Jaringan Meristem Terdiri atas:
2. Jaringan Dewasa
Di halaman depan telah disebutkan bahwa jaringan dewasa merupakan jaringan yang sel-selnya sudah tidak membelah, tetapi telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil pembelahan meristem. Diferensiasi ini merupakan proses perubahan jaringan meristem menjadi jaringan-jaringan lain yang lebih kompleks. Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung (epidermis dan jaringan gabus), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
a. Jaringan Pelindung
Tumbuh-tumbuhan memerlukan perlindungan dari semua pengaruh luar yang merugikan pertumbuhannya, misalnya kekurangan air, kerusakan mekanis, suhu udara yang terlalu tinggi atau rendah, kehilangan zat-zat makanan, serta perlindungan terhadap serangan penyakit dan hama. Jaringan pelindung pada tumbuhan berupa jaringan epidermis dan jaringan gabus.
1) Jaringan Epidermis
Apakah jaringan epidermis? Sebelum Anda me- mahami lebih lanjut mengenai jaringan epidermis, amati terlebih dahulu Gambar 2.4 secara cermat. Setelah Anda mengamatinya, lakukan kegiatan berikut ini.
Pertumbuhan Daun dan Batang Pada tumbuhan berdaun lebar, seperti belustru di bawah, semua sel pada helaian daun tumbuh dan membelah. Setiap kotak pada daun menjadi lebih lebar dengan arti bahwa seluruh daun tumbuh.
Batang tumbuh semata-mata dari ujungnya. Beberapa sel-sel yang telah dewasa menjadi keras dan berfungsi sebagai pelindung. Sel-sel tengah akan menjadi bagian xilem dan floem.
Sumber:Hamparan Dunia Ilmu Time–Life, Tira Pustaka
Sumber:Biology, Campbell Gambar 2.4
Jaringan pada potongan melintang batang muda tumbuhan Dicotyledoneae
Xilem
Floem Epidermis
Sel penutup
Sumber:Biology, Raven & Johnson Gambar 2.5
Epidermis pada daun
Stomata membuka
Sel tetangga
Mengamati Jaringan Epidermis pada Batang Dicotyledoneae
Sediakan mikroskop, gelas benda, gelas penutup, pipet, air, silet, dan salah satu jenis
tumbuhan Dicotyledoneae yang mudah diamati,
misalnya bunga matahari. Irislah secara melintang batang bunga matahari tersebut setipis mungkin menggunakan silet. Letakkan irisan tersebut segera di atas setetes air pada gelas benda, kemudian tutup dengan gelas penutup dan amati dengan mikroskop. Mulailah dari perbesaran
lemah untuk mengamati letak epidermis. Selanjutnya, amati dengan perbesaran 100´ untuk mengamati lapisan epidermis. Gambarlah hasil pengamatan Anda.
Pertanyaan:
1. Di mana letak jaringan epidermis?
2. Ada berapa lapis sel epidermis?
3. Bagaimana bentuk dan susunan epidermis?
4. Apa kesimpulan Anda?
Buatlah laporan tertulis hasil kegiatan Anda dan kumpulkan kepada bapak atau ibu guru.
Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang berasal dari jaringan protoderma dan menutupi seluruh tubuh tumbuhan.
Jaringan epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang masih hidup dan terletak pada permukaan luar organ tumbuhan. Bentuk selnya bermacam-macam dan susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang
antarsel (non intercellular spaces). Vakuolanya yang
besar terdapat di bagian tengah, berisi cairan sel yang berwarna (antosianin) atau dapat pula tidak berwarna.
