• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaringan Jalan Lingkungan

Tersebar sebagai akses menuju ke pusat-pusat kegiatan dalam lingkup kawasan permukiman.

Berdasarkan pada kewenangan dan status jalan yang ada di wilayah Kabupaten Serang maka rencana pengembangan jalan di Kabupaten Serang diarahkan untuk memperlancar aksesibilitas barang dan orang dari satu pusat kegiatan/pelayanan ke pusat kegiatan lainnya baik yang berskala nasional, regional maupun lokal. Rencana pengembangan jaringan jalan ini diselaraskan dengan rencana pengembangan jaringan jalan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang WIlayah Nasional (RTRWN) maupun RTRW Propinsi Banten serta dipaduserasikan dengan rencana pengembangan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Serang. Dengan dasar pertimbangan tersebut maka rencana pengembangan meliputi :

A. Pengembangan Jaringan Bebas Hambatan sebagai Jaringan Jalan Nasional meliputi

:

1) Pengembangan Jalan Tol Tangerang – Merak yang melewati wilayah

Kecamatan Cikande, Kragilan, Kibin, Ciruas, Kramatwatu, Bojonegara;

2) Pembangunan Jalan Tol Cilegon – Bojonegara yang melewati wilayah

3) Pembangunan jalan bebas hambatan prospektif (bersyarat) yang melewati Kecamatan Kragilan, Cikeusal, dan Tunjung Teja, sesuai dengan ketentuan perundangan;

4) Pembangunan Interchange Jalan Tol Tangerang - Merak di Kecamatan Cikande.

B. Pengembangan jaringan jalan nasional berupa jalan arteri primer meliputi :

1) Peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan Batas Kota Serang – Batas Kota

Tangerang yang melewati kecamatan Cikande – Kecamatan Kragilan –

Kecamatan Kibin – Kecamatan Ciruas; dan

2) Peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan Batas Kota Cilegon – Batas Kota Serang yang melewati Kecamatan Kramatwatu.

C. Pengembangan jaringan jalan nasional berupa jalan kolektor primer meliputi :

1) Peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan Batas Kota Cilegon - Pasauran

yang melewati kecamatan Cinangka – Kecamatan Anyar;

2) Peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan Batas Kota Serang – Batas Kota

Pandeglang yang melewati Kecamatan Pabuaran – Kecamatan Baros; dan

3) Peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan Serdang – Pulo Ampel yang

melewati Kecamatan Kramatwatu – Kecamatan Bojonegara – Kecamatan Pulo

Ampel.

D. Pengembangan jaringan jalan provinsi berupa jalan kolektor primer, meliputi :

1) peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan Ciruas - Pontang yang melewati

Kecamatan Pontang – Kecamatan Ciruas;

2) peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan Ciruas – Petir – Warunggunung yang melewati Kecamatan Ciruas – Kecamatan Cikeusal – Kecamatan Petir –

Kecamatan Tunjung Teja;

3) peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan yang melewati Kecamatan

Tanara – Kecamatan Carenang – Kecamatan Binuang – Kecamatan Cikande –

Kecamatan Jawilan;

4) peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan yang melewati Kecamatan

Pabuaran – Kecamatan Ciomas – Kecamatan Padarincang – Kecamatan

Cinangka;

5) peningkatan kapasitas dan kualitas ruas jalan yang melewati Kecamatan

Tanara – Kecamatan Tirtayasa – Kecamatan Pontang – Kecamatan

Kramatwatu; dan

E. Peningkatan prasarana jalan kabupaten sebagai jalan lokal penghubung antara ibukota Kecamatan dan/atau pusat kegiatan skala kecamatan , meliputi:

1) ruas jalan Jawilan – Kopo – Batas kabupaten Tangerang; 2) ruas jalan Jawilan – Pamarayan – Petir;

3) ruas jalan Cikande – Bandung;

4) ruas jalan Pamarayan – Petir – Tunjung Teja; 5) ruas jalan Tanara – Binuang – Cikande;

6) ruas jalan Kramatwatu – Waringin Kurung;

7) ruas jalan Baros – Petir.

F. Pengembangan jalan kabupaten berupa jalan lokal primer yang tersebar di

seluruh wilayah kecamatan sebagai penunjang dan pendukung kegiatan sosial dan ekonomi di setiap wilayah kecamatan.

