih banyak mengerti tentang situasi daerahnya dan peranannya untuk berpartisipasi. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa perencanaan akan menjadi katalisator pembangunan daerah yang didukung oleh masyarakat setempat, masyarakat memahami tentang kebijakan pemerintah dan dapat memperhitungkan kemampuannya dalam mendukung pembangunan daerah atas dasar otonomi yang dimilikinya.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya pembangunan merupakan unsur perencanaan yang mempengaruhi kelancaran serta pencapaian target yang akan direncanakan. Sumber daya tersebut meliputi : Modal, SDM, Teknologi, Organisasi/kelembagaan
sedangkan perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.
Perencanaan pembangunan sebagai alat kebijaksanaan pemerintah akan tetap memegang peranan penting didalam proses pembangunan nasional maupun daerah. Dalam penyusunan perencanaan pembangunan dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan dan sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerja sama antar lembaga mana yang akan melakukan program-program pembangunan.
Dengan penelaahan perencanaan pembangunan tentunya ada tahapan-tahapan yang harus kita ikuti. Hal tersebut menunjukkan urutan-urutannya saja, sebab didalam kegiatan perencanaan pembangunan nanti diharapkan bisa terkontrol dan kegiatan pembangunannya bisa berjalan dengan lancar.
Rencana Kerja Pemerintah merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, yang memuat :
Kerangka ekonomi makro termasuk didalamnya arah kebijakan fiskal dan
moneter
Prioritas pembangunan
Rencana kerja dan pendanaannya pemerintah dan partisipasi masyarakat
Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang berpedoman pada RPJP Daerah.
Rencana Strategis Badan/Dinas/Instansi yang selanjutnya disebut Renstra adalah dokumen perencanaan Badan/Dinas/Instansi untuk periode 5 (lima) tahun yang berpedoman pada RPJMD.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
RKPD pedoman bagi penyusunan RAPBD
RKPD memuat program dan kegiatan bersifat : a. Terukur (measurable)
b. Dapat dilaksanakan (workable)
Rencana Kerja Badan/Dinas/Instansi yang selanjutnya disebut Renja adalah dokumen perencanaan Badan/Dinas/Instansi untuk untuk periode 1 (satu) tahun.
Kebijakan fiskal yang baik dan penerapan sistem perencanaan dan penganggaran dengan perspektif jangka menengah merupakan kunci bagi
kepastian pendanaan kegiatan pemerintah, dalam keadaan dimana dana yang tersedia sangat terbatas sedangkan kebutuhan begitu besar.
Perencanaan dan proses penyusunan anggaran merupakan rangkaian perencanaan berbasis Kinerja yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan. Tingkat keluaran kegiatan yang direncanakan dan biaya satuan keluaran menjadi dasar bagi alokasi anggaran dan prakiraan maju bagi program/kegiatan yang bersangkutan. Pada diagram dibawah ini dijelaskan alur perencanaan dan penganggaran tahunan daerah.
Sebagaimanadiaturdalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 1 angka 13, bahwa Rencana Kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 satu tahun . Selanjutnya dalam pasal 139 diatur bahwa Rancangan Renja SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota disusun :
a. Mengacu pada rancangan awal RKPD. b. Mengacu pada Renstra SKPD.
c. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya.
d. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
e. Berdasarkan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat. Berdasarkan surat edaran Gubernur Sumatera Barat Nomor 050/106/I/Set/Bappeda-2015 tanggal 5 Februari 2015 tentang Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2016, untuk menjaga dan melanjutkan kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana yang telah dilaksanakan sebagaimana dituangkan dalam 10 (sepuluh) Prioritas Pembangunan Daerah dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015 serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat, maka perlu dimabil langkah-langkah yang diperlukan oleh Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016. Idealnya dalam penyusunan Renja yang menjadi acuan penyusunan tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan adalah RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan RKPD. Namun empat dokumen perencanaan tersebut belum ada sehingga penyusunan Renja SKPD mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya. Pada bagan alur dibawah ini dijelaskan Tahapan Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Sinkronisasi Kebijakan Nasional Pembahasan Renja SKPD pada Forum SKPD Provinsi Pengesahan Renja-SKPD Provinsi oleh Gubernur Rancangan Renja SKPD Provinsi
· Pendahuluan, · evaluasi pelaksanaan Renja SKPD
Provinsi tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD Provinsi · Tujuan, sasaran dan program
kegiatan, · Indikator Kinerja dan kelompok
sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD Provinsi
Penyesuaian Rancangan Renja-SKPD Provinsi Penetapan Renja SKPD Provinsi oleh Kepala SKPD Renja SKPD Provinsi · Pendahuluan, · evaluasi pelaksanaan
Renja SKPD Provinsi tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD Provinsi · Tujuan, sasaran dan
program kegiatan, · Indikator Kinerja dan
kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD Provinsi · dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif · sumber dana yang
dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan · penutup Penyempurnaan Rancangan Renja-SKPD Provinsi Rancangan Renja SKPD Provinsi · Pendahuluan, · evaluasi pelaksanaan
Renja SKPD Provinsi tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD Provinsi · Tujuan, sasaran dan program
kegiatan, · Indikator Kinerja dan
kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD Provinsi · dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif · sumber dana yang
dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan · penutup
Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum SKPD Provinsi
Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum
SKPD Kabupaten/ Kota
Rancangan Renja-SKPD Provinsi
Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian
Rancangan Renja-SKPD Provinsi kepada Bappeda
Perumusan kegiatan prioritas Penelaahan usulan kegiatan masyarakat Telaahan Rancangan Awal RKPD Rancangan Awal RKPD Surat Edaran KDH (perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan renja-SKPD) · agenda penyusunan RKPD, · pelaksanaan forum SKPD, · musrenbang RKPD, · batas waktu penyampaian
rancangan renja-SKPD kepada Bappeda Persiapan penyusunan Renja-SKPD Pengolahan data dan informasi Isu-isu penting penyelennggaraan
tugas dan fungsi SKPD Analisis Gambaran pelayanan SKPD Mereview hasil evaluasi Renja-SKPD tahun lalu berdasarkan Renstra-SKPD Perumusan Tujuan dan sasaran Penyempurnaan Rancangan Renja-SKPD Provinsi Penyusunan Rancangan RKPD Pelaksanaan Musrenbang RKPD Perumusan Rancangan Akhir RKPD PerKDH ttg RKPD Provinsi PENYUSUNAN RKPD
Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Provinsi
KUA & PPAS YANG DISEPAKATI KDH DAN DPRD Verifikasi Rancangan Renja SKPD sesuai Ti dak sesuai
PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD PENETAPAN RENJA SKPD
Penyusunan KUA & PPAS
B. LANDASAN HUKUM
Dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) organisasi Pemerintah (Dinas/Badan/Intansi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat), ada beberapa landasan hukum yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan serta penganggaran, antara lain:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
2. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);
3. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
7. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
8. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat;
9. Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. 37 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat.
10. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 42 Tahun 2014 tentang Standar Biaya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
11. Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 50 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011-2015.
C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud
Maksud disusunnya Rencana Kerja Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai dokumen Perencanaan Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat untuk periode 1 (satu) tahun.
