• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1.1. Sejarah Jakarta Tea Auction

Jakarta Tea Auction mulai dibentuk pada tahun 1973. Awalnya pelelangan

komoditi teh Indonesia dilakukan di Amsterdam (Belanda), lalu berpindah ke ke Anterwerpen (Belgia), hingga terakhir diadakan di London (Inggris). Dikarenakan kurang efektifnya kegiatan pelelangan teh di London Tea Auction pasca perang dunia kedua, dan jarak yang terlalu jauh sehingga pengawasan terhadap pemasaran menjadi sulit serta atas pertimbangan akan lebih baik jika komoditi teh Indonesia dikumpulkan di sebuah wadah sebelum diekspor ke luar negeri. Dibentuklah Jakarta Tea Auction yang diadakan di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN yang terletak di Jakarta. Pada tahun 2010, KPB berubah menjadi perseroan terbatas dan mengganti namanya menjadi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPB Nusantara), melalui Akta Notaris N.M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H. No. 4 tanggal 16 November 2009, yang disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. AHU-60488.AH.01.01. Tahun 2009 pada tanggal 11 Desember 2009.

5.1.2. Mekanisme Pelelangan Jakarta Tea Auction

Pelelangan di Jakarta Tea Auction, biasanya dilakukan pada hari Rabu setiap minggunya. Pelelangan dimulai pada pukul sepuluh pagi hingga pukul satu siang, atau dapat berlangsung lebih lama jika jumlah teh yang dilelang sedang banyak. Saat ini Jakarta Tea Auction diketuai oleh Dadang Juanda, sebagai pemimpin jalannya pelelangan di Jakarta Tea Auction. Adapun mekanisme dari

Jakarta Tea Auction, seperti yang dijelaskan oleh PT. KPB Nusantara, adalah sebagai berikut:

1. Teh yang akan di-auction/lelang disusun dalam katalog dengan nomor urut berupa nomor lot dan nomor chop. Teh dikemas dalam paper sack atau karung. Chop-chop yang sudah dimasukkan ke dalam katalog dan telah disampaikan kepada pembeli tidak dapat dibatalkan.

39

2. Tiap chop dalam katalog terdiri atas sampel/contoh yang mewakili jumlah yang akan dijual dan diserahkan kepada pembeli beserta katalognya, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum auction dimulai.

3. Pada hari auction, pembeli mengajukan penawarannya secara langsung dan terbuka kepada pelaksana auction, dalam suatu persaingan yang sehat untuk setiap chop.

4. Penawaran diajukan dalam USD Cents/Kg dengan kondisi penyerahan Free Carrier-Container Yard origin (FCA-CY origin) pelabuhan muat. Tanggung jawab penjual terbatas sampai penyerahan barang dalam katalog di Container Yard (CY) pelabuhan muat sesuai yang dicantumkan didalam katalog. Karena tanggung jawab penjual hanya sampai penyerahan di Container Yard (sesuai

incoterms), maka Terminal Handling Charge origin (THC origin) dan

Document Fee sudah termasuk di dalam Freight dan menjadi beban pembeli.

Dalam hal penyerahan barang berbeda dengan ketentuan tersebut diatas (untuk Blending Tea dan lain-lain), akan diberlakukan ketentuan khusus melalui kontrak atau amandemen kontrak berdasarkan kesepakatan antara pembeli dan penjual. Pengapalan barang yang tidak menggunakan pallet tidak diberikan penggantian biaya pallet.

5. Penawaran dilakukan secara kompetitif dengan kenaikan minimal 1(satu) USD Cents.

6. Penawar tertinggi akan ditetapkan sebagai pemenang jika menurut pelaksana

auction harga tersebut seimbang dengan harga limit yang ditetapkan oleh tim.

7. Kepada penawar tertinggi untuk partai yang tidak dilepas saat auction dapat diberikan hak opsi untuk melakukan negoisasi setelah auction sampai jam 12.00 WIB hari berikutnya. Bila hak opsi telah dilalui maka kesempatan dapat diberikan kepada pembeli lain yang berminat.

8. Partai teh yang tidak terjual dalam auction dapat ditawarkan kembali melalui

auction yang dilaksanakan pada minggu berikutnya, atau dijual secara free sales.

Biasanya setengah jam sebelum lelang dimulai, panitia lelang bersama dengan perwakilan dari PT. Perkebunan Nusantara akan mendiskusikan harga

40

terendah yang pernah dialami oleh grade dan kebun yang bersangkutan. Dalam jalannya pelelangan, jika terdapat beberapa chop yang mengalami withdrawn, maka akan didiskusikan kembali setelah auction apakah barang tersebut akan dilepas atau tidak dengan harga negosiasi antara buyer dengan pihak penyelenggara lelang. Jika masih belum terdapat kesepakatan, maka chop tersebut akan dijual secara private sales.

5.1.3. Peserta Jakarta Tea Auction

Jakarta Tea Auction diikuti oleh beberapa peserta yang terdiri atas beberapa perusahaan yang bergerak di bidang teh, baik industri pengolahan teh dan tea traders. Mayoritas peserta yang terdaftar dalam Jakarta Tea Auction

merupakan perusahaan tea traders, yakni perusahaan yang bergerak sebagai perantara pembelian teh di Jakarta Tea Auction dengan pabrik pengolahan teh di luar negeri, sebagai contoh; Vanrees, Finlays, dan Yoosuf Akbani. Menurut wawancara dengan Ketua Jakarta Tea Auction, Dadang Juanda, hal ini disebabkan karena pabrik pengolahan teh luar negeri lebih mempercayai traders

dalam membeli teh untuk bahan baku perusahaannya, jika dibandingkan dengan membuka agen di Indonesia yang memerlukan biaya lebih banyak.

Tabel 7. Daftar Anggota Jakarta Tea Auction

No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan

1 PT. Unilever Tbk. 11 PT. Jakarta Tea Traders

2 Van Rees (Thee) BV 12 CV. Rajawali Cocofibre

3 L. Elink Schuurmaan (Thee) BV 13 CV. Padekersa

4 PT. Sariwangi A.E.A. 14 UD. Intraco

5 PT. Trijasa Prima Sejati 15 Yoosuf Akbani

6 PT. Agropangan Putra Mandiri 16 CV. Surya Kencana

7 PT. Pucuk Mas Tigadaun 17 S. St. Clair Teas Indonesia

8 PT. Tea Expertindo 18 Suruci Enterprises, PTE Ltd

9 PT. Pacific Agritama Comodity 19 Finlays Beverage

10 PT. Kabepe Chakra

41

Jumlah peserta lelang pada Jakarta Tea Auction juga cenderung tetap, sejak tahun 2001, Jakarta Tea Auction hanya diikuti oleh segelintir peserta. Sedikitnya jumlah peserta pada Jakarta Tea Auction disebabkan oleh diperlukannya beberapa syarat pendaftaran terlebih dahulu untuk menjadi peserta lelang, sehingga hanya anggota yang memenuhi syarat yang diajukan oleh PT. KPB Nusantara sebagai peserta lelang yang bisa mengikuti proses pelelangan di

Jakarta Tea Auction. Adapun beberapa syarat yang diajukan oleh PT. KPB

Nusantara agar seseorang atau sebuah perusahaan dapat menjadi peserta lelang di

Jakarta Tea Auction adalah sebagai berikut:

1. Company Profile.

2. Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman. 3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).

4. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU). 5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 6. Perusahaan Kena Pajak (PKP).

7. Laporan Keuangan Perusahaan tahun terakhir dan setiap tahun diperbaharui. 8. Surat Penunjukan sebagai agen pembelian (buying agent) dari Principal di

Luar Negeri. Principal tersebut adalah Perusahaan yang telah terdaftar pada Kedutaan Besar Republik Indonesia. (KBRI) dan memiliki referensi bank setempat.

9. Surat jaminan yang menyatakan bahwa teh yang dibeli pasti akan dibayar selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dan dikapalkan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal kontrak.

10.Jaminan dalan bentuk Bank Garasi atau Bank Deposit senilai minimal US$. 10.000.

5.1.4. Grade Teh Hitam & Destinasi Ekspor Jakarta Tea Auction

Mayoritas teh yang dilelang di Jakarta Tea Auction merupakan teh yang diproduksi oleh PT. Perkebunan Nusantara. Dikarenakan fungsi awal dari PT. KPB Nusantara, adalah sebagai pemasar dari produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara. Hingga saat ini di Jakarta Tea Auction, perkebunan rakyat

42

dan perkebunan swasta belum memiliki peran dalam pelelangan, sehingga belum semua teh yang dihasilkan di Indonesa dilelang di Jakarta Tea Auction.

Tabel 8. Jumlah Teh yang Dilelang di Jakarta Tea Auction Menurut Jenis Teh Tahun 2008-2010 (dalam kilogram)

