• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Janji, Tata Tertib, Sanksi, Hak dan Kewajiban Narapidana

Setiap upacara yang di selenggarakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta, narapidana diwajiblan untuk mengucapkan janji narapidana. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kepada narapidana atas tindak pidana yang telah dilakukan sehingga narapidana harus menjalani pembinaan di lembaga pemasyarakatan dan untuk mendorong serta memberikan semangat dalam diri mereka agar mempunyai niat dan kemauan untuk dapat hidup kembali di dalam masyarakat sebagai anggota masyarakat yang baik dan tidak akan mengulangi perbuatannya.

Janji narapidana yang wajib diucapkan dalam upacara dan wajib ditepati tersebut adalah “Catur Dharma Narapidana”, yang isinya adalah sebagai berikut:

1) Kami narapidana, berjanji menjadi manusia susila yang ber-Pancasila, dan menjadi manusia pembangunan yang aktif dan produkif.

2) Kami narapidana, menyadari dan menyesali sepenuhnya perbuatan pelanggaran hukum yang pernah kami lakukan, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut.

commit to user

3) Kami narapidana, berjanji untuk memelihara tata karma dan tata tertib, melakukan perbuatan yang utama dan menjadi teladan dalam lembaga pemasyarakatan.

4) Kami narapidana, dengan tulus ikhlas bersedia menerima bimbingan, dorongan dan teguran serta patuh, taat dan hormat kepada petugas dan pembimbing pemasyarakatan.

Janji tersebut diharapkan tidak hanya diucapkan oleh narapidana, tetapi juga dihayati dan diaplikasikan dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan, baik selama menjalani pembinaan di lembaga pemasyarakatan maupun ketika sudah terjun kembali ke masyarakat. Tetapi tentu saja semangat dan kemauan untuk kembali hidup dengan baik di dalam masyarakat tidak terlepas dari peran serta masyarakat, maka diharapkan pula masyarakat tidak memberikan stigma negatif terhadap mantan narapidana.

b. Tata Tertib Narapidana

Untuk menjaga keamanan dan ketertiban narapidana dalam melaksanakan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta, maka Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta menetapkan tata tertib narapidana sebagai berikut:

1) Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dilarang memakai/menyimpan obat-obatan selain obat yang telah diijinkan oleh Dokter Lapas.

2) Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dilarang memakai/menyimpan obat-obatan terlarang/narkoba.

3) Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dilarang memakai/menyimpan barang/senjata tajam/senjata api dan barang lain sejenis yang membahayakan.

4) Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dilarang memasak di dalam kamar.

5) Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dilarang memakai/menyimpan Handphone/alat komunikasi lainnya (apabila kedapatan akan diambil/disita dan tidak akan dikembalikan).

commit to user

6) Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dilarang memasang/ menyambung/ menggunakan aliran listrik secara tidak resmi (apabila kedapatan barang akan disita/ diambil dan tidak dikembalikan).

7) Apabila Warga Binaan Pemasyarakatan masih memakai/ menyimpan/ menggunakan barang/alat dimaksud apabila saat diadakan operasi/ penggeledahan kamar/ halaman/ badan kedapatan/ ditemukan maka akan dikenakan sanksi/ tindakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Selain itu, di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta terdapat Budaya Tertib Pemasyarakatan, antara lain:

1) Tertib Pengamanan 2) Tertib Pelayanan

3) Tertib Perawatan dan Pengelolaan 4) Tertib Pembinaan dan Pembimbingan 5) Tertib Peri Kehidupan Penghuni.

Diharapkan bukan hanya narapidana saja yang mematuhi ketertiban, tetapi juga petugas pemasyarakatan.

c. Sanksi Narapidana

Di dalam lembaga pemasyarakatan juga diterapkan beberapa sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh narapidana. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan efek jera kepada narapidana dan menggiring narapidana untuk tetap mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku di lembaga pemasyarakatan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan Bapak Yhoga A.R., Amd.IP., S.H., selaku Kepala Sub Seksi Pelaporan dan Tata Tertib pada tanggal 24 Mei 2011, pelanggaran yang dilakukan narapidana dikategorikan sebagai berikut:

1) Pelanggaran Berat

Merupakan pelanggaran-pelanggaran yang menjurus pada terjadinya suatu tindak pidana. Tindakan yang termasuk dalam kategori ini antara lain: penganiayaan terhadap sesame narapidana.

commit to user

Sanksi dari pelanggaran ini antara lain dimasukkan ke dalam “sel hantu” (pengasingan) dan dicabutnya beberapa hak untuk sementara, seperti cuti mengunjungi keluarga, remisi, dan cuti menjelang bebas.

2) Pelanggaran Sedang

Tindakan yang termasuk dalam kategori ini antara lain melanggar tata tertib yang ada di lembaga pemasyarakatan. Sanksi dari pelanggaran ini adalah dikurung selama 6 hari di “sel kering”, tidak boleh dikunjungi oleh siapapun.

3) Pelanggaran Ringan

Tindakan yang termasuk dalam kategori ini antara lain tidak responsif, atau bahkan mangkir dari setiap kegiatan pembinaan dan pembimbingan yang diselenggarakan oleh petugas pemasyarakatan. d. Hak dan Kewajiban Narapidana

Setiap narapidana, melekat dalam dirinya beberapa hak dan kewajiban baik yang telah ditentukan undang-undang maupun yang muncul secara spontanitas.

Pada dasarnya, pidana penjara menghilangkan hak kemerdekaan narapidana. Namun dengan adanya lembaga pemasyarakatan, narapidana tetap diberikan hak-hak tertentu untuk melindungi hak asasinya. Berdasarkan Pasal !4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan disebutkan beberapa hak narapidana antara lain: 1) Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya

2) Mendapat perawatan rohani maupun jasmani 3) Mendapatkan pendidikan dan pengajaran

4) Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak 5) Menyampaikan keluhan

6) Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang

commit to user

8) Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu lainnya

9) Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi)

10) Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga

11) Mendapatkan pembebasan bersyarat 12) Mendapatkan cuti menjelang bebas

13) Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Pemenuhan hak-hak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta tergolong baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya sarana ibadah, adanya fasilitas kesehatan berupa balai kesehatan yang setingkat dengan puskesmas (ruang rawat inap, obat gratis, 1 dokter umum, 1 dokter gigi, dan 6 perawat), kerjasama dengan instansi lain dalam pendidikan dan pengajaran, penyediaan buku bacaan, dan makanan yang layak.

Makanan yang layak dalam hal ini ditetapkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: M.HH-01.PK.07.2 Tahun 2009, dilanjutkan Surat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS.PK.0702-72, dilanjutkan Surat Kantor Wilayah Yogyakarta Nomor: W22.PK.01.07.02-3902, yaitu mengenai daftar susunan bahan makanan dan menu makanan bagi narapidana yang secara rinci terdapat dalam lampiran.

Sedangkan kewajiban narapidana tercantum dalam Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, yaitu narapidana wajib mengikuti secara tertib program pembinaan dan kegiatan tertentu.

Dokumen terkait