• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jabatan Pengkhidmatan Awam (Public Service

Dalam dokumen Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah (Halaman 39-49)

Bab III Hasil Studi Banding di Malaysia

1. Jabatan Pengkhidmatan Awam (Public Service

Department of Malaysia)

Jabatan Pengkhidmatan Awam atau JPA merupakan instansi pemerintah federal (pusat) yang berada di bawah lembaga eksekutif. JPA bertanggung-jawab terhadap manajemen sumber daya manusia sektor publik. Struktur organisasi JPA berada di bawah Kantor Perdana Menteri. JPA tidak mempunyai kantor cabang maupun kantor wilayah pada tingkat negara bagian, kecuali untuk bagian pensiun (post service division branch) yang memiliki kantor perwakilan di Sabah dan Sarawak.

Post Service Division dalam JPA merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam membuat persetujuan dan pembayaran manfaat pensiun kepada pensiunan PNS dan hal-hal yang terkait dengan pengurusan administrasi pensiunan. Kategori pensiunan dan penerima manfaat pensiun yang dijamin oleh skema pensiun yang diberikan oleh JPA adalah : pegawai negeri sipil pada lingkup pemerintahan federal; pegawai negeri sipil pada lingkup negara bagian; pegawai yang bekerja pada lembaga pemerintahan yang disebutkan dalam undang-undang (statutory authority employees); anggota angkatan bersenjata; anggota parlemen dan anggota administrasi federal; sekretaris politik, dan para hakim.

JPA terdiri atas tiga program utama dan sepuluh departemen. Tiga program terdiri atas program perencanaan sumber daya manusia, program pengembangan manusia sumber daya manusia dan program operasi sumber daya manusia. Sepuluh divisi terdiri dari : (1) Divisi Perencanaan, Penelitian dan Korporat, (2) Divisi Pengembangan Organisasi, (3) Divisi Pelayanan, (4) Divisi Remunerasi, (5) Divisi Pengembangan Kapital Manusia, (6) NIPA (National

40 Institute of Public Administration), (7) Divisi Pensiun, (8) Divisi Manajemen Pelayanan, (9) Divisi Manajemen Psikologi, dan (10) Divisi Manajemen Informasi dan Teknologi.

2. LTAT (Lembaga Tabung Angkatan Tentera)

LTAT dibentuk pada bulan Agustus 1972 berdasarkan Akta Nomor 101 Akta Tabung Angkatan Tentera 1973. Berdasarkan akta tersebut, LTAT mempunyai dua tujuan utama, yaitu:

1. Mengadakan manfaat pensiun dan manfaat-manfaat lainnya untuk anggota Angkatan Tentera Malaysia (ATM) dalam semua tingkatan jabatan dalam satu skema simpanan untuk pegawai angkatan tentera dan Anggota Kerahan Angkatan Sukarela.

2. Melaksanakan program-program latihan peralihan bagi anggota tentara yang akan atau telah pensiun.

Visi LTAT adalah menjadi sebuah organisasi yang berwibawa dan dicontoh oleh badan-badan Kerajaan dan korporat. Dalam kegiatannya LTAT memiliki 3 (tiga) misi utama yaitu :

a. Mengadakan manfaat pensiun dan sosial ekonomi yang bermutu tinggi untuk anggota Angkatan Tentara Malaysia;

b. Komitmen untuk membantu pembangunan negara melalui investasi yang menguntungkan; dan

c. Menerapkan nilai kualitas dan budaya kerja cemerlang di kalangan pekerja dan bekerjasama dengan penuh dedikasi, bertanggung jawab, disiplin, amanah, proaktif dan inovatif kearah pencapaian yang cemerlang dan berkelanjutan.

Sebagai suatu lembaga yang dijalankan layaknya organisasi bisnis, maka struktur organisasi LTAT terbagi menjadi dewan direksi, dewan komisaris dan panel manajemen investasi. Selain dewan komisaris dan dewan direksi, Panel Investasi merupakan alat

41 kelengkapan organisasi LTAT yang penting, yang bertugas dan bertanggung jawab hal yang berkaitan dengan bidang investasi LTAT.