Jenis Teh Tahun

2007 2008 2009 2010 Ortodoks BOPI 253.320 557.880 432.200 213.320 BOP 2.917.360 2.774.040 1.495.000 2.286.460 BOPF 4.070.080 2.494.660 1.614.300 3.264.920 PFANN 7.462.420 5.613.640 3.849.540 5.874.580 DUST 5.198.200 4.526.980 3.335.160 4.106.360 BT 2.965.320 2.804.920 1.677.560 3.030.760 BP 1.224.820 1.375.300 914.100 1.084.940 PFANN II 2.411.840 2.647.000 2.025.100 2.744.380 DUST II 1.885.620 1.947.300 1.441.620 2.114.840 BT II 1.481.720 1.792.700 1.270.400 2.366.880 BP II 529.700 773.420 575.300 523.800 DUST III 1.125.300 1.364.220 827.800 1.477.660 DDUST IV - - - 70.000 FANN III - - - 340.440 Total Othodox 31.525.700 28.672.060 19.458.080 29.499.340 CTC BP1 963.000 785.980 563.520 773.360 PF1 1.593.340 1.705.760 1.291.710 1.552.260 PD 1.275.820 1.321.600 1.163.430 1.479.580 FANN 2.563.120 2.220.780 2.166.340 2.532.480 D1 1.308.760 1.342.640 1.206.000 1.434.220 D2 1.045.980 995.620 1.044.720 1.070.860 D3 20.800 18.200 - 15.600 PWD - - - - MB - - - - Total CTC 8.770.820 8.390.580 7.435.720 8.858.360 Total Lelang 40.296.520 37.062.640 26.893.800 38.357.700

Keterangan : - ) data tidak tersedia

Sumber : Data Primer PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPB Nusantara) (2011) (diolah)

43

Jenis teh yang dilelang di Jakarta Tea Auction mayoritas merupakan teh hitam Ortodoks dan CTC (Crush, Tearing, dan Curling), dengan proporsi jumlah teh hitam ortodoks yang dilelang tiga kali lebih banyak jika dibandingkan dengan teh hitam jenis CTC (Tabel 8). Jumlah volume lelang teh ortodoks di Jakarta Tea

Auction pada tahun 2010 berjumlah 29.499.340 kg, sedangkan volume lelang

CTC hanya sekitar 8.858.360 kg. Hal ini disebabkan mayoritas pabrik pengolahan teh milik PT. Perkebunan Nusantara merupakan pabrik pengolahan teh ortodoks. Pada tabel 8, grade Dust mutu I menempati urutan kedua dari jenis grade yang dilelang terbanyak sesudah Fanning.

Teh yang sudah dilelang akan dikirm ke pelabuhan untuk dikirimkan ke gudang milik tea traders sebelum dikirimkan ke luar negeri, atau ada juga yang langsung dikirimkan ke luar negeri. Mayoritas teh hasil pelelangan teh di Jakarta Tea Auction diekspor ke Rusia, yakni berjumlah 8.282.100 kg pada tahun 2010. Jumlah ini merupakan jumlah yang cukup banyak jika dibandingkan negara- negara lain. Hal ini disebabkan fokus dari pasar ekspor teh Indonesia difokuskan kepada Rusia.

Tabel 9. Volume dan Negara Tujuan Ekspor Teh Indonesia Tahun 2007-2010 (dalam kilogram) Negara Tujuan Tahun 2007 2008 2009 2010 Rusia 7.769.440 11.400.555 9.884.800 8.282.100 Malaysia 5.397.440 4.877.740 4.187.100 4.830.160 Pakistan 4.919.720 5.784.127 4.771.225 3.858.180 Inggris 8.608.220 4.731.380 5.049.100 3.480.920 Jerman 2.989.200 4.019.640 3.308.063 2.861.880 AS 3.365.140 3.131.600 2.668.340 2.458.400 Belanda 2.158.950 3.319.700 2.699.758 2.083.760 U.E.A 1.204.490 3.084.140 3.442.280 1.601.788 India 2.063.760 2.547.320 2.236.640 1.106.104 Mesir 742.880 969.720 755.260 590.700 Polandia 290.180 291.040 146.160 548.900 Lainnya 3.309.770 3.169.544 2.424.120 3.138.600 Total Ekspor 42.819.190 47.326.506 41.572.846 34.841.492

Sumber: Data Primer PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPB Nusantara) (2011) (diolah)

44

Berdasarkan hasil penelitian dari PPTK (Pusat Penelitian Teh dan Kina), Rusia memiliki tren permintaan teh hitam curah yang meningkat pada awal 2002. Selain permintaan yang meningkat jenis grade yang diminta oleh pasar Rusia (yakni leafy dan broken grade) dan persyaratan jenisnya sesuai dengan standar teh Indonesia (medium dan low gown tea). Sehingga untuk jangka waktu tahun 2003 - 2010, Indonesia menjadikan Rusia sebagai salah satu target pasarnya.

Selain Rusia, Indonesia juga mengekspor teh dengan grade, broken dan small grade (grade Dust termasuk ke dalam small grades) ke negara-negara seperti Malaysia, Pakistan, Inggris, Jerman, AS, dan Belanda. Dikarenakan preferensi jenis teh yang diminta sesuai dengan jenis teh yang ditanam di Indonesia (medium

dan low gown), dengan standar mutu yang sedan, sehingga dengan mudah

Indonesia dapat memasuki pasar di Eropa Timur dan Amerika Serikat.

Dokumen terkait