Jaringan epidermis selain berfungsi sebagai jaringan pelindung juga berfungsi sebagai tempat pertukaran zat. Epidermis terdapat pada batang, akar, dan daun. Epidermis pada permukaan daun dan batang biasanya
dilapisi semacam zat lemak yang disebut kutikula,
misalnya pada daun nangka. Sementara itu, pada daun pisang dan daun keladi, epidermisnya membentuk
lapisan lilin yang kedap air.Sebagian sel-sel epidermis
dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang
disebut derivat epidermis, misalnya stomata dan
trikomata.
a) Stomata (Mulut Daun)
Stomata merupakan derivat jaringan epidermis pada daun. Stomata berupa lubang-lubang yang masing-masing dibatasi oleh sel penutup, yaitu sel- sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Perhatikan Gambar 2.5. Stomata berfungsi untuk pertukaran gas. Adapun bagian- bagian stomata sebagai berikut.
(1) Sel Penutup (Guard Cell)
Sel penutup disebut juga sel penjaga. Sel
penutup terdiri dari sepasang sel yang kelihatannya simetris dan umumnya berbentuk ginjal. Sel-sel penutup merupakan sel-sel aktif (hidup). Pada sel-sel penutup terdapat kloroplas.
(2) Celah (Aperture = porus)
Di antara kedua sel penutup terdapat celah (porus) yang berupa lubang kecil. Sel penutup dapat mengatur menutup atau membukanya porus berdasarkan perubahan osmosisnya.
(3) Sel Tetangga (Subsidiary Cell)
Sel tetangga merupakan sel-sel yang ber- dampingan atau yang berada di sekitar sel-sel penutup. Sel-sel tetangga dapat terdiri dari dua buah atau lebih yang secara khusus melangsung- kan fungsinya secara berasosiasi dengan sel- sel penutup.
(4) Ruang Udara Dalam (Substomata Chamber)
Ruang udara merupakan suatu ruang antarsel yang besar dan berfungsi ganda dalam fotosintesis, transpirasi, dan juga respirasi. Keadaan keempat bagian tersebut berbeda pada saat stomata terbuka dan tertutup. Perhatikan Gambar 2.6 berikut.
Berdasarkan letak sel penutupnya, stomata dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut. (1) Stomata fanerofor, yaitu stomata yang sel-sel
penutupnya terletak pada permukaan daun (menonjol) sehingga memudahkan pengeluaran air, misalnya pada tumbuhan hidrofit.
(2) Stomata kriptofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya berada jauh di bawah permukaan daun (tersembunyi), fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Contohnya pada tumbuhan xerofit. Sel pengawal Stoma Vakuola Kloroplas Sel epidermis Sel pengawal Respirasi CO2 O2 Sel epidermis Terbuka Tertutup
Sumber:Dunia Tumbuhan, Tira Pustaka Gambar 2.6
b) Trikomata
Trikomata merupakan derivat epidermis yang membentuk struktur beragam seperti rambut, sisik, rambut kelenjar, tonjolan, dan lain-lain. Trikomata terdapat hampir pada semua organ tumbuhan. Terkadang trikomata berbentuk pendek yang tampak berupa penonjolan-penonjolan (seperti bukit-bukit kecil) pada permukaan epidermis. Perhatikan
Gambar 2.7. Trikomata seperti ini disebut papilla.
Papilla merupakan alat sekresi yang mengeluarkan semacam lendir. Papilla yang tidak mengeluarkan sejenis lendir, tetapi hanya mengeluarkan air disebut
papullae. Trikomata mempunyai fungsi sebagai berikut.
(1) Memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung terutama mencegah penguapan yang berlebihan. Misalnya trikomata pada daun, tulang daun, dan batang.
(2) Sebagai alat pengisap air dan garam-garam tanah, misalnya bulu akar.
(3) Membantu penyebaran biji dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.
(4) Melindungi tumbuhan dari gangguan luar. Misal-
nya rambut-rambut penyengat (pneumatokist).
(5) Sebagai alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya trikomata pada daun tembikar. (6) Sebagai alat sekresi.
Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekret, trikomata dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
(1) Trikomata yang tidak menghasilkan sekret (trikomata nonglandular). Beberapa macam trikomata nonglandular sebagai berikut. (a) Rambut bersel satu atau bersel banyak dan
tidak pipih, contohnya pada Lauraceae dan Moraceae.
(b) Rambut sisik yang memipih dan bersel
banyak, contohnya pada daun durian (Durio
zibetinus).