Transportasi regional Kabupaten Serang sangat dipengaruhi oleh keberadaan Jalan Tol Jakarta – Merak. Jalur penting ini telah terbukti mampu menjadi stimulan bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan-kegiatan perekonomian di sekitarnya. Antara ruas Tangerang – Cilegon, saat ini telah terdapat empat interchange (simpang susun). Berkembangnya kegiatan industri di Serang Timur mengakibatkan dibutuhkannya pintu tol baru untuk melayani pertumbuhan industri tersebut. Saat ini telah ada penjajakan pembukaan interchange baru di daerah Serang Timur. Dalam kerangka pengembangan wilayah, realisasi pembangunan interchange baru ini akan sangat membantu. Maksud dan tujuan khusus dari usulan rencana pembangunan

interchange baru ini adalah :

 Meningkatkan aksesibilitas wilayah Serang Timur.

 Melancarkan arus keluar barang dan penumpang di Wilayah Serang Timur (ke

Jakarta, ke Cilegon, Sumatera).

 Mengurangi beban kemacetan jalur Kragilan – Cikande.

 Merangsang percepatan investasi di Serang Timur.

 Salah satu alternatif jaringan jalan adanya potensi banjir Sungai Ciujung.

 Menunjang pengembangan kawasan Serang Timur.

 Dalam konteks regional dapat mendorong pula tingkat aksesibilitas wilayah

Banten Selatan (Kabupaten Lebak).

Dalam upaya meningkatkan kinerja sistem jaringan maupun sistem pergerakan maka diperlukan manajemen lalu lintas maupun angkutan, sehingga dapat mereduksi tundaan yang pada ruas-ruas jalan yang macet, tundaan akibat antrian kendaraan umum dan sebagainya. Diharapkan juga dapat mereduksi angka kecelakaan lalu lintas di ruas jalan yang rawan kecelakaan.

Penyebaran lalu lintas (LHR dan Volume Lalu Lintas) di Kabupaten Serang terutama pada ruas jalan sistem primer dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yakni padat, sedang, rendah dan rendah sekali. Rinciannya sebagai berikut :

 Ruas jalan yang lalu lintas hariannya padat adalah ruas

Kramatwatu-Ciruas-Kragilan dan ruas Kramatwatu-Baros, dengan tingkat kepadatan lebih dari 15.000 kendaraan setiap harinya.

 Ruas jalan yang lalu lintas hariannya tergolong sedang adalah ruas jalan Pulo Ampel-Bojonegara dan ruas Kragilan-Cikande, tercatat 10.000-15.000 kendaraan setiap harinya.

 Ruas jalan yang lalu lintas hariannya tergolong rendah adalah ruas

Anyar-Cinangka, tercatat antara 5000-10.000 kendaraan per hari.

 Ruas jalan yang lalu lintas hariannya sangat rendah adalah ruas jalan Anyer-Carita

dan ruas Baros- Petir.

Terdapat ruas-ruas jalan yang bermasalah menyangkut lokasi rawan macet dan lokasi rawan kecelakaan, bercampurnya lalu lintas kendaraan berat dan ringan, kendaraan cepat dan lambat serta hambatan samping akibat aktivitas samping jalan. Permasalahan tersebut, yaitu :

 Lokasi rawan kemacetan lalu lintas, yaitu di sekitar Anyer, Pasar Kragilan, Pasar Ciruas.

 Ruas jalan yang rawan terjadi kecelakaan, yaitu ruas Jalan Kramatwatu-Cikande.

 Aktivitas perdagangan pinggir jalan yang mengganggu lalu lintas ditemui di Kota

Kecamatan Kragilan, Ciruas, Anyer, dan Bojonegara.

 Bercampurnya lalu lintas kendaraan ditemui di kota-kota seperti wilayah

Kramatwatu, Ciruas dan Cikande.

Kurangnya jalan alternatif untuk pencapaian tujuan membuat penumpukan beban lalu lintas di beberapa ruas jalan diantaranya sering terjadi di ruas jalan

Ciruas-Cikande. Rencana pembangunan interchange (simpang susun) jalan Tol Tangerang –

Gambar 3.2

Rencana Interchange Serang Timur km 52+150

3.3.4.2.2 Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Lalu Lintas

Dokumen terkait