• Tidak ada hasil yang ditemukan

J umlah Rumah Tang

Dalam dokumen Bab IV Perumusan Rencana an (Halaman 76-83)

Peng. Rumah Tangg

Fasilitas Sosial

Uraian

Tabel 4.17

Proyeksi Kebutuhan Prasarana Pengelolaan Lingkungan di KIPPT(Daratan*)

Penduduk

J umlah Rumah Tang

Uraian

Masterplan KIPPT Pulau Makasar dan Sekitarnya IV – 

4.9.4. Sarana Telekomunikasi

Di Kota Bau-Bau, pelayanan jasa telekomunikasi (melalui jaringan telepon) umumnya masih terbatas pada kawasan perkotaan utamanya pada kawasan ibukota. Saat ini jumlah sambungan telepon terpasang baru mencapai 5.154. Jika dibandingkan dengan jumlah rumahtangga (KK) 26.606, maka jumlah tersebut masih jauh dari cukup (baru 19%). Namun disadari, bahwa dengan populernya fasilitas mobile phone di berbagai pelosok desa, maka masyarakat sangat terbantukan.

Untuk tujuan komunikasi, perlunya peningkatan sarana telekomunikasi yang antara lain:

Peningkatan sarana dan prasarana telekomunikasi termasuk penambahan jumlah sambungan pada wilayah yang sudah ada/terlayani.

Pembuatan jaringan telekomunikasi melalui sambungan telepon ke kecamatan yang saat ini belum terlayani, termasuk KIPPT Pulau Makasar.

Peningkatan pelayanan jasa telekomunikasi sesuai dengan perkembangan teknologi, guna mencapai pelayanan terhadap seluruh lapisan masyarakat.

4.10 Rencana Pelabuhan Kawasan

4.10.1 Pelabuhan di Wilayah Kota Bau-Bau

Sejalan dengan pertumbuhan Kota Bau-Bau yang begitu pesat, perlu dipikirkan berbagai skenario pembangunan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan akan fasilitas, sarana, dan prasarana yang memadai untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Kepelabuhanan merupakan salah satu aspek penting, dan untuk

pengembangan kawasan industri perikanan telaah tentang alternatif  pengembangan perlu dilakukan.

Saat ini di Kota Bau-Bau terdapat beberapa titik pelabuhan, yakni Pelabuhan Murhum (Pelabuhan Utama), Pelabuhan Feri di Batulo, Pelabuhan Jembatan Batu, Pelabuhan (Rencana) Peti Kemas di Waruruma, Pelabuhan Pertamina, dan Pelabuhan Wameo (TPI). Kemudian adapula pelabuhan-pelabuhan rakyat seperti Pelabuhan Lakologou, Lowu-Lowu, Kalialia, Sukanaeyo, Liwuto, dan Mutiara. Pelabuhan-Pelabuhan tersebut memiliki fungsi masing-masing. Namun demikian, untuk perhitungan jangka panjang 10 hingga 20 tahun ke depan, berbagai skenario dan alternatif perlu di telaah dengan seksama, untuk mengarahkan dan memantapkan fungsi masing-masing terutama dalam tataran rencana kawasan-kawasan.

4.10.2 Pelabuhan KIPPT Pulau Makasar dan Sekitarnya

Saat ini terdapat lima pelabuhan di KIPPT Pulau Makasar dan sekitarnya, yakni Pelabuhan Lakologou, Lowu-Lowu, Kalialia, Sukanaeyo, Liwuto, dan Mutiara. Beberapa karakteristik masing-masing pelabuhan tersebut telah di identifikasi selama survei lapangan, sebagaimana disajikan pada Tabel 4.3. Berikut ini beberapa skenario pengembangan pelabuhan tersebut untuk menunjang pengembangan kepelabuhanan KIPPT Pulau Makasar pada khususnya, dan Kota Bau-Bau pada umumnya (Tabel 4.18).

4.11 Rencana Pengembangan Sektoral Kawasan Secara Terpadu

a. Strategi

Berdasarkan analisis keruangan sebagaimana dipaparkan sebelumnya, maka strategi pengembangan sektoral secara terpadu yang perlu dilakukan, meliputi:

Tabel 4.18

Alternatif Pengembangan Pelabuhan di KIPPT Pulau Makasar dan Sekitarnya

No Pelabuhan Alternatif I Alternatif II Alternatif III

1 Utama Perikanan (Pendaratan Ikan)

Tetap TPI Wameo Pulau Makasar   (Mutiara)

Lowu-Lowu Karakteristik: Karakteristik: Karakteristik:

•Fasilitas tersedia

•Butuh maintenance Breakerwater secara terus-menerus karen kurang terlindung dari angin barat

•Cukup dalam

•Ruang

pengembangan terbatas

•Sangat terlindung dari angin barat

•Sangat dalam •Ruang pengem-bangan tersedia •Fasilitas belum tersedia •Kemudahan menata fasilitas pelabuhan •Akses mudah •Sangat dalam •Ruang pengem-bangan terbatas •Fasilitas belum tersedia •Kemudahan menata fasilitas pelabuhan

Relatif terbuka dari angin barat

•Relatif dangkal 2. Pelabuhan

Feri

Tetap Batulo Pulau Makasar   (Mutiara)

Kalia-Lia Karakteristik: Karakteristik: Karakteristik:

Fasilitas tersedia Cukup dalam Akses baik Arah pergerakan menyamping ke Wamengkolipada musim barat (Desember hingga Februari )