(c) Rambut bercabang dan bersel banyak,
contohnya pada daun waru (Hibiscus tiliaceus).
Di depan telah dijelaskan bahwa stomata berfungsi untuk mengatur pertukaran gas. Dewasa ini, di kota-kota besar banyak sekali terjadi polusi udara. Bahan-bahan pencemar udara ini kadang- kadang melapisi daun tanaman. Diskusikanlah bersama teman- teman Anda mengenai pengaruh polusi pada tanaman dan kira-kira apa yang akan terjadi jika lapisan polusi cukup tebal menutup sto- mata. Tulislah hasil diskusi Anda dan bahaslah bersama guru Anda di kelas.
Sumber:Biology, Solomon Gambar 2.7
Letak trikomata di lapisan epidermis
(2) Trikomata yang menghasilkan sekret (trikomata glandular). Trikomata pada daun tembakau
(Nicotiana tabacum) merupakan trikomata
glandular yang sederhana, memiliki tangkai dengan kepala bersel satu atau bersel banyak. Pada tumbuhan sering dijumpai berbagai macam trikomata glandular, yaitu sebagai berikut.
(a) Trikomata hidatoda, terdiri dari sel tangkai dan beberapa sel kepala dan mengeluarkan larutan. Misalnya pada keluarga keladi (Araceae). (b) Kelenjar garam, terdiri dari sebuah sel kelenjar
besar dengan tangkai yang pendek, misalnya pada tumbuhan bakau.
(c) Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu mengeluarkan madu ke permukaan sel, misalnya pada tanaman pisang.
(d) Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung dan ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal. Misalnya pada
rambut sengat kemaduh (Laportea stimulans).
2) Jaringan Gabus
Selain epidermis ada sejenis jaringan tertentu yang sifatnya lebih kuat dari epidermis, jaringan ini dikenal
sebagai jaringan gabus (cork tissue). Perhatikan
Gambar 2.8. Biasanya jaringan ini berada di bagian tepi, meskipun tidak mutlak dan banyak terdapat pada tumbuhan yang berumur panjang. Dalam hal ini, biasanya epidermis tumbuhan telah mati atau tidak aktif lagi sebelum terjadi penggabusan itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jaringan gabus ini menggantikan fungsi epidermis. Selain itu, jaringan gabus juga ber- fungsi sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di dalam tumbuhan. Jaringan gabus dibedakan menjadi 3
macam yaitu eksodermis, endodermis, dan kulit gabus
(peridermis).
Jika epidermis hilang atau rusak, lapisan sel di bawahnya akan berubah menjadi jaringan pelindung dan bergabus yang mengandung suberin. Jaringan inilah yang dinamakan eksodermis. Endodermis adalah lapisan sel yang terdapat dalam akar yang dinding selnya bergabus. Lapisan sel ini sering dianggap sebagai lapisan sel yang paling dalam dari korteks (kulit kayu) atau lapisan sel paling luar dari silinder pusat (stele). Sementara itu, kulit gabus atau peridermis mempunyai bagian-bagian sebagai berikut.
a) Felogen (cork cambium) yaitu kambium gabus yang
merupakan suatu lapisan sel meristematis.
b) Felem (cork) yaitu gabus sebagai produk dari felogen
Gambar 2.8
Letak jaringan gabus
Sumber:Biology, Raven & Johnson
Epidermis Jaringan gabus
Feloderma Kolenkim Parenkim
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim atau jaringan dasar (ground tissue)
merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis. Disebut sebagai jaringan dasar karena hampir setiap bagian tumbuhan mempunyai jaringan ini. Parenkim terdapat pada akar, batang, daun, dan melingkupi jaringan lainnya, misalnya pada xilem dan floem.
