• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

7.1 ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PESISIR SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

Strategidan Arah kebijakan pembangunan daerah adalah turunan dari visi dan misi serta tujuan

dan sasaran. Strategi adalah cara mewujudkan kemajuan yang menggambarkan kerangka

upaya yang terstruktur dengan kaidah rasional dan fungsional serta proporsional. Arah

kebijakan pembangunan sebagai haluan dari proses yang terancang dan terpadu untuk

mencapai tujuan pembangunan melalui program aksi yang diupayakan oleh Satuan Kerja

Perangkat Daerah bersama mitra kerjanya. Prioritas yaitu pilihan program aksi yang

dikembangkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah bersama pelaku pembangunan lainnya

karena bersifat strategis dalam upaya mewujudkan visi dan misi serta tujuan dan sasaran

Pembangunan Daerah.

Strategi, arah kebijakan dan prioritas telah mengarah kepada proses peletakan dasar dalam

kebijakan bersifat komprehensif dan integratif. Strategi pembangunan yang meliputi

konsolidasi dan reorganisasi serta revitalisasi dan redistribusi diharapkan dapat memicu dan

memacu pembangunan di kawasan tersebut. Prioritas pembangunan mulai dari pengembangan

organisasi pemeritahan sampai kepada kerjasama dan kemitraan dalam visi dan misi tersebut.

Kebijakan, strategi dan prioritas dari pemerintah daerahini harus bersifat terpadu dan

terkendali, sehingga Visi dan Misi Bupati dapat dicapai.

7.1.1.Strategi dan Arah Kebijakan MISI 1

MISI 1: Mengembangkan perekonomian lokal dan pusat-pusat ekonomi dengan mengoptimalkan pengembangan kawasan ekonomi secara terpadu.

Untuk mencapai sasaran pada Misi 1, diperlukan strategi sebagai berikut: Meningkatkan

keterampilan tenaga kerja, Memperluas kesempatan kerja, Melakukan updating data

penduduk miskin, Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dan pendidikan,

Meningkatkan mutu pelayanan dasar, Meningkatkan frekuensi dan mutu promosi wisata,

(2)

aktifitas perdagangan, Meningkatkan produksi dan memperbaiki penanganan pasca

panen, Menerapkan pola pertanian yang maju dan ramah lingkungan, Menyediakan

prasarana pendukung kawasan, Mengembangkan industri pengolahan pertanian,

Mengembangkan usaha mikro kecil, menengah dan koperasi, Mengembangkan sumber

energy terbarukan, Membangun dan merehabilitasi jalan kabupaten, Membangun jalan

produk dan jalan usaha, Meningkatkan askes ke kampung tertinggal, Menyediakan

pelayanan dasar dikampung tertinggal, Membangun dan merehabilitasi jaringan,

Menyediakan informasi wilayah rawan bencana, Meningkatkan sarana prasarana evakuasi

bencana, Meningkatkan kepedulian masyarakat tentang kesiapsiagaan.

Diperlukan arah kebijakan yang bermuara kepada program dan kegiatan yang tepat untuk

mengimplementasikan strategi yang telah disebutkan diatas. Arah kebijakan untuk

melaksanakan strategi pada misi 1 adalah: Meningkatkan kualitas dan keterampilan

tenaga, Menambah lapangan usaha bagi angkatan kerja, Menyediakan databasependuduk

miskin, Memberikan bantuan biaya pendidikan dan kesehatan bagi penduduk, Melakukan

koordinasi program pengentasan kemiskinan, Meningkatkan keterampilan penduduk

miskin, Memanfaatkan media massa dan event pameran untuk promosi wisata,

Mengembangkan kawasan Carocok dan Bukit Langkisau Painan, Mengembangkan

Kawasan Mandeh, Mengembangkan dan menata Kawasan Mande Rubiah, Membangun

dan merehabilitasi pasar Nagari yang potensial, Meningkatkan informasi harga pasar bagi

produsen dan konsumen, Meningkatkan luas tanam komoditi unggulan, Meningkatkan

jumlah koperasi yang telah melaksanakan RAT, Memanfaatkan sumberdaya air dan

sumber energi terbaharukan untuk pemenuhan kebutuhan energy masyarakat,

Peningkatan perencanaan sumberdaya energy, Peningkatan kualitas jalan Kabupaten,

Pengembangan jalan-jalan agopolitan dan minapolitan, Pembangunan jalan-jalan menuju

daerah tertinggal, Meningkatkan sarana transportasi daerah, Pembangunan sarana

pendidikan dan kesehatan di daerah tertinggal, Pembangunan jalan-jalan primer dan

sekunder, Menyediakan peta dan informasi wilayah rawan bencana, Meningkatkan

sarana prasarana evakuasi bencana dan Memberikan sosialisasi dan simulasi tentang

kebencanaan. Hubungan antara srategi dan arah kebijakan untuk Misi 1 dapat dilihat pada

(3)

Tabel 7.1

HubunganAntara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 1

VISI:“TERWUJUDNYA MASYARAKAT PESISIR SELATAN YANG SEJAHTERA”.

MISI 1: Mengembangkan perekonomian lokal dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan pengembangan kawasan ekonomi secara terpadu

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Menurunkan

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

(4)

tertinggal pada tahun 2014

1. Tersedianya informasi tentang wilayah rawan

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

7.1.2.Strategi dan Arah Kebijakan MISI 2

MISI 2: Melanjutkan pembangunan sumberdaya manusia yang Siap enghadapi tantangan dunia global.

Untuk mencapai sasaran pada Misi 2, diperlukan strategi sebagai berikut:

Meningkatkan akses pendidikan, Mengurangi biaya pendidikan bagi masyarakat,

Meningkatkan pelayanan kesehatan, Menekan biaya pengobatan masyarakat miskin,

Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, Meningkatkan

kompetensi tenaga guru, Meningkatkan taraf pendidikan guru, Meningkatkan kualitas

pendidikan agama, Mengembangkan komunikasi antar umat Bergama, Mengembangkan

pendidikan adat dan budaya daerah, Meningkatkan kapasitas lembaga adat dan budaya,

Meningkatkan peranan pemangku dalam pendidikan adat, Mengembangkan lembaga

seni dan budaya.

Diperlukan arah kebijakan yang bermuara kepada program dan kegiatan yang tepat

untuk mengimplementasikan strategi yang telah disebutkan diatas. Arah kebijakan untuk

melaksanakan strategi pada misi 2 adalah: Meningkatkan pembangunan sarana dan

prasarana pendidikan di setiap Kecamatan, Wajib belajar 12 tahun, Meningkatkan

sarana dan prasarana kesehatan bagi masyarakat, Memberikan jaminan kesehatan

masyarakat miskin, Pemberdayaan posyandu, Meningkatkan kualitas proses sertifikasi

guru, Meningkatkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) menjadi Sekolah

Bertaraf Internasional, (SBI) Memberikan pelajaran agama diusia dini melalui PAUD,

Mengembangkan forum pertemuan antar umat beragama, Mengembangkan kurikulum

pendidikan, Meningkatkan kapasitas guru-guru agama, Meningkatkan kapasitas

pemangku adat dan Meningkatkan SDM seni dan budaya daerah. Hubungan antara

(5)

Tabel 7.2

HubunganAntara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 2

VISI:“TERWUJUDNYA MASYARAKAT PESISIR SELATAN YANG

SEJAHTERA”.

MISI 2: Melanjutkan pembangunan sumberdaya manusia berkualitas yang siap menghadapi tantangan dunia global

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Terwujudnya hidup menjadi 70 pada tahun 2015

4. Menurunnya angka kematian bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015

5. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan menjadi 118 ribu penduduk pada tahun 2. Wajib belajar 12 tahun 3. Meningkatkan sarana dan

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

7.1.3.Strategi dan Arah Kebijakan MISI 3

MISI 3: Revitalisasi prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik serta meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat

Untuk mencapai sasaran pada Misi 3, diperlukan strategi sebagai berikut:

(6)

publik secara elektronik, Meningkatnya efisiensi anggaran dan pengelolaan asset

daerah,Meningkatnya kemampuan aparatur sesuai bidangnya, Meningkatnya disiplin

aparatur, Meningkatnya akurasi data pembangunan.