Aktivitas lalu lintas kota dapat terganggu oleh embarkasi dan debarkasi penumpang •Sangat terlindung dari angin barat

•Sangat dalam •Ruang pengem-bangan tersedia •Fasilitas belum tersedia •Kemudahan menata fasilitas pelabuhan •Ada keterpaduan •Dekat konsentrasi penduduk •Sangat terlindung dari angin barat

•Sangat dalam

•Ruang pengem-bangan tersedia

•Sangat strategis untuk pengem-bangan Kota Satelit Lowu-Lowu

•Jangkauan ke berbagai titik terbuka (barat, utara, dan timur)

Pengembangan tiga sektor strategis (perikanan, pariwisata, dan pendidikan), melaui:

o Pemanfaatan dan pengalokasian ruang bagi kawasan pengembangan tiga sektor strategis yang memiliki keterkaitan

dalam suatu zona (kawasan), dan ini telah diwujudkan dalam suatu alokasi pemanfaatan ruang;

o Optimalisasi pemanfaatan wilayah pesisir dengan memprioritaskan lahan-lahan yang paling sesuai pengembangannya berdasarkan analisis kesesuaian lahan, dengan tidak mengabaikan aspek kelestarian lingkungan.

Pengembangan pusat-pusat aktivitas, yang meliputi pengembangan sarana dan prasaran pelayanan lingkungan yang mampu menunjang fungsi sentral yang dimiliki tiap bagaian kawasan (baik KIPPT Pulau Makasar maupun yang di darat).

Pengembangan dan peningkatan aktivitas, yang meliputi pengembangan sistem pencapaian ke lokasi, pengembangan pusat-pusat kegiatan, khususnya bagi aktivitas yang memiliki keterkaitan hubungan yang erat dengan perikanan, pariwisata, dan pendidikan.

Pengembangan kegiatan industri diarahkan agar dapat memberikan nilai tambah dan multiplier effect bagi pembangunan wilayah.

Kemudian, dalam pelaksanaanya, integrasi sektoral dan ruang begi pengembangan KIPPT Pulau Makasar dan Sekitarnya perlu memperhatikan sembilan aspek pembangunan berikut:

  Aspek Perencanaan Pembangunan KIPPT yang antara lain mencakup sistem pengendalian pemanfaatan ruang, standarisasi, koordinasi lintas sektoral, pendanaan, dan sistem informasi KIPPT.

 Aspek Sarana/Prasarana, yang memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan dalam menjalankan aktivitas indutri perikanan, pariwisata, dan pendidikan,

 Aspek Daya Dukung , sebagai tolok ukur pengendalian dalam rangka memelihara keseimbangan lingkungan, dimana pembangunan sarana dan prasarana dapat meningkatkan daya dukung sehingga upaya pemanfaatan dapat dilakukan secara optimal.

  Aspek Kelembagaan meliputi pemanfaatan dan peningkatan kapasitas institusi, sebagai mekanisme yang dapat mengatur  berbagai kepentingan yang sesuai dan memiliki efisiensi tinggi.

 Aspek Pengelolaan, yaitu dengan mengembangkan profesionalisme dan pola pengelolaan KIPPT yang siap mendukung kegiatan indutri perikanan, pariwisata, dan pendidikan dan mampu memanfaatkan potensi KIPPT secara lestari.

  Aspek Pengusahaan yang memberi kesempatan dan mengatur  pemanfaatan KIPPT untuk tujuan indutri perikanan, pariwisata, dan pendidikan baik kepada pihak ketiga dalam rangka membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat, maupun bagi pemerintah dan masyarakat secara langsung.

  Aspek Pemasaran dengan mempergunakan teknologi tinggi dan bekerja sama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar  negeri.

  Aspek Peran Serta Masyarakat  melalui kesempatan-kesempatan usaha sehingga ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 Aspek Penelitian dan Pengembangan, dimana diharapkan kawasan ini dan sekitarnya menjadi wadah alami bagi pendidikan dan penelitian di bidang perikanan/kelautan karena keunikan ekosistem yang dimiliki serta potensi sumberdayanya yang tinggi.

b. Program dan Kegiatan

Program dan kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan pengembangan KIPPT Pulau Makasar dan sekitarnya adalah sebagai berikut ini. Sedangkan perogram implementasi hingga tahun 2017 disajikan dalam Matriks Program Indikatif dalam Bab V.

Kegiatan meliputi:

Penertiban penguasaan lahan secara berlebihan dan ilegal

Sosialisasi penataan ruang kawasan

Pemantauan pemanfaatan ruang termasuk membuat evaluasi, pelaporan secara berkesinambungan

2. Perencanaan dan pemantapan jaringan sirkulasi kawasan

Kegiatan meliputi:

Peningkatan aksesibilitas antar pusat-pusat pertumbuhan melalui  jalan darat

Peningkatan aksesibilitas antar pusat-pusat pertumbuhan melalui laut

Pembangunan jalan-jalan lokal

3. Program peningkatan kinerja usaha perikanan

Kegiatan meliputi:

Pembinaan para nelayan tradisional

Pelatihan pemanfaatan teknologi sederhana dan berkembang bagi para nelayan

Pembinaan pengelola usaha perikanan

Pencegahan penggunaan alat/bahan berbahaya dalam penangkapan ikan

4. Program peningkatan kinerja pariwista

Kegiatan meliputi:

Pembentukan kelompok sadar wisata

Pembinaan kelurahan wisata dan pembuatan baleho wisata Pulau Makasar 

Dalam dokumen Bab IV Perumusan Rencana an (Halaman 76-83)

Dokumen terkait