2. Tujuan
Tujuan disusunnya Rencana Kerja Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat adalah : Untuk menjabarkan Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, Program dan Kegiatan yang dilengkapi dengan sasaran kinerja dengan menggunakan pagu indikatif untuk anggaran yang sedang disusun dan prakiraan maju untuk tahun anggaran berikutnya.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 adalah:
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan D. Sistematika Penulisan
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BIRO BINA SOSIAL TAHUN LALU
A. Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2014 dan Capaian Renstra Biro Bina Sosial
B. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
C. Isu-Isu Penting Penyelenggara Tugas dan Fungsi Biro Bina Sosial
BAB III. TUJUAN, SASARAN PROGRAM KEGIATAN
A. Telahaan Terhadap Kebijakan Nasional B. Tujuan dan Sasaran Renja Biro Bina Sosial C. Program dan Kegiatan
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BIRO BINA SOSIAL TAHUN LALU
A. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014 DAN CAPAIAN
RENSTRA BIRO BINA SOSIAL
Tahun 2014 Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat berdasarkan belanja langsung pokok telah dialokasikan 7 kegiatan pada Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, 5 kegiatan pada program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, 3 kegiatan pada Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dan 2 kegiatan pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Sedangkan untuk belanja langsung urusan pada tahun 2014 telah dialokasikan 1 kegiatan pada Program Peningkatan Pelayanan Publik, 7 kegiatan pada Program Peningkatan Koordinasi dan Fasilitasi Pendidikan, 7 kegiatan pada Program Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial, 1 kegiatan pada Program Pengelolaan dan Penanganan Dampak Bencana Alam, 1 kegiatan pada Program Koordinasi Perbaikan Gizi Masyarakat, 6 kegiatan pada Program Pengembangan Nilai-nilai Budaya, 5 kegiatan pada Program Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat Adat, 1 kegiatan pada Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama, 9 kegiatan pada Program Peningkatan, Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai-nilai Agama, 4 kegiatan pada Program Peningkatan Pendidikan Agama dan Keagamaan, 4 kegiatan pada Program Pengembangan Lembaga-lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pendidikan Keagamaan, 1 kegiatan pada Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, serta 1 kegiatan pada Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga.
Berdasarkan pelaksanaan program/kegiatan tahun 2014 tersebut, pencapaian realisasi program/kegiatan belanja langsung urusan Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
Capaian Program : Terselenggaranya administrasi perkantoran (80%)
meliputi :
a. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat.
Input : Dana (Rp. 53.635.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 51.685.000,- (96,36%).
Output : Terpenuhinya kebutuhan jasa surat menyurat
sebanyak 2000 surat dengan realisasi 100%.
Outcomes : Lancarnya pelayanan surat menyurat Biro Bina Sosial
(100%).
b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik.
Input : Dana (Rp. 3.836.100,-) terealisasi fisik 0% dan
Keuangan Rp. 0,- (0%).
Output : Terbayarnya rekening telepon biro selama 12 bulan
dengan realisasi 0%.
Outcomes : Meningkatnya kelancaran pemenuhan kebutuhan akan
jasa komunikasi dan listrik (100%).
c. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor.
Input : Dana (Rp. 53.032.800,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 52.895.100,- (99,74%).
Output : Terpenuhinya kebutuhan Alat Tulis Kantor selama 12
bulan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Lancarnya pelaksanaan tugas sehari-hari biro (100%). d. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan.
Input : Dana (Rp. 58.900.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Output : Terpenuhinya kebutuhan barang cetakan dan penggandaan Biro Bina Sosial selama 12 bulan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Lancarnya pelaksanaan tugas sehari-hari (100%). e. Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Input : Dana (Rp. 11.400.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 11.320.000,- (99,30%).
Output : Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor (2
unit mesin tik dan 1 unit mesin penghancur kertas) dengan realisasi 100%.
Outcomes : Lancarnya pelaksanaan tugas sehari-hari (100%). f. Kegiatan Penyediaan Makan dan Minum
Input : Dana (Rp. 26.500.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 13.010.000,- (49,09%).
Output : Tersedianya makanan dan minuman serta snack rapat
biro selama 12 bulan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Tercapainya peningkatan kinerja staf dan
terpenuhinya beberapa kali pertemuan antara pimpinan dan staf (100%).
g. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah.
Input : Dana (Rp. 142.503.500,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 141.492.300,- (99,29%).
Output : Terpenuhinya penyelenggaraan koordinasi melalui
rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan luar daerah sebanyak 32 kali koordinasi/konsultasi dinas dalam daerah 8 kali koordinasi/konsultasi dinas luar daerah dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya koordinasi dengan instansi dalam
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
Capaian Program : Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur (80%)
meliputi :
a. Kegiatan Pengadaan Meubelier.
Input : Dana (Rp. 38.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 37.850.000,- (99,61%).
Output : Tersedianya perlengkapan Mobiler Kantor (5 Unit
Almari dan 10 Unit Kursi Susun) dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas
perkantoran serta lancarnya pelayanan kepada masyarakat (100%).
b. Kegiatan Pengadaan Komputer dan Jaringan Komputerisasi.
Input : Dana (Rp. 111.600.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 110.250.000,- (98,79%).
Output : Tersedianya Kebutuhan Komputer PC dan Laptop (4
unit Komputer, 4 unit Printer) dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas
perkantoran dan lancarnya pelayanan kepada masyarakat (100%).
c. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas
Operasinal.
Input : Dana (Rp. 19.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 17.491.500,- (92,06%).
Output : Terawatnya mobil dinas operasional sebanyak 1 unit
selama 12 bulan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Berfungsinya kendaraan dinas operasional (100%).
d. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan
Perlengkapan Kantor.
Input : Dana (Rp. 14.250.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Output : Tersedianya biaya jasa service dan penggantian suku cadang AC, PC dan Mesin Tik dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas
sehari-hari pada Biro Bina Sosial (100%).
e. Kegiatan Pengelolaan, Pengawasan dan Pengendalian Aset SKPD.
Input : Dana (Rp. 23.340.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 22.570.000,- (96,70%).
Output : Terbayarnya honorarium Pejabat Pengadaan Barang
dan Jasa, honorarium penyimpan, pengurus dan operator barang/aset selama 12 bulan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Lancarnya pelaksanaan tugas sehari-hari (100%).
3. Progam Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
Capaian Program : Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Biro Bina Sosial (80%) meliputi :
a. Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan.
Input : Dana (Rp. 40.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 18.845.000,- (47,11%).
Output : Terpenuhinya pengiriman PNS pada kegiatan
Bimbingan Teknis, Sosialisasi dan Pelatihan di dalam dan luar daerah dengan 7 orang PNS peserta Bimtek dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya SDM Aparatur/PNS Biro Bina Sosial
(100%).
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan.
Capaian Program : Meningkatnya pengembangan penyusunan laporan
a. Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD.
Input : Dana (Rp. 12.662.500,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 12.407.000,- (97,98%).
Output : Terselesaikannya Lakip, Renstra, Pelaporan Keuangan
selama 12 Bulan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya tertib administrasi pelaporan
pertanggungjawaban Biro Bina Sosial (100%).
b. Kegiatan Penatausahaan Keuangan SKPD.