Skema pensiun di LTAT dibagi dalam skema iuran yang berbeda antara perwira dan anggota, yaitu : pengiur wajib (terdiri dari anggota tentara dari lain-lain pangkat (LLP) atau iuran wajib hanya bagi para perwira) dan pengiur suka rela (terdiri dari pegawai tetap ATM dan Anggota Kerahan Angkatan Sukarela (AKAS) atau iuran sukarela hanya bagi para anggota non perwira).

Selain jenis iuran diatas, juga terdapat iuran wajib pensiun, iuran wajib tidak pensiun dan iuran sukarela. Semua itu adalah pola kontribusi iuran pensiun bagi anggota tentara di Malaysia yang dikelola oleh LTAT. Di Malaysia yang dikenakan wajib mengiur hanya perwira sedangkan anggota mendapat subsidi silang dari iuran perwira ditambah kontribusi iuran dari pihak kerajaan.

Skema iuran wajib dapat diklaim manfaat pensiunnya saat sebulan setelah purna tugas (terhitung masa pensiun), meninggal dunia, dan telah mencapai usia 50 tahun. Sedangkan skema simpanan sukarela dapat diklaim kapan saja sesuai kebutuhan anggota.

Manfaat yang didapat dari skema pensiun di LTAT terdiri dari :

1. Berhenti tanpa mendapatkan hak pensiun, manfaat yang diterima adalah : akumulasi iuran pokok + dividen dan bonus ditambah dengan akumulasi iuran pokok dari kerajaan dan dividen dan bonus dari sisi iuran kerajaan.

2. Berhenti dengan pensiun, manfaat yang diterima adalah : bagian individu yang terdiri dari akumulasi iuran pokok + dividen dan bonus yang terkumpul. Sedangkan iuran yang terkumpul semasa waktu percobaan calon tentara diambil oleh pihak kerajaan.

42 Sumber keuangan LTAT dalam pembiayaan pensiun berasal dari :

1. Iuran yang dipotong dari 10% dari gaji pokok anggota per bulan,

2. Sumbangan kerajaan sebesar 15% dari gaji pokok bulanan anggota tentara per bulan,

3. Iuran sukarela dari anggota tentara yang besarnya antara RM 25 sampai dengan RM 750,

4. Pendapatan lain hasil pengembangan investasi. Total iuran pensiun wajib untuk para perwira adalah sebesar 10% dari anggota + 15% dari sumbangan kerajaan = 25% dari gaji pokok adalah iuran tentara bagi program pensiun mereka.

Selain mengelola iuran pensiun, LTAT juga berperan sebagai lembaga simpanan dan pengelola investasi bagi tentara aktif baik anggota maupun perwira. Sebagai pengiur aktif, seorang peserta di LTAT mendapatkan fasilitas manfaat seperti : pengeluaran sebagian iuran untuk membeli rumah, manfaat kematian dan cacat, dan pemberian bonus dalam bentuk unit saham.

Selain itu, peserta juga bisa menikmati fasilitas yang berasal dari diversifikasi investasi yang dikelola oleh anak perusahaan dibawah LTAT seperti :

1. Perbadanan Perwira Niaga Malaysia atau PERNAMA, yang menyediakan barang kebutuhan pokok seperti : beras, tepung, susu, kecap, mi instan, minyak masak, minuman dalam botol dengan harga subsidi.

2. Perbadanan Perwira Harta Malaysia atau PPHM, yang bertugas untuk menjalankan kegiatan pembangunan rumah, pengurusan proyek, pengedaran bahan-bahan bangunan dan bisnis asuransi.

3. Latihan kursus peralihan bagi anggota yang akan atau telah pensiun. LTAT menawarkan berbagai program latihan kursus pelatihan bagi anggota yang akan atau telah pensiun untuk persiapan mereka

43 bekerja kembali melalui Perbadanan Hal Ehwal Bekas Angkatan Tentera (PERHEBAT).

