• Tidak ada hasil yang ditemukan

24 JAM BU M ETE ( Anacardium occidentale L)

Dalam dokumen MONITORING and EVALUASI JENIS TANAMAN RI (Halaman 38-41)

a. Taksonomi Kerajaan : Plantae Divisi : M agnoliophyta Kelas : M agnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Anacardium Spesies: Anacardium occident ale L

Dikenal juga dengan berbagai nama sepert i jam bu m

è

d

è

(Sd.), jam bu m

é

t

é

atau jam bu m

é

nt

é

(Sas.), jam bu

è

rang, jambu mony

é

(M ink.), jam bu dipa (Banj.), buw ah monyet (Timor), buw ah yaki (M anado), buw a yakis, w o yakis (SulUt.), buw a yaki (Ternat e, Tidore), buw a jakis (Galela),

jam bu dar

é

, jam bu masong (M ak.), jam pus

è

r

ě

ng, jam pu tamp

ě

si (Bug.), dan lain-lain.

b. Persebaran

M erupakan jenis asli daerah Brazil dan menyebar ke Amerika Tengah dan Selat an. Bangsa Portugis membaw a t anaman ini ke India dan Afrika Timur yang akhirnya masuk ke Srilangka, M alaysia dan Indonesia (Zanzibar, 2002).

c. Habitat

Pada dasarnya jambu mete dapat tumbuh pada berbagai t empat. Jambu mete dapat t umbuh lebih baik pada jenis t anah alluvial, lat erit , lat osol, lit osol, podsolik dan t anah magel, juga t umbuh cukup baik pada t anah regosol, t anah yang mengandung pasir dan sangat porous. Tingkat keasaman tanah yang paling baik adalah kisaran pH netral, yaitu sekitar 6 -7 dengan ketinggian t empat yang opt imum adalah 600 m dpl. Tanaman ini membut uhkan sinar mat ahari yang cukup dengan jumlah bulan kering minimal selama 4 bulan dan jumlah curah hujan terbaik sekitar 200 – 500 mm/ tahun (Djariah dan M ahedalsw ara, 1994 dalam Zanzibar, 2002).

d. Kegunaan

Tanaman ini dikembangkan terut ama untuk dipungut buah sejat inya. Yang dikenal umum sebagai ’’buah’’, yakni bagian lunak yang membengkak berw arna kuning at au merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum) yang mengembang set elah terjadinya pembuahan. Buah sesungguhnya adalah bagian ’’monyet ’’nya ynag keras, coklat kehit aman berisi biji yang dapat diolah menjadi makanan, yakni kacang met e yang lezat. Secara tradisional kacang ini biasanya digoreng sebagai makanan kecil, sedangkan secara modern dijumpai sebagai pengisi dan penghias panganan semacam coklat da kue-kuean.

Dari kacang mete juga dapat diekst rak minyak yang berkualit as t inggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaat kan untuk pangan unggas. Daun-daun muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah at au dimasak. Daun yang t ua dimanfaat kan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit . Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaat kan dalam ramuan obat tradisional, t erutama unt uk menyembuhkan sakit kulit, unt uk pembersih mulut dan unt uk obat pencahar. Kayunya berw arna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan, meski dapat dimanfaat kan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermut u rendah. Sejenis getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan dari bat ang yang dilukai. Gom ini dapat menjadi perekat buku yang baik, sekaligus mencegah serangan rayap dan juga baik untuk merekat kusen atau kayu lapis.

e. Budidaya

Pembiakan dapt dilakukan dengan cara generat if dan vegetatif. W alaupun benih jambu met e mempunyai kulit yang keras, tet api mudah berkecambah tanpa perlakuan pendahuluan. Benih dapat langsung dit anam di lapangan, t et api memerlukan benih yang banyak karena setiap lubang tanam memerlukan 2 – 3 benih. M etode perbanyakan veget at if yang dapat dilakukan adalah cangkok, okulasi (penempelan) dan penyambungan (graft ing). M edia penyemaian umumnya menggunakan t anahdan benih langsung ditanam pada set iap

polybag/ kant ong plast ik. Pertumbuhan bibit jambu met e t ermasuk lambat , sehingga baru dapat dit anam di lapangan set elah berumur 1 tahun (Djariah dan M ahedalsw ara, 1994 dalam

Zanzibar, 2002).

25. M INDI ( M elia azeda rah L. ) a. Taksonomi

Kingdom : Plant ae – Plants

Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plant s Superdivision : Spermat ophyt a – Seed plant s Division : M agnoliophyt a – Flow ering plants Class : M agnoliopsida – Dicotyledons Subclass : Rosidae

Order : Sapindales

Family : M eliaceae – M ahogany family Genus : M elia L. – melia

Species : M elia azedarach L. – Chinaberryt ree

b. Habitat

Pohon mindi memiliki sebaran alami di India dan Burma kemudian banyak dit anam di daerah t ropis dan sub tropis t ermasuk di Indonesia (W ardani, 2001). Di Indonesia jenis ini t ersebar di pulau Jaw a, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat (Nurhasybi dan Danu, 1997). Pohon mindi tumbuh pada daerah dat aran rendah hingga dataran tinggi, pada 0-1200 meter diat as permukaan laut. Dapat tumbuh pada suhu -5OC sampai dengan 39OC, dengan curah hujan rat a-rata pertahun 600-2000 mm (Ahmed dan Idris, 1997 dalam W ardani, 2001). Sedangkan menurut Heyne (1987), M indi seringkali tumbuh pada t anah tersier, pada tanah liat, berbatu at au pasir vulakanis, di bukit -bukit rendah sampai ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut.

c.Kegunaan

Tanaman mindi merupakan tanaman serbaguna karena seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Kayu M indi dapat digunakan untuk venir indah, mebel, bahan baku lant ai kayu dan barang kerajinan lainnya (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001). M enurut Heyne (1987) kayu mindi dapat digunakan unt uk kotak kayu, bat ang korek api, papan dan papan bangunan sert a vinir hias. Bahan akt if yang terkandung dalam t anaman mindi adalah azadirachtin, selanin dan meliant riol (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001). Daun dan biji mindi dilaporkan dapat digunakan sebagai pest isida nabat i dengan cara menghaluskan lalu mencampurnya dengan air at au pelarut lain. Biji mindi dengan konsent rasi sekit ar 5% yang dilarut kan dalam air dan dit ambah sedikit deterjen dapat digunakan sebagai insekt isida. Sekitar 50 gram daunnya yang direndam dalam 1 lit er air dengan sedikit det erjen dan diendapkan semalam dapat digunakan sebagai insekt isida, selain it u ekstrak daun mindi digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan hama t ermasuk

belalang (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001).

daun, dan akar t anaman mindi t elah digunakan sebagai obat remat ik, demam, bengkak dan radang (Lassak dan M cCarthy, 1983 dalam Sulast iningsih dan Hadjib, 2001).

26.KEPUH ( Sterculia foet ida L.) Kerajaan : Plantae; Divisi : M agnoliophyt a; Kelas : M agnoliopsida; Ordo : M alvales; Famili : M alvaceae; Genus : St erculia; Spesies : S. foet ida;

Nama binomiall : St erculia foet ida L.;

Sinonim : Clom panus foet ida Kunt ze;

Nama Indonesia : Kepuh, Kepoh, Pranajiw a, Kelumpang.

a.Habitat

Habitat kepuh adalah dataran rendah hingga ket inggian sekit ar 500 meter dpl terut ama di daerah kering. Persebaran pohon ini sangat luas, mulai dari Afrika bagian t imur, Asia Selatan, Asia Tenggara, Kepulauan Nusant ara (Indonesia) hingga Australia.

b.Diskripsi.

Pohon kepuh (Sterculia foetida) mempunyai batang yang tinggi hingga mencapai 40 meter

Dalam dokumen MONITORING and EVALUASI JENIS TANAMAN RI (Halaman 38-41)

Dokumen terkait