Diperlukan arah kebijakan yang bermuara kepada program dan kegiatan yang tepat

untuk mengimplementasikan strategi yang telah disebutkan diatas. Arah kebijakan untuk

melaksanakan strategi pada misi 3 adalah: Meningkatkan kapasitas SDM pelayanan satu

pintu, Memasyarakatkan layanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik,

Meningkatkan kapasitas SDM pelayanan publik, Meningkatkan pengawasan,

pengelolaan keuangan dan asset daerah, Meningkatkan manajemen aparatur sesuai

bidang, Mengembangkan pola insentif yang efektif dan Mengembangkan basis data

pembangunan. Hubungan antara strategi dan arah kebijakan untuk Misi 3 dapat dilihat

pada tabel 5.6.

Tabel 7.3

HubunganAntara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 3

VISI:“TERWUJUDNYA MASYARAKAT PESISIR SELATAN YANG

SEJAHTERA”.

MISI 3: revitalisasi prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik serta meningkatkan kapsitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2011

7.1.4 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJMD

Arah kebijakan pembangunan yang telah disusun diselaraskan dengan urusan

(7)

dan urusan pilihan. Untuk tahun 2010 - 2015 Arah Kebijakan Pembangunan menurut

urusan pemerintahan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1) Urusan Pendidikan

Penyelenggaraan urusan Pendidikan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Pendidikan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pendidikan.

3. Menerapkan kebijakan pendidikan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan

solusi terhadap masalah kota.

4. Mengintegrasikan fungsi regulasi pendidikan dasar dan menengah.

5. Meningkatkan mutu lulusan pendidikan dasar dan menengah.

6. Memberikan perhatian khusus untuk pembiayaan penyelenggaraan operasional

SMK dan agar lulusan SMK semakin berkualitas dan mampu berbahasa Inggris

secara aktif.

7. Meminimalkan angka putus sekolahdrop-outpendidikan dasar dan menengah.

8. Menjamin akses keluarga miskin terhadap layanan pendidikan dasar dan

menengah.

9. Mengurangi kesenjangan pelayanan pendidikan

10. Memfasilitasi penataan infrastruktur di kawasan pendidikan tinggi dalam rangka

meningkatkan daya saing kota.

11. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Pendidikan.

2) Urusan Kesehatan

Penyelenggaraan urusan Kesehatan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Kesehatan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan kesehatan.

3. Menerapkan kebijakan kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi

terhadap masalah kota.

4. Meningkatkan kinerja dari sistem surveilance, respon cepat dan penanggulangan

terhadap penyakit menular antara lain flu burung, DBD,TBC, HIV/AIDS,

hepatitis, dan diare.

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan menerapkan pola hidup sehat.

6. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan di kawasan pemukiman, utamanya

pada pemukiman kumuh.

7. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan gizi buruk.

(8)

10. Memperbaiki distribusi fasilitas pelayanan kesehatan (termasuk rumah sakit) serta

meningkatkan mutu dan keamanan (safety) pelayanan kesehatan.

11. Mewujudkan sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM) termasuk

pelayanan kesehatan untuk keluarga miskin.

12. Memberdayakan masyarakat dan komunitas profesional kesehatan untuk lebih

berperan dalam penyelenggaraan urusan kesehatan.

13. Melaksanakan pendelegasian upaya kesehatan masyarakat di tingkat Kecamatan

dan Kelurahan.

14. Memberi perhatian khusus terhadap mutu dan keamanan obat yang dikonsumsi

masyarakat.

15. Meningkatkan kinerja pengelolaan Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah.

16. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib kesehatan.

3) Urusan Pekerjaan Umum

Penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum termasuk dalam kaitannya dengan tata air

antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Pekerjaan

Umum.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pekerjaan Umum.

3. Mewujudkan arahan RTRW dengan mendukung pengembangan jalan dan

jembatan.

4. Memelihara dan meningkatkan kapasitas jaringan jalan.

5. Membangun, meningkatkan dan memelihara sarana dan prasarana Penerangan

Jalan Umum (PJU) serta Sarana Jaringan Utilitas (SJU).

6. Meningkatkan regulasi dan pengelolaan air limbah.

7. Meningkatkan regulasi dan pengelolaan operasional pelayanan persampahan.

8. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta (dunia usaha) dalam penerapan

3R (Reduce, Reuse, Recycle).

9. Meningkatkan sarana dan prasarana pekerjaan umum.

10. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Pekerjaan Umum.

11. Penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum dalam kaitannya dengan bangunan

gedung Pemerintahan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.

12. Menyediakan data mutakhir kondisi teknis bangunan milik Pemda yang digunakan

(9)

13. Penyediaan dan penataan sarana perkantoran beserta pendukungnya dan

bangunan fasilitas umum yang berkualitas dan handal dalam rangka mendukung

penyelenggaraan fungsi pemerintahan dan pelayanan masyarakat

4) Urusan Perumahan

Penyelenggaraan urusan Perumahan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Perumahan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perumahan.

3. Menciptakan kebijakan perumahan dan permukiman yang komprehensif, terpadu

dan berperan nyata dalam memecahkan masalah perkotaan.

4. Meningkatkan ketersediaan rumah susun untuk memenuhi kebutuhan penduduk

berpenghasilan rendah.

5. Mengembangkan lingkungan permukiman yang sehat.

6. Memindahkan penghuni bantaran kali/situ/danau dan pemukiman ilegal ke

rumah susun.

7. Memfasilitasi akses pembiayaan untuk pembangunan dan perbaikan rumah bagi

penduduk berpenghasilan rendah.

8. Memperbaiki kondisi lingkungan permukiman di kawasan padat/kumuh.

9. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pembangunan Kampung Terpadu.

10. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan

Perumahan.

11. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Perumahan.

5) Urusan Penataan Ruang

Penyelenggaraan urusan Penataan Ruang antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Penataan

Ruang.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Penataan Ruang.

3. Mewujudkan regulasi penataan ruang yang berkualitas dan berbasis pada prinsip

berkelanjutan, kebersamaan, keadilan dan perlindungan hukum.

4. Menyelenggarakan penataan ruang Kabupaten Pesisir Selatan secara terpadu

5. Meningkatkan keterlibatan komunitas profesional secara independen dalam proses

pengambilan keputusan pada perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian

(10)

6) Urusan Perencanaan Pembangunan

Penyelenggaraan urusan Perencanaan Pembangunan antara lain diarahkanuntuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Perencanaan

Pembangunan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perencanaan Pembangunan.

3. Menerapkan kebijakan perencanaan pembangunan yang menyeluruh, terpadu dan

merupakan solusi terhadap masalah kota.

4. Sinkronisasi fungsi penelitian, urusan statistik, dan urusan Perencanaan

Pembangunan.

5. Menterjemahkan arahan tata ruang ke dalam Rencana Jangka Panjang,

Menengah, Tahunan dan Perencanaan Sektor.

6. Mengembangkan sistem dan metodologi perencanaan daerah.

7. Mengembangkan kompetensi tenaga perencana urusan, lintas urusan, dan

kewilayahan.

8. Mengembangkan manajemen perencanaan.

9. Mengembangkan perencanaan kawasan terpadu

10. Melakukan kerjasama perencanaan pembangunan perekonomian dan sosial

11. Merencanakan pembiayaan pembangunan.

12. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam perencanaan

pembangunan.

13. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib

Perencanaan Pembangunan.

7) Urusan Perhubungan

Penyelenggaraan urusan Perhubungan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Perhubungan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perhubungan.

3. Meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum dengan prinsip pelayanan prima

dan berstandar internasional.

4. Menerapkan kebijakan perhubungan yang menyeluruh dan terpadu.

5. Menyelesaikan pembangunan koridor transportasi.

6. Meningkatkan kinerja sistem dan pengelolaan transportasi.

7. Meningkatkan mutu dan kinerja jaringan pelayanan angkutan umum dan

(11)

8. Mewujudkan arahan pengembangan transportasi dalam RTRW Kabupaten Pesisir

Selatan.