Input : Dana (Rp. 90.480.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 87.022.000,- (96,18%).
Output : Terpenuhinya honorarium KPA, PPTK, Bendahara
Pengeluaran, Operator SIPKD selama 12 bulan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya tertib administrasi keuangan Biro Bina
Sosial (100%).
5. Program Peningkatan Pelayanan Publik.
Capaian Program : Terselenggaranya lanjutan kegiatan pembangunan
Masjid Raya Sumatera Barat (80%) meliputi :
a. Kegiatan Dukungan Terhadap Pembangunan Mesjid Raya Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 18.564.973.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 17.512.886.750,- (94,33%).
Output : Terselesaikannya pembangunan fisik Masjid Raya
Sumatera Barat tahap Kelima (V) yaitu pekerjaan ada lantai II Masjid Raya dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya partisipasi masyarakat untuk
membantu pembangunan Masjid Raya (100%).
Capaian Program : Meningkatnya koordinasi dan fasilitasi pendidikan
(80%) meliputi :
a. Kegiatan Koordinasi dan Pembinaan Pendidikan Rohani Bernuansa Surau.
Input : Dana (Rp. 95.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 93.309.310,- (98,22%).
Output : Terlaksananya pembinaan pendidikan budi pekerti
siswa dengan 80 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Tercapainya peningkatan kualitas pendidikan
bernuansa surau (100%).
b. Kegiatan Peningkatan, Pemantapan dan Pemahaman Penerapan ABS-SBK Bagi Guru SMA/SMK.
Input : Dana (Rp. 113.334.050,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 112.457.500,- (99,23%).
Output : Terlaksananya koordinasi dan pembinaan dalam
pemantapan ABS-SBK pada guru SMA/SMK dengan 80 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya pemantapan dan penerapan ABS-SBK
pada dunia pendidikan (100%).
c. Kegiatan Koordinasi, Pembinaan dan Bimbingan Guru BK Dalam Membentengi Siswa Terhadap Pengaruh Narkoba.
Input : Dana (Rp. 113.118.873,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 106.576.675,- (94,22%).
Output : Terlaksananya koordinasi dan pembinaan dan
bimbingan kepada guru BK dalam membentengi narkoba dengan 75 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Terbetenginya siswa dari pengaruh narkoba (100%).
d. Kegiatan Koordinasi, Pengembangan kebijakan tentang
Input : Dana (Rp. 116.304.700,-) terealisasi fisik 100% dan Keuangan Rp. 113.722.083,- (97,78%).
Output : Terlaksananya koordinasi dan pembinaan program
pengajaran pencegahan kenakalan remaja dengan 70 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya usaha pencegahan kenakalan remaja di
kalangan pengajar (100%).
7. Program Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial.
Capaian Program : Pemberian penghargaan kepada peserta Lomba
Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Provinsi dan Nasional pada semua jenjang pendidikan (80%) meliputi :
a. Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Input : Dana (Rp. 282.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 281.520.125,- (99,83%).
Output : Pemberian penghargaan kepada peserta Lomba
Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Provinsi dan Nasional pada semua jenjang pendidikan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya partiSIPASI Sekolah di bidang Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) (100%).
b. Kegiatan Safari Anti Narkoba Bagi Siswa/I SLTP SLTA, SMK se Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 100.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 98.525.925,- (98,53%).
Output : Terpeliharanya dan terbinanya generasi muda
khususnya siswa/i SLTP, SMU dan SMK melalui advokasi dan penyuluhan tentang dampak penyalahgunaan Narkoba dengan 70 orang peserta dan 3 kali kegiatan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Terlaksananya advokasi dan meningkatnya pengetahuan tentang dampak penyalahgunaan Narkoba bagi siswa SLTP, SMU dan SMK sebanyak 210 orang di Sumatera Barat (100%).
c. Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan Lintas Sektor Kabupten/Kota se Sumatera Barat Tahun 2014.
Input : Dana (Rp. 95.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 88.718.100,- (93,39%).
Output : Terpeliharanya dan terbinanya koordinasi pencegahan
dan penanggulangan kejadian luar biasa dengan pejabat Lintas Sektor Kab/Kota dengan 72 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Terlaksananya koordinasi melalui pelaksanaan Rapat
Koordinasi (100%).
d. Kegiatan Koordinasi Penanggulangan Penggunaan Obat-obat dan Zat Terlarang.
Input : Dana (Rp. 171.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 151.096.560,- (88,36%).
Output : Terpeliharanya terbinanya masyarakat melalui
pelaksanaan peringatan Hari Anti Narkoba Internasional dengan realisasi 100%.
Outcomes : Terlaksananya upaya pencegahan pemberantasan,
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui peringatan Hari Anti Narkoba Internasional Tahun 2014 (100%).
e. Kegiatan Koordinasi Penanggulangan HIV dan AIDS.
Input : Dana (Rp. 166.250.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 152.229.550,- (91,57%).
Output : Terpeliharanya terbinanya koordinasi pelaksanaan
Rapat Koordinasi dan peringatan AIDS se Dunia dengan 75orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Terlaksananya koordinasi pelaksanaan Rapat Koordinasi serta peringatan hari AIDS se Dunia (100%).
f. Kegiatan Koordinasi, Pembinaan dan Evaluasi Program-program Pemerintah di Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Input : Dana (Rp. 123.500.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 100.635.000,- (81,49%).
Output : Terkoordinirnya dan terevaluasinya pelaksanaan
program pemerintah di Bidang Kesra dengan 80 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Optimalisasi pelaksanaan program-program Bidang
Kesra (100%).
8. Program Pengelolaan dan Penanganan Dampak Bencana Alam
Capaian Program : Meningkatnya Fasilitasi dan Koordinasi tentang
Pengelolaan dan Penanganan Dampak Bencana Alam (80%) meliputi:
a. Kegiatan Koordinasi, Pembinaan dan Evaluasi Program-program Rehabilitasi Sosial Pasca Bencana.
Input : Dana (Rp. 45.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 37.990.100,- (84,42%).
Output : Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi masyarakat yang
terkena bencana berupa konseling traumatik dengan realisasi 100%.
Outcomes : Terwujudnya normalisasi psikologi bagi korban pada
wilayah bencana (100%).
9. Program Koordinasi Perbaikan Gizi Masyarakat
Capaian Program : Meningkatnya pembinaan dan koordinasi
penanggulangan GAKY dan perbaikan gizi masyarakat (80%) meliputi:
a. Kegiatan Pembinaan dan Koordinasi Penanggulangan GAKY dan Gizi Mayarakat.
Input : Dana (Rp. 84.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan Keuangan Rp. 80.933.820,- (96,35%).
Output : Terbinanya pejabat lintas sector Kab/Kota dengan 72
orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Terkoordinirnya penangulangan GAKY dan gizi
masyarakat serta berperannya lintas sektor dalam penanggulangan dan meningkatnya Gizi Masyarakat (100%).
10. Program Pengembangan Nilai-nilai Budaya
Capaian Program : Meningkatnya koordinasi dan fasilitasi
pengembangan nilai-nilai budaya di Sumatera Barat (80%) meliputi:
a. Kegiatan Koordinasi dan Pembinaan Kreatifitas Seni dan Budaya Siswa Tingkat SMA se Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 128.500.00,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 123.392.800,- (96,21%).
