• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU STRATEGIS YANG BERKEMBANG

FUNGSI LPMP

A. ISU STRATEGIS YANG BERKEMBANG

1. Ancaman Loss Learning Akibat Pandemi

Pembelajaran melalui moda daring atau distance learning (Pembelajaran Jarak Jauh) membuka peluang adanya disparitas atau kesenjangan belajar peserta didik. Peserta didik yang memiliki fasilitas belajar yang baik dengan dukungan keluarga yang utuh hampir pasti memiliki tingkat keberhasilan dan keterlibatan yang baik dalam belajar. Sedangkan peserta didik yang minim fasilitas dan dukungan keluarga yang kurang, tetap bersemangat dalam belajar.

b.Kemungkinan meningkatnya angka putus Satuan Pendidikan

Ketidakpastian kapan Satuan Pendidikan akan di buka dan kembali normal berakibat pada munculnya kebosanan sehingga mendorong beberapa peserta didik untuk tidak melanjutkan belajar. Alasan ketiadaan fasilitas, kebingungan menghadapi tugas yang dihadapkan, juga kebosanan membuka jalan untuk para siswa yang hidup di tengah keterbatasan lebih memilih untuk bekerja dan meringankan beban orangtuanya guna membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik.

Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan di praktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan diseluruh sendi kehidupan di Satuan Pendidikan dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi Satuan Pendidikan agar dapat 2. Penguatan Pendidikan Karakter

Literasi merupakan bagian tidak terpisah dalam dunia pendidikan.

Literasi menjadi sarana siswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang di dapatkannya di bangku Satuan Pendidikan.

Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik dirumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai ‘keberaksaraan’ dan selanjutnya di maknai

‘melek’ atau ‘keterpahaman’.

Pada langkah awal, “melek, baca dan tulis” ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal. Pemahaman Literasi pada akhirnya tidak hanya merambah pada masalah baca tulis saja. Menurut World Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI, yakni literasi dasar (bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana peserta didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta didik menyikapi perubahan lingkungan mereka). Berikut adalah gambaran dari hal itu (World Economic Forum, 2016).

Menurut Cope dan Kalantzis (2000), pedagogi multiliterasi yang dikembangkan oleh New London Group merupakan pandangan yang melihat semakin berkembangnya dimensi literasi yang multibahasa dan multimodal. Dengan demikian, Satuan Pendidikan dan masyarakat perlu mengembangkan praktik dan keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan mengunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif, simbol dan multimedia (Abidin, 2015). Beragam teks yang digunakan dalam satu konteks ini disebut teks multimodal.

Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi menggunakan strategi

Perkembangan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan dampak yang sangat signifikan ke semua aspek kehidupan manusia. Perkembangan ini memiliki dampaksemakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan keseluruh dunia menembus batas, jarak, tempat, ruang dan waktu.Pengaruhnya pun meluas ke berbagai kehidupan, termasuk bidang pendidikan.

Boleh di katakan bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini merupakan faktor penentu kecepatan dan keberhasilan penguasaan ilmu dan teknologi oleh umat manusia. Dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media, dimana kegiatan pembelajaran secara konvensional yang lebih mengedepankan metode ceramah, dan diganti dengan sistem penyampaian bahan pembelajaran modern yang lebih mengedepankan peran pembelajar dan pemanfaatan TIK.

Dalam hal ini pendidikan termasuk yang paling diuntungkan dengan kemajuan TIK ini, karena memperoleh manfaat yang luar biasa. Mulai dari eksplorasi materi-materi pelajaran yang berkualitas seperti literatur, jurnal dan buku. Membangun forum-forum diskusi ilmiah, sampai konsultasi/ diskusi dengan para pakar di dunia, semua ini dapat dimudahkan dan dilakukan tanpa batas karena manusia dapat melakukannya sendiri. Sistem Pelaksanaan Berbasis TIK ini merupakan revolusi kelima dalam pembelajaran.

Dalam hal ini, peran LPMP Provinsi Gorontalo dalam proses transformasi menuju perubahan paradigma pembelajaran Abad 21 yang mencakup Penguatan Pendidikan Karakter, pengintegrasian literasi dalam pembelajaran, dan pengembangan berbasis TIK terintegrasi dengan tugas dan fungsi LPMP Provinsi Gorontalo dalam memberikan layanan penjaminan mutu pendidikan. Penerapan sistem penjaminan mutu pendidikan diharapkan dapat menjamin implementasi pendidikan karakter, literasi dan TIK memberikan dampak signifikan dalam pemenuhan standar nasional pendidikan khususnya standar kompetensi lulusan, agar kompetensi yang di hasilkkan dalam proses 4. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan sebagai kewajiban yang melekat pada satuan pendidikan sesuai amanat peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 seyogyanya mendapat dukungan yang memadai dari pemerintah daerah sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah. Tindak lanjut hasil penerapan sistem penjaminan mutu pendidikan internal belum di manfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah dalam menyusun program dan kebijakan perbaikan dan peningkatan mutu yang dapat mendorong satuan pendidikan memenuhi maupun melampaui standard nasional pendidikan.

Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai keterbatasan masih menjadi kendala dalam implementasi paradigma pembelajaran abas 21, baik yang terkait dengan aspek-aspek akademik maupun manajemen pendidikan. Untuk itupercepatan peningkatan capaian 8 (delapan) SNP di semua jenjang pendidikan harus menjadi prioritas pemabngunan pendidikan di Provinsi Gorontalo.

Dokumen terkait