9. Meningkatkan keselamatan pengguna angkutan umum.

10. Mengoptimalkan jaringan jalan dan sistem angkutan perhubungan.

11. Mengintegrasikan sistem parkir ke dalam sistem angkutan umum.

12. Memberdayakan masyarakat dan komunitas profesional perhubungan untuk lebih

berperan dalam penyelenggaraan urusan Perhubungan.

13. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Perhubungan.

8) Urusan Lingkungan Hidup

Penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Lingkungan

Hidup.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Lingkungan Hidup

3. Menerapkan kebijakan lingkungan hidup yang menyeluruh, terpadu dan

merupakan solusi terhadap masalah kota.

4. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

5. Mengintegrasikan regulasi pengelolaan air limbah, konservasi air tanah dan

lingkungan hidup.

6. Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap pelaku pencemaran

lingkungan.

7. Meningkatkan pelaksanaan Pantai Bersih Laut Lestari (PBLL), Langit Biru,

Prokasih, Prodasih, Adipura,Green School, dan Adiwiyata.

8. Meningkatkan perbaikan dan konservasi lingkungan hidup dan sumber daya alam

(energi, air, sumber daya laut, flora dan fauna).

9. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup.

10. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Lingkungan Hidup.

11. Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

12. Menyusun Rencana Induk RTH sebagai panduan pengembangan RTH ke masa

depan.

13. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya RTH.

14. Melindungi peruntukan RTH secara konsisten.

15. Menambah dan mengembangkan taman, hutan, dan kawasan pemakaman serta

(12)

17. Mengembangkan taman-taman kota.

18. Meningkatkan pedestrian terutama yang menghubungkan halte/terminal dengan

bangunan fasilitas publik.

9) Urusan Pertanahan

Penyelenggaraan urusan Pertanahan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Pertanahan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pertanahan.

3. Menerapkan kebijakan pertanahan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan

solusi terhadap masalah kota.

4. Mengintegrasikan regulasi tentang pemetaan, pertanahan dan penataan ruang.

5. Mendorong peningkatkan sertifikasi tanah milik masyarakat.

6. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Pertanahan.

7. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Pertanahan.

8. Penyediaan dan pembebasan lahan untuk Pembangunan

10) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

Penyelenggaraan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Kependudukan

dan Catatan Sipil.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kependudukan dan Catatan Sipil.

3. Menerapkan kebijakan kependudukan dan catatan sipil yang menyeluruh, terpadu

dan merupakan solusi terhadap masalah kota.

4. Meningkatkan mutu layanan kependudukan dan catatan sipil kepada masyarakat.

5. Menyempurnakan sistem registrasi kependudukan dan melakukan pemutakhiran

data kependudukan setiap tahun.

6. Mengembangkan registrasi kematian dan registrasi migrasi masuk dan keluar

untuk menyempurnakan data mutasi penduduk.

7. Melakukan registrasi kependudukan Kabupaten Pesisir Selatan

8. Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap penyimpangan

pelaksanaan peraturan kependudukan.

9. Mewujudkan kesetaraan dalam penerapan peraturan kependudukan.

10. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

(13)

11. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib

Kependudukan dan Catatan Sipil.

11) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Penyelenggaraan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, antara

lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak.

3. Menerapkan kebijakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang

menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kota.

4. Mengintegrasikan regulasi pemberdayaan perempuan dengan pemberdayaan

masyarakat dan desa.

5. Meningkatkan kesadaran dan menggalang masyarakat untuk mencegah dan

menanggulangi perdagangan, tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi

terhadap perempuan dan anak.

6. Meningkatkan peran perempuan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan dan

sebagai penerus dan pendidik generasi mendatang.

7. Menjamin akses bagi perempuan dalam semua aspek pembangunan.

8. Meningkatkan perlindungan anak.

9. Memenuhi kebutuhan anak sebagai penerus bangsa.

10. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

11. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

12) Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera

(KS) antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Keluarga Berencana dan Keluarga

Sejahtera.

3. Menerapkan kebijakan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang

(14)

4. Mengintegrasikan regulasi urusan KB dan KS dengan urusaan pemberdayaan

masyarakat dan desa urusan kependudukan dan catatan sipil, serta urusan

kesehatan.

5. Mengendalikan pertumbuhan penduduk.

6. Membudayakan dan mensosialisasikan kembali Program Keluarga Berencana

khususnya bagi keluarga miskin.

7. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

8. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera

13) Urusan Sosial

Penyelenggaraan urusan Sosial antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Sosial.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Sosial.

3. Menerapkan kebijakan sosial yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi

terhadap masalah kota.

4. Memberi perhatian khusus pada penanganan anak dan lansia terlantar,

gelandangan, pengemis, penyandang cacat, Pekerja Seks Komersial (PSK) dan

korban bencana.

5. Meningkatkan pengelolaan pelayanan panti sosial.

6. Meningkatkan pembinaan PMKS di masyarakat oleh lembaga non panti, petugas

kesejahteraan sosial dan lembaga sosial lainnya.

7. Meningkatkan kepedulian masyarakat dan komunitas profesional terhadap

permasalahan sosial yang ada di lingkungannya.

8. Tidak melakukan diskriminasi bagi penyandang cacat dalam penyediaan layanan

publik, seperti : sekolah, pasar, rumah sakit, dan tempat bekerja.

9. Menangani korban bencana dengan menyiapkan makan, minum, sarana berteduh

sementara, pakaian, selimut, alat masak, pakaian dan logistik untuk beberapa

waktu selama belum dapat kembali ke rumahnya.

10. Mendampingi korban bencana selama di penampungan.

11. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Sosial.

(15)

14) Urusan Ketenagakerjaan

Penyelenggaraan urusan Ketenagakerjaan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan

Ketenagakerjaan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Ketenagakerjaan.

3. Menerapkan kebijakan ketenagakerjaan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan

solusi terhadap masalah kota.

4. Meningkatkan kompetensi lulusan sekolah menengah kejuruan dan pencari kerja

dalam sektor jasa tersier agar memenuhi kebutuhan pasar kerja.

5. Memfasilitasi penyediaan diklat khusus sektor jasa tersier yang lulusannya

bersertifikat kompetensi dan memberi insentif bagi usaha-usaha yang banyak

menyerap tenaga kerja spesifik tersebut.

6. Melakukan kerjasama dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas tenaga kerja yang memiliki sertifikat

kompetensi.

7. Meningkatkan perlindungan terhadap tenaga kerja.

8. Meningkatkan hubungan industrial tenaga kerja.

9. Memfasilitasi pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit.

10. Meningkatkan pengawasan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.

11. Meningkatkan akses masyarakat terhadap jaringan informasi pasar kerja melalui

internet.

12. Mengembangkan potensi pengiriman tenaga perawat dengan kemampuan khusus.

13. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Ketenagakerjaan.

14. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Ketenagakerjaan.

15) Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Penyelenggaran urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain

diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah (UKM).

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah (UKM).

(16)

4. Mengembangkan dan melaksanakan sistem registrasi UKM termasuk kaki lima

dan melakukan pemutakhiran data setiap tahun.

5. Meningkatkan sistem dan manajemen pembinaan lembaga dan pengelola koperasi

dan UKM.

6. Meningkatkan kinerja jaringan koperasi dan UKM.

7. Regulasi untuk meningkatkan akses Koperasi dan UKM terhadap modal,

teknologi, dan pasar.

8. Memfasilitasi pengembangan sumber daya ekonomi lokal.

9. Regulasi untuk memfasilitasi penyediaan ruang bagi koperasi, UKM, dan kaki lima

10. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Koperasi dan UKM.

11. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Koperasi dan UKM.

16) Urusan Penanaman Modal

Penyelenggaran urusan Penanaman Modal antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Penanaman

Modal.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Penanaman Modal.

3. Menerapkan kebijakan Penanaman Modal yang menyeluruh, terpadu dan

merupakan solusi terhadap masalah kota.

4. Mengintegrasikan pengelolaan seluruh perijinan usaha menjadi satu pintu dan

menggunakan fasilitas internet.

