• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 2 ARAHAN RENCANA INDUK SISTIM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)

B. Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

7.3.3 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN

7.3.3.1 Sub Sektor Air Limbah Domestik

Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada berbagai aspek teknik, maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor air limbah domestik antara lain :

1.Mengembangkan Perencanaan Pengolahan Air Limbah yang Berwawasan Lingkungan baik limbah domestik industri dan rumah tangga skala Kabupaten pada akhir tahun 2012, adalah:

Melakukan kajian kelayakan pengelolaan air limbah domestik dan indistri rumah tangga sesuai dengan ketentuan peraturan lingkungan hidup.

Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem on site pada Ibu kota Kecamatan (CBD) dan padat penduduk.

2. Optimalisasi Masyarakat dalam Mengelola Sanitasi yang Memenuhi Standar Teknis dan Kesehatan,

• Meningkatkan cakupan kepemilikkan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 41,71 % menjadi 70,9 % pada tahun 2016, adalah :

3. Peningkatan Kinerja Kelembagaan (SKPD) yang Menangangi Air Limbah

Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan pentingnya jamban dengan tangki septik serta mensosialisasikan pentingnya SPAL dengan bidang resapan.

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder tentang pengelolaan jamban keluarga sehat.

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder pengelolaan IPAL komunal yang ramah lingkungan.

4. Optimalisasi Opsi pembangunan sarana dan prasarana Sanitasi bagi masyarakat, sebagai pelaku dalam pembangunan sanitasi.

• Tersedianya lahan untuk terbangunanya IPLT untuk skala Kabupaten (zona tengah dan zona selatan) pada akhir tahun 2013-2014.

• Mewujudkan pembangunan sanitasi (sektor air limbah) skala Kabupaten di 12 Kecamatan.

• Meningkatnya jumlah cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal berbasis masyarakat dari 11 unit menjadi 51 unit di wilayah padat kumuh miskin perkotaan di akhir tahun 2015.

Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan MCK dan IPAL komunal, pengadaan peralatan mobil operasional pengelolaan air limbah, oleh SKPD terkait dan melalui pengorganisasian masyarakat dan kelompok.

Melakukan replikasi Sanimas pada (pembangunan infrastruktur) wilayah padat Penduduk, kumuh dan miskin perkotaan.

Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen untuk efektivitas layanan pengelolaan Air Limbah Domestik skala Kabupaten.

Mendorong minat swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik.

Peningkatan cakupan pelayanan limbah cair rumah tangga dari 0 % di tahun 2009 menjadi 50 % pada tahun 2015.

Tersedianya SPAL dari 27,45 % pada tahun 2009 menjadi 65 % pada tahun 2015.

Mengoptimalkan dan inovasi program stimulus kepemillikan SPAL untuk rumah tangga miskin.

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder tentang pengelolaan SPAL sehat.

Menegakkan sanksi dan pemberian penghargaan kepada sektor industri rumah tangga dalam pengelolaan limbah cair.

7.3.3.2. Sub Sektor Persampahan

Pada sub sektor persampahan berdasarkan analisa SWOT, untuk aspek teknik persampahan, maka strategi teknis diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor ini, antara lain:

1. Meningkatkan Kinerja SDM Layanan Persampahan dengan melibatkan masyarakat Skala kabupaten.

• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder pengelolaan sampah dengan konsep 3 R.

• Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konsep 3 R.

• Mendorong pasrtisipasi masyarakat mereplikasikan komposter rumah tangga.

• Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat menggunakan komposting komunal di TPS-TPS secara bertahap.

• Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana persampahan.

• Meningkatkan cakupan pelayanan pada masyarakat.

• Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan.

• Meningkatkan kinerja SDM pengelolaan persampahan.

• Mengoptimalkan daya dukung kebijakan pengelolaan persampahan.

• Mendorong minat swasta dalam layanan pengelolaan persampahan.

2. Menyediakan dan meningkatkan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan terpadu Skala Kabupaten :

Melakukan Kajian kelayakan pengelolaan persampahan sesuai dengan peraturan lingkungan hidup.

Melakukan kajian DED, UKL/UPL untuk pengembangan calon lokasi TPA Gunung Bungkuk.

Melakukan kajian DED, UKL/UPL untuk calon lokasi TPA Basa Ampek Balai Tapan.

Melakukan Pembebasan Lahan untuk perencanaan TPA Lengayang.

Membangun dan mengoperasikan TPS di 12 Kecamatan.