Selain, manfaat-manfaat di atas, untuk anggota aktif ada manfaat tambahan lainnya, yaitu :

1. LTAT membangun dan menyediakan rumah-rumah murah dan sederhana untuk ditawarkan kepada anggota Angkatan Tentera Malaysia yang layak. 2. Beasiswa ke jenjang pendidikan tinggi.

3. Bantuan keuangan kepada para tentara dalam bentuk : bantuan tunai, sumbangan tabungan yang diberikan pada hari pahlawan, beasiswa bagi anak-anak untuk bersekolah.

3. KWSP (Kumpulan Wang Simpanan Pekerja)

Kumpulan Wang Simpanan Pekerja atau Employee Provident Fund (EPF) didirikan pada 1 Oktober 1951 berdasarkan Akta 452 dan Akta 1991. KWSP merupakan skema simpanan wajib nasional. Keikutsertaan dalam skema KWSP ada dua yaitu pertama yang bersifat wajib dan yang kedua bersifat sukarela. Skema wajib dikenakan para pekerja sektor swasta dan pekerja swasta tanpa hak pensiun. Bersifat sukarela dikenakan pada pekerja wirausaha, pembantu rumah tangga dan pensiunan PNS dengan hak pensiun serta para pekerja asing yang tergolong ekspatriat.

Secara kelembagaan KWSP berada dibawah Kementerian Keuangan, dengan struktur organisasi yang terdiri atas EPF Board, EPF Investment Panel dan EPF Management. Tugas dari EPF Board adalah membuat kebijakan dan panduan pelaksanaan kebijakan. Dewan atau board terdiri dari Kepala, Deputi Kepala, lima (5) perwakilan dari pemerintahan termasuk kepala), lima (5) perwakilan pegawai, lima (5) perwakilan pemberi kerja, tiga (3) profesional dan Chief Executive Office (ex-officio). Anggota dewan dipilih oleh Menteri Keuangan. Dewan mempunyai sejumlah

44 komite yang bertugas dengan kerangka acuan yang jelas dan tegas, yaitu :

1. Board of Audit Committee (Komite Dewan Audit), 2. Finance and Development Committee (Komite

Keuangan dan Pengembangan),

3. Board Establishment, appoitnment & Services Committee,

4. Board Dicipline Committee (Komite Dewan Disiplin), 5. Board Risk Management Committee (Komite Dewan

Manajemen Resiko),

6. Performance Management Committee (Komite Manajemen Kinerja),

7. EPF Enhancement Committee.

Selain dewan dan komite, struktur yang paling penting dalam EPF adalah EPF Investment Panel yang bertanggunjawab dalam investasi dana yang terdapat dalam EPF. Anggota Panel Investasi ini ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Berikut ini disajikan tabel terkait rata-rata kontribusi peserta di KWSP menurut umur dan tingkat pendapatannya.

Tabel 3.5

Rata-rata Kontribusi (sejak Januari 2012)

Pemberi

Kerja (%) Pekerja (%) Total (%) Umur Pendapatan < 55 tahun < RM 5.000 13 11 24 Umur Pendapatan < 55 tahun < RM 5.000 12 11 23 Umur Pendapatan < 55 tahun < RM 5.000 6,5 5,5 12

Pekerja Asing Sukarela RM 5 11 -

Sumber : KWSP, 2012

4. Perkeso (SOCSO)

Perkeso didirikan pada tanggal 1 Januari 1971 sebagai lembaga pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sosial ekonomi dari masyarakat

45 Malaysia. Pembentukan Perkeso merupakan amanat dari the Employee’s Social Security Act 1969 dan General Regulations 1971, sebagai arah bagi dasar jaminan sosial dan memperluas manfaat perlindungan sosial bagi para tenaga kerja.

Tujuan diimplementasikannya jaminan sosial di Malaysia adalah untuk memberikan perlindungan jaminan sosial kepada para pekerja dalam menanggulangi resiko dari kecelakaan di tempat kerja, terganggunya kesehatan selama bekerja dan cacat yang diakibatkan oleh pekerjaan yang dilakukannya.