Output : Terselenggaranya sosialisasi pembinaan seni dan
budaya Minangkabau bagi siswa SMA di Sumatera Barat dengan peserta 75 orang siswa SMA Kab/Kota dengan realisasi 100%.
Outcomes : Termotivasinya kreativitas siswa dalam
pengembangan seni budaya di Kabupaten/Kota se Sumatera Barat (100%).
b. Kegiatan Pelestarian dan Pengembangan Nilai-nilai Adat Budaya Bagi Generasi Muda.
Input : Dana (Rp. 128.250.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 126.436.300,- (98,59%).
Output : Terselenggaranya sosialisasi pelestarian nilai-nilai adat
budaya pada generasi muda dengan 75 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya motivasi generasi muda untuk melestarikan dan mengembangan nilai-nilai budaya pada masyarakat dan generasi muda (100%).
c. Kegiatan Semangat Bela Negara Bagi Generasi Muda.
Input : Dana (Rp. 106.637.500,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 98.773.450,- (92,63%).
Output : Terselenggaranya seminar dan lokakarya dalam
rangka pelestarian nilai sejarah melalui pembangunan bela negara dengan 40 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya pengetahuan masyarakat Sumatera
Barat tentang nilai-nilai sejarah bangsa (100%).
d. Kegiatan Penyuluhan dan Sosialisasi Adat Minangkabau.
Input : Dana (Rp. 128.250.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 126.211.700,- (98,41%).
Output : Terselenggaranya pembinaan dan penyuluan tentang
pelestarian adat dan budaya di Kab/Kota se Sumatera Barat dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya pembinaan dan penyuluhan dalam
penyelenggaraan kegiatan adat dan budaya/KAN (100%).
e. Kegiatan Sosialisasi dan Pengamalan ABS-SBK Tambo Alam Minangkabau.
Input : Dana (Rp. 85.500.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 84.317.600,- (98,62%).
Output : Terselenggaranya sosialisasi dan siaran tentang
ABS-SBK untuk masyarakat melalui Media Elektronik sebanyak 7 kali siaran dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman
f. Kegiatan Pembekalan ABS-SBK Untuk Para guru BAM Tingkat SLTA.
Input : Dana (Rp. 100.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 98.387.700,- (98,39%).
Output : Terselenggaranya pembekalan ABS-SBK untuk Guru
BAM SLTP di Sumatera Barat dengan peserta 80 Guru BAM dari Kab/Kota dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya pembekalan Guru BAM dalam
pemahaman ABS-SBK se Sumbar (100%).
11. Program Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat Adat.
Capaian Program : Meningkatnya Koordinasi dan Fasilitasi
Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat Adat di Sumatera Barat (80%) meliputi:
a. Kegiatan Safari Adat dan Budaya Masyarakat Minangkabau se Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 85.500.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 82.745.000,- (96,78%).
Output : Terlaksananya Diskusi dan Dialog antar Pemerintah
Daerah dengan Masyarakat Adat di Kabupaten/Kota se Sumatera Barat dengan 120 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya pemahaman adat dan budaya
Minangkabau dalam bentuk Pertemuan di Kabupaten/Kota (100%).
b. Kegiatan Pembekalan ABS-SBK Untuk Bundo Kanduang se Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 128.500.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 123.566.200,- (96,35%).
Output : Terselenggaranya pembekalan ABS-SBK untuk
pengurus Bundo Kanduang Kabupaten/Kota se Sumatera Barat dengan 80 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya pembekalan Bundo Kanduang dalam
pemahaman ABS-SBK se Sumatera Barat (100%).
c. Kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan KAN Terbaik se Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 166.725.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 158.832.700,- (95,27%).
Output : Terselenggaranya pembinaan dan pemilihan 6 KAN
terbaik se Sumatera Barat dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya kinerja Pengurus KAN di Provinsi
Sumatera Barat (100%).
12. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama.
Capaian Program : Meningkatnya fasilitasi dan pelayanan kehidupan
beragama di Sumatera Barat (80%) meliputi:
a. Kegiatan Koordinasi Pelayanan Terhadap Pemberangkatan dan Pemulangan Haji di Padang.
Input : Dana (Rp. 2.125.858.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 1.907.340.910,- (89,72%).
Output : Terselenggaranya koordinasi dalam rangka pelayanan
Embarkasi Haji di Padang dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya kualitas pelayanan Haji di Embarkasi
Haji Padang (100%).
13. Program Peningkatan, Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai-nilai Agama.
Capaian Program : Meningkatnya pemahaman, penghayatan dan
pengembangan nilai keagamaan di Sumatera Barat (80%) meliputi:
a. Kegiatan Fasilitasi dan Penilaian Didikan Subuh Tergiat se Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 260.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Output : Terbinanya 19 lembaga Didikan Subuh di Kabupaten/Kota serta pemberian penghargaan kepada lembaga Didikan Subuh terbaik dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya prestasi binaan lembaga Didikan Subuh
se Sumatera Barat (100%).
b. Kegiatan Pencerahan Agama dan Silaturrahmi Bulan Ramadhan.
Input : Dana (Rp. 1.243.998.200,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 1.045.271.420,- (84,03%).
Output : Terselenggaranya kunjungan Tim Ramadhan ke 133
Mesjid yang ada di 19 Kabupaten/Kota se Sumatera Barat dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya hubungan silaturahmi Pemerintah
Sumatera Barat dengan Pemerintah Daerah Kab/Kota dan masyarakat (100%).
c. Kegiatan Wirid/Ceramah Agama Mingguan PNS di Lingkungan Kantor Gubernur.
Input : Dana (Rp. 190.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 127.230.000,- (66,96%).
Output : Terselenggaranya wirid pengajian selama 48 minggu di
lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya ke Imanan dan ke Taqwaan PNS di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (100%).
d. Kegiatan Pelaksanaan Peringatan Hari Besar Keagamaan di Lingkungan Kantor Gubernur.
Input : Dana (Rp. 39.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 25.850.000,- (66,28%).
Output : Terselenggaranya acara peringatan hari besar Islam di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebanyak 5 kali kegiatan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya pemahaman PNS terhadap makna
hari-hari besar Islam (100%).
e. Kegiatan Pengiriman Kontingen Mengikuti Event Keagamaan Non Islam Tingkat Nasional.
Input : Dana (Rp. 152.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 146.679.369,- (96,50%).
Output : Pengiriman kontingen mengikuti event keagamaan
Non Islam tingkat Nasional Tahun 2014 dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya kualitas kerukunan umat beragama
(100%).
f. Kegiatan Pelatihan Qori/ah, Mufasir/ah dan Hafiz/ah Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 280.006.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp247.797.025,- (88,50%).
Output : Terselenggaranya pelatihan terhadap 62 orang Kafilah
potensial Sumatera Barat realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya prestasi calon-calon Kafilah pada
event-event tingkat Nasional (100%).
g. Kegiatan Pengiriman Kafilah Sumatera Barat Dalam Rangka MTQ Nasional.