5. Mempermudah proses untuk memulai usaha, kerjasama investasi, promosi terpadu

investasi, perdagangan dan pariwisata.

6. Regulasi untuk memfasilitasi pengembangan kawasanfinancial centre.

7. Regulasi untuk pengembangan kawasan ekonomi khusus.

8. Meningkatkan kontribusi BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah.

9. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Penanaman Modal.

10. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Penanaman Modal.

17) Urusan Kebudayaan

Penyelenggaraan urusan Kebudayaan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Kebudayaan.

(17)

3. Menciptakan kebijakan kebudayaan yang komprehensif, terpadu dan berperan

nyata terhadap pemecahan masalah perkotaan.

4. Mengintegrasikan regulasi urusan Kebudayaan, fungsi Permuseuman dan urusan

Kepariwisataan.

5. Mengembangkan budaya lokal sebagai bagian dari budaya daerah.

6. Pemeliharaan dan pemugaran bangunan tua dan bersejarah

7. Memugar dan mengembangkan kawasan bernilai sejarah.

8. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Kebudayaan.

9. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Kebudayaan.

18) Urusan Pemuda dan Olahraga

Penyelenggaraan urusan Pemuda dan Olahraga antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Pemuda dan

Olahraga.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pemuda dan Olahraga.

3. Menerapkan kebijakan Pemuda dan Olahraga yang menyeluruh, terpadu dan

merupakan solusi terhadap masalah daerah.

4. Menyeleksi jenis olahraga tertentu untuk dimassalkan dan dimasukkan dalam

kurikulum pendidikan formal sebagai instrumen penanaman budaya sportif.

5. Memberikan prioritas pembinaan terhadap jenis olahraga prestasi untuk tingkat

Nasional dan Regional.

6. Mewujudkan prestasi olahragawan dan cabang-cabang olahraga.

7. Regulasi untuk meningkatkan pembinaan lembaga olahraga.

8. Meningkatkan sarana prasarana olahraga masyarakat dan gelanggang olahraga

9. Regulasi untuk meningkatkan pembinaan gerakan kepramukaan dan lembaga

kepemudaan.

10. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Pemuda dan Olahraga.

11. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Pemuda dan

Olahraga.

19) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri antara

(18)

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Kesatuan

Bangsa dan Politik Dalam Negeri.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri.

3. Menerapkan kebijakan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang

menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah daerah.

4. Regulasi dan fasilitasi untuk pembinaan kelompok masyarakat dalam upaya

mencegah timbulnya konflik antar anggota masyarakat.

5. Regulasi dan fasilitasi pembinaan terhadap Forum Komunikasi Kerukunan Antar

Umat Beragama (FKKUB) dalam upaya meningkatkan perannya.

6. Fasilitasi partai politik dalam rangka meningkatkan perannya memberikan

pendidikan politik kepada masyarakat dan menumbuhkan pemimpin politik.

7. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.

8. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Kesatuan

Bangsa dan Politik Dalam Negeri.

20) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Penyelenggaraan urusan Otonomi Daerah dan Pemerintahan Umum antaralain

diarahkan untuk:Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Otonomi Daerah, dan

Pemerintahan Umum.

2. Menerapkan kebijakan urusan Otonomi Daerah dan Pemerintahan Umum yang

menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah daerah.

3. Mengintegrasikan regulasi dan kebijakan perangkat daerah, kepegawaian serta

fungsi diklat.

4. Regulasi dan kebijakan dalam upaya memperkuat pemerintahan Kelurahan dan

Kecamatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

5. Regulasi dan pelaksanaan pendelegasian kewenangan kepada satuan kerja

perangkat daerah di Kecamatan dan Kelurahan dalam rangka mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat.

(19)

7. Reformasi birokrasi dalam upaya mengubah orientasi perangkat daerah untuk lebih

berorientasi kepada masyarakat/lapangan.

8. Menerapkan transparansi dan meningkatkan akuntabilitas publik.

9. Meningkatkan kinerja pengawasan internal daerah.

10. Melaksanakan penegakkan hukum atas penyimpangan peraturan

perundang-undangan.

11. Mengimplementasikan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP).

12. Mengintegrasikan pelayanan dalam satu pintu dan mengembangkan pelayanan

dengan menggunakan internet.

13. Menerapkan teknologi informasi pada semua tingkat pemerintahan untuk

mempermudah dan mempercepat pelayanan.

14. Melakukan seleksi dan penempatan SDM aparatur berdasarkan kompetensi.

15. Regulasi dan kebijakan dalam upaya meningkatkan pelayanan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran, evakuasi,rescuedan pengelolaan bencana.

16. Kerjasama Pemerintah Daerah dengan TNI, Polri, Kejaksaan dan Pengadilan

dalam rangka meningkatkan ketahanan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial

budaya dan keamanan di Kabupaten Pesisir Selatan

17. Regulasi dan kebijakan dalam rangka meningkatkan ketentraman, ketertiban dan

perlindungan masyarakat.

18. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana penyelenggaraan urusan Otonomi

Daerah dan Pemerintahan Umum.

19. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

20. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian.

21) Urusan Ketahanan Pangan

Penyelenggaraan urusan Ketahanan Pangan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Ketahanan

Pangan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Ketahanan Pangan.

3. Menerapkan kebijakan ketahanan pangan yang menyeluruh, terpadu dan

(20)

4. Mengamankan jalur supply, gudang penyediaan stock, sistem dan mekanisme

distribusi bahan pokok ( beras, terigu, minyak goreng dan lain-lain).

5. Melaksanakan pemetaan dan mengamankan jalursupplysetiap jenis bahan pokok.

6. Melaksanakan pemetaan, mengembangkan, menyebarkan dan mengamankan

gudang bahan pokok.

7. Melaksanakan pemetaan, mengembangkan dan mengamankan sistem dan

mekanisme distribusi bahan pokok.

8. Mengembangkan pola diversifikasi pangan.

9. Mengembangkan budidaya dengan produksi sayuran dengan teknologi hidroponik

dan ramah lingkungan.

10. Melaksanakan kerjasama dengan swasta dalam mengembangkan sistem stok

terpadu dan modern.

11. Memperkuat jaringan lumbung bahan pokok di tingkat Kelurahan persediaan

dalam keadaan darurat.

12. Mengintegrasikan urusan Ketahanan Pangan dan urusan Perdagangan.

13. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Ketahanan Pangan.

14. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Ketahanan Pangan.

22) Urusan Statistik

Penyelenggaran urusan Statistik antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Statistik.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Statistik.

3. Menerapkan kebijakan Statistik yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi

terhadap masalah daerah.

4. Mengintegrasikan urusan Statistik dengan urusan Perencanaan Pembangunan.

5. Menyediakan statistik dasar untuk setiap urusan wajib dan pilihan.

6. Membangun kapasitas satuan kerja perangkat daerah dalam pengelolaan data.

7. Menyediakan akses bagi satuan kerja perangkat daerah untuk memanfaatkan

databasemelalui internet.

8. Membangun data indikator Daerahuntuk jangka panjang.

9. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Statistik.

(21)

23) Urusan Kearsipan

Penyelenggaraan urusan Kearsipan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Kearsipan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kearsipan.

3. Menerapkan kebijakan kearsipan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi

terhadap masalah kota.

4. Meningkatkan pengelolaan penyimpanan Arsip Daerah dan pelayanan arsip.

5. Meningkatkan kapasitas penyimpanan Arsip Daerah.

6. Meningkatkan pengelolaan arsip dan menerapkan teknologi informasi dalam

pengelolaan arsip, dan melaksanakan penyelamatan arsip daerah.

7. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Kearsipan.

8. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Kearsipan.

24) Urusan Komunikasi dan Informatika

Penyelengggaraaan urusan Komunikasi dan Informatika antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Komunikasi dan

Informatika.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Komunikasi dan Informatika.

3. Menerapkan kebijakan Komunikasi dan Informatika yang menyeluruh, terpadu

dan merupakan solusi terhadap masalah daerah.