Perhatikan Gambar 2.9. Parenkim mempunyai dinding sel tipis dan jika mengalami penebalan biasanya terdiri dari selulosa yang masih lentur. Dinding selnya jarang sekali mengandung lignin, kecuali organ yang telah tua. Dinding sel yang telah menebal umumnya mempunyai plasmodes- mata yang dapat membantu kelancaran pertukaran zat. Jaringan parenkim mempunyai sel-sel yang masih hidup. Di bagian tengah ruang selnya terdapat sentra vakuola besar berisi zat-zat makanan cadangan. Dalam protoplasma biasanya terdapat plastida baik leukoplas, kloroplas, maupun kromoplas. Di antara sel-sel parenkim, terdapat ruang
antarsel (intercellular spaces) yang berperan dalam
pertukaran atau peredaran gas-gas. Kebanyakan sel parenkim berbentuk segi banyak (polihedral).
Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkim juga ber- fungsi sebagai jaringan penghasil dan penyimpan cadangan makanan. Parenkim penghasil makanan adalah parenkim yang digunakan sebagai tempat fotosintesis, misalnya pada mesofil daun. Hasil-hasil fotosintesis akan disimpan dalam parenkim. Parenkim batang dan akar pada beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan pati sebagai cadangan
makanan, misalnya pada ubi jalar (Ipomea batatas). Selain
itu, epidermis juga berfungsi sebagai penyokong tubuh apabila vakuolanya berisi air, seperti pada tumbuhan lunak (bayam). Terdapat berbagai macam jaringan parenkim antara lain parenkim asimilasi, parenkim makanan, parenkim air, parenkim udara, dan parenkim pengangkut. Parenkim asimilasi terdiri dari sel-sel yang mengandung banyak
plastida kloroplas sehingga disebut juga klorenkim, misalnya
pada daun. Parenkim ini bermanfaat bagi berlangsungnya fotosintesis (sintesis karbohidrat).
Parenkim makanan mengandung plastida amiloplas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya pada akar, umbi, umbi lapis, dan akar rimpang. Parenkim air digunakan sebagai jaringan penyimpan air, di mana air ini terikat dalam vakuola dari sel- selnya secara aktif, misalnya pada batang yang bersifat
succulent (mampu menyimpan air dalam jaringan sehingga
tampak berdaging) seperti pada tumbuhan kaktus.
Parenkim udara mempunyai ruang-ruang antarsel yang cukup besar dan di dalamnya terdapat udara, misalnya pada
alat pengapung tumbuhan dan tangkai daun Canna sp.
Sementara itu, parenkim pengangkut terdiri atas sel-sel memanjang dengan letak menurut arah pengangkutan, misalnya pada xilem dan floem.
Sel kolenkim
Sel parenkim
Gambar 2.9
Parenkim dan kolenkim
Dinding sel
c. Jaringan Penguat
Di dalam tubuh tumbuhan diperlukan adanya jaringan penguat untuk memperkokoh tubuh. Oleh karena itu, tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau penunjang yang disebut
juga jaringan mekanik. Jaringan mekanik ini umumnya
terdiri dari sel-sel berdinding tebal serta mengandung lignin dan zat-zat lainnya. Zat-zat tersebut memberi sifat keras pada dinding selnya. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan mekanik dibagi atas kolenkim dan sklerenkim.
1) Jaringan Kolenkim
Jaringan ini menjadi penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim merupakan jaringan homogen yang tersusun atas sel-sel kolenkim. Kolenkim umumnya terletak di bawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Kolenkim jarang terdapat pada akar. Sel kolenkim biasanya memanjang sejajar dengan pusat organ tempat kolenkim itu terdapat. Perhatikan Gambar 2.10.
Dinding sel kolenkim tidak mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Adakalanya dalam sel kolenkim terdapat kloroplas sehingga juga berfungsi dalam fotosintesis.
Sel-sel kolenkim biasanya mengalami penebalan setempat pada dinding selnya. Berdasarkan letak dan bentuk penebalan, kolenkim dibedakan menjadi tiga
macam yaitu kolenkim angular, kolenkim lamellar, dan
kolenkim lacunate. Kolenkim angular (sudut) mengalami
penebalan pada bagian-bagian sudutnya. Kolenkim lamellar (papan) mengalami penebalan pada dinding- dinding sel yang tangensial saja. Sementara itu, kolenkim lacunate (lakuna) mengalami penebalan pada permukaan ruang antarsel.
2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan ini juga merupakan jaringan penguat, tetapi hanya terdapat pada jaringan tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel mati. Dinding selnya sangat
Penampang melintang (A) Penampang membujur (B)
B Sitoplasma Dinding sel yang menebal A Vakuola Dinding sel yang menebal Lumen Nukleus
Sumber:Biology, Raven & Johnson Gambar 2.10
Struktur jaringan kolenkim
Apa perbedaan antara sklerenkim dengan kolenkim?
Perhatikan Gambar 2.11.
Berdasarkan bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua, yaitu serabut sklerenkim yang berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel batu). Sklereid terdapat pada berkas pengangkut, di antara sel-sel parenkim, korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji.
Sklerenkim berfungsi menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa. Sklerenkim juga berfungsi untuk melindungi bagian-bagian lunak yang berada di bagian lebih dalam misalnya pada kulit biji jarak, tempurung kelapa, dan buah kenari.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat- zat mineral (unsur hara dan air) yang diserap oleh akar dari tanah. Selain itu, jaringan pengangkut juga sebagai pengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk disalurkan ke bagian-bagian lain. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan ini dibedakan menjadi jaringan floem dan jaringan xilem.
1) Floem
Floem berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat- zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun atas sel-sel yang masih aktif atau hidup dan yang telah mati. Floem merupakan suatu jaringan dewasa yang kompleks. Pelaksanaan fungsi floem didukung oleh sel-sel penyusunnya. Floem terdiri dari beberapa sel atau unsur yaitu unsur-unsur kibral, sel pengantar, sel albumen, parenkim floem, dan serat-serat floem. Perhatikan Gambar 2.12 berikut.
Unsur-unsur kibral atau tapis terdiri atas dua macam, yaitu sel-sel tapis dan komponen buluh tapis. Sel-sel penyusun buluh tapis mempunyai dinding melintang yang berfungsi sebagai sekat-sekat. Sekat- sekat ini mempunyai pori-pori dan berfungsi sebagai tapisan atau saringan.
Dinding sel yang menebal Lumen B Dinding sel yang menebal Lumen A Jaringan sklerenkim A. Penampang melintang B. Penampang membujur Jaringan sklerenkim
Sumber:Biology, Raven & Johnson Gambar 2.11
Struktur jaringan sklerenkim
Sumber:Biology, Campbell Gambar 2.12
Jaringan floem Monocotyledoneaeterdiri atas buluh tapis, sel pengantar, parenkim, dan serabut floem
Serabut floem Sel tapis Parenkim Sel pengantar
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim yang terdapat di bagian pembuluh tapis (floem). Pada bagian ini terdapat sel-sel pengantar dan sel-sel albumen. Sel albumen merupakan sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim pembuluh tapis. Sel-sel ini kaya akan zat putih telur. Jaringan parenkim pada floem terdiri dari sel-sel yang masih hidup dan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Parenkim floem berfungsi untuk menyimpan zat-zat tepung, lemak, dan zat organik lainnya serta merupakan tempat akumulasi beberapa zat, misalnya tanin dan resin.
Sel pengantar atau pengiring terdiri dari sel-sel masih hidup dan bersifat meristematis. Fungsi sel-sel pengantar belum diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan bahwa sel pengantar berfungsi sebagai pembawa hormon-hormon bagi penyembuhan luka dan menyalurkan zat-zat makanan bagi sel-sel tapis.
Serat-serat floem terdiri atas floem primer maupun sekunder. Floem primer terbentuk dalam organ-organ tumbuhan yang masih mengadakan pertumbuhan memanjang. Adapun serat-serat floem sekunder terbentuk dari sel-sel kambium.
2) Xilem
Jaringan xilem merupakan jaringan dewasa yang kompleks dan tersusun dari berbagai macam sel. Pada umumnya, sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding sel yang tebal dan mengandung lignin. Xilem berfungsi mengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun serta sebagai jaringan penguat. Xilem
terdiri atas beberapa unsur atau sel-sel yaitu unsur trakeal
(trakea dan trakeida), serat xilem, dan parenkim xilem.
Perhatikan Gambar 2.13.
Trakea merupakan bagian terpenting pada xilem tumbuhan bunga (Anthophyta). Trakea tersusun atas tabung-tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat lignin sebagai bahan pengikat. Lubang atau noktah yang terdapat di
ujung-ujung sel trakea disebut perforasi. Trakea hanya
Xilem dan floem merupakan jaringan
pengangkut pada tumbuhan. Apa perbedaan
antara xilem dengan floem?
Sumber:Biology, Campbell Gambar 2.13
Struktur jaringan xilem Trakeida Elemen pembuluh (trakea) Parenkim kayu Serabut xilem
Mengamati Struktur Xilem dan Floem
Sediakan batang muda bunga sepatu atau batang Dicotyledoneae lainnya, mikroskop, gelas benda, gelas penutup, pipet tetes, larutan floroglusin, dan HCl 25% atau pewarna saflanin 1%. Buatlah preparat segar dengan membuat irisan melintang setipis mungkin dari batang muda bunga sepatu. Amati dengan mikroskop, jika sudah jelas berilah larutan floroglusin dan HCl 25%. Jika tidak terlihat, gunakan larutan pewarna safranin untuk memperjelas. Bandingkan unsur-unsur jaringan xilem dan floem. Bandingkan hasil pengamatan antara xilem dan floem dan tulislah dalam tabel berikut.
No. Pembeda Xilem Floem
1. Unsur penyusun
2. Zat/letak penebalan dinding sel 3. Letak xilem dan floem dalam
berkas pengangkut 4. Fungsi
Pertanyaan:
1. Adakah perbedaan warna yang diserap
dinding sel-sel unsur xilem dengan floem?
2. Perbedaan tersebut menunjukkan kandungan
senyawa apa pada dinding sel tersebut?
3. Apa kesimpulan Anda dari kegiatan ini?
Tulislah laporan hasil eksperimen Anda dan kumpulkan kepada bapak atau ibu guru.
Jawablah soal-soal berikut.
1. Jaringan kolenkim dapat menyokong batang
tanpa menghalangi pertumbuhan. Mengapa demikian? Jelaskan.
2. Stomata berfungsi untuk pertukaran gas.
Berdasarkan fungsi tersebut, kapan stomata membuka dan menutup? Jelaskan jawaban Anda.
3. Mengapa tumbuhan Monocotyledoneae
hanya bertambah tinggi, tetapi tidak dapat bertambah besar?
4. Derivat epidermis pada akar berupa rambut-
rambut akar. Apa fungsi rambut-rambut akar ini?
5. Pada waktu Anda mengamati jaringan pada
batang, di bagian mana ditemukan kolenkim? Jelaskan ciri-ciri dan fungsinya.
Trakeida mempunyai diameter lebih kecil dibanding- kan trakea, walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeida 30 milimeter dan panjangnya beberapa milimeter. Trakeida terdapat pada semua tumbuhan Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Pada ujung sel trakeida terdapat lubang seperti saringan. Pada batang anggota tumbuhan Dicotyledoneae, jika dilihat dari arah luar letak xilem berada pada bagian dalam sesudah kambium. Sementara itu pada akar, xilem terletak di tengah dan berbentuk menjari dikelilingi floem. Pada akar Monocotyledoneae, letak xilem berdampingan dengan floem dan xilem di sebelah luar. Antara xilem dan floem tidak dibatasi oleh kambium. Anda telah mengetahui struktur serta fungsi xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun atas unsur-unsur yang berbeda-beda. Lakukan kegiatan berikut agar Anda dapat membandingkan unsur-unsur penyusun xilem dan floem.
Anda telah mempelajari struktur dan fungsi beberapa jaringan tumbuhan, termasuk jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem. Bagaimana proses pengangkutan pada tumbuhan? Kita akan mempelajarinya dalam subbab berikut.