Input : Dana (Rp. 3.411.423.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 3.195.310.825,- (93,67%).
Output : Terselenggaranya persiapan dan pengiriman Kafilah
Sumatera Barat ke Ajang MTQ Nasional di Provinsi Kepulauan Riau dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya prestasi Sumatera Barat pada Ajang
MTQ Nasional di Provinsi Kepulauan Riau (100%).
h. Kegiatan Pelatihan Guru TPA/TPSA/MDA se Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 367.565.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Output : Terselenggaranya pelatihan terhadap Guru TPA/TPSA/MDA se Sumatera Barat dengan 150 orang peserta untuk 2 angkatan dan 25 orang peserta di Mentawai dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya motivasi guru TPA/TPSA/MDA untuk
membina prestasi didik di daerah (100%).
i. Kegiatan Musabaqah Qiratil Khutub (MQK) Tingkat Nasional.
Input : Dana (Rp. 500.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 304.257.025,- (60,85%).
Output : Terselenggaranya persiapan dan pengiriman 47 orang
Khafilah Sumatera Barat ke Ajang MQK Nasional di Provinsi Jambi dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya prestasi Sumatera Barat pada Ajang
MQK Nasional di Provinsi Jambi(100%).
14. Program Peningkatan Pendidikan Agama dan Keagamaan.
Capaian Program : Meningkatnya failitasi pendidikan agama dan
keagamaan (80%) meliputi:
a. Kegiatan Pembekalan AB-SBK Kepada Da’i/Mubaligh.
Input : Dana (Rp. 150.004.741,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 127.680.800,- (85,12%).
Output : Terselenggaranya pelatihan ABS-SBK terhadap Da’i se
Sumatera Barat dengan 54 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya jumlah Da’i yang berkualitas (100%).
b. Kegiatan Fasilitasi Pembinaan Pondok Al-Qur’an se Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 203.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 179.333.970,- (88,34%).
Output : Terbinanya tenaga pengajar pada pondok Al-Qur’an di
Outcomes : Meningkatnya prestasi binaan pondok Al-Qur’an se
Sumatera Barat (100%).
c. Kegiatan Koordinasi dan Monitoring Kegiatan Imam Mesjid.
Input : Dana (Rp. 317.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 303.367.475,- (95,70%).
Output : Terselenggaranya pelatihan terhadap Imam Mesjid se
Sumatera Barat dengan 130 orang peserta 2 angkatan dan 25 orang peserta di Mentawai dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya motivasi Imam Mesjid untuk membina
umat Islam di Daerah (100%).
15. Program Pengembangan Lembaga-lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pendidikan Keagamaan.
Capaian Program : Meningkatnya koordinasi dan fasilitasi
pengembangan lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan di Sumatera Barat (80%) meliputi:
a. Kegiatan Kunjungan dan Silaturahmi Antar Umat Beragama di Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp170.258.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 165.327.375,- (97,10%).
Output : Terselenggaranya komunikasi antar umat beragama
melalui kunjungan ke kab/kota dan luar provinsi dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya kualitas kerukunan umat beragama di
Sumatera Barat (100%).
b. Kegiatan Pelatihan dan Pengelolaan Barang/Uang Pengurus Rumah Ibadah dan Organisasi.
Input : Dana (Rp. 142.500.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Output : Terselenggaranya pelatihan terhadap pengelola barang/uang pada rumah ibadah dan organisasi keagamaan se Sumatera Barat dengan 60 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya kualitas pengelola barang/uang pada
rumah ibadah-ibadah dan organisasi keagamaan se Sumatera Barat (100%).
c. Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Bidang Keagamaan di Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 95.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 89.116.050,- (93,81%).
Output : Terwujudnya sinergitas program kegiatan bidang
keagamaan dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya akselerasi pembangunan bidang
keagamaan di Sumatera Barat (100%).
d. Kegiatan Verifikasi Monev Pengelolaan Bantuan Hibah Bantuan Sosial.
Input : Dana (Rp. 725.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 487.815.187,- (67,28%).
Output : Terlaksananya verifikasi data dan validasi data
penerima bantuan hibah dan bantuan sosial dengan realisasi 100%.
Outcomes : Meningkatnya akurasi pemberian bantuan kepada
masyarakat yang memang membutuhkan bantuan sosial maupun hibah (100%).
16. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan.
Capaian Program : Meningkatnya koordinasi, sinkronisasi program
kepemudaan se Sumatera Barat (80%) meliputi:
a. Kegiatan Koordinasi Bidang Kepemudaan di Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 114.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Output : Terlaksananya rapat koordinasi bidang kepemudaan dengan 50 orang peserta dengan realisasi 100%.
Outcomes : Terhimpunnya bahan masukan untuk penyusunan
kebijakan di bidang kepemudaan (100%).
17. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga.
Capaian Program : Meningkatnya derajat kesehatan PNS dilingkungan
Sekretariat Daerah Provinsi Sumatea Barat (60%) meliputi:
a. Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Hari Krida Olahraga di Ligkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Input : Dana (Rp. 285.000.000,-) terealisasi fisik 100% dan
Keuangan Rp. 244.797.600,- (85,89%).
Output : Terlaksananya kegiatan olahraga setiap minggu
dilingkungan Sekretariat Pemerintah Provinsi dengan 2 cabang olahraga seetiap Hari Rabu dengan realisasi 100%.
Outcomes : Terwujudnya PNS yang sehat untuk menunjang
kelancaran pekerjaan (100%).
Berdasarkan uraian realisasi program/kegiatan Biro Bina Sosial dapat kami simpulkan bahwa :
1. Hasil evaluasi realisasi fisik dan keuangan Biro Bina Sosial secara umum tidak terdapat kendala yang begitu berarti dalam merealisasikan Program dan Kegiatan yang telah ditetapkan melalui DPA Tahun 2014 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014. Namun berhubungan dengan adanya beberapa kegiatan yang realisasi dibawah 90%, dengan ini digambarkan sebagai berikut :
a. Kegiatan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik (0,00%).
Dalam kegiatan tersebut adalah Belanja Telepon Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat yang tidak direalisasikan
karena telepon tersebut tidak diaktifkan semenjak pindah ruang kerja, hal ini sebab gempa bumi pada Bulan September 2009.
b. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kntor (42,46%).
Belanja pada kegiatan ini adalah belanja perawatan peralatan AC, Mesin Tik, Komputer PC dan Komputer Notebook. Dalam hal ini belanja tersebut direalisasikan sesuai dengan kebutuhan.
c. Kegiatan Koordinasi Penanggulangan Penggunaan Obat-obat dan Zat Terlarang (88,36%).
Dalam kegiatan ini adanya penghematan dan efisiensi pada Belanja Perjalanan Luar Daerah.
d. Kegiatan Koordinasi Pembinaan dan Evaluasi program-program Pemerintah di Bidang Kesejahteraan Masyarakat (81,49%).
Rendahnya realisasi belanja dalam kegiatan tersebut dikarenakan pada pelaksanaan Rapat Koordinasi yang diikuti oleh instansi terkait yang menangani masalah program-program kesejahteraan rakyat antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kab/Kota se Sumatera Barat yang semula telah dianggarkan 80 orang peserta, ternyata hanya 62 orang peserta ada juga efisiensi penggunaan pada Belanja Perjalanan Dinas Kuar Daerah.
e. Kegiatan Koordinasi Pembinaan dan Evaluasi Program-program rehabilitasi Sosial Pasca Bencana (84,42%).
Rendahnya realisasi belanja dalam kegiatan tersebut dikarenakan pada pelaksanaan Rapat Koordinasi yang diikuti oleh stekholder terkait yang menangani masalah program-program rehabilitasi sosial pasca bencana antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kab/Kota se Sumatera Barat yang semula telah dianggarkan untuk 38 orang peserta, ternyata hanya diikuti23 orang peserta.
f. Kegiatan Koordinasi Pelayanan Terhadap Pemberangkatan dan Pemulangan Haji di Padang (89,72%).
Realisasi belanja kegiatan tersebut di atas masih rendah disebabkan beberapa hal yaitu :
- Belanja Honorarium PPIH dan Belanja Penggantian Transportasi yang telah dianggarkan pada APBD Provinsi Sumatera Barat Tahun
Pemerintah Provinsi Jambi juga menganggarkan dan telah merealisasikan belanja yang sama untuk Petugas haji dari Provinsi Jambi yang bertugas pada Embarkasi dan Debarkasi Haji di Padang. - Belanja makan Minum tamu dan Belanja makan Minum Kegiatan
yang masih banyak sisa belanja karena sisa dari lelang pekerjaan. - Kemudian Belanja Peningkatan Koordinasi untuk petugas TPHD
Provinsi Sumatera Barat yang belanjanya direalisasikan dengan real coast.
g. Kegiatan Pencerahan Agama dan Silaturrahmi Bulan Ramadhan (84,03%).
Rendahnya realisasi Kegiatan tersebut dikarenakan Belanja perjalanan Dinas Dalam Daerah direalisasikan sesuai dengan real cost dan tingkat kebutuhan serta adanya sisa dari nilai kontrak pengadaan perlengkapan pakai habis.
h. Kegiatan Wirid Ceramah Agama Mingguan PNS di Lingkungan Kantor Gubernur (8161%).
Realisasi belanja rendah disebabkan pelaksanaan wirid mingguan yang dilaksanakan setiap hari Jum’at adakalanya pada hari tersebut menurut kalender 2014 bertepatan dengan Libur Nasional dan pelaksanaan Peringatan Hari Besar Nasional serta Peringata Hari Besar Islam.
i. Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam di Lingkungan Kantor Gubernur (66,28%).
Realisasi belanja rendah disebabkan pelaksanaan hari besar Islam dalam APBD SKPD dianggarkan sebanyak 3 kali peringatan namun hanya 2 kali yang direalisasikan. Hal ini karena peringatan Hari Besar )slam yakni Peringatan Nuzul Qur’an yang pelaksanaannya digabungkan dengan Tarwih Ramadhan di Majid Raya Sumatera Barat namun belanja kegiatan tersebut tidak direalisasikan.
j. Kegiatan Pelatihan Qori/ah, Mufasir/ah, Hafiz/ah Sumatera Barat (88,50%).
Kegiatan ini diadakan dengan tujuan mempersiapkan calon Khafilah Sumatera Barat untuk mengikuti MTQ Nasional XXV di Batam Kepulauan Riau. Untuk lebih mengedepankan kualitas Calon Khafilah maka dilatih oleh Pelatih Nasional. Atas belanja yang ditimbulkan dari
Penggantian Transportasi Pelatih Nasional berupa Tiket Pesawat Jakarta-Padang (PP) direalisasikan dengan Real Cost.
k. Kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an MQK Tingkat Nasional (60,85%).
Realisasi belanja kegiatan tersebut di atas sudah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan, yang mana pada item Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah, SKPD merealisasikan sesuai dengan Real Cost pada waktu pelaksanaan.
l. Kegiatan Pembekalan ABS-SBK Da’i/Mubaligh (85,12%).
Realisasi belanja kegiatan tersebut di atas sudah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan, yang mana pada item Belanja Akomodasi dan Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah, SKPD merealisasikan sesuai dengan Real Cost pada waktu pelaksanaan.
m. Kegiatan Pembinaan Pondok Al-Qur’an se Sumatera Barat (88,34%). Rendahnya realisasi belanja pada kegiatan tersebut di atas karena Belanja Akomodasi direalisasikan sesuai kebutuhn dan juga penghematan pada Belanja Perjalanan Dinas Dalam dan Luar Daerah. n. Kegiatan Verifikasi dan Monev Pengelolaan Bantuan Hibahdan Bantuan
Sosial (67,28%).
Realisasi belanja kegiatan tersebut diatas tidak tercapai realisasinya karena adanya penghematan untuk memverifikasi Bantuan Sosial dan Hibah terhadap masyarakat untuk Tahun 2014 oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan DPRD Sumatera Barat.
o. Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Hari Krida Olahraga di Lingkup Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat (85,89%).
Realisasi belanja rendah disebabkan pelaksanaan Hari Krida yakni Senam Pagi yang dilaksanakan setiap Hari Rabu adakalanya pada hari tersebut menurut Kalender 2014 bertepatan dengan Libur Nasional dan pelaksanaan Peringatan Hari Besar Nasional serta Peringatan Hari Besar Islam.
B. ANALISIS KINERJA PELAYANAN SKPD
Capaian kinerja pelayanan SKPD dapat diukur berdasarkan indikator kinerja dari kegiatan pada SKPD. Sedangkan Indikator suatu kegiatan SKPD terkait erat dengan kondisi tugas dan fungsi SKPD.
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 37 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi kesejahteraan masyarakat, kebudayaan, pembinaan generasi muda, dan agama.
Sedangkan untuk melaksanakan tugas tersebut Biro Bina Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Penyelenggara perumusan bahan kebijakan umum kesejahteraan masyarakat, kebudayaan, pembinaan generasi muda dan agama;
2. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi kesejahteraan masyarakat, kebudayaan, pembinaan generasi muda dan agama;
3. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi kesejahteraan masyarakat, kebudayaan, pembinaan generasi muda dan agama;
Didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat untuk capaian kinerja Biro Bina Sosial didukung oleh program utama yaitu Program dan kegiatan yang terdapat pada Misi 1 Prioritas 1, Misi 3 Prioritas 3 dan Misi 4 Prioritas 7 dan Prioritas 8. Program Kegiatan yang terdapat pada Misi 1 Prioritas I adalah Program Peningkatan Pendidikan Agama dan Keagamaan, Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai Agama, Program Lembaga-lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pendidikan Keagamaan, Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama, Program Pengembangan Nilai Budaya, Program Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat Adat. Program tersebut adalah bagian dari Prioritas 1 yaitu Pengamalan Agama dan ABS-SBK dalam Kehidupan Masyarakat yang tercantum pada Misi 1 yaitu Mewujudkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat dan berbudaya berdasarkan falsafah ABS-SBK. Selanjutnya Program Pendidikan Berkarakter, Program Peningkatan Koordinasi dan Fasilitasi Pendidikan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan. Program tersebut adalah bagian dari Prioritas 3 yaitu Peningkatan
Pemerataan dan Kualitas Pendidikan yang tercantum pada Misi 3 yaitu Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Cerdas, Sehat, Beriman dan Berkualitas Tinggi. Selanjutnya Program Pengembangan Kawasan Destinasi Wisata Budaya, Program Penyandang Penyakit Sosial, Program Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial, Program Pengelolaan dan Penanganan Dampak Bencana Alam, Program Koordinasi Perbaikan Gizi Masyarakat. Program tersebut adalah bagian dari Prioritas 7 dan 8 yaitu Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan Budaya, Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal yang tercantum pada Misi 4 yaitu Mewujudkan Ekonomi Masyarakat yang Tangguh, Produktif, Berbasis Kerakyatan, Berdaya Saing Regional dan Global. (Biro Bina Sosial) Tabel II.2.1 terlampir.
C. ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD
Dalam melaksanakan program dan kegiatan yang disusun dan direncanakan oleh satu organisasi atau SKPD, tingkatan hasil yang dicapai sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal organisasi. Sesuai dengan uraian tugas pokok dan fungsi Biro Bina Sosial, pada penyelenggaraannya ada hal –hal yang menjadi tantangan, permasalahan dan hambatan yang dapat ditarik sebagai isu penting dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi organisasi, baik dari internal organisasi maupun eksternal organisasi. Adapun isu – isu penting tersebut adalah :
1. Meningkatnya Pemahaman Agama dan Budaya
Pemahaman akan agama dan budaya dalam masyarakat yang dapat memberikan arahan dan bimbingan terhadap pelaksanaan proses pembangunan daerah merupakan kekuatan utama yang terdapat dalam masyarakat. Aspek ini perlu diberikan tekanan dan perhatian utama guna dijadikan dasar untuk menyusun strategi dan kebijakan pembangunan daerah yang baik dalam rangka mewujudkan Sumatera Barat sebagi provinsi terkemuka berbasis sumberdaya manusia yang agamais sebagaimana diharapkan masyarakat dalam jangka panjang.
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk mencapai target kinerja yang baik;
Disadari, bahwa untuk mencapai kinerja yang baik perlu didukung oleh personil yang mempunyai sumber daya yang tinggi, mengingat semakin hari tingkat kesulitan sebagai pelayan masyarakat sekaligus sebagai pelayan kepada pimpinan dalam penyediaan data dan informasi dan hal birokrasi lainnya semakin tinggi, untuk itu kiranya perlu merespon secara arif dan bijaksana dan memberi peluang kepada seluruh personil meningkatkan kualitas pribadinya dengan mengikut sertakan diklat-diklat teknis, fungsional maupun diklat-diklat struktural
3. Sinergi antar bagian pada pelaksanaan kegiatan dalam
mewujudkan data dan informasi yang akurat, informatif dan komunikatif serta menguatkan eksistensi Biro di eksternal organisasi.
Dalam rangka menyajikan data dan informasi yang akurat, informatif dan komunikatif seharusnya didukung oleh adanya unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berinteraksi, saling komunikasi, saling koordinasi. Hal ini juga terkait dengan adanya relevansi tupoksi dan singkronisasi kegiatan yang saling menunjang dalam menghasilkan output yang sama. Untuk itu perlu kiranya bagian-bagian meningkatkan hubungan yang saling bersinergi sehingga pelaksanaan kegiatan saling menunjang dan bukan saling menyalahkan, bahkan bukan saling berebut kegiatan. Dengan adanya sinergi antar bagian, output yang dihasilkan merupakan gambaran tertatanya perencanaan, terarahnya pelaksanaan dan terealisasinya kegiatan sesuai target yang dicanangkan.
Secara internal satu organisasi jika telah kuat didalamnya, sudah pasti kinerja dicapai akan maksimal, maka akan berdampak kepada lingkungan luar memandang dengan penuh kesalutan, sehingga timbul pengakuan yang berdampak eksisnya satu organisasi.
4. Reformasi job organisasi dalam rangka menempatkan
karakteristik personil sesuai dengan job yang familier.
Ada kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang mengerti secara teknis pekerjaan yang akan dilaksanakannya, namun ada juga terjadi sebaliknya, sehingga hal ini dapat mempengaruhi sistem yang berjalan,
output yang dihasillkan tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Menyadari hal ini perlu kiranya melakukan mutasi ataupun rotasi struktural secara menyeluruh untuk menempatkan personil pelaksana job sesuai dengan kemampuan akademis ataupun kemampuan penunjang yang dimilikinya
5. Pemerintah Daerah, SKPD, dan atau Sektoral serta Masyarakat saling bersinergi dalam pencapaian realisasi pembangunan.
Mengusung suatu program atau kegiatan berorientasi hasil, tidaklah semudah diucapkan walau hasil dari program/kegiatan tersebut nantinya benar-benar langsung berdampak kepada masyarakat itu sendiri. Kita menyadari kebutuhan hidup ini bukan hanya cukup sandang, cukup pangan, tapi ada banyak hal lain, seperti halnya setiap orang ingin diperlakukan dengan adil, baik dan dihargai, baik itu dari kalangan masyarakat bawah maupun kalangan atas, hanya masing-masingnya berbeda cara. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan setiap orang tidak terlepas dari bantuan orang lain, kita harus bekerjasama, saling tolong menolong dan saling menghargai, baik di masyarakat maupun pada tingkatan kelembagaan atau institusi.
Pada pelaksanaannya ternyata masih banyak kegiatan yang oleh SKPD pengelola kegiatan berjalan sendiri, koordinasi dan interaksi antara SKPD Provinsi dengan Kabupaten/Kota atau antara Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota tidak berjalan. Hal tersebut dapat mengakibatkan ragam permasalahan yang mungkin timbul.
Permasalahan yang timbul tersebut berujung kerugian terhadap masyarakat dan pemerintah, karena efesiensi dan efektifitas kegiatan baik dari segi pendanaan maupun dari sasaran kegiatan tidak optimal
Untuk itu perlu adanya koordinasi, komunikasi dan saling interaksi, sehingga pekerjaan yang akan dilaksanakan benar-benar berdampak kepada efektifitas, efisisensi, transparan dan saling bersinergi. Bersatunya semua unsur dalam melaksanakan pembangunan maka kemakmuran bukanlah hanya mimpi semata.
6. Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah sebagai instrumen pengendali dalam melaksanakan program/kegiatan.
Berkendaraan dijalan raya akan dapat terjadi kemacetan ketika kita parkir sembarangan atau juga ketika dipersimpangan lampu merah mati dan pak polisi tidak berada ditempat. Bisa kita bayangkan ketika kita benar-benar punya keperluan mendesak kemacetan lalulintas menimpa kita, maka dapat kita sadari bahwa rambu-rambu dan aturan lalulintas sangat perlu untuk dibuat dan dilaksanakan.