4. Menerapkan teknologi informasi untuk semua tingkat pemerintahan (E-government)

yang dimulai dengan, proses perencanaan (E-planning), penganggaran (E-budgeting)

dan proses pengadaan barang (E-procurement) serta pengawasan.

5. Meningkatkan citra positif Pemerintah Daerah.

6. Melakukan pemisahan fungsi regulator dari fungsi operator dalam urusan

Informatika.

7. Menyediakan informasi pembangunan dan pelayanan publik berbasis internet.

8. Melaksanakan pelayanan perijinan berbasis internet.

9. Mengembangkan kapasitas dan kinerja jaringan sistem informasi sampai ke tingkat

Kecamatan

10. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Komunikasi dan Informatika.

11. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Komunikasi dan

(22)

25) Urusan Perpustakaan

Penyelenggaraan urusan Perpustakaan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Perpustakaan

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perpustakaan.

3. Menerapkan kebijakan Perpustakaan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan

solusi terhadap masalah daerah.

4. Pengelolaan perpustakaan Kabupaten Pesisir Selatan dan pembinaan

perpustakaan sekolah, kecamatan dan kelurahan.

5. Melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

6. Meningkatkan pembinaan terhadap pengelolaan perpustakaan yang dikelola

masyarakat, komunitas, dan sekolah.

7. Meningkatkan kualitas layanan kepustakaan (termasukE-library).

8. Meningkatkan kapasitas koleksi buku perpustakaan yang memenuhi kebutuhan

seluruh lapisan masyarakat.

9. Membangun jejaring antar perpustakaan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan

10. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Perpustakaan.

11. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Perpustakaan.

26) Pertanian

Penyelenggaran urusan Pertanian antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Pertanian.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pertanian

3. Menerapkan kebijakan Pertanian, Perkebunan dan Peternakan yang menyeluruh,

terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kota.

4. Peningkatan kesejahteraan petani.

5. Peningkatan pemasaran hasil-hasil produk Pertanian, Perkebunan dan Peternakan.

6. Peningkatan penerapan teknologi pertanian, Perkebunan dan Peternakan.

7. Peningkatan hasil produksi Pertanian, Perkebunan dan Peternakan.

8. Penanggulangan penyakit ternak

9. Melakukan pembinaan terhadap petani dan peternak.

10. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepada masyarakat petani dan peternak.

11. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Pertanian, Perkebunan dan Peternakan.

(23)

27) Kehutanan

Penyelenggaran urusan Kehutanan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Kehutanan

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kehutanan.

3. Menerapkan kebijakan Kehutanan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan

solusi terhadap masalah kota.

4. Pemanfaatan potensi sumber daya hutan.

5. Rehabilitasi hutan dan lahan.

6. Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan.

7. Pembinaan dan penertiban industri hasil hutan.

8. Meningkatkan pengawasan terhadap perdagangan kayu dan olahan hasil hutan

lainnya dalam rangka mengurangi penebangan liar dan penyelundupan.

9. Penyusunan perencanaan pengembangan hutan.

10. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepada masyarakat kehutanan

11. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Kehutanan.

12. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan pilihan Kehutanan

28) Energi dan Sumber Daya Mineral

Penyelenggaran urusan Energi dan Sumber Daya Mineral :

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Energi dan

Sumber Daya Mineral

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Energi dan Sumber Daya Mineral.

3. Menerapkan kebijakan Energi dan Sumber Daya Mineral yang menyeluruh,

terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kota.

4. Pembinaan dan pengendalian pertambangan daerah.

5. Pembinaan dan pengembangan ketenagalistrikan.

6. Pembinaan dan pemanfaatan air bawah tanah.

7. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepada masyarakat pengelola

pertambangan.

8. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Pertambangan dan Sumber Daya Mineral.

9. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan pilihan Pertambangan dan

(24)

29) Urusan Pariwisata

Penyelenggaran urusan Pariwisata antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Pariwisata.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pariwisata.

3. Menerapkan kebijakan Pariwisata yang menyeluruh, terpadu dan merupakan

solusi terhadap masalah kota.

4. Melaksanakan promosi terpadu antar pelaku usaha industri pariwisata,

perdagangan, investasi dan kebudayaan.

5. Melakukan pembinaan lembaga penunjang kepariwisataan Daerah

6. Melaksanakan promosi dan pelayanan pariwisata

7. Mengembangkan kualitas atraksi, obyek wisata, kawasan, dan lingkungan wisata

tematik.

8. Mewujudkan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai destinasi pariwisata

9. Mengembangkan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai destinasi wisata Daerahyang

berbasis potensi alam.

10. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Pariwisata.

11. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan pilihan Pariwisata.

30) Urusan Kelautan dan Perikanan

Penyelenggaraan urusan Kelautan dan Perikanan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan Keluatan dan

Perikanan,

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kelautan dan Perikanan

3. Menerapkan kebijakan Kelautan dan Perikanan yang menyeluruh, terpadu dan

merupakan solusi terhadap masalah kota.

4. Mengintegrasikan regulasi urusan Kelautan dan Perikanan.

5. Memfasilitasi pihak swasta untuk menanamkan investasi dan berusaha di bidang

budidaya perikanan darat, laut dan penangkapan ikan laut dengan teknologi

modern

6. Regulasi dan fasilitasi agar akses nelayan terhadap modal, pasar, teknologi dan

manajemen menjadi lebih mudah dalam upaya menjadi nelayan modern.

7. Regulasi dan fasilitasi pengembangan tempat pendaratan dan pasar ikan yang

modern.

8. Meningkatkan konsumsi ikan dan produk ikan lainnya oleh masyarakat.

(25)

10. Membangun tempat pelatihan yang modern bagi nelayan, pembudidaya ikan.

11. Mengembangkan pelabuhan perikanan yang memudahkan bagi nelayan.

12. Mendorong berkembangnya keanekaragaman usaha ekonomi kelautan non

perikanan.

13. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Kelautan dan Perikanan.

14. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan pilihan Kelautan dan

Perikanan.

31) Urusan Perdagangan

Penyelenggaraan urusan Perdagangan antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Perdagangan.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perdagangan.

3. Menerapkan kebijakan Perdagangan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan

solusi terhadap masalah kota.

4. Peningkatan kerjasama perdagangan.

5. Peningkatan dan pengembangan ekspor.

6. Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri.

7. Pembinaan pedagang kaki lima.

8. Pengembangan Pasar Raya dan Pasar-pasar Pembantu.

9. Meningkatkan regulasi terhadap keamanan barang yang dikonsumsi masyarakat.

10. Membangun dan mengintegrasikan jaringan laboratorium mutu daging, ikan,

ayam, susu, telur, bahan pokok, air dan minuman kemasan dalam rangka

menjamin keamanan bahan makanan dan minuman yang di konsumsi warga

Padang.

11. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Perdagangan.

12. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan pilihan Perdagangan.

32) Urusan Industri

Penyelenggaraan urusan Industri antara lain diarahkan untuk:

1. Menerapkan kaidahgood governancepada penyelenggaraan urusan Industri.

2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Industri.

3. Menerapkan kebijakan Industri yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi

(26)

5. Peningkatan kemampuan teknologi industri.

6. Penataan struktur industri.

7. Pengembangan sentra-sentra industri potensial.

8. Melakukan pengawasan industri yang tidak ramah lingkungan.

9. Mendorong industri yang ramah lingkungan, padat teknologi dan padat modal.

10. Meningkatnya peran komunitas profesional dalam urusan pengembangan industri.

11. Memfasilitasi usaha industri yang saling mendukung antara hulu dan hilir.

12. Melakukan pembinaan industri kerajinan rakyat.

13. Membangun iklim yang kondusif untuk pengembangan industri.

14. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam

penyelenggaraan urusan Industri.

15. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan pilihan Industri

3.1.2 Indikator Kinerja

Secara umum, indikasi program yang disusun terdiri dari sektor/sub sektor langsung

terkait dengan pemanfaatan ruang (sebagai implikasi dari rencana tata ruang yang telah

disusun) beserta lokasi realisasi program, instansi pengelola dan kemungkinan sumber

dana yang bisa diperoleh dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten dan Swasta. Jangka waktu dari indikasi program ini adalah 20 tahun

perencanaan (2010 – 2030).

Pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan program yang akan dilaksanakan pada

setiap tahapan adalah sebagai berikut :

1. Bahwa besarnya kebutuhan sarana dan prasarana pembangunan yang harus

disediakan dalam setiap tahapan adalah proporsional dengan peningkatan jumlah

penduduk pada tiap tahapan pembangunan.

2. Program yang diprioritaskan adalah yang mendukung tercapainya keteraturan tata

ruang (membentuk struktur ruang) sebagaimana yang direncanakan.

3. Ada beberapa wilayah yang perlu diprioritaskan pembangunannya dalam upaya

untuk mendorong pertumbuhan wilayah atau memberikan pelayanan bagi wilayah

yang memerlukan pembangunan dalam waktu yang relatif lebih dekat (lebih

mendesak).

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dibuat suatu prioritas, baik yang menyangkut

lokasi maupun sektoral sesuai dengan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah. Prioritas

pembangunan, selain pada peningkatan pertumbuhan di bidang ekonomi yang dititikberatkan

(27)

tidak terjadi ketimpangan pertumbuhan antar wilayah yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan,

Pembangunan bidang lainnya dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu disesuaikan

dengan potensi dan permasalahan spesifik wilayah-wilayah yang ada di Kabupaten Pesisir

Selatan.

Sektor-sektor pembangunan fisik yang perlu dipertimbangkan sebagai prioritas dalam

pembangunan karena sumbangannya yang tinggi dalam perwujudan struktur tata ruang

wilayah Kabupaten Pesisir Selatan adalah:

1. Pembangunan sektor transportasi, berupa pembangunan dan perbaikan jalan,

pembangunan dan atau pemeliharaan terminal dan dermaga, pengadaan dan atau

pemeliharaan marka jalan dan tanda-tanda lalu lintas, serta penyediaan angkutan

umum massal yang dapat menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Pembangunan sektor perdagangan, berupa pengadaan dan atau pemeliharaan

sarana perdagangan seperti pasar, pertokoan dan sarana perdagangan lainnya.

3. Pembangunan sektor perumahan, berupa pengadaan perumahan murah dan

perumahan dinas serta program perbaikan kondisi bangunan.

4. Pembangunan sarana pendidikan dan budaya, berupa pembangunan

gedung-gedung sekolah, gedung-gedung kesenian, fasilitas sosial lainnya.

5. Pembangunan fasilitas kesehatan, berupa rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin,

poliklinik, dan sebagainya.

6. Pembangunan prasarana air bersih berupa pengembangan dan pemeliharaan

instalasi pengelolaan air bersih, penyediaan sumber-sumber air baku serta

pemeliharaan dan perluasan saluran jaringan pelayanan.

7. Pembangunan prasarana energi listrik berupa peningkatan kapasitas dan jaringan

pembagi, pemeliharaan gardu-gardu induk dan jaringan serta perluasan jaringan

pelayanan.

8. Pembangunan prasarana telekomunikasi, berupa pengadaan dan atau

pengembangan sentral-sentral otomat, jaringan distribusi dan pelayanan telepon

umum, serta stasiun komunikasi nirkabel di wilayah tertinggal.

Penyusunan program dalam rangka pemantapan kawasan lindung dan pengembangan

kawasan budidaya didasarkan pada potensi pengembangan spasial maupun sektoral.

Pengembangan kawasan budidaya sebagai pengisian dari rencana-rencana pembangunan di

daerah akan dibatasi oleh pendeliniasian dan pemantapan terlebih dahulu kawasan yang

(28)

Program-program berikut pada dasarnya masih bersifat indikatif, yang diharapkan dapat

memberikan indikasi bagi penyusunan program pembangunan sektoral serta pembangunan

pada wilayah yang diprioritaskan pengembangannya, baik dalam jangka lima tahun pertama

maupun pada lima tahun kedua. Pelaksanaan pembangunan diharapkan akan menjadi terarah

dan dapat mencapai tujuan pembangunan itu sendiri bila rencana pembangunan ditunjang oleh

dasar hukum yang kuat. Hal ini antara lain dapat ditunjang oleh adanya kerjasama antara

semua pihak, baik swasta/perorangan maupun instansi pemerintah.

Prioritas pembangunan Tahun Anggaran 2016 dilaksanakan prioritas sesuai dengan kondisi

dan situasi permasalahan dan kemampuan anggaran. Prioritas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

2. Pembangunan sarana dan prasarana publik

Selama ini Kabupaten Pesisir Selatan diidentikan dengan daerah yang tidak mempunyai

potensi, sehingga berbagai sarana dan prasarana publik yang dibutuhkan pembangunannya

pun menjadi terabaikan. Kondisi seperti ini akhirnya semakin memperlambat

perkembangan daerah. Menyadari kondisi yang demikian maka pemerintah daerah

kembali memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana publik, sehingga

perekonomian daerah dapat terus menggeliat mengejar ketertinggalan Kabupaten Pesisir

Selatan dari daerah lainnya.

Peningkatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Daerah Strategi dan arah Kebijakan,

fokus dan prioritas pembangunan dalam rangka peningkatkan prasarana dan sarana

kepemerintahan

a. Meningkatkan dukungan sumber daya air, dan peningkatan jaringan irigasi untuk

mendukung pengembangan pertanian rakyat, dilakukan melalui :

 Peningkatan pemeliharaan jaringan irigasi saluran sekunder dan tertier di daerah lumbung pangan

 Peningkatan pembangunan jaringan irigasi baru pada lokasi pertanian yang potensial

b. Peningkatan penyediaan air untuk kebutuhan pedesaan, perkotaan dan industri dalam

rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendukung perekonomian daerah,

dilakukan melalui :

 Peningkatan ketersediaan air baku sebagai bahan air bersih bagi kebutuhan rumah tangga di ibu kota kecamatan dan kabupaten

 Peningkatan pemeliharaan jaringan air bersih, dan memperkecil kebocoran

(29)

c. Peningkatan normalisasi dan penguatan tebing sungai dalam rangka melindungi

kawasan pemukiman dan kawasan produkif dari ancaman banjir dan abrasi pantai,

dilakukan melalui :

 Peningkatan normalisasi tebing sungai dengan pemasangan bronjong untuk melindungi kawasan pemukiman dan kawasan produktif dari ancaman bencana

banjir

 Peningkatan penanaman pohon polindung (pohon bakau) untuk menanggulangi abrasi pantai

d. Terwujudnya pemantapan jalan Nasional, jalan propinsi dan jalan Kabupaten di

Pesisir Selatan, dilakukan melalui :

 Peningkatan pembangunan jalan baru pada daerah potensial dan daerah terisolir, serta membuka hubungan ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

 Peningkatan kualitas jalan, dan peningkatan pemeliharaan jalan e. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana perikanan :

 Peningkatan pembangunan sarana tempat pelelangan ikan

 Peningkatan pembangunan pelabuhan perikanan

f. Tersedianya pemenuhan rumah sehat bagi masyarakat berpenghasilan

rendah, dilakukan melalui :

 Mendorong investor untuk melakukan pengembangan dan penyediaan rumah layak huni dan terjangkau oleh masyarakat

 Melakukan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman yang sehat, nyaman dan lestari

g. Terwujudnya penataan ruangan ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan,

dilakukan melalui :

 Melakukan penyusunan tataruang pada wilayah strategis dan cepat tumbuh

 Peningkatan kemitraan dengan mastarakat sebagai pelaku dan pemakai penataan ruang

h. Tersedianya sarana dan prasarana evakuasi bila terjadi bencana alam, dilakukan

melalui penyediaan sarana dan prasarana untuk antisipasi dan evakuasi bencana alam

Secara umum semua kecamatan di Kabupaten pesisir Selatan sudah di layani oleh PDAM,

namun karena sering terjadi kekurangan pada sumber dan masih ada beberapa penduduk yang

(30)

belum terlanyani. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat setempat memanfaatkan

air sumur dangkal yang musim kemarau air sumur tersebut tidak ada lagi. Upaya untuk

mencapai tingkat pelayanan sebagaimana yang diformulasikan dalam pedoman umum sistem

penyediaan air bersih suatu daerah oleh Direktorat Jendral Cipta Karya Depertemen Pekerjaan

Umum (PU) tahun 1994 dengan periode perencanaan 2012 – 2027 secara umum adalah

membuat dan mencari sumber air baku kemudian air baku tersebut diolah menjadi air bersih

(air minum). Kapasitas sistem yang direncanakan dari sumber yang air baku yang potensial

disegi kuantitas, kualitas dan kontinuitas yaitu Air Sungai yang terletak di masing-masing

Kecamatan mempunyai debit yang memadai.