Fungsi dari perlindungan jaminan sosial oleh Perkeso adalah untuk memberikan: perawatan kesehatan, kompensasi pendapatan, rehabilitasi dan mempekerjakan kembali, pencegahan terhadap kecelakaan atau jaminan kesehatan dan keamanan pekerja.

Sistem triparti ketenagakerjaan di Malaysia terdiri dari tiga pihak, yaitu : (1) Pemerintah (Kementerian Tenaga Kerja (sebagai pelaku utama) dan Kementerian Perdagangan, Pendidikan, Kesehatan dan lain-lain); (2) Pemberi Kerja, dan (3) Pekerja.

Tipe-tipe kelompok sasaran perlindungan jaminan sosial dari Perkeso :

1. Pemberi kerja (majikan)

Majikan tunggal, kemitraan, perusahaan swasta, asosiasi/lembaga, perwakilan perusahaan dari luar negeri

2. Industri (Kecil, menengah dan besar)

Industri pabrikasi, jasa, perumahan, transportasi, pertambangan, perikanan dan pendidikan.

3. Pemberi kerja

Pemberi kerja utama yang bertanggungjawab langsung kepada para pekerjanya (misalnya penggajian dan sebagainya). Pemberi kerja perantara yang bekerja pada pemberi kerja utama

46 atau mengambil alih sebagian pekerjaan dari pemberi kerja utama atau sub kontrak.

Ketentuan mengenai pekerja yang menjadi tanggungan dalam skema Perkeso adalah : warga negara Malaysia atau yang memiliki status sebagai penduduk tetap, pekerja yang memikili kontrak kerja atau kontrak magang, memiliki penghasilan RM 3000 atau kurang per bulan dengan ketentuan keanggotaan sekali untuk selama atau pilihan, pekerja yang sebelumnya tidak terdaftar atau belum berkontribusi dalam iuran diberikan opsi untuk dilindungi oleh majikan dan pekerja harus setuju untuk dilindungi oleh skema ini.

Pengecualian diberikan kepada para pekerja dalam kategori : pegawai negeri, wiraswasta, pekerja asing, pembantu rumah tangga, dan pekerja sektor informal. Kontribusi pendanaan asuransi sosial meliputi iuran pekerja maupun iuran pemberi kerja. Kontribusi ini terdiri dari dua (2) kategori, yaitu :

1. Kategori pertama, usia dibawah 55 tahun (kombinasi dari kedua skema), dibayarkan oleh kedua belah pihak,

2. Kategori kedua, usia diatas 55 tahun dibayarkan hanya oleh pemberi kerja.

Kontribusi terhadap skema asuransi kecelakaan kerja dibayarkan oleh pemberi kerja. Pembagian porsi iuran antara pekerja dan pemberi kerja adalah Pemberi kerja : 1.25% + 0.50%, Pekerja : 0.50%. Skema asuransi yang diberikan oleh Perkeso terdiri dari dua (2), yaitu : skema asuransi kecelakaan kerja, dan skema pensiun karena cacat pada saat bekerja (perlindungan 24 jam). Sedangkan manfaat skema asuransi kecelakaan yang diberikan Perkeso terdiri dari : perawatan kesehatan, kompensasi pendapatan sementara ketika mengalami cacat kerja, cacat tetap (keseluruhan atau sebagian), tunjangan kehadiran tetap, perlindungan terhadap anak, biaya pemakaman, rehabilitasi :

47 pemberian alat penunjang ortopedik dan prostetik, dan program kembali bekerja.

Sementara manfaat skema asuransi karena cacat saat bekerja yang diberikan Perkeso terdiri dari : perlindungan 24 jam, cacat tetap diartikan sebagai kondisi yang tidak akan pulih kembali secara normal, perlindungan terhadap sakit yang mengakibatkan penyakit kronik, cacat dan kematian, tidak memiliki kemampuan fisik atau lemah, tidak mampu menghidupi dirinya sendiri, perlindungan 24 jam atas penyakit jantung, kanker stadium 3, gagal ginjal, tidak mencakup perawatan kesehatan, kecuali cuci darah.

49

Dalam dokumen Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah (Halaman 39-49)

Dokumen terkait