Tidak ada bedanya ketika menjalankan program/kegiatan pembangunan di daerah, juga dapat diibaratkan dengan pengendara yang memakai jalan raya harus ada rambu-rambu atau aturan yang berlaku. Seperti ketika melakukan pengadaan barang dan jasa, harus diketahui mana yang harus ditender dan mana yang harus penunjukan langsung atau mana wewenang provinsi dan mana yang wewenang kabupaten/kota, sehingga antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan SKPD-nya akan harmonis dalam melaksanakan program/ kegiatannya dan hasil yang dicapai sesuai tujuan dan sasaran. Untuk itu perlu adanya peraturan – peraturan yang mengendalikan pelaksanaan program/kegiatan di daerah lewat Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati. Peraturan dapat diadopsi atau diturunkan dari peraturan yang lebih tinggi.
BAB III
TUJUAN, SASARAN PROGRAM KEGIATAN
A. Telaahan Terhadap Kebijakan Daerah
RPJMD Tahun 2010-2015, merupakan Rencana Strategis daerah yang dijadikan acuan dalam perencanaan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Biro Bina Sosial.
Sesuai dengan visi jangka menengah Kepala Daerah (Gubernur) Sumatera Barat Periode 2010-2015 yaitu : Terwujudnya Masyarakat Sumatera Barat Madani yang Adil, Sejahtera dan Bermartabat, tujuan pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat Periode 2010-2015 adalah: 1. Terciptanya kehidupan masyarakat yang aman dan tentram melalui
pengamalan ajaran agama dan adat istiadat yang berpedoman kepada falsafah berdasarkan Adat Bersandi Sara’, Sara’ Bersandi Kitabullah. 2. Tercapainya tata pemerintahan yang baik, bersih, dan professional
melalui penerapan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance).
3. Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan partisipasi pendidikan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
4. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kegiatan ekonomi dalam bidang pertanian, industri, perdagangan, wisata dan infrastruktur penunjang ekonomi rakyat.
5. Tercapainya perbaikan kualitas lingkungan hidup melalui penanggulangan resiko bencana dan pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan tujuan pembangunan tersebut, Biro Bina Sosial telah menyiapkan Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan sebagai tindak lanjut dalam pencapaian visi, misi dan tujuan serta agenda prioritas pembangunan daerah. Biro Bina Sosial berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 37 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat, Biro Bina Sosial mempunyai tugas pokok yaitu menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta evaluasi
kesejahteraan masyarakat, kebudayaan, pembinaan generasi muda, dan agama.
D. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
Dalam rangka mendukung Visi Pembangunan Nasional Tahun 2010-2015 yang tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, serta Visi dan Misi Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat, maka merujuk kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi, Biro Bina Sosial menyampaikan Visi dengan judul
Terwujudnya Pembangunan Sosial Kemasyarakatan yang
Berkesinambungan .
Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, perlu diperkuat dengan Misi sebagaimana di bawah ini :
1. terwujudnya pelayanan terbaik dalam Bidang Sosial Kemasyarakatan. 2. Terciptanya kehidupan masyarakat madani yang harmonis dan
agamais.
3. Diwarisinya dan diamalkannya serta dilestarikannya nilai-nilai kearifan lokal dan budaya daerah.
4. Terwujudnya penyelenggaraan pembangunan sumber daya manusia yang sehat, sejahtera dan produktif.
Tujuan yang ingin dicapai oleh Biro Bina Sosial baik jangka panjang maupun jangka pendek yaitu :
1. Meningkatnya kualitas pelayanan Bidang Sosial Kemasyarakatan. 2. Terwujudnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama di
masyarakat.
3. Terwujudnya masyarakat yang mewarisi, mengamalkan dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal dan daerah.
4. Meningkatnya fungsi lembaga adat.
5. Terwujudnya koordinasi perumusan dan implementasi kebijakan penyelenggaraan pembangunan sumber daya manusia yang sehat, sejahtera dan produktif.
Sedangkan sasaran yang akan dicapai berdasarkan tujuan yang ditetapkan adalah :
1. Terciptanya sistem pelayanan terintegrasi di Bidang Sosial Kemasyarakatan.
2. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama.
3. Meningkatnya peran pemangku adat dalam pola pewarisan, pengamalan dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal dan daerah.
4. Meningkatnya peran lembaga adat.
5. Optimalisasi koordinasi perumusan dan implementasi kebijakan penyelenggaraan pembangunan sumber daya manusia yang sehat, sejahtera dan produktif.
Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi maka diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat dan berkesinambungan. Strategi dan kebijakan yang ditetapkan mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015. Strategi dan kebijakan ini ditujukan untuk menjawab tantangan dan dinamika pembangunan di daerah.
Adapun strategi Biro Bina Sosial dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran adalah :
1. Meningkatkan fungsi Sistem yang berjalan sehingga pembinaan dan pengendalian program dan kegiatan pemerintah lebih terkendali; 2. Proaktif terhadap permasalahan yang timbul pada pelaksanaan
program dan kegiatan, agar tidak menghambat target realisasi kegiatan mengenai kesejahteraan masyarakat, kebudayaan, pembinaan generasi muda, dan agama;
3. Meningkatkan hubungan silaturahim antara masyarakat, generasi muda dan para tokoh-tokoh agama;
4. Memberikan motifasi kerja kepada para aparatur bahwa keberhasilan program dan kegiatan Pemerintah pada akhirnya memberi dampak kepada kesejahteraan masyarakat dan aparatur negara itu sendiri.
Sedangkan kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kompetensi organisasi dengan menyertakan para personil mengikuti pelatihan teknis dan fungsional serta pelatihan khusus yang mendukung tupoksi organisasi;
2. Meningkatkan koordinasi dan konsultasi program/kegiatan baik dalam lingkup Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/Kota maupun dengan Pemerintah Pusat;
3. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala pada program/kegiatan yang sangat diprioritaskan bagi masyarakat dan yang sangat berpotensi terjadinya permasalahan (korupsi, kolusi dan nepotisme).
Sebagaimana telah diuraikan pada Bab I (satu) diatas, tujuan penyusunan Rencana Kerja (Renja) Biro Bina Sosial Tahun Anggaran 2016 adalah untuk menjabarkan Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, Program dan Kegiatan yang dilengkapi dengan sasaran kinerja dengan menggunakan pagu indikatif untuk anggaran yang sedang disusun dan prakiraan maju untuk tahun anggaran berikutnya. Sedangkan sasarannya antara lain :
a. Untuk mewujudkan anggaran berbasis kinerja yang sesuai dengan arah, sasaran dan kebijakan Rencana Strategis Biro Bina Sosial dan RPJMD 2010-2015
b. Mensinergikan antara program/kegiatan yang telah direncanakan dengan target kinerja organisasi dan target capaian pembangunan daerah.
c. Mengoptimalkan kinerja organisasi dalam pelaksanaan program/kegiatan sehingga pencapaian target kinerja dapat terealisasi.
E. Program dan Kegiatan
a. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan.
Dalam merumuskan program dan kegiatan, Biro Bina Sosial telah menetapkan langkah-langkah strategis dalam pencapaian target dan sasaran kinerja. Analisa Target dan sasaran tersebut tertuang dalam bentuk Indikator Kinerja Utama/Kunci dalam penetapan rencana serta target output dan outcome pada Indikator Kinerja. Dalam perumususan sasaran Biro, ada beberapa indikator yang menjadi tolak ukur penilaian, antara lain :