7.2.1 Daerah Pelayanan dan Tingkat Pelayanan

Daerah/ cakupan pelayanan rencana sistem penyediaan air bersih di 4 (empat) kecamatan

yaitu Kawasan Taratak Sei Lundang, Kec. Koto XI Tarusan, Kawasan Koto Gunung, Kec.

Batang Kapas, kawasan Nagai Koto Baru di kecamatan Lenggayang, dan Kawasan Balai

Selasa Kecamatan Ranah Pesisirsampai akhir periode 2027. Daerah-daerah yang dilayani

diutamakan untuk daerah pemukiman, pusat pemerintahan, perekonomian, dan fasilitas sosial

lainnya.

Tingkat pelayanan untuk Masing-masing kawasan pada akhir perioda desain direncanakan

sebesar 80 % dari jumlah penduduk masing-masing Kecamatantermasuk katagori kota kecil,

angka tingkat pelayanan ditetapkan dengan mempertimbangkan:

1. Target MDG’s (Millenium Development Goal) yaitu minimal separoh proporsi penduduk

mendapatkan pelayanan air minum yang memadai pada tahun 2025, Masing-masing

Kawasantingkat pelayanan adalah 80 %.

2. Standar pelayanan bidang air minum berdasarkan Konsep Penyusunan Standar

Pelayanan Bidang Air Minum, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah

Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, 2004 dimana tingkat pelayanan

untuk kota kecil adalah 80 %.

Direncanakan tingkat pelayanan ini akan ditingkatkan per lima tahun berikutnya hingga

akhir periode desain. Untuk tahun perencanaan 2013–2017 tingkat pelayanan ditingkatkan

menjadi 60%, kemudian untuk lima tahun berikutnya (2018–2027) persentase ini

(31)

7.2.2 Kebutuhan Air

Kebutuhan air bersih diklasifikasikan atas 3 (tiga) yaitu kebutuhan air domestik (rumah

tangga), kebutuhan non domestik, dan kehilangan air, baik di instalasi maupun di jaringan

perpipaan. Perhitungan proyeksi kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk, tingkat

pelayanan dan ketentuan standar kebutuhan air. Berdasarkan ketentuan dari Konsep

Penyusunan Standar Pelayanan Bidang Air Minum, Departemen Pemukiman dan Prasarana

Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, 2004, yang mana

Masing-masing Kawasan termasuk kategori kota kecil, standar kebutuhan air adalah sebagai berikut :

1. Untuk keperluan sambungan rumah (SR) kebutuhan airnya 90-110 l/o/ hari,

kebutuhan direncanakan 100 l/o/ hari;

2. Untuk keperluan hidran umum (HU) 30 l/o/ hari;

3. Sedangkan untuk keperluan non domestik ditetapkan berdasarkan kapasitasnya dan

direncanakan 20 % dari kebutuhan domestik;

4. Tingkat kebocoran 25 %.

Hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air dapat di lihat pada Tabel 5.7, 5.8,dan 6.0dan Grafik

Kebutuhan Penduduk masing-masing Kawasan dapat dilihat pada Gambar 6.1. 6.2, 6.3 dan 6.4

di bawah ini: Dari hasil perhitungan didapatkan kebutuhan air untuk Masing-masing

Kawaasan pada akhir tahun perencanaan (tahun 2027):

Tabel 7.4

Proyeksi Kebutuhan Air kawasan Taratak Sei Lundang Kec. Koto XI Tarusan 2011 –2027

No Uraian Sat.

Tahun Perencanaan

2.012 2.013 2.015 2.017 2.019 2.021 2.023 2.025 2.027

1 Asumsi Perhitungan

a. Pemakaian Air Domestik

- SR l/j/hr 90 90 90 90 90 90 90 90 90

- HU l/j/hr 30 30 30 30 30 30 30 30 30

b. Faktor Pemakaian

- Maksimum 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20

- Puncak 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50

c. Perbandingan

- SR % 80 80 80 80 80 80 80 80 80

- HU % 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00

e. Tingkat Pelayanan % 2,14 5,00 10,00 16,17 22,33 28,50 34,67 40,83 47,00 f. Jumlah Pddk Per

Samb.

- SR jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5 5

(32)

g. Tingkat Kebocoran % 35 34 31 29 27 25 24 23 20

- Penduduk Terlayani jiwa 1.056 2.504 5.160 8.594 12.23

- Jml Pengguna SR jiwa 845 2.003 4.128 6.875 9.785 12.86

4 16.120 19.56

2 23.197

- Jml Kebutuhan Air l/dt 0,88 2,09 4,30 7,16 10,19 13,40 16,79 20,38 24,16

- Jml Pengguna HU jiwa 211 501 1.032 1.719 2.446 3.216 4.030 4.890 5.799

- Jml Kebutuhan Air l/dt 0,07 0,17 0,36 0,60 0,85 1,12 1,40 1,70 2,01

Total keb. Air Domestik l/dt 0,95 2,26 4,66 7,76 11,04 14,52 18,19 22,08 26,18 b. Keb. Air Non

Domestik l/dt 0,19 0,45 0,93 1,55 2,21 2,90 3,64 4,42 5,24

Total Kebutuhan Air l/dt 1,14 2,71 5,59 9,31 13,25 17,42 21,83 26,49 31,41

Debit Kebocoran l/dt 0,40 0,92 1,73 2,70 3,58 4,36 5,24 6,09 6,28

Kebutuhan Air

rata-rata l/dt 1,54 3,64 7,32 12,01 16,83 21,78 27,07 32,58 37,69 Kebutuhan Air

Maksimum l/dt 1,85 4,36 8,79 14,41 20,19 26,13 32,48 39,10 45,23 Kebutuhan Air Puncak l/dt 2,32 5,45 10,98 18,02 25,24 32,66 40,60 48,87 56,54

4 Total Sambungan unit 173 411 846 1.409 2.006 2.637 3.305 4.010 4.755

- Jumlah SR unit 169 401 826 1.375 1.957 2.573 3.224 3.912 4.639

- Jumlah HU unit 4 10 21 34 49 64 81 98 116

Tabel 7.5

Proyeksi Kebutuhan Air kawasan Koto Gunung Kecamatan Batang Kapas Tahun 2011 – 2027

No Uraian Sat. Tahun Perencanaan

2012 2017 2022 2027

d. Daerah Pelayanan % 60 80 80 80

e. Tingkat Pelayanan % 60 60 80 80

f. Jumlah Pddk Per Samb.

- SR jiwa 5 5 5 5

- HU jiwa 50 50 50 50

g. Tingkat Kebocoran % 35 29 24 20

2 Penduduk

(33)

- Pend. Daerah pelayanan jiwa 19.056 27.372 29.930 31.767

- Penduduk Terlayani jiwa 11.434 16.423 23.944 25.413

3 Kebutuhan Air

a. Keb. Air Domestik

- Jml Pengguna SR jiwa 9.147 13.139 19.155 20.331

- Jml Kebutuhan Air l/dt 9,53 13,69 19,95 21,18

- Jml Pengguna HU jiwa 2.287 3.285 4.789 5.083

- Jml Kebutuhan Air l/dt 0,79 1,14 1,66 1,76

Total keb. Air Domestik l/dt 10,32 14,83 21,62 22,94

b. Keb. Air Non Domestik l/dt 2,06 2,97 4,32 4,59

Total Kebutuhan Air l/dt 12,39 17,79 25,94 27,53

Debit Kebocoran l/dt 4,34 7,27 8,19 6,88

Kebutuhan Air rata-rata l/dt 16,72 25,06 34,13 34,41 Kebutuhan Air Maksimum l/dt 20,07 30,07 40,96 41,30 Kebutuhan Air Puncak l/dt 25,08 37,59 51,20 51,62 Kebutuhan Air terpasang l/dt 12,50 12,50 12,50 12,50 Kebutuhan Air Produksi l/dt 20,00 20,00 20,00 20,00

4 Total Sambungan unit 1.875 2.693 3.927 4.168

- Jumlah SR unit 1.829 2.628 3.831 4.066

- Jumlah HU unit 46 66 96 102

Tabel 7.6

Proyeksi Kebutuhan Air kawasan Koto Baru Kecamatan Lenggayang Tahun 2011 –2027

No Uraian Sat.