Melakukan replikasi pengelolaan komposting oleh masyarakat.

Mengoptimalkan TPA Gunung Bungkuk.

Membangun dan mengoperasikan TPST pada setiap PPK dan PPL sampai tahun 2016.

Membangun dan mengoperasikan TPA Basa Ampek Balai.

Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan system 3 R (Reduse, Reuse, Recycle) dari 0,001 % menjadi 2,5 % pada tahun 2015.

7.3.3.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan

Pada sub sektor drainase lingkungan berdasarkan analisa SWOT, maka strategi teknis diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor ini, antara lain:

1. Mengembangkan Perencanaan Sistem Drainase Kabupaten yang Terintegrasi dan Komprehensif.

2. Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase (master plan drainase) Kabupaten yang terintegrasi pada akhir tahun 2012.

3. Mengembangkan perencanaan sistem drainase Kabupaten yang terintegrasi dan komprehensif.

4. Optimalisasi Daya Dukung Pengelolaan Drainase Lingkungan secara terpadu :

• Merehabilitasi saluran drainase di kecamatan.

• Membangun sarana dan prasarana drainase skala Kabupaten di kecamatan.

• Pemeliharaan dan perawatan sarana drainase Kecamatan.

• Meningkatkan Pemahaman pada masyarakat dan Komitmen Pengelolaan Drainase Lingkungan.

• Pembangunan infrastruktur permukiman kawasan pedesaan di Kecamatan.

• Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Pesisir Selatan dari 1,713.50 Ha menjadi 1,263.50 Ha pada akhir tahun 2015.

• Mengurangi limpasan dengan meningkatkan resapan dan retensi air.

• Menata/memanfaatkan rawa-rawa yang ada sebagai penampung air hujan (kolam retensi).

• Kelembagaan dalam penanganan pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

• Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dunia usaha serta melibatkan peran serta masyarakat.

7.3.3.4 Sub Sektor Air Bersih

Pada sub sektor air bersih berdasarkan analisa SWOT, maka strategi teknis diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sub sektor ini, antara lain:

1. Meningkatkan Peran SKPD dan swasta terhadap sarana air bersih dalam peningkatan pendapatan masyarkat.

Koordinasi antar SKPD pada perencanaan, pelaksanaan dan monitoring atas sektor air bersih.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana air bersih dengan memanfaatkan kondisi topografi dalam peningkatan pendapatan masyarakat.

• Meningkatkan cakupan layanan air bersih dari 38,25% menjadi 80% pada akhir tahun 2016 melalui pembangunan program air bersih dan sanitasi (pamsimas) danprogram pembangunan lainnya.

• Meningkatkansupply airdi daerah rawan air.

• Mengoptimalkan operasi dan pemelihataan serta penyaluran air bersih melalui pengorganisasian kelompok masyarakat pengguna air di daerah rawan air.

• Meningkatkan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap.

3. Meningkatkan Kinerja kelembagaan dan Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan dan pengelolaan sarana air bersih.

• Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen dalam penyediaan dan pemeliharaan layanan air bersih.

4. Kajian terhadap permasalahan/kebutuhan pemeliharaan dan pengelolaan sarana air bersih.

• Terjaganya supply air secara kualitas dan kuantitas dari sumber secara terus menerus.

Mengoptimalkan sistem sarana dan prasarana air bersih.

baku dari pencemaran.

Menurunkan kehilangan air dari 29 % menjadi 30 %.

Melakukan zoning jaringan air bersih.

Memperbaiki sistem jaringan air bersih.

7.3.3.5 Aspek PHBS

Pada aspek PHBS berdasarkan analisa SWOT, maka strategi teknis diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan aspek ini, antara lain:

1. Peningkatan Kinerja Kelembagaan yang menangangi PHBS

• Meningkatkan peran organisasi pemuda dan kemasyarakatan dalam mendukung gerakan PHBS di masyarakat.

2 Meningkatkan pemahaman, kesadaran, untuk PHBS

• Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat sampai tahun 2016 di Kabupaten Pesisir Selatan.

• Membentuk kelompok penggerak STBM.

• Membudayakan kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun).

• Meningkatkan kesadaran penggunaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

• Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS sampai tahun 2015.

• Mengembangkan program promosi PHBS yang menarik dan menjangkau semua lapisan masyarakat.

• Meningkatkan pemahaman tentang PHBS melalui saluran-saluran informasi yang sudah ada.

7.4. INTEGRASI STRATEGI DAN RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN

Dokumen terkait