• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis Dan Tantangan Layanan Sanitasi Kab Pesisir Selatan

7 2 ARAHAN RENCANA INDUK SISTIM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)

D. Kebutuhan Lahan

7.3 KEBIJAKAN DAN STRATEGI SSK (STRATEGI SANITASI KOTA)

7.3.2 Isu Strategis Dan Tantangan Layanan Sanitasi Kab Pesisir Selatan

Isu strategis aspek merupakan isu strategis pada tataran sektor sanitasi, sedangkan isu strategis aspek non teknis yang terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi akan dipaparkan dalam sub bab isu strategis aspek teknis.

7.3.2.1. Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Kondisi Eksisting yang bermasalah

Prosentase jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat sebanyak 62,40%. Sementara sebagian masyarakat masih buang tinjanya di sungai atau di kali.

kondisi baik sebesar 62,0%, Sebagian besar masyarakat belum mempunyai saluran pembuangan air limbah dan membuang air limbah langsung ke halaman belakang rumah.

Tidak tersedianya fasilitas pengolahan air limbah domestik (grey water) menyebabkan masyarakat membuang limbah cairnya kepekarangan, saluran drainase, kolam, sungai dan lain-lain tanpa mengalami pengolahan.

Keluarga yang telah menggunakan jamban sehat belum tentu aman, secara umum kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan hasil Study EHRA jumlah keluarga yang memilliki jamban septik diKabupaten Pesisir Selatan hanya 31,5 %.

Keterbatasan SDM (kualitas dab kwantitas) serta mekanisme penelolaan secara terpadu

(kurang melibatkan SKPD lain) dalam mengelola air limbah serta skala kabupaten.

Ketersediaan IPLT hanya ada di ibu kota kabupaten yang melayani beberapa

kecamatan (skala kecamatan).

Sanitasi dasar yang layak dan rumah sehat berdasarkan hasil survey tahun 2014 dapat dilihat pada grafik 5.1 dan grafik 5.2 berikut :

Grafik 7.1

Akses Terhadap SanitasiYang Layak (Jamban Sehat) Tahun 2014

Berdasarkan data survey dari Dinas Kesehatan tahun 2014 untuk jumlah rumah tangga yang memiliki jamban sehat sebanyak 278.592 rumah tangga dari 446.479 jumlah rumah tangga sehingga persentase rumah tangga yang memiliki jamban sehat sebesar kondisi baik sebesar 62,0%, Sebagian besar masyarakat belum mempunyai saluran pembuangan air limbah dan membuang air limbah langsung ke halaman belakang rumah.

Tidak tersedianya fasilitas pengolahan air limbah domestik (grey water) menyebabkan masyarakat membuang limbah cairnya kepekarangan, saluran drainase, kolam, sungai dan lain-lain tanpa mengalami pengolahan.

Keluarga yang telah menggunakan jamban sehat belum tentu aman, secara umum kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan hasil Study EHRA jumlah keluarga yang memilliki jamban septik diKabupaten Pesisir Selatan hanya 31,5 %.

Keterbatasan SDM (kualitas dab kwantitas) serta mekanisme penelolaan secara terpadu

(kurang melibatkan SKPD lain) dalam mengelola air limbah serta skala kabupaten.

Ketersediaan IPLT hanya ada di ibu kota kabupaten yang melayani beberapa

kecamatan (skala kecamatan).

Sanitasi dasar yang layak dan rumah sehat berdasarkan hasil survey tahun 2014 dapat dilihat pada grafik 5.1 dan grafik 5.2 berikut :

Grafik 7.1

Akses Terhadap SanitasiYang Layak (Jamban Sehat) Tahun 2014

Berdasarkan data survey dari Dinas Kesehatan tahun 2014 untuk jumlah rumah tangga yang memiliki jamban sehat sebanyak 278.592 rumah tangga dari 446.479 jumlah rumah tangga sehingga persentase rumah tangga yang memiliki jamban sehat sebesar kondisi baik sebesar 62,0%, Sebagian besar masyarakat belum mempunyai saluran pembuangan air limbah dan membuang air limbah langsung ke halaman belakang rumah.

Tidak tersedianya fasilitas pengolahan air limbah domestik (grey water) menyebabkan masyarakat membuang limbah cairnya kepekarangan, saluran drainase, kolam, sungai dan lain-lain tanpa mengalami pengolahan.

Keluarga yang telah menggunakan jamban sehat belum tentu aman, secara umum kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan hasil Study EHRA jumlah keluarga yang memilliki jamban septik diKabupaten Pesisir Selatan hanya 31,5 %.

Keterbatasan SDM (kualitas dab kwantitas) serta mekanisme penelolaan secara terpadu

(kurang melibatkan SKPD lain) dalam mengelola air limbah serta skala kabupaten.

Ketersediaan IPLT hanya ada di ibu kota kabupaten yang melayani beberapa

kecamatan (skala kecamatan).

Sanitasi dasar yang layak dan rumah sehat berdasarkan hasil survey tahun 2014 dapat dilihat pada grafik 5.1 dan grafik 5.2 berikut :

Grafik 7.1

Akses Terhadap SanitasiYang Layak (Jamban Sehat) Tahun 2014

Berdasarkan data survey dari Dinas Kesehatan tahun 2014 untuk jumlah rumah tangga yang memiliki jamban sehat sebanyak 278.592 rumah tangga dari 446.479 jumlah rumah tangga sehingga persentase rumah tangga yang memiliki jamban sehat sebesar

62.40%.parsentase tertinggi dengan fasilitas tempat buang air besar yang layak terdapat di puskesmas asam kumbang sebesar 96,1%, sedangkan yang terendah pada puskesmas Inderapura sebesar 40,2%.

Penanganan grey water (air cucian, air mandi) di Kabupaten Pesisir Selatan pada umumnya langsung memanfaatkan saluran pembuangan air drainase sekunder ke tersier yang menampung limpasan air hujan. Untuk Pengelolaan Sistim Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) belum ada penanganan sistim pengelolaan di lakukan hanya masih bersifat individual. Hal ini akan berdampak pada kesehatan lingkungan.

Grafik 7.2

Parsentase Rumah Sehat di Kab. Pesisir Selatan Tahun 2014

Dari data yang diperoleh tahun 2014 rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 77.667 unit (79,2%). Ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan target nasional yang ditetapkan sebesar 60%. Pencapaian tertinggi rumah sehat terdapat di Puskesmas Tarusan sebesar 91,7% sedangkan capaian terendah terdapat di puskesmas Balai Selasa 71,6%.

79.5 91.7 78.480.0 87.2 77.978.277.878.079.383.180.7 71.676.572.379.582.980.079.2 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

Grafik 7.3

Presentase Keluarga yang mempunyai SPAL di Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan survey EHRA Tahun 2011

Jumlah keluarga sebanyak 56,0 % memiliki pengolahan limbah tetapi sebagian kondisinya tidak terpelihara dengan baik.Berdasarkan pengamatan ada 25,64% yang airnya tidak mengalir artinya ada penyumbatan, biasanya oleh sampah. Sedangkan keluarga yang tidak mempunyai SPAL sebanyak 43,6 % dan sebanyak 0,4 % tidak ada data mengenai kepemilikan SPAL.

Secara umum kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan Survey EHRA dengan suspect aman sekitar 29,25 %, dan masih ada sekitar 61,22 % dengan suspeck tidak aman. Artinya walaupun telah menggunakan jamban septik tetapi secara kualitas belum menjamin kondisinya aman atau tidak mencemari lingkungan. Ada sekitar 9,53 % tidak dapat diketahui apakah menggunakan tangki septik atau tidak.

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 56.0 Ada SPAL Grafik 7.3

Presentase Keluarga yang mempunyai SPAL di Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan survey EHRA Tahun 2011

Jumlah keluarga sebanyak 56,0 % memiliki pengolahan limbah tetapi sebagian kondisinya tidak terpelihara dengan baik.Berdasarkan pengamatan ada 25,64% yang airnya tidak mengalir artinya ada penyumbatan, biasanya oleh sampah. Sedangkan keluarga yang tidak mempunyai SPAL sebanyak 43,6 % dan sebanyak 0,4 % tidak ada data mengenai kepemilikan SPAL.

Secara umum kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan Survey EHRA dengan suspect aman sekitar 29,25 %, dan masih ada sekitar 61,22 % dengan suspeck tidak aman. Artinya walaupun telah menggunakan jamban septik tetapi secara kualitas belum menjamin kondisinya aman atau tidak mencemari lingkungan. Ada sekitar 9,53 % tidak dapat diketahui apakah menggunakan tangki septik atau tidak.

1 2 3

56.0

43.6

0.4

Ada SPAL Tidak Ada SPAL Tidak Ada Data

Grafik 7.3

Presentase Keluarga yang mempunyai SPAL di Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan survey EHRA Tahun 2011

Jumlah keluarga sebanyak 56,0 % memiliki pengolahan limbah tetapi sebagian kondisinya tidak terpelihara dengan baik.Berdasarkan pengamatan ada 25,64% yang airnya tidak mengalir artinya ada penyumbatan, biasanya oleh sampah. Sedangkan keluarga yang tidak mempunyai SPAL sebanyak 43,6 % dan sebanyak 0,4 % tidak ada data mengenai kepemilikan SPAL.

Secara umum kondisi keluarga yang menggunakan jamban berdasarkan Survey EHRA dengan suspect aman sekitar 29,25 %, dan masih ada sekitar 61,22 % dengan suspeck tidak aman. Artinya walaupun telah menggunakan jamban septik tetapi secara kualitas belum menjamin kondisinya aman atau tidak mencemari lingkungan. Ada sekitar 9,53 % tidak dapat diketahui apakah menggunakan tangki septik atau tidak.

Grafik 7.4

Prosentase Keluarga Yang Menggunakan Tangki Septic Suspect aman dan tidak aman di Kabupaten Pesisir Selatan pada lokasi Survey EHRA Tahun 2011

Kriteria suspek aman adalah sbb.,

1.

Dibangun kurang dari lima tahun lalu

2.

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras/ dikosongkan kurang dari lima tahun lalu

Kriteria suspek tidak aman adalah sbb.,

1.

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan tidak pernah dikuras

2.

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras lebih dari lima tahun lalu

 Berdasarkan data survey dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2010 Jumlah Kepala Keluarga yang ada dilakukan survey di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 103.328 Kepala keluarga, dimana Kepala keluarga yang diperiksa pengolahan air limbah sebanyak 10.524, sedangkan jumlah Kepala keluarga yang memiliki pengolahan limbah 60,83 Kepala keluarga atau 44,78%, dan mengenai data dan sistim SPAL di Kabupaten Pesisir Selatan belum tersedia data, pada umumnya limbah greywater yang berasal dari (air cucian, air mandi) belum ada pengolahan pada umumnya pembuangan di salurkan ke drainase limpasan air hujan.

 Kepemilikan Saluran Pembuang Air Limbah (SPAL) di Kabupaten Pesisir Selatan hanya sebahagian kecil saja yang dimiliki oleh masyarakat seperti dibeberapa perumahan yang bersifat homogen. Sedangkan pada umumnya perumahan (individual) dengan luasnya lahan yang ada saluran pembuangan air limbah Saluran Pembuang Air Limbah (SPAL) bersifat individu untuk rumah yang bersangkutan.

0 10 20 30 40 50 60 70 1 29.25 suspect aman Grafik 7.4

Prosentase Keluarga Yang Menggunakan Tangki Septic Suspect aman dan tidak aman di Kabupaten Pesisir Selatan pada lokasi Survey EHRA Tahun 2011

Kriteria suspek aman adalah sbb.,

Dibangun kurang dari lima tahun lalu

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras/ dikosongkan kurang dari lima tahun lalu

Kriteria suspek tidak aman adalah sbb.,

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan tidak pernah dikuras

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras lebih dari lima tahun lalu

 Berdasarkan data survey dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2010 Jumlah Kepala Keluarga yang ada dilakukan survey di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 103.328 Kepala keluarga, dimana Kepala keluarga yang diperiksa pengolahan air limbah sebanyak 10.524, sedangkan jumlah Kepala keluarga yang memiliki pengolahan limbah 60,83 Kepala keluarga atau 44,78%, dan mengenai data dan sistim SPAL di Kabupaten Pesisir Selatan belum tersedia data, pada umumnya limbah greywater yang berasal dari (air cucian, air mandi) belum ada pengolahan pada umumnya pembuangan di salurkan ke drainase limpasan air hujan.

 Kepemilikan Saluran Pembuang Air Limbah (SPAL) di Kabupaten Pesisir Selatan hanya sebahagian kecil saja yang dimiliki oleh masyarakat seperti dibeberapa perumahan yang bersifat homogen. Sedangkan pada umumnya perumahan (individual) dengan luasnya lahan yang ada saluran pembuangan air limbah Saluran Pembuang Air Limbah (SPAL) bersifat individu untuk rumah yang bersangkutan.

1 2 3

29.25

61.22

9.53

suspect aman suspect tidak aman tidak dapat dispesifikasikan Grafik 7.4

Prosentase Keluarga Yang Menggunakan Tangki Septic Suspect aman dan tidak aman di Kabupaten Pesisir Selatan pada lokasi Survey EHRA Tahun 2011

Kriteria suspek aman adalah sbb.,

Dibangun kurang dari lima tahun lalu

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras/ dikosongkan kurang dari lima tahun lalu

Kriteria suspek tidak aman adalah sbb.,

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan tidak pernah dikuras

Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras lebih dari lima tahun lalu

 Berdasarkan data survey dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2010 Jumlah Kepala Keluarga yang ada dilakukan survey di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 103.328 Kepala keluarga, dimana Kepala keluarga yang diperiksa pengolahan air limbah sebanyak 10.524, sedangkan jumlah Kepala keluarga yang memiliki pengolahan limbah 60,83 Kepala keluarga atau 44,78%, dan mengenai data dan sistim SPAL di Kabupaten Pesisir Selatan belum tersedia data, pada umumnya limbah greywater yang berasal dari (air cucian, air mandi) belum ada pengolahan pada umumnya pembuangan di salurkan ke drainase limpasan air hujan.

 Kepemilikan Saluran Pembuang Air Limbah (SPAL) di Kabupaten Pesisir Selatan hanya sebahagian kecil saja yang dimiliki oleh masyarakat seperti dibeberapa perumahan yang bersifat homogen. Sedangkan pada umumnya perumahan (individual) dengan luasnya lahan yang ada saluran pembuangan air limbah Saluran Pembuang Air Limbah (SPAL) bersifat individu untuk rumah yang bersangkutan.

9.53

 Masih belum terlayaninya seluruh kecamatan terhadap layanan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan armada pengangkut tinja.

 Masih minimum peralatan pengelola air limbah yang disediakan pemerintah seperti mobil sedot tinja, sehingga memungkinkan sektor swasta dapat terlibat dalan jasa layanan sektor air limbah

 Masih ada sekolah yang belum memiliki jamban.

Dokumen terkait