Tahun Perencanaan

2012 2017 2022 2027

1

Asumsi Perhitungan

a. Pemakaian Air Domestik

- SR l/j/hr 60 60 60 60

- HU l/j/hr 30 30 30 30

b. Faktor Pemakaian

- Maksimum 1,2 1,2 1,2 1,2

- Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5

c. Perbandingan

- SR % 70 75 80 85

- HU % 30 25 20 15

d. Daerah Pelayanan % 60 70 80 80

e. Tingkat Pelayanan % 60 65 70 75

f. Jumlah Pddk Per Samb.

- SR jiwa 5 5 5 5

- HU jiwa 50 50 50 50

g. Tingkat Kebocoran % 25 20 15 15

2 Penduduk

- Jumlah Penduduk jiwa 4.522 4.871 5.248 5.654

(34)

- Penduduk Terlayani jiwa 1.628 2.217 2.939 3.392

3 Kebutuhan Air

a. Keb. Air Domestik

- Jml Pengguna SR jiwa 1.140 1.662 2.351 2.883

- Jml Kebutuhan Air l/dt 0,79 1,15 1,63 2,00

- Jml Pengguna HU jiwa 488 554 588 509

- Jml Kebutuhan Air l/dt 0,17 0,19 0,20 0,18

Total keb. Air Domestik l/dt 0,96 1,35 1,84 2,18

b. Keb. Air Non Domestik l/dt 0,19 0,27 0,37 0,44

Total Kebutuhan Air l/dt 1,15 1,62 2,20 2,61

Debit Kebocoran l/dt 0,29 0,40 0,39 0,46

Kebutuhan Air rata-rata l/dt 1,44 2,02 2,59 3,08

Kebutuhan Air Maksimum l/dt 1,73 2,42 3,11 3,69 Kebutuhan Air Puncak l/dt 2,16 3,03 3,89 4,61

Kebutuhan Air Produksi l/dt 5,00 5,00 5,00 5,00

4 Total Sambungan unit 238 344 482 587

- Jumlah SR unit 228 332 470 577

Sumber: Perhitungan Konsultan, 2011

Tabel 7.7

Proyeksi Kebutuhan Air Kecamatan Balai SalasaTahun 2011 –2025

No Uraian Sat.

Tahun Perencanaan

2012 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027

1 Asumsi Perhitungan

a. Pemakaian Air Domestik

- SR l/j/hr 90 90 90 90 90 90 90 90 90

- HU l/j/hr 30 30 30 30 30 30 30 30 30

b. Faktor Pemakaian

- Maksimum 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20

- Puncak 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50

c. Perbandingan

- SR % 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00 80,00

- HU % 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00

e. Tingkat Pelayanan % 11,50 16,00 20,00 22,00 24,00 26,00 28,00 30,00 32,00

f. Jumlah Pddk Per Samb.

- SR jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5 5

- HU jiwa 50 50 50 50 50 50 50 50 50

g. Tingkat Kebocoran % 35 34 31 29 27 25 24 23 20

2 Penduduk

- Jumlah Penduduk jiwa 30.998 31.463 32.414 33.394 34.403 35.443 36.515 37.618 38.755

- Penduduk Terlayani jiwa 3.565 5.034 6.483 7.347 8.257 9.215 10.224 11.285 12.402

3 Kebutuhan Air

a. Keb. Air Domestik

(35)

- Jml Kebutuhan Air l/dt 2,97 4,20 5,40 6,12 6,88 7,68 8,52 9,40 10,33

- Jml Pengguna HU jiwa 713 1.007 1.297 1.469 1.651 1.843 2.045 2.257 2.480

- Jml Kebutuhan Air l/dt 0,25 0,35 0,45 0,51 0,57 0,64 0,71 0,78 0,86

Total keb. Air Domestik l/dt 3,22 4,54 5,85 6,63 7,45 8,32 9,23 10,19 11,20

b. Keb. Air Non Domestik l/dt 0,64 0,91 1,17 1,33 1,49 1,66 1,85 2,04 2,24

Total Kebutuhan Air l/dt 3,86 5,45 7,02 7,96 8,94 9,98 11,08 12,23 13,44

Debit Kebocoran l/dt 1,35 1,85 2,18 2,31 2,42 2,50 2,66 2,81 2,69

Kebutuhan Air rata-rata l/dt 5,21 7,31 9,20 10,27 11,36 12,48 13,73 15,04 16,12 Kebutuhan Air Maksimum l/dt 6,26 8,77 11,04 12,32 13,63 14,97 16,48 18,05 19,35 Kebutuhan Air Puncak l/dt 7,82 10,96 13,80 15,40 17,04 18,72 20,60 22,56 24,18

4 Total Sambungan unit 585 826 1.063 1.205 1.354 1.511 1.677 1.851 2.034

- Jumlah SR unit 570 805 1.037 1.175 1.321 1.474 1.636 1.806 1.984

- Jumlah HU unit 14 20 26 29 33 37 41 45 50

Dari hasil perhitungan didapatkan kebutuhan air untuk Masing-masing Kawasan pada akhir tahun perencanaan (tahun 2025)

Tabel 7.8

Kebutuhan debit rata-rata, maksimum, dan puncak masing-masing kecamatan

Kebutuhan Koto XI Tarusan

Batang Kapas

Kecamatan Lenggayang

Ranah pesisir

Debit rata-rata

(Qr) 37,69 34,41 3,08 16,12

Debit Maksimum

(Qm)

45,23 41,30 3,69 19,35

Debit Puncak 56,54 51,62 4,61 24,18

7.2.3 Sumber Air Baku untuk Sistem Penyediaan Air Minum

1. Kuantitas

Karena debit masing-masing usngai pada tiap kawasan memadai. Sehingga mampu

mensuplai kecukupan debit pada daerah layanan.

2. Aspek kontinuitas

Dari segi kontinuitas, sumber air diperkirakan cukup kontinu baik itu pada saat musim

hujan (maksimum) maupun kemarau (minimum). Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa sumber air ini layak dijadikan sebagai sumber air baku penyediaan air bersih

untuk Kecamatan Masing-masing Kawasan.

Gambar

Gambar 3.3 Skema Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kawasan Koto Baru, Kec. Lenggayang

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Internal menurut Hasibuan (2002: 42) adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan

Bapak Rudy Susanto, S.kom, selaku Kepala Bengkel Universitas Bina Nusantara dan pengurus Lab LitBang Sistem Komputer (BENGKEL) yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang

(13%), Australia (+10%), Indonesia (+15%), Selandia Baru (+9), dan Filipina (+15).Sedangkan penurunan tercatat pada India (-14%), Singapura (-10%), dan Korea (-17%),

Kotoran ternak diolah dengan cara yang lebih baik akan bernlai ekonomi tinggi seperti pemanfaatan kotoran tersebut sebagai bahan pembuatan biogas, pupuk padat, dan pupuk

Hasil analisis pada uji homogenitas ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dalam karakteristik responden pada kedua kelompok sehingga membantu

Variasi Geotextil (Tanah Terganggu Wopt = 32.5%) Pemodelan 1 Perbaikan Tanah Dengan Geotextil Dari hasil hubungan pembebanan, faktor keamanan dan penurunan maka di ambil

Untuk membuat permainan semakin menarik dan seru, aplikasi permainan kartu King and Slave Capsa ini akan memiliki 3 mode permainan, yaitu mode Normal